Sabtu, 11 Juli 2020

CATATAN SEORANG GURU DI ERA NEW NORMAL

KADO DI AWAL TAHUN AJARAN BARU

Seperti yang kita alami bahwa para peserta didik yang berada di level terakhir sekolah pada tahun 2020, taka da yang melakukan wisuda atau acara perpisahan atau pelepasan layaknya dulu. Namun, beberapa sekolah tak kalah kreatif. Banyak sekolah yang mengadakan perpisahan, wisuda, dan pelepasan para peserta didik secara online.

Tanpa mengurangi esensi seremonial kegiatan wisuda, banyak sekolah  melaksanakan acara wisuda ini melalui daring  atau yang bisa disebut dengan wisuda virtual. Acara wisuda virtual menjadi acara terakhir para siswa di kelas akhir untuk bertemu teman dan guru sekolah, walaupun secara virtual, sebelum mereka membuka lembaran baru di jenjang pendidikan akademis yang lebih tinggi di masa depan.

Demikian pula di sekolah tempat saya mengajar (SMP St. Ursula BSD).  Pandemi Covid-19 ini tidak menjadi halangan kami dan anak didik kami untuk terus berkarya dalam dunia pendidikan dan teknologi. Situasi ini mengajarkan kita untuk terus maju dan bekerja keras demi meraih hasil yang terbaik.

Pelepasan virtual itu tentunya menimbulkan perasaan yang campur aduk. Walaupun memang mereka tetap akan lulus dari sekolah ataupun universitas, tapi tetap ada yang terasa kurang dari pelepasan virtual ini. Mulai dari tak merasakan kelas terakhir bersama anak-anak, hingga tak bisa melakukan perpisahan sambil meluk guru dan  teman-teman satu angkatan. Acara tangis-tangisannya sendiri di rumah masing-masing.

Tapi saya harap anak-anak  angkatan 2020 ini juga menyadari bahwa, kalian adalah angkatan yang luar biasa lho. Selalu ada untuk satu sama lain dan saling menguatkan saat berada di tengah-tengah situasi seperti ini. Saya harap, dengan banyaknya media yang menampilkan konten Class of 2020, kalian juga bisa lebih semangat.

Semua itu sudah berlalu dengan baik.  Kini mereka sudah menyiapkan diri untuk masuk ke kelas baru di jenjang sekolah yang berikutnya.

Ada hal yang mengharukan saya minggu terakhir menjelang masuk tahun pelajaran 2020-2021. Keterharuan saya adalah: pertama anak kelas XII yang dulu menjadi murid saya dari kelas VII sampai kelas IX yang akan pergi ke berbagai perguruan tinggi, tiba-tiba mengirim  pesan di  Line yang menyatakan keinginan untuk zoom meeting. Sebelumnya saya ada chat dengan beberapa anak kelas 9A tahun pelajaran 2017-2018.  Biasa seputar obrolan mau ke mana kuliah, kabar terkini, gebetan sekarang, keluarga, dan sekitar keseharian.  Akhirnya jadilah kami zoom meeting pada hari Jumat, 10 Juli 2020 pukul 19.04. kami mengobrol, bercanda, saling ledek, sampai akhirnya mereka melaporkan ke kelas bahwa akan kuliah ke mana dan di mana. Salah satu dari mereka, Regina Maureen memimpin agar teman-temannya melaporkan ke kelas urut absen. Mereka melakukannya dengan urut absen. Ada beberapa yang tak ikut meeting karena berbagai keperluan lain. Tapi 85% anggota kelas 9A hadir. Saya terharu melihat mereka tumbuh. Dulu tubuh mereka masih remaja tanggung. Sekarang sudah tumbuh jadi anak remaja akhir. Dengan tubuh mereka yang tak kecil lagi, tetapi saya masih melihatmereka sebagai  anak-anak remaja SMP yang dulu saya ajar dan saya marahi kalau mereka bandel.

Kejadian yang kedua  terjadi hari Sabtu, 11 Juli 2020. Saya menyapa kelas 9D angkatan 2019-2020 di grup Line mereka. Saya memberikan motivasi untuk hari Senin, 13 Juli, sebagai hari pertama mereka sekolah di jenjang SMA.  Lantas mereka membalas: terima kasih Buuuu! Setelah itu mereka memberikan link googledrive untuk saya buka.  Begitu saya buka ternyata isinya adalah rekaman lagu mereka untuk saya. Mereka menyanyi dan memvideokannya. Lalu digabung dan diedit. Saya terkesima melihat video itu. Mereka niat sekali melakukannya ya? Demi untuk saya?

Setelah itu dengan hati yang biru karena terharu, saya merenungkan semuanya. Perjalanan waktu yang berlalu dengan perlahan dan pasti. Namun, tiba-tiba sudah berlalu sekian tahun. Dari cinta dan perhatian  yang saya dapatkan dari mereka, saya merasa begitu bersyukur. Betapa hati saya penuh syukur karena mereka, yang Tuhan percayakan untuk bertemu dengan saya sebagai guru dan murid. Yang Tuhan berikan kepercayaan kepada saya agar saya jadi guru dan wali kelas mereka. Yang dalam proses bersama mereka tentunya tidak mulus-mulus saja. Yang dalam perjalanan bersama mereka juga hadir selain tawa juga air mata. Yang dalam pembelajaran bersama mereka juga hadir marah-marah dan teguran keras, selain kata-kata motivasi dan lemah lembut yang menenangkan.  

Betapa semua itu saya alami dan miliki sebagai sebuah kasih yang tak mungkin diambil oleh siapa pun, bahkan oleh Tuhan sekali pun. Bersama mereka kasih Sang Cinta itu nyata. Bersama mereka,  panggilan keguruan saya terpenuhi.

Saya jadi mengingat doa seorang Guru untuk murid-muridnya:

…. Aku telah menyatakan nama-Mu   kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku   dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu 3 . 17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. 17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku   telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu,  dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.   17:9 Aku berdoa untuk mereka.   Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku,   sebab mereka adalah milik-Mu 17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku,   dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia,   tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.   Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu   sama seperti Kita.   17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa   selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa,   supaya genaplah  yang tertulis dalam Kitab Suci. (Yohanes 17:7-12)

Itu adalah catatan tentang doa Sang Guru utuk murid-Nya. Dia adalah Guru dari segala guru. Sementara saya hanya seorang guru biasa saja. Namun, Engkau boleh ijinkan saya untuk bisa merasakan kemulian dan kasih dalam murid-murid yang Engkau percayakan untuk saya. Siapakah saya ini sehingga saya mendapatkan begitu banyak kebahagiaan yang bersumber daripada-Mu.  Syukur untuk semua berkat dan cinta yang Engkau berikan ewat mereka, murid-murid saya.

(Christina Enung Martina, Jelupang, Masa New Normal)