ULTAH AGA KE -16 (10 Juni 2010)
Satu tahun lagi bertambah umurmu. Setahun lalu aku membuat puisi untukmu. Untuk tahun ini aku membuat catatan saja. Mungkin ini sekedar ungkapan hati atau rasan-rasanan seorang seorang ibu yang tak merasa cukup baik untuk menjadi orang tuamu, ibumu. Ada banyak waktu dalam setahun ini yang tak bisa kita lewatkan bersama. Hanya sedikit waktu yang bisa kita nikmati bersama secara intensif karena kita punya aktivitas yang berbeda dalam waktu yang sama.
Kita menikmati kebersamaan kita dalam satu atap di rumah kita yang mungil. Kamu bermain bass atau berotak-atik di depan komputer, sementara aku mengerjakan ini itu, atau aku sekedar berbaring untuk menikmati suasana rumah.
Aku menikmati ritual membuat teh manis panas dan kamu menikmati ritual untuk meyeruputnya dengan bunyi yang khas. Ada peristiwa yang kita nikmati dalam diam kita. Ada juga saat yang kita lewati dalam letupan tawa kita. Namun, ada waktu yang kita lewati dalam sendu kita. Peristiwa suka dan bahagia kita rasakan, juga peristiwa sedih yang kita alami, kita teguhkan dengan pelukan erat. Dulu waktu kamu kecil , aku yang memluk tubuh ringkihmu. Sekarang kamu lebih tinggi dan dadamu telah bidang, giliran kamu yang memelukku.
Enam belas tehun waktu sudah berlalu dalam hidupmu. Dari anak laki-laki kecil tumbuh menjadi pemuda kuat yang sigap melindungiku kala kita menyebrang jalan. Dulu aku menuntunmu bila melewati tangga jembatan penyebrangan, sekarang kamu yang menuntunmu melalui tanngga-tangga itu.Dulu aku yang bilang: hati-hati, ga. Sekarang giliranmu yang mengatakan: hati-hati, Bu. Semuanya kita lewatkan dalam detik-detik waktu yang tetap ajeg dalam lajunya.
Ke manakah hari-hari kita bermain di lapangan, bermain petak umpet, bermain plastisin, main lego, dan aneka mainan lain. Waktu-waktu aku cemas menunggumu bermain sepeda ke tempat yang gak jauh dari rumah berganti dengan waktu-waktu menunggumu pulang sehabis les, latihan ini-itu, atau kamu nonton jajan jazz.
Aku permah merasa takut kamu tak pulang ke rumah ketika anjing kita hilang. Aku merasa seolah dunia akan berakhir hari itu.
Semua peristiwa membuat kamu tumbuh menjadi dewasa dan bertemu dengan jati dirimu. Ada luka yang tertoreh sengaja atau tidak dalam perjalananmu. Tapi seperti yang pernah aku bilang: Luka itu akan mengering dan menjadi penguat pribadimu yang akan bertambah alot dan tak lekang didera tantangan yang kamu hadapi.
Maafkan Ibu bila dalam perjalanan kita, sempat menorehkan luka. Tak sengaja itu pasti. Tapi aku tahu dengan pasti bahwa itu bukan tujuan. Itu adalah dampak yang disebabkan oleh cara yang salah ketika memebrikan pendidikan atau ajaran. Tujuan utamaku adalah membawamu siap menghadapi berbagai hal yang kadang tak terduga dalam hidup ini.
Untaian doa yang itu-itu lagi aku ulang dan aku daraskan ribuan kali hanya untuk memastikan bahwa DIA tetap melindungimu dalam setiap situasi. Aku juga hanya memastikan bahwwa malaikat pelindungmu tidak meleng dan lalai akan tugasnya melindungimu.
Aku ucapkan: SELAMAT ULANG TAHUN ke-16. Tetaplah jadi dirimu sendiri dengan berbagai kelebihan dan keunikanmu.
Salam sayang
Dari IBU