Selasa, 27 Agustus 2019

JEJAK LANGKAH 13



Jericho, Kota Tertua di Bumi

Terbentuknya sebuah kota adalah bagian dari peradaban manusia di dunia. Jika hari ini mulai terbentuk kota-kota baru, maka sejatinya sejarah mencatat bahwa sejak ribuan tahun lalu telah ada sejumlah kota tua sebagai pusat-pusat peradaban pada masa itu.

Dipercaya bahwa Yerikho merupakan kota tertua di dunia, Arkeolog telah menggali puing-puing lebih dari 20 penghunian berurutan di Yerikho. Desa pertama di tempat ini ditemukan oleh arkeolog di Yerkiho yang berusia 200 tahun lebih tua daripada di daerah lainnya. Tiga pemukiman berbeda telah ada di dekat lokasi itu selama lebih dari 11.000 tahun (sekitar tahun 9000 SM), hampir pada permulaan era Holocene dalam sejarah dunia. Posisi itu sekitar rute utara dari Laut Mati. (https://id.wikipedia.org/wiki/Yerikho)

Asal nama Yerikho. Nama Yerikho dalam bahasa Ibrani, Yeriẖo, diyakini diturunkan kata bahasa Kanaan Reaẖ ("wangi-wangian"), meskipun ada teori alternatif bahwa kata itu diturunkan dari kata yang berarti "bulan" (Yareaẖ), karena kota itu merupakan pusat penyembahan mula-mula dewa-dewa bulan. Nama Yerikho dalam bahasa Arab, ʼArīḥā, berarti "wangi-wangian" dan diturunkan dari kata Kanaan yang sama Reaẖ, dengan makna yang sama dengan bahasa Ibrani.

Kota yang relatif kecil ini berada di dekat Sungai Yordan di tepi barat. Menurut beberapa sumber arkeolog telah ditemukan pemukiman tempat tinggal manusia sejak 11.000 tahun yang lalu. Berdasarkan penggalian yang dilakukan arkeolog bernama Miss Kathleen Kenyon pada tahun 1956, usia Jericho diperkirakan lebih dari 10000 tahun.  
Di beberapa titik lokasi di Jericho terdapat tulisan 'The Oldest City of The World'. Beberapa runtuhan bangunan ribuan tahun lalu, juga dapat kita lihat di kota ini. 
Secara geografis, Jericho adalah kota yang unik karena berada 244 meter di bawah permukaan laut. Hal itu membuat Jericho selain sebagai kota tertua juga menjadi kota yang terletak paling rendah di dunia. 
Untuk menuju ke sana harus melewati otoritas imigrasi Israel di Allenby Bridge. Bus yang kami tumpangi melewati jalan panjang yang dikelilingi tembok dengan pagar berduri dan dialiri listrik. Tembok itu menjadi batas antara wilayah otoritas negara Palestina dan Israel. Kota Jericho adalah kota yang masuk dalam kekuasaan otoritas Palestina, sebe­lumnya berada dalam kekuasaan Israel. Masuknya kota Jericho sebagai bagian dari otoritas Palestina berdasarkan pada perjanjian tentang Jalur Gaza dan Jericho. Perjanjian ini  telah di sepakati pada tanggal 4 Mei 1994 di Kairo, Mesir antara Pemerintahanan Israel dengan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina).


Jericho dibangun sejak 9.500 tahun sebelum masehi dengan periode yang dinamakan Pre-Pottery Neolithic A. Setelah itu masuk ke jaman Pre-Pottery Neolithic B. Kota ini mengalami perkembangan yang pesat pada era Bronze atau perunggu yakni pada tahun 4.500 SM hingga 2.000-an SM.
Kota ini pernah dikuasai oleh berbagai bangsa, diantaranya adalah bangsa Persia, bangsa Romawi, bangsa Arab, bangsa Yahudi, Otoritas Kristen, Otoritas Islam dan Inggris pada masa kolonial.
Periode selanjutnya, kota ini sempat jatuh ke tangan Persia dan Yunani yang dikenal dengan sebutan Persian and Early Hellenistic periods. Usai periode ini, barulah Jericho jatuh ke tangan kekuasaan Kaisar Romawi di bahwa Raja Herodes. Selanjutnya, kekuasaan Yahudi masuk ke wilayah ini sebelum akhirnya pada tahun 700-an, kota ini berada di bawah kekuasaan Islam. Dalam perjalanan selanjutnya, kota ini sempat juga menjadi bagian dari kekuasaan Inggris, sekitar tahun 1922.
Panorama Kota Jericho
Secara geografis kota Jericho yaitu kota yg dikelilingi bukit-bukit yang gersang. Namun,  di bagian lembah kota Jericho, terbentang tanah yang subur dan kota yang hijau, yang menandakan Jericho merupakan kawasan yang memiliki tingkat kesuburan yang baik. Dari hasil pertaniannya Yerikho telah menghasilkan pisang, jeruk, mangga dan kurma serta sayuran dalam kualitas baik.
Sebelah barat laut pusat Jericho, sisi bukit Qarantal (sudah dibahas pada Jejak Langkah 12) memainkan peran penting dalam tradisi Kristen. Ini adalah poin utama yang menarik bagi pengunjung Kristen yang tahu bukit sebagai Gunung Pencobaan, di mana Yesus Kristus berpuasa setelah dibaptis di Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis. 
Bukit Pencobaan
Beberapa objek lain yang terkenal di Jericho selain Bukit Pencobaan antara lain:  Tel e-Sultan yang merupakan daya tarik utama  Kota Jericho  berupa situs kuno Jericho. Selain itu daya tarik lainnya dari kota Yerikho, adalah Oasis Casino, sebuah lokasi tempat perjudian yang diberi izin resmi oleh otoritas Palestina. Kasino ini satu-satunya di Negara Palestina. Lokasi Oasis Casino yang berada di jalur akses menuju Laut Mati dan kota Jerusalem. Kami tidak melewati kedua tempat ini karena tujuan kami ke Jericho hanya ke Bukit pencobaan.
Tempat wisata yang banyak diminati para wisatawan adalah objek penggalian situs kuno masa neolitikum. Hasil penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Miss Kathleen Kenyon yang dilakukan pada tahun 1952-1956, telah menemukan lapisan-lapisan terawal kota yang kemudian diketahui berasal dari masa 8.000 SM. Berdasarkan penemuan ini, para arkeolog telah meyakini bahwa Yerikho ada­lah “kota tertua di dunia” mengalahkan Gaziantep, Turki (3650 SM) maupun Pavlopetri di Yunani (7000 SM). Hasil penggalian tersebut memperlihatkan, beberapa bangunan monumental yang ada membuktikan  adanya kehidupan sosial yang telah dimulai sejak dari 8.000 - 10.000 SM.
Sudut Kota Jericho
Kota kuno Jericho merupakan  salah satu kota dari kota kuno yang  masih sedikit ada dengan peninggalan yang masih bisa disaksikan. Kota kuno ini adalah wilayah dengan sejarah milenium yang dapat menawarkan lebih dari sekadar arsitektur indah dan artefak unik. Kota ini memperlihatkan tanda-tanda zaman dan peradaban sebelumnya, menampilkan perkembangan umat manusia.
sudut Kota Jericho
Tentunya para wisatawan  ingin berwisata ke kota tertua dan terendah di dunia ini, juga ingin menikmati produk pertanian dari negri ini dan juga menikmati makanan lezat yang tersaji di kafe-kafe dan restaurant.  Produk pertanian yang terkenal Antara lain buah kurma. Kurma Jericho memiliki tekstur yang berbeda dengan kurma dari tempat lain, rasanya lebih legit, tidak terlalu manis, lebih empuk dan bentuknya lebih besar, harga kurma terbaik di sini sekitar USD 12  atau ntuk berat 2 kilogram. Selain itu juga ada aneka macam kacang tanah  yang ukurannya lebih besar dari kacang tanah di Indonesia. Manisan buah ara juga termasuk yang dicari oleh wisatawan Indonesia.

Jericho dalam Kitab Suci
Bila kita menghubungkan dengan Al Kitab, beberapa nama tokoh Al Kitab muncul berkaitan dengan daerah ini yang tentunya bersamaan dengan itu juga ada peristiwa yang menyertainya. Mari kita runut beberpa di antaranya:
Yericho digambarkan dalam Alkitab (Ibrani) sebagai "Kota Pohon Palem". Banyak sumber-sumber air di dalam dan sekitar kota ini menarik orang-orang untuk menghuninya selama ribuan tahun. Dikenal dalam tradisi Yudeo-Kristen sebagai tempat terjadinya Pertempuran Yerikho yang memastikan penghunian orang Israel di tanah Kanaan ketika sampai di sana setelah keluar dari Mesir, di bawah pimpinan Yosua bin Nun, pengganti Musa.

Membaca perjanjian Baru, kita mengetahui ada cerita Orang Samaria yang baik hati. Di jalan antara Jericho dan Yerusalem, seorang Yahudi yang terluka karena dirampok, ditolong orang Samaria yang membawanya ke penginapan dan merawatnya di sana. 



Kunjungan Yesus ke Yerikho dan kota-kota tetangganya tercatatdalam Al Kitab. Yesus menyembuhkan Bartimeus, orang buta itu, ketika Ia meninggalkan kota tersebut (Mrk. 10:46). Di kota ini Yesus  berjumpa dengan Zakheus, si pemungut cukai (Luk. 19:1-11) yang bertobat. Selain itu, Yesus  menyampaikan perumpamaan tentang uang mina (Luk. 19:12-28) juga di kota ini.
Pada Perjanjian Lama kita mengetahui adanya serbuan Yosua ke kota itu. Sesudah kurang  1600 SM Yerikho hancur total, kemungkinan dihancurkan oleh para firaun (raja-penguasa) imperialis Mesir dinasti ke-18. Sesudah masa ini (Zaman Perunggu Akhir) permukiman yg ditemukan di Yerikho adalah terutama bertarikh antara kr 1400 dan 1325 SM; dari abad 13 SM, yaitu tarikhnya Israel menaklukkan daerah ini. 

Dari zaman Yosua sampai Nehemia:  Selama beberapa abad tidak ada yang tampil membangun kembali kota di atas bukit Yerikho karena takut akan kutuk Yosua (Yos 6:26). Akan tetapi,  mata air dan oase yang ada di sana sering dikunjungi, mungkin untuk mempertahankan desa kecil yang ada di sana tetap lestari. Pada zaman Hakim-hakim, daerah sekitar oase ini diduduki oleh Eglon, Raja Moab (Hak 3:13Utusan Daud tinggal di sana sesudah dipermalukan oleh Hanun, orang Amon (2 Sam 10:5; 1 Taw 19:5). 
Penggalian reruntuhan tembok lama Jericho

Dalam pemerintahan Raja Ahab (kira 874/873-853 SM) Hiel orang Betel membangun kembali Yerikho, dengan mengorbankan anaknya yang sulung dan yang bungsu. Demikianlah digenapi kutuk yg dulu diucapkan oleh Yosua (1 Raj 16:34).
1Raj 16:34
Pada zamannya itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho. Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun.
 Kota Yerikho yang dibangun pada Zaman Besi inilah Yerikho pada zaman Nabi Elia dan Elisa (2 Raj 2:4-5, 18-22). Di dataran kota inilah Zedekia, raja terakhir Yehuda, ditangkap oleh tentara Babel (2 Raj 25:5; 2 Taw 28:15; Yer 39:5; 52:8).
Hingga sekarang orang datang dan pergi malalului dan menuju Jericho dengan aneka tujuan dan alasan. Sama seperti zaman dahulu kala, Jericho adalah kota transit sebelum orang-orang menuju dan pulang dari Jerusalem. Di sni kisah Kitab Suci bercerita ada keselamatan dan harapan. Ada para tokoh yang tercatat dalam Al itab seperti: Rahab, Zakeus, Bartolomeus, orang Samaria yang baik hati, dan tokoh-tokoh lain yang tercatat atau tak tercata, mereka memeberi peran dalam degup jantung kota Jericho. Juga kini dan masa mendatang Jericho akan tetap menjad Jericho dengan keunikan dan keanggunannya sebagai kota tertua. Puji syukur pada Sang Pencipta saya boleh pernah berada di kota ini. 
(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)





Senin, 19 Agustus 2019

JEJAK LANGKAH 12


BUKIT PENCOBAAN


Di bagian Timur Kota Yerikho terbentang bukit, yang diyakini menurut kepercayaan komunitas Kristen sebagai Bukit Percobaan. Saat ini di atas bukit Nebo terdapat   Monastery of Temptation yang di bangun oleh komunitas Ortodok Yunani, di dalam biara tersebut terdapat sebuah gua yang diyakini sebagai tempat Yesus tinggal dan berpuasa selama 40 hari 40 malam.

Menurut  penelusuran beberapa sumber, antara abad ke 4-7 Masehi sudah ada biarawan yang tinggal di tempat ini, tetapi pada saat itu mereka belum membangun biara. Tetapi pada abad VII Masehi kala bangsa Persia menduduki Tanah Perjanjian banyak biarawan yang dibunuh. Pada periode Perang Salib mulailah dibangun tempat ibadah di tempat ini.

Pada tahun 340 Santo Charition membangun sebuah Kapel di depan gua tempat Yesus berpuasa dan sebuah biara di puncak bukit ini. Sampai abad ke-14 masih terdapat rahib yang menjalani hidup di gua-gua disekitar bukit tersebut. Pada saat itu para rahib-rahib tersebut mulai menyebut bukit ini : “Mons Quarantana”, yang artinya “Gunung Empat Puluh Hari”. Dari sinilah sebutan Jabal Quruntul dalam bahasa Arab tersebut diambil. Pada tahun 1874 Gereja Yunani Ortodoks membeli bukit ini dari pemerintah Turki Usmani yang menjajah Tanah Suci saat itu, dan pada tahun 1885 mereka mendirikan Biara Quruntul pada pertengahan dinding bukit ini.

Area parkir Bukit Pencobaan

Biara Quarantal mulai dibangun antara tahun 1875 dan 1905 dengan didanai oleh pihak Rusia, posisi dari biara ini berada di lereng Bukit Pencobaan dan menghadap ke kota Jericho.

Gunung Pencobaan disebutkan terletak di bukit Gurun Yudea, tempat Yesus dicobai oleh Iblis (Matius 4:8). Tetapi kita tidak pernah tahu tempat atau posisi yang tepat di mana peristiwa itu terjadi. Secara umum gunung tersebut dikenal sebagai gunung  Quarantal atau Qarantania, sebuah gunung dengan ketinggian 366 meter dan letaknya 11 km barat laut kota Yeriko di wilayah Tepi Barat.

Ladang di bawah Bukit Pencobaan

Tempat ini dikenal juga dengan sebutan Bukit Quarantal  (dalam bahasa Arab disebut dengan Jabal Quruntul) dan tempat ini diyakini sebagai tempat dahulu Yesus dicobai oleh iblis. Bukit ini merupakan rangkaian dari kawasan perbukitan di Samaria.  Kata Quarantal berasal dari bahasa latin Quarantena yang berarti 40 untuk mengenang peristiwa pencobaan Yesus selama 40 hari.

Pencobaan Yesus tercantum dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas. Menurut teks-teks tersebut, setelah dibaptis, Yesus berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam di Gurun Yudea. Pada waktu itu, Setan menemui Yesus dan mencobainya. Yesus menolak setiap pencobaan, kemudian iblis pergi meninggalkan-Nya dan Yesus kembali ke Galilea untuk memulai pelayanan-Nya.

Pencobaan-pencobaan ini berkaitan dengan hedonisme (lapar / kepuasan), egoisme (loncatan spektakuler / kekuatan) dan materialisme (kerajaan / kekayaan). Penginjil Yohanes dalam surat-suratnya menyebut pencobaan-pencobaan "di dalam dunia" sebagai "keinginan mata" (materialisme), "keinginan daging" (hedonisme) dan "kengkuhan hidup" (egoisme). Pencobaan-pencobaan itu ditujukan untuk menyesatkan dan menyelewengkan tiga ciri utama manusia; untuk berpikir, berkeinginan, dan berperasaan yang berada di dalam pikiran, jiwa dan hati sebagaimana disebutkan oleh Yesus dalam Hukum Terutama. Semua ini terkait dengan transendental atau ideal paling utama dalam tiga area minat manusia; ilmu (kebenaran), seni (keindahan) dan agama (kebaikan).

dinding Bukit Pencobaan


Injil Matius dan Lukas menggambarkan pencobaan itu dengan memberi detail percakapan Yesus dan Setan. Pencobaan Kristus tidak secara eksplisit diceritakan dalam Injil Yohanes tetapi dalam Injil ini ditulis bahwa Yesus menyebutkan si Iblis, "penguasa dunia ini" (bahasa Inggris: "the prince of this world"), tidak mempunyai kuasa atas Dia.

Kitab-kitab Injil berbicara mengenai waktu menyendiri bagi Yesus di padang gurun segera setelah baptisannya oleh Yohanes. Dibawa ke padang gurun oleh Roh, Yesus tinggal di sana empat puluh hari tanpa makan; Ia hidup di antara binatang-binatang liar. Pada akhir waktu itu Setan mencobai-Nya tiga kali, berupaya untuk menyelewengkan sikap kepatuhan-Nya terhadap Allah. Yesus menangkis serangan-serangan itu, yang membalas pencobaan Adam di Firdaus dan (bangsa) Israel di padang gurun, dan iblis meninggalkan-Nya "sampai waktu yang tepat". Pencobaan di padang gurun menunjujkkan Yesus, Mesias yang rendah hati, menang terhadap Setan dengan pengikatan kuat-Nya akan rencana keselamatan yang dikehendaki oleh Sang Bapa.

Panorama Desa dari cabelcar

Bacaan Injil tentang  Bukit Pencobaan diambil dari  Injil Lukas 4. Manusia mempunyai kodrat Ilahi tidak hanya hanyut pada hal yang ragawi saja (makan-minum). Martabat Ilahi mansia tidak bergantung pada kemuliaan luar saja.

Hidup berfokus pada Yesus. Karena ada tertulis bahwa Tuhan menjadi pedoman, sabda Allah jadi kekuatan. Kita perlu menyimpan kebenaran Sabda dalam diri kita. 

Dinding Bukit Pencobaan

Saat kami sampai di tempat itu, siang hari setelah makan siang. Suhu udara berkisar Antara 38 derajat Celsius.

Untuk dapat mengunjungi bukit ini telah tersedia Cable Car. Di sekitar Lokasi stasiun Cable Car, terdapat hotel, pertokoan, dan Jericho Temptation Restoran yang menjadi tempat perhentian bus wisata untuk naik ke Bukit Percobaan atau mengunjungi situs kuno Yerikho sebagai tempat temuan arkeologi masa neolitikum Tel el-Sultan.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)



Sabtu, 17 Agustus 2019

TAHBISAN IMAMAT KAJ 2019


TAHBISAN DI SASONO UTOMO TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Hasil gambar untuk tahbisan imamat kaj 2019

Hidup di zaman ini dengan segala tantangannya  memerlukan kecerdasan. Kecerdasan adalah menemukan ketidakwajaran dan kecekatan merekayayasanya untuk mengembangkan kualitas kehidupan. Setiap orang dalam hidup ini akan bertemu dengan ketidakwajaran. Untuk dunia dengan kecanggihan dan kematerilannya seperti sekarang, memilih menjadi seorang imam adalah sesuatu yang tidak wajar. Namun, justru di situ dunia melihat bahwa orang-orang yang cerdas dan pilihan akan memilih hal yang berbeda yang tak dipilih oleh dunia.

Lima pria lajang pada sore itu berbalut jubah putih bersih perlahan dan khidmat menuju altar untuk memberikan jawaban pada panggilan hati yang selama ini mereka jalani dalam proses penempaan diri. Sebuah jawaban yang tulus dan murni dari nurani terdalam. Tak ragu. Dengan pasti melangkah menuju pada panggilan yang terus mereka hidupi : menjadi IMAM.

Disaksikan oleh orang tua, saudara-saudari, sanak, dan keluarga, para rekan sekomunitas, juga para senior, para guru, para pembimbing rohani, dan seluruh umat beriman yang hadir. Mereka lima pria ini adalah Diakon Albertus Monang Rianto Sidabutar, Diakon Andreas Subekti, Diakon Joseph Biondi Mattovano, Diakon Ignasius Harianto, SDB, dan Diakon Marselinus Tanggu, SDB. Lima pria ini melangkah dalam keyakinan yang teruar auranya pada tiang-tiang kokoh bangunan Sasana Utama, Taman Mini Indonesia Indah.



Menjadi saksi dari kelimanya adalah kebahagiaan tersendiri. Saya bersyukur karena boleh menjadi saksi dari peristiwa mulia ini. Saya hadir untuk murid saya, yang juga anak teman saya, yaitu Diakon Joseph Biondi Mattovano. Kami para gurunya di SMP St. Ursula BSD memanggilnya Ovan.

Baru kemarin rasanya saya mengajar dia di Bina Iman St. Monika, BSD. Baru sekian waktu berselang rasanya saya , melihat Ovan sebagai teman anak  perempuan saya (Metta) dengan anak-anak seangkatan mereka. Melihat mereka kala bertumbuh dari anak-anak, remaja, hingga mereka mengambil langkah masing-masing pada jalan mereka sendiri, membuat saya terharu. Betapa waktu begitu cepat berlalu bila dikenangkan.



Kini saya duduk di deretan kursi belakang menyaksikan alur peristiwa ini berjalan dalam sebuah rangkaian ritus nan agung. Ada begitu banyak perjumpaan yang saya alami dengan  pribadi-pribadi yang dengan kehendak-Nya diijinkan untuk menjadi murid saya. Salah satunya Ovan atau Vano. Wow, sungguh sebuah keajaiban hidup bila saya renungkan.

Ritus dimulai dengan perarakan masuk mulai dari ceremonarius, Misdinar pembawa wiruk, Misdinar pembawa salib, Misdinar pembawa lilin/lentera, Frater pembawa microphone & buku upacara, para Diakon  dan orang taunya, pembawa Evangeliarium, para Asisten Uskup, Selebran lain, dan terakhir Bapak Uskup yang diiringkan oleh Frater pembawa tongkat dan mitra.

Sampai di kaki altar Uskup dan para petugas liturgyiberlutut. Uskup melepaskan tongkat lalu mendupai altar, kemudian melepas mitra. Semua membungkuk ke altar. Salib, evangelarium, mitra, dan tongkat Uskup diletakkan pada tempatnya. Semua petugas liturgy ke tempatnya masing-masing. Kemudian, Uskup berdiri di depan kursinya dan membuka perayaan.

Selama perarakan menuju altar, koor mengiringinya dengan lagu Panggilan Tuhan yang dilanjutkan dengan lagu Aku Abdi Tuhan.

Uskup menyampaikan salam. Lalu Imam Asisten I menyampaikan pengantar, sementara itu umat duduk. Selanjutnya Uskup melanjutkan denagn doa tobat.
Ritus berikutnya dilanjutkan pada Tuhan Kasihanilaan,  Kemuliaan, dan doa pembukaan.

Setelahnya dilanjutkan dengan Liturgi sabda. Bacaan pertama kali itu mengambil Kitab Yosua 3: 7-10a. 13-17, bacaan kedua Ibrani 2: 5-18, serta Injil dari Lukas 1: 39-56.

Tahbisan ini bertepatan dengan peringatan  Maria Diangkat ke Surga. Bukan hal yang kebetulan, bila tema tahbisan ini ada ketersambungan denagn retret agung saya di Ein Karem (Gereja Visitasi) dalam ziarah ke Tanah Suci pada bulan Juni lalu.

Setelah pembacaan Ijil, mulailah masuk pada Ritus Tahbisan Imam. Bapak Uskup duduk di kursi depan altar dengan mengenakan mitra. Para asisten berdiri di kanan dan kiri Uskup.

Mulailah Bapak Uskup memanggil para calon imam. Para calon imam yang dipanggil denagn nama lengkapnya menjawab: Saya hadir. Calon imam berdiri dan memberi hormat kepada Uskup. Kemudian calon imam menghampiri orang tuanya masing-masing untuk memohon restu.

Selanjutnya para orang tua mengantar para puteranya menghadap Uskup untuk menyerahkannya. Setelah penyerahan, calon imam mengantar orang tua ke tempat duduknya. Kemudian calon imam berdiri di depan Uskup.

Imam Asisten 1 memnyampaikan permohonan kepada Bapak Uskup untuk menahbiskan para calon imam untuk tugas pelayanan imamat. Bapak Uskup menanyakan kelayakan para calon imam untuk ditahbiskan.

Setelah jawaban dari Imam Asisten bahwa para calon imam ini layak untuk ditahbiskan, maka Bapak Uskup menerima calon imam.  Para calon imam memberi hormat kepada bapak Uskup dan kembali ke tempat duduknya.

Setelah itu Bapak Uskup memberikan homili.
Homili Mgr. Ignatius Suharyo diawalai dengan ucapan syukur dan ucapan profociat karena para calon imam berani untuk menuju pada kesempurnaan kasih yaitu menuju jalan imamat.

Jalan iamamat adalah salah satu jalan yang menuju kesucian. Bapak Uskup berdoa agar para calon imam bertumbuh dalam imamat dan gembira di dalam pelayanan.

Renungan Bapak Uskup dimulai dengan pertanyaan mengapa Bunda maria ingin mengunjungi Elizabeth? Padahal, Maria sendiri dalam keadaan gelisah, bahkan takut. Mengapa Bunda Maria gelisah dan takut? Karena mendengar salam dari Malaikat Gabriel: Tuhan menyertai engkau!

Maria gelisah dan takut menerima salam ini karena ketika Tuhan menyertai  artinya Tuhan yang memimpin hidupnya. Artinya Maria harus menanggalkan rencananya atau kehendaknya sendiri. Tidak bebas untuk melaksanakan apa yang menjadi kehendak pribadi. Allah yang akan memimpin.

Sama halnya dengan Musa dan Yosua. Musa mengalami ketakutan saat diminta untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir. Lantas Tuhan bertanya kepada Musa: Bukankah aku menyertai engkau?

Musa mengikuti rancangan Tuhan. Musa dikisahkan dalam Perjanjian Lama, ia memimpin umat Israel menuju Tanah Terjanji. Mengembara di padang gurun. Namun, saat akan masuk ke Tanah terjanji, justru Tuhan tidak mengijinkannya masuk.

Meski demikian, Musa tidak mogok, ngambek, patah arang, marah, atau protes. Musa ditampilkan sebagai pribadi yang mulia dan agung.

Dengan tenang ia memberikan tongkat kepemimpinannya pada Yosua untuk membawa umat Israel masuk ke Tanah Terjanji.

Mengapa Musa mempunyai pribadi yang agung dan semulia itu? Karena Musa tidak lagi melihat berbagai hal dan peristiwa hidupnya dari ukurannya sendiri. Musa melihat berbagai hal dari standard kacamata Allah. Ia memandang berbagai peristiwa bukan lagi tentang diri sendiri melainkan dari kaca mata Allah.

Usai homili, upacara dilanjutkan dengan penyelidikan calon imam. Bapak Uskup duduk di depan altar. Calon imam berdiri di depan uskup. Uskup menanyai mereka tentang kesediaan calon imam untuk melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya. Bertanya juga tentang kesediaan melaksanakan tugas seorang imam dengan cermat dan kerja sama yang setia kepada Uskup untuk menggembalakan umat Allah di bawah pimpinan Roh Kudus. Kesediaan yang berikutnya untuk merayakan misteri Yesus Kristus dalam Gereja dengan hormat dan setia sesuai tradisi Gereja demi kemuliaan Allah dan pengudusan umat-Nya. Kebersediaan yang keempat adalah mewartakan Sabda Allah dengan cara yang pantas dan bijaksana dalam memaklumkan Injil dan mengajarkan iman Katolik. Kebersediaan yang kelima adalah mempersatukan diri makin erat dengan Kristus Sang Imam Agung dan bersama Yesus menyerahkan diri kepada Allah demi keselamatan umat manusia.

Setelah penyelidikan, calon imam mengucapkan janji setia. Calon imam maju, berlutut di depan uskup, meletakkan kedua tangannya ke dalam tangan Uskup lalu menjawab pertanyaan seputar janji setia untuk menghormati dan menghormati Uskup dan para penggantinya.

Lantas Uskup berdiri melepas mitra dan mengajak uat berdoa agar Allah berkenan melimpahkan anugrah Ilahi-Nya kepada para hamba-Nya yang telah dipilih untuk menerima martabat imamat.

Maka Uskup, Imam asisten, dan Misdinar berlutut menghadap altar, sedangkan calon imam bertiarap di lantai sebagai ungkapan ketidakpantasannya. Litani para Kudus pun dikumandangkan oleh solis dandijawab oleh seluruh umat, calon imam,  dan para imam.

Setelah Litani Para Kudus, Uskup dan Asisten berdiri menghadap altar. Uskup berdoa agar Allah sudi mendengarkan dan mengabulkan doa-doa umat-Nya serta menyerahkan para calon imam ke dalam tangan Tuhan untuk ditahbiskan.

Ritus selanjutnya adalah penumpangan tangan. Ritus ini merupakan bagian inti Perayaan tahbisan Imam. Bagian ini terdiri dari dua yaitu penumpangan tangan dan doa oleh Bapak Uskup yang merupakan lambang pencurahan Roh Kudus yang akan menahbiskan para calon menjadi imam. Bagian kedua dari ritus ini adalah penumpangan tangan para imam lain yang menandai penerimaan mereka ke dalam kolegalitas para imam.  Para imam yang hadir dalam upacara tersebut satu persatu menumpangkan tangan mereka.

Selesai penumpangaan tangan, calon imam berdiri di hadapan Bapak Uskup. Bapak Uskup menanggalkan mitra dan merentangkan tangannya ke atas calon imam. Semua imam yang hadir mengulurkan tangan kanannya kea rah calon imam. Keudian Uskup mengucapkan doa tahbisan.

Tibalah kini pada acara pengenaan stola dan penyerahan kasula. Uskup duduk di depan altar dengan mengenakan mitra. Imam Baru maju dan berlutut di hadapan Uskup. Sementara itu, Asisten mengubah tataletak stola pada Imam Baru. Asisten menyerahkan kasula kepada Uskup lalu Uskup menyerahkan kasula tersebut pada Imam Baru. Para Imam Baru membawa kasula kepada orang tua yang membantu mengenakannya.

Setelah mengenakan kasula, Imam baru berdiri di hadapan Uskup. Uskup mengenakan Gramiale dan minyak krisma dibantu oleh Asisten. Imam Baru menghadap Uskup dan berlutut. Lalu membuka telapak tangan di atas Gramiele. Uskup pun mengurapi tangan Imam Baru.

Imam Baru dan Uskup mencuci tangan masing-masing. Uskup dibantu Asisten melepaskan Gramiele.

Setelah mencuci tangan, Imam Baru mendampingi orang tua maju ke hadapan Uskup, sambil membawa bahan persembahan. Bapak Uskup menerima bahan persembahan dari orang tua, lalu menyerahkannya kepada Imam Baru.  Uskup memeluk Imam baru. Imam baru didampingi orang tuanya membawa bahan persembahan dan meletakkannya di meja altar. Lalu Imam baru mengantarkan orang taunya kembali ke tempat duduknya. Sementara itu, dengan dibantu asisten, Imam Baru mempersiapkan altar. Para petugas persembahan mengambil persembahan lainnya dan dihantar ke depan altar. Di depan altar disambut Imam baru dan para Asisten.

Kini tibalah ritus memasuki Liturgi Ekaristi. Imam Baru mempersilakan Uskup memimpin Ekaristi. Para Imam Baru berdiri di atara Uskup dan para Asisten. Maka Ekaristi pun digelar sesuai urutan pada umumnya.

Pada saat pembagian Hosti, Imam baru menerimakan komuni kepada orang tuanya dan sanak-keluarga. Lalu juga membagikannya kepada umat lainnya. Sesudah menerimakan Komuni, dengan dibantu Ceremonarius, Imam baru membereskan altar. Lalu Imam Baru mempersilakan Uskup dan Asistenya untuk berdiri di belakang altar.
Ritus penutup pun mulai. Uskup mengenakan mitra. Sambil merentangkan tangannya, Uskup menyampaikan Berkat Allah. Sambil memegang tongkat kegembalaannya, Uskup mengakhiri penampaian Berkat Allah.

Uskup dan para Asisten duduk. Maka dimulailah sambutan-sambutan : dari Ketua Panitia tahbisan, wakil orang tua Imam baru, Pastor Kepala Paroko Lubang Biaya, dan sambutan dari wakil Imam Baru ( Romo Andreas Subekti).

Setelah sambutan, untuk pertama kalinya Imam baru menyampaikan Berkat Allah. Selanjutnya disampaikan perutusan bagi para iam baru.

Seluruh umat menyanyikan lagu penutup. Uskup, Asisten, Imam baru, Imam konselebran maju ke depan altar. Lalu pengambilan gambar. Maka semua petugas liturgy turun dari panti imam dan meninggalkan ruangan. Berakhirlah rangkaian acara pentahbisan imam KAJ 2019.

Kini telah lahir 5 Imam baru bagi Gereja KAJ dan Gereja semesta yaitu:
Romo Albertus Monang Rianto Sidabutar,PR
Romo Andreas Subekti, PR
Romo Joseph Biondi Mattovano, PR
Romo Ignasius Harianto, SDB,
Romo Marselinus Tanggu, SDB.

Proficiat, crescat et floreat – Terslah maju, bertumbuh dan berkembang!
(Ch. Enung Martina)





Minggu, 11 Agustus 2019

JEJAK LANGKAH 11


Qasr el Yahud




Sungai Yordan merupakan tempat yang tak luput dari perhatian para wisatawan Indonesia. Sungai Yordan menjadi bagian dari batas Israel dan Yordania. Sungai ini menjadi penting dalam kepercayaan nasrani karena dulu kala Yesus dikabarkan dibaptis di sana.

Merunut pada pranala yang saya cari dari mesin pencarian internet membawa saya pada beberapa informasi tentang sungai ini.

Tahun 2011, Israel secara resmi membuka situs Qasr el-Yahud di tepi barat Sungai Yordan. Situs ini sempat ditutup selama puluhan tahun. (INILAHCOM)

Tempat ini merupakan tempat bangsa Israel melintasi Sungai Yordan, dan Elia diangkat ke sorga dalam Perjanjian Lama  Kitab Raja-raja. Qasr el Yahud (Arab: قصر اليهود; juga Kasser/Qasser al-Yahud/Yehud dll; artinya "Istana Yahudi") adalah nama resmi tempat baptis di Lembah Sungai Yordan di Tepi Barat. Di bawah pendudukan Israel, situs dan fasilitas tersebut diurus oleh Administrasi Sipil Israel dan Kementerian Pariwisata Israel sebagai bagian dari taman nasional.

Tempat tersebut adalah bagian barat dari situs tradisional pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis (Matius 3:13-17), Al-Maghtas, sebuah nama yang dulunya dipakai untuk tempat ziarah pada kedua sisi sungai tersebut. Tempat tersebut juga secara tradisional dianggap merupakan tempat bangsa Israel melintasi Sungai Yordan, dan Elia diangkat ke sorga.

Sungai Yordan ini adalah suatu sungai di Asia Barat Daya yang berhulu di utara Israel dekat Kibbutz Sede Nehemya dan mengalir lewat Laut Galilea ke Laut Mati. Sungai itu merupakan sebagian batasan antara Israel dan Yordania. Di sebelah utara Danau Galilea adalah daerah masuk Sungai Yordan di dalam perbatasan Israel. Sungai ini membentuk batas barat dengan Dataran Tinggi Golan. Di sebelah selatan danau, sungai ini membentuk perbatasan antara Kerajaan Yordania (di sisi timur) dan Israel serta Palestina (di sisi barat).

Sungai ini menurun drastis pada aliran sepanjang 75 kilometer ke arah Danau Hula, yang terletak sedikit di atas permukaan laut. Keluar dari danau itu, sungai ini turun lagi sekitar  sepanjang 25 kilometer ke Danau Galilea. Bagian terakhir lebih landai, sehingga alirannya melambat sebelum memasuki Laut Mati, sekitar 422 meter di bawah permukaan laut, di mana tidak ada muara lagi. Dua anak sungai utama masuk dari arah timur di bagian terakhir ini adalah Sungai Yarmuk and Sungai Zarqa.

Perbatasan antara Israel dan Yordania ditandai oleh serangkaian floaters kuning seperti yang digunakan untuk menandai jalur dalam kompetisi renang.

Sungai ini memiliki makna penting dalam Yudaisme (Yahudi)  dan Kekristenan sebagai tempat bangsa Israel melintasi ke "Tanah Perjanjian", yaitu Tanah Kanaan. Juga, tempat Yesus Kristus dari Nazaret dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, menurut catatan Alkitab.


Ini adalah tempat yang menarik karena 10 tahun lalu saya mengunjungi tempat Yesus dibaptis bukan di sini, melainkan yang disebut Yardenit. Itulah wisata, meski itu rohani sekalipun orang bisa saja mengklaim ini dan itu. Namun, bagi saya tempat bukan hal terlalu penting, melainkan peristiwa dan makna di baliknya jauh lebih penting. Segera setelah tiba, kami merasakan sergapan hawa panas yang menerpa kami.

Situs ini bagus, ada banyak ruang kosong yang menghadap ke sungai, dan pengujung bisa turun ke sungai. Ada dek kayu dengan pegangan tangan ke bawah ke anjungan bawah air. Situs ini telah direnovasi dan dibersihkan, dengan banyak ruang dan naungan  untuk orang-orang Kristen dan non-Kristen yang ingin mengunjunginya. Bagi rombongan ada tempat untuk berkumpul dan berbicara, beribadah, atau melakukan pembaptisan. Baju  pembaptisan putih disediakan bagi mereka yang membutuhkan. Kami melihat satu kelompok dibaptis oleh seorang pendeta  dan kelompok lain membaptis diri mereka sendiri. Saya tidak turun hanya mencelupkan tangan dan mengambil air ke botol untuk kenang-kenangan. Airnya dingin, berlumpur, dan keruh kekuningan. 


Berbicara tentang air di sungai ini, Mr. Shadi menyarankan untuk tidak menggunakan air ini karena memang kotor. Sebuah kelompok lingkungan gabungan Palestina-Yordania-Israel, EcoPeace, telah mengklaim bahwa air di Qasr el Yahud di Lembah Yordan—tempat yang diyakini Yohanes Pembaptis membaptis Kristus ini—begitu kotor sehingga para peziarah sebenarnya tidak disarankan untu mandi di dalamnya. Namun, peringatan itu tak banyak dihiraukan para peziarah karena begitu banyak rombongan yang melakukan upacara baptis di sungai ini.

Saya tertarik dengan berbagai kelompok yang berkumpul dan tradisi atau upacara mereka yang berhubungan dengan pembaptisan atau ritual pembaptisan di Sungai Yordan. Namun, terlepas dari keramaian, kelompok saya dapat berkumpul dan masih memiliki momen kami sendiri di sana yaitu mengadakan ibadat singkat, tanpa merasa terganggu, kewalahan, atau sesak oleh orang atau kelompok lain.


Sejak saya ke Israel 10 tahun lalu pun,saya dikejutkan dengan ukuran sungai Yordan yang relatif kecil jika dibandingkan dengan Sungai di dunia yang terkenal seperti Sungai Mekong atau di daerah saya sendiri, Sungai Cisadane. Yang saya lihat lagi adalah airnya keruh juga seperti sungai daerah pertanian sehabis mengolah tanah yang ada di Indonesia.   Meskipun demikian, itu adalah pengalaman hebat dan benar-benar layak untuk dikenangkan.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)

Sabtu, 03 Agustus 2019

JEJAK LANGKAH 10


EIN KAREM DAN YOHANES PEMBAPTIS

(icon St. Yohanes –Gereja Katolik Bizantin)

Kata Ein = spring dan Karem = vineyard, Ein Karem (terjemahan bebas) =Kabun Anggur Musim Semi. Desa Ein Kerem terletak persis di perbatasan antara tepi timur Hutan Yerusalem dan tepi barat Yerusalem, dan merupakan bagian integral dari Pegunungan Yerusalem. Desa ini penuh dengan karya seni, jalur pendakian, restoran, gereja, pemandangan indah, dan peninggalan kuno. Desa ini rupanya terutama terkenal dengan  jalur pendakian (termasuk Jejak Israel (Yakub)  yang terkenal secara internasional) yang semuanya di sekitar desa Ein Karem.  Jalur ini memberikan banyak panorama nan indah dan  fenomenal kepada pejalan kaki. Desa ini merupakan wilayah  istimewa di salah satu lingkungan Yerusalem yang paling banyak dikunjungi oleh orang Israel sendiri maupun oleh para peziarah (mancanegara). Bagi  seorang pencinta alam, Ein Kerem HARUS dikunjungi!


Ein Karem terletak sekitar 7 Km dari Yerusalem. Sekelilingnya terdapat banyak pohon zaitun dan kebun anggur. Menurut tradisi kuno yang dibenarkan oleh penggalian arkeologis, di desa inilah tinggal Zakharia dan Elisabet, serta Yohanes Pembaptis, anak mereka. Meraka adalah  sanak saudara St. Maria. Di desa ini Zakharia memiliki dua rumah. Dia bawah adalah  rumah yang dulu biasa ditempati oleh keluarga Zakharia, kini berdiri Gereja St. Yohanes Pembaptis.  Sedangkan di atas merupakan  rumah yang dipakai pada musim panas, berdirilah Basilika Kunjungan Maria (Gereja Visitasi).


GEREJA ST. YOHANES PEMBAPTIS

Kami tidak mengunjungi gereja ini karena melihat waktu yang tak memungkinkan. Namun, baiklah kita mengenal sedikit perihal gereja ini dari media yang disapatkan.

Gereja ini berdiri di bagian pusat Ein Karem, di tempat dulu konon berdiri rumah keluarga Zakharia, ayah Yohanes. Karena itu gereja ini disebut Rumah Yohanes pula. Pada awal abad I, di tempat ini Kaisar Hadrianus mendirikan sebuah kuil dewi Venus untuk menghina agama Kristen. Patung Venus itu serta sisa-sisa kuilnya ditemukan pada tahun 1941-1942. Kuil Romawi itu dirubuhkan di zaman Bizantium (abad V), lalu disitulah didirikan gereja pertama. Dari zaman itu sampai kini terpeliharalah sepotong mosaik di lantai yang menggambarkan sejumlah burung (di antaranya burung merak) dan bunga. Di gereja ini terdapat sebuah kapel. Di bawah altarnya dapat disaksikan sebuah bintang dikelilingi tulisan Latin, Hic Praecursor Domini natus est (Di sini lahirlah pendahulu Tuhan) yang menunjukkan tempat kelahiran St. Yohanes Pembaptis. Peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis didahului dengan penampakan Malaikat Gabriel kepada Zakharia di Bait Suci di Yerusalem, yang diceritakan dalam Injil Lukas 1: 5-25. Kelahiran Yohanes sendiri dikisahkan dalam Injil Lukas 1 :57-66. Pada hari Yohanes disunat, Zakharia mengucapkan sebuah madah yang kini dikenal dengan nama Benedictus / Kidung Zakharia (Lukas 1 : 67-79). (https://stellatours.co.id/ein-karem/)

(Ein Karem)

Jarak Nazaret ke Ein Karim sekitar 120 Km. Kakak sepupunya Maria,  Elisabet, bersama suaminya tinggal di Karim sejak mereka menikah. Waktu itu, Maria masih kecil. Elisbet menikah sekitar usia 30 tahun, cukup terbilang terlambat menikah pada zamannya. Namun,  dia mujur, karena mendapatkan suami yang baik dan jujur pula. Namanya Zakaria.

Zakaria bekerja sebagai imam. Zakaria digambarkan sebagai seorang pria yang rajin; dia mencangkul tanah, membangun kandang, dan membuat rumah mereka sendiri. Ia seorang yang saleh dan tidak banyak bicara, tetapi banyak pria yang meminta nasehat dan wejangan sucinya. Sebagai seorang imam, Zakaria dihormati dan disegani oleh masyarakat di desanya. 


Tiga lokasi berbeda di Ein Karem menjadi terhubung dengan kehidupan Santo Yohanes Pembaptis dan berubah menjadi tempat menarik bagi peziarah: sebuah gua di dalam desa, sebuah situs di bukit di sebelah selatannya, dan air mancur utama desa. Peristiwa yang terhubung dengan situs-situs tersebut adalah pertemuan antara Maria dan sepupunya Elizabeth, rumah Zakaria dan Elizabeth, tempat kelahiran Yohanes, dan tempat persembunyian Elizabeth dan Yohanes. Tentara Salib mendirikan dua gereja utama di Ein Karem, pendahulu dari apa yang sekarang menjadi Gereja St John the Baptist dan Church of the Visitation.

Siapapakah Yohanes Pembaptis yang terkenal itu? Saya mengambil sumber dari Facebook Gereja Bizantin(https://id-id.facebook.com/347755075313389/photos/santo-yohanes-pembaptis-dalam-tradisi-bizantinsanto-yohanes-pembaptis-merupakan-/840091402746418/) dengan penyesuaian.
Santo Yohanes Pembaptis merupakan seorang kudus yang sangat dihormati dalam Gereja. Perannya sebagai pelayan yang membuka jalan bagi kedatangan Yesus Kristus membuat Gereja tradisi Bizantin menggelarinya dengan sebutan “Sang Perintis Jalan” (Yunani: "Πρόδρομος” “Prodromos”). Bagi Gereja, Santo Yohanes merupakan Nabi terakhir Perjanjian Lama yang melayani untuk menjembatani masa kedatangan Kristus.


Ia adalah tokoh yang muncul dalam keempat Injil, masa kelahirannya dicatat oleh St. Lukas sebagai peristiwa yang luar biasa, mulai dari pemberitaan akan pengandungannya oleh Malaikat Gabriel, perjumpaan ibunya dengan Perawan Maria, pemberian nama, hingga pertumbuhannya saat orang-orang mengakuinya "Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia.” (Luk 1:57-66)

Yohanes adalah sepupu dari Kristus melalui ibunya, Elisabet yang menurut tradisi merupakan putri dari Zoia, adik dari nenek Kristus (adik Santa Anna-ibu Bunda Maria). Yohanes dan Yesus satu buyut dari pihak ibu. Yohanes kemudian dipenggal oleh Herodes pada abad pertama untuk memenuhi permintaan dari anak tiri Herodes, Salome, dan istri Herodias. Karena dia membaptis Kristus, ia menjadi santo pelindung wali baptis.


Dalam tradisi Gereja, ia merupakan manusia yang tak pernah berbuat dosa dalam hidupnya dan Kristus bahkan mengatakan bahwa "yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya [Yohanes]" (Mat 11:11). Dia kadang-kadang disebut Malaikat Padang Gurun karena menjadi pembawa pesan (Yunani : “άγγελος”, “Angelos”) di padang gurun akan Kedatangan Kristus, maka karena sebutan ini, ia kadang-kadang digambarkan dengan sayap dalam Ikonografi Bizantin. St. Yohanes merupakan figur yang dikenali begitu berfokus akan misinya sebagai pembawa pesan kedatangan Kristus, dan dalam tradisi ketika ia turun ke Hades (Tempat Penantian), ia tetap memberitakan pada jiwa-jiwa di sana akan pemenuhan janji Allah akan Mesias.


Dalam situsnya Gereja Katolik Bizantin mengemukakan tentang penemuan kepala Yohanes Pembaptis:


Penemuan Pertama dan Kedua dari Kepala St. Yohanes sang Perintis Kisah penemuan kepala St. Yohanes ini merupakan kisah yang berdasar pada tradisi bahwa Yohana istri Khuza (Luk 8:3) menyembunyikan kepala St. Yohanes di Bukit Zaitun. Bertahun-tahun kemudian, seorang rahib Kristen bernama Innocentius ketika mendirikan gedung gereja di Bukit Zaitun menemukan pertama kali Kepala St. Yohanes dalam suatu wadah. Sang Rahib merasakan pancaran kekudusan dari Kepala yang ditemukan tersebut, namun karena takut akan serangan orang-orang pagan kafir karena penganiayaan terhadap jemaat Kristen maka sang rahib menyembunyikan kepala itu kembali di tempat ia menemukannya. Baru berpuluh tahun kemudian ketika Kaisar Konstantin Agung mendeklarasikan kebebasan orang Kristen, kepala tersebut ditemukan kembali oleh dua orang rahib yang berziarah ke Yerusalem yang secara ceroboh dan malas kemudian memberikannya kepada seorang tukang pot untuk dibawakan. Sang tukang pot menyadari bahwa ia menerima relik yang amat berharga dan menyimpannya dari kedua rahib ceroboh itu dan kepala itu disimpan oleh orang-orang disekitarnya dengan hati-hati.

Hingga suatu hari seorang pastor penganut ajaran sesat Arianisme bernama Eustasius mengambilnya dan menipu orang-orang lewat pemanfaatan relik yang mendatangkan kesembuhan itu. Cerita berlanjut ketika sang pastor menyembunyikan kepala tersebut namun sialnya ditemukan oleh para rahib dipimpin oleh Arkhimandrit (Kepala Biara) Marcellus yang menerima penampakan St. Yohanes untuk merebut kembali relik berharga tersebut. Kepala tersebut kemudian dipindahkan ke kota Emesa (sekarang kota Homs, Syria) dan di kemudian hari dipindahkan ke Konstantinopel. Peristiwa penemuan ini menjadi Penemuan Kedua Kepala St. Yohanes.

Tanggal 24 Februari dalam tradisi Katolik Bizantin diperingati sebagai hari ditemukannya kepala St. Yohanes Pembaptis. Sementara dalam Gereja Katolik Roma, Yohanes disimbolkan dengan seorang pertapa mengenakan pakaian dari bulu domba yang sedang berkhotbah dan bersanding dengan seekor domba.  Tanggal peringatannya adalah 24 Juni dan 29 Agustus.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)