Jumat, 19 Agustus 2016

BEKERJA SINERGI


BERSINERGI DALAM MERAIH PRESTASI



Sinergi berasal dari bahasa Yunani synergos yang berarti bekerja bersama-sama. Sinergi adalah suatu bentuk dari sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum. Ada beberapa syarat utama penciptaan sinergi yakni kepercayaan, komunikasi yang efektif, feedback yang cepat, dan kreativitas.



Apa yang kita lihat pada gambar di atas? Beberapa orang melihat itu gambar kepala bebek. Sementara orang lain melihatnya itu adalah kepala kelinci. Kedua pihak melihat gambar yang sama, tetapi bisa menafsirkan berbeda. Jawaban keduanya benar.    Kita melihat garis-garis hitam dan putih yang sama tapi kita menafsirkannya berbeda karena kita telah dikondisikan untuk menafsirkan secara berbeda.

Bila kita menghargai perbedaan persepsi kita, karena  kita menghargai satu sama lain dan memberikan kepercayaan terhadap kemungkinan bahwa kita kedua belah pihak benar.  Bahwa ternyata hidup tidak selalu dikotomis baik / buruk, karena ada alternatif ketiga yang disebut jalan tengah. Alternatif yang kreatif memandang sesuatu dari cara yang berbeda  yang melampaui batas-batas  yang  ada.

Alterrnatif ketiga itu adalah bersinergi. Alternatif ini didasari oleh habit ke-4  dalam 7 kebiasaan yaitu berpikir menang-menang dan habit ke-5 berusaha memahami orang lain sebelum dipahami. 


Sinergi berarti menggabungkan bagian-bagian sehingga menjadi  keseluruhan  yang lebih besar daripada jumlah yang seharusnya. Secara matematis 2+2=4. Namun, dalam sinergi bisa menjadi 6, 8, 10, 25, dst. 

Sinergi adalah aktivitas tertinggi dalam kehidupan. Dia menarik paralel dengan alam yang terdapat sinergi di mana-mana. Jika Anda menanam dua tanaman berdekatan, akar bersimbiosis dan meningkatkan kualitas tanah sehingga kedua tanaman akan tumbuh lebih baik daripada jika mereka dipisahkan (Steven Covey).

Inti dari sinergi adalah menghargai dan menghormati perbedaan, membangun kekuatan, serta
mengimbangi kelemahan. Dengan bergabungnya beberapa orang akan sekian banyak perbedaan. Namun perbedaan itu bukan menjadi masalah karena setiap individu menghormati perbedaan, bahkan merayakannya. Kelemhan setiap individu akan terimabngi dengan kekuatan dari tiap-tiap pribadi yang menyatu. Maka ketika kekuatan menyatu, kelemahan bukan lagi menjadi penghalang. Yang ada hanyalah kekuatan untuk bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan  dan menghasilkan buah-buah yang berlimpah.


Hal ini terjadi pada kelas yang dipercayakan sebagai kelas asuhan saya sebagai wali kelas. Saya mendapatkan kelas yang luar biasa. Kelas ini dipercayakan kepada saya mulai dari kelas VII hingga sekarang kelas IXA. Saya mengikuti mereka sebagai walinya dengan terkadang menguras energi untuk bisa mencapai tujuan memajukan mereka baik secara individu maupun kelas secara bersama. Perbedaan latar belakang mereka membentuk karakter yang rupanya tidak mudah untuk disatukan dalam satu wadah yang harus ada kerja sama di dalamnya.

Karakter kelas ini luar biasa sukarnya untuk menyatu. Satu dengan yang lain saling mencurigai. Mulai terbentuk satu anak cocok dengan yang lain. Sementara anak lain tidak menyukai yang lainnya. Namun, dengan berbagai strategi dan trik, mulai dari yang halus hingga yang keras dicoba untuk bisa membawa mereka pada kesadaran bahwa mereka itu ditakdirkan bersama dalam satu kelas untuk saling berbagi demi mencapai tujuan menjadi manusia yang cerdas, utuh, dan melayani.

Pekerjaan yang tidak mudah memang. Wali kelas harus kreatif menciptakan cara untuk membuat kelas ini menyadari bahwa mereka saling membutuhkan. Menyadari bahwa dengan kerja sama maka tujuan akan lebih ringan untuk dicapai. Menyadari bahwa manusia itu butuh orang lain. Saya sebagai wali kelas berusaha sedikit-demi sedikit melalui berbagai pengalaman yang mereka lalui memberi penyadaran akan hal itu. 



Sesudah 2 tahun mereka bersama dalam gontok-gontokan, pertengkaran, dan kesemerawutan dalam rangka mencapai kesadaran bahwa kelas ini adalah milik bersama,
akhirnya pada tanggal 17 Agustus 2016, usaha di atas ada hasilnya. Ceritanya agak dramatis memang.

Hari itu sekolah kami mengadakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71. Sesudah upacara berlangsung, OSIS SMP/SMA menggelar aneka lomba. Perlombaan itu diikuti oleh setiap kelas SMP dan SMA. Hari itu saya tidak utuh mengikuti kegiatan ini karena saya ijin untuk menunggu anak kedua saya yang dirawat di rumah sakit. Hari itu merupakan hari yang sangat sibuk untuk saya sehingga tidak sempat membuka HP dengan media sosialnya. Rupanya kelas IXA di grup line mereka sudah ramai membicarakan kemenangan mereka. Siang itu mereka mencari saya ke setiap penjuru sekolah karena ingin mempersembahkan medali mereka yang diraih dengan kerja keras mereka. Mereka meraih juara II dalam perlombaan tersebut. 



Keesokan harinya, Kamis, 18 Agustus, saya masuk kelas mereka. Mereka menyampaikan medali tersebut. Satu anak sebagai wakil kelas berkata: “u, sesudah 2 tahun akhirnya kami berhasil. Terima kasih, Bu.“ Mereka mengucapkan terima kasih pada saya, padahal saya tidak melakukan apa – apa untuk perlombaan mereka. Rupanya mereka menyadari bahwa prestasi tersebut tercapai karena adanya sinergi di antara mereka yang selama ini saya upayakan dengan berbagai cara. Begitulah sinergi. Ketika itu terwujud, maka akan ada kemenangan bersama yang dirasakan.

 Ch. Enung Martina