Selasa, 24 April 2012

MAKAN TEMAN


MT adalah singkatan untuk ‘ makan teman ‘ yang biasanya terdengar di kalangan anak remaja. Dalam dunia remaja MT ini dikaitkan dengan hidup pergaulan mereka.  MT ini tentunya sesuatu yang tak disukai. Namun, rupanya MT ini terjadi tak hanya di kalangan anak remaja saja. Kenyataannya pada kehidupan orang dewasa yang sudah mapan pun berlaku juga. Bahkan, akan lebih terasa lebih sadis karena menyangkut pada hidup berkarir dan urusan berkaitan dengan banyak macamnya.

Saling mencaplok atau memakan satu sama lain terdapat dalam hukum rimba. Pemangsa  atau predator akan mencaplok mangsanya hewan yang lebih lemah. Demikian hukum alam. Rantai makanan.
Dalam rimba raya manusia, saling memakan juga tak asing. Kembali bila kita melihat manusia sebagai citra Allah yang mulia, barang tentu manusia lebih tinggi kedudukannya dibandingkan para binatang. Satu hal yang diberikan Allah kepada manusia sebagai citra Allah adalah akan dan budi yang tak diberikan-Nya kepada hewan. Diharapkan akal budi mampu membawa manusia menjadi mahluk beradab dan berbudaya sesuai yang dicitrakannya.

Namun, tidak pada keyataannya, manusia terkadang jatuh pada keserakahan dan egois serta ingin mencari pembenaran untuk dirinya. Yang sering terjadi yang satu ingin mencari keselamatan dan kemuliaan untuk dirinya dan kelompoknya dengan mengorbankan orang lain. Kesejahteraan, keselamatan, dan kenyamanan, serta kemuliaan akhirnya didapatkan oleh orang tersebut, tetapi akibatnya dirasakan oleh orang lain yang menjadi korbannya.

Dalam dunia kerja keseharian kita pun sering terjadi. Satu orang ingin mencari keselamatan dan kemuliaan di hadapan atasannya. Bila orang ini bersalah, yang akan dilakukannya adalah mencari kambing hitam yang bisa dijadikan korban. Akhirnya keselamatan dan nama baik memang dia peroleh, tetapi akibat dari mencari kambing hitam, berarti ada orang lain yang menjadi korban. Orang yang menjadi limpahan kesalahan terkena dampaknya. Dampak yang nyata kelihatan adalah kemungkinan menurunnya kinerja karena dia beranggapan sudah bekerja dengan baik saja masih disalahkan. Kalau jatuh pada orang mentalnya kurang baik akan berpendapat : lebih baik bekerja saja seenaknya daripada berlelah payah, toh masih disalahkan juga. Kalau melihat situasi ini, siapa yang rugi? Sebetulnya semua rugi. Perusahaan/ yayasan, pimpinan, teman yang suka mencari korban kambing hitam, teman yang lain, keluarga, dan pastinya orang yang bersangkutan.

Jadi dilihat dari dampaknya yang meluas itu, maka tak ada manfaatnya makan teman, bukan? Karena itulah, makanlah makanan yang bergizi supaya badan tetap sehat dan kuat daripada makan teman.

(Ch. Enung Martina)