Minggu, 03 November 2013

Menggapai Impian


Setiap orang mempunyai harapan, impian , atau gretest wish-nya.  Impian itu pasti sesuatu yang baik. Tercapai tidaknya harapan atau impian seseorang tergantung dari faktor dari dalam diri dan juga dari luar seseorang. Namun, para ahli kejiwaan melihat bahwa tercapainya impian seseorang akan banyak tergantung faktor dari dalam diri seseorang, meskipun faktor luar tetap mendukung.

Great fears (ketakutan-ketakutan besar) seseorang diyakini menjadi salah satu penghambat pencapaian impian tersebut. Setiap orang mempunyai great fears-nya masing-masing. Ketakutan itu berbeda satu sama lain. Beberapa great fears yang tercatat dari beberapa remaja, siswa salah satu  sekolah sebagai berikut: takut ditinggalkan orang tua dan orang-orang yang dicintai, takut mengalami kegagalan, takut berpisah dengan sahabat, takut prestasi menurun, takut tidak diterima, takut diejek dan dilecehkan.

Bila seseorang masih terkurung dalam great fears-nya, maka gretest wish-nya tidak akan tercapai.  Namun, tak perlu kuatir karena ternyata great fears bisa diatasi. Dalam  mengatasinya seseorang memerlukan bantuan dan dukungan orang lain: keluarga, saudara, guru, teman. Setiap orang diharapkan berkontribusi untuk untuk membantu mengatasi  ketakutan dan mendukung untuk mencapai gretest wish orang lain.



Pribadi yang mampu mengatasi ketakutannya dan menghadapi tantangan adalah orang yang bisa meraih impiannya. Dalam hidup orang tak bisa terlepas dari masalah. Namun, kita boleh memilih apakah mau menjadi pribadi yang mudah pecah (seperti telur) atau pribadi yang alot (seperti bola). Pribadi seperti telur adalah pribadi yang baru mendapatkan masalah kecil pun dia sudah menyerah dan putus asa. Berbeda dengan orang yang berkepribadian seperti bola. Ia mempunyai mental yang bisa membal dan tahan banting  ketika mendapatkan masalah. 

Bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang alot, tahan banting, dan  membal terhadap berbagai permasalahan hidup? Sebetulnya manusia diberi kemampuan diri untuk memulihkan diri dari berbagai rasa sakit tanpa melakukan cara yang aneh-aneh. Ketika seseorang mengalami peristiwa yang menyakitkan, dia bisa bertahan dengan cara yang wajar dan alami yaitu membiarkan semuanya berlalu dengan penuh kesabaran. Tubuh kita akan memulihkan diri dengan berlalunya waktu. Seorang penyair berkata tentang waktu: .................., kita mencatat usia yang diberikan waktu, waktu, sang penentu yang bijak itu, tak pernah berkhianat.


Cara lain agar bisa menjadi pribadi yang tangguh adalah dengan mengenal diri kita. Kita mengenali kelemahan dan kelebihan kita. Kita menyadari bahwa kita berharga. Kita hadir di dunia itu bukan karena kebetulan, tetapi Tuhan menciptakan kita dengan satu tujuan yang baik. Karena itu kita harus yakin akan diri kita bahwa kita adalah pribadi yang berharga dengan tidak membiarkan hal-hal (emosi/pikiran) negatif menguasai kita.

Cara yang ketiga dalah dengan menyadarinya bahwa kita pribadi yang berharga dari situ kita membentuk diri kita untuk menjadi pribadi yang mandiri dan bebas. Bebas dari pengaruh negatif dan mandiri untuk menentukan segala tindakan yang bisa dipertanggungjawabkan. Pribadi yang mandiri termasuk di dalamnya pribadi yang mempunyai daya juang tinggi dan pekerja keras serta tekun.

Mempunyai selera humor adalah salah satu cara yang jitu untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi. Orang  yang mempunyai selera humor yang tinggi terbukti mampu bertahan dalam keadaan yang berat dan menekan. Orang  yang cerdas adalah orang yang mempunyai selera humor yang tinggi. Begitu orang pernah berkata tentang hal ini.


Satu hal lagi yang tak bisa dilupakan adalah bahwa manusia itu sebetulnya mahluk yang dilahirkan dengan kecerdasan spiritual dari sono-nya. Secara tak sadar manusia itu mempunyai kerinduan akan hal yang spiritual. Namun, karena kenyataan hidup yang menuntut ini dan itu, kebutuhan ini terkadang diabaikan orang. Justru kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar seorang ciptaan (mahluk) akan penciptanya (khalik). Untuk bisa menjadi pribadi yang tahan banting, kebutuhan spiritual ini harus terpenuhi. Orang mengekspresikan diri untuk memunhi kebutuhan ini dengan berdoa, pergi ke tempat ibadat, berbuat amal bajik, dan membaca kitab, atau bacaan rohani.

Demikian beberapa hal tentang bagaimana meraih impian-impian. Mari kita menyingkirkan ketakutan-ketakutan kita dan meraih impian kita setinggi mungkin bersama dengan teman dan keluarga untuk saling mendukung.  Selamat menggapai impian!
Ch. Enung Martina


&  &  &