Puji Tuhan, akhirnya saya mendapatkan jawaban yang
memuaskan tentang pertanyaan yang menggelayut di pikiran saya. Pertanyaan
tersebut adalah: Mengapa saat meditasi yang lama (60 menit atau lebih) saya
mengalami badan saya menari sendiri tanpa bisa dibendung atau dikontrol. Pertama kejadian ini saya takut dan
penasaran. Mengapa ini bisa terjadi. Saya bertanya kian kemari taka ada jawaban
yang bisa memuaskan diri saya. Beberapa jawaban mengatakan bahwa ada entitas
lain di luar diri saya yang ikut bermeditasi bersama saya. Ada sementara yang
mengatakan digerakkan oleh energi di luar diri saya. Dari jawaban yang saya
dapati tak memuaskan saya karena saya tidak merasa ada energi atau entitas lain
yang membuat saya bergerak. Saya bergerak dengan sadar, sesadar-sadarnya.
Bahkan ketika saya menari yang terbayang di benak asaya adalah Raja Daud yang
menari-nari untuk memuji Tuhan atau Jalaludin Rumi yang menari berputar-putar.
Bahkan, Daud, ketika ditertawakan salah satu istrinya ( Mikhal ) ia mengatakan
bahwa ia akan melakukan gerakan yang lebih gila dan memalukan lagi bila itu
untuk kemuliaan Tuhan.
Akhirnya jawaban tentang mengapa saat meditasi orang bisa
bergerak sendiri bahkan menari, saya
dapatkan sendiri dari searching ke
berbagai website yang beraliran mulai dari Hindu, Budha, kebatinan Jawa,
kebatinan Islam, bahkan yang tak jelas alirannya pun saya sambangi. Saya
menjadi website and bloger walking.
Berkeliling menjelajah dunia maya demi mendapat jawaban yang memuaskan.
Karena saya ini tipe orang yang seperti Thomas Didimus, percaya
bila sudah mendapat bukti, maka saya agak ragu kalau orang menjelaskan secara
kelenik atau mistis. Bagi saya sesuatu bisa dijelaskan dengan akal budi dulu.
Kalau akhirnya tak bisa dijelaskan, oke lah, saya terima saat itu sambil
mencari jawaban yang lebih meyakinkan.
Jawaban yang bisa memuaskan dari
pertanyaan: Mengapa saat saya bermeditasi saya bisa menari, meliuk, melingkar, gerakan-gerakan
silat Taichi, Kungfu, gerakan tari Bali, Jawa, Sunda, tangan ukel, pantat
nunggging, muter-muter, goyang kepala, badan bergetar, kepala memutar demikian
cepat, kelojotan di lantai, guling-guling, nyembah-nyembah, dan aneka gerakan
yang membuat saya takjub dan penasaran.
O, ya perlu diketahui meditasi
saya ini meditasi tujuan kesehatan, bukan mencari ilmu atau kekebalan, apalagi
pesugihan. Meditasi itu bernama Zhen Qi Sirkulasi. Saya mengenal meditasi ini
dari suami saya tercinta, Yohanes Bob Hariyadi Martopranoto. Dia mengikuti meditasi dari
suhu bernama Frans Sunioto, teman gereja kami. Suami saya bermeditasi untuk
mengobati lututnya yang sering kaku karena peradangan. Anehnya bulan Maret 2015
dia pertama ikut meditasi ini, pada bulan Juli 2015 dia bisa mendaki Bukit
Totombok, Cisantana, Kuningan, Jawa Barat, saat kami berziarah ke sana. Dulunya
boro-boro mendaki bukit, jalan di rumah saja sakit. Nah, ini dia, saya mulai
tertarik dengan kesaktian meditasi ini. Akhirnya, belajarlah saya dengan
bimbingan suhu Bob. Begitulah saya menjalani meditasi ini hingga punya pengalaman unik yang
tak dialami suami. Awalnya dia juga heran. Ketika dijelaskan Pak Frans, bahwa
itu bisa saja terjadi, akhirnya kami mengerti. Namun, saya belum mendapat
penjelasan yang memuaskan hati. Jadilah saya bertanya kian kemari untuk mencari
jawaban yang memuaskan.
Jawaban yang memuaskan saya
antara lain:
Gerakan gerakan tubuh saat meditasi adalah hal yang wajar,
karena terjadi resonansi energi yang di dalam tubuh dengan energi yang dari
alam semesta. Kejadian ini dialami beberapa orang ketika lagi pembacaan mantra
(orang Hindu-mungkin) atau doa saat berzikir (orang Muslim).
Ada penjelasan dengan perumpamaan
yang menurut saya bisa diterima: Ada
sementara pendapat mengatakan, saat meditasi tubuh kita menari itu sebenarnya
kita sedang dalam keadaan benar-benar diam/hening. Ada sebuah ungkapan "Gerak adalah diam, diam
adalah gerak". Ketika melihat orang dalam meditasi bergerak-gerak, sebenarnya justru dia itu
sedang diam. Ketika tangannya bergerak-gerak, itu seperti ada orang lain yang
menggerak-gerakan tangannya, memutar-mutarnya, merentangkan atau melipatnya.
Sementara dia membiarkan "orang lain" tersebut menggerakan tangannya,
ia tidak menolak, tidak pula menginginkan. Justru, kalau dia menahan diri untuk
diam, itulah sebenarnya bergerak. Misalnya, Anda berkata kepada kawan Anda,
"Diamlah, saya akan menggerakan tanganmu!" tapi kawan Anda itu
mengekang tangannya, hingga beradu tenaga dengan Anda, maka Anda berkata,
"Diamlah! diamlah! jangan melawan!" padahal tangan kawan Anda itu
tidak beranjak dari tempatnya, tapi Anda merasakannya bergerak dan melawan.
Justru, kalau kawan Anda membiarkan Anda menggerakan tangannya, Anda mengerti
bahwa dia diam saja, manut, menurut, pasrah, tidak melawan.
Ada lagi penjelasan yang menarik.
Gerakan-gerakan itu merupakan gerak tubuh yang natural. Tubuh sedang mengalami
mudra secara natural. Apakah mudra itu? Mudra adalah sikap-sikap tangan di
dalam Yoga yakni usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mudra adalah gerak tangan tertentu yang mengandung makna simbolis, sebagai
perwujudan fisik dengan mempresentasikan beberapa mantra atau fomula-magis,
yang pertama muncul dalam pikiran dan dilanjutkan dengan gerak mulut. Mudra
sebetulnya merupakan salah satu wujud personalitas dari manusia untuk
berhubungan dengan Sang Pencipta. Merupakan tiga jenis ekpresi yang terdiri
dari tiga wujud personalitas dari manusia yang secara simultan dalam tiga
bentuk aktivitas, yaitu gerak badan(mudra), ucapan, dan ingatan.
Kata "mudra" berasal dari
bahasa Sanskerta yang artinya "tanda". Indikasi mulai digunakan
sikap-sikap tangan dalam upacara rupanya berasal dari suatu masa ketika para
pendeta merapalkan mantra-mantra tertentu (yakni huruf-huruf atau sukukata-sukukata
yang diyakini mampu memberi efek magis), pada saat yang bersamaan diikuti
dengan bunyi yang berhubungan dengan bahasa Sanskerta dan gerak jari-jari
tangan, itulah yang disebut mudra yang mengandung tenaga magis.
Di Bali mudra digunakan oleh para
pandita dalam rangka pemujaan dan disebut dengan istilah "patanganan"
yang mengandung makna gerak-gerak tangan. Bila kita memperhatikan peninggalan
purbakala berupa seni arca, maka kita akan menjumpai berbagai sikap mudra. Di
Candi Borobudur arca – arca dibuat dalam berbagai posisi mudra.
Wikipedia menjelaskan Borobudur dirancang
membentuk mandala besar yang melambangkan kosmologi buddhis, suatu
konsep alam semesta dalam buddhisme. Aslinya terdapat 504 arca buddha duduk
bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis
tertentu. Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan
Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut
ajaran Mahayana yang diwakili oleh masing-masing Dhyani Buddha.
Keempat pagar langkan memiliki empat mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat,
dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra
yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72
stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra: Tengah atau Pusat.
Masing-masing mudra melambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna
simbolisnya tersendiri.
Setiap mudra mempunyai fungsi dan
maknanya sendiri. Contoh mudra:
Aksobhya Dhyani Buddha :
Dengan Bhumisparsa mudra yaitu telapak tangan kiri ke atas dan diatas pangkuan, telapak tangan kanan menelungkup di atas lutut kanan, menunjukkan bumi sebagai saksi.
Ratnasambhava Dhyani Buddha :
Dengan Wara Mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka ke atas pengkuan, telapak tangan kanan terbuka diatas lutut kanan, memberikan anugerah dan berkah.
Amitabha Dhyani Buddha :
Dengan Dhyana mudra yaitu telapak tangan kanan diatas telapak tangan kiri di pangkuan bermeditasi
Amoghasidhi Dhyani Buddha :
Dengan Abhaya Mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka diatas pangkuan telapak tangan kanan diatas lutut kanan dengan jari-jari terbuka ke atas, ibu jari ke dalam, artinya jangan takut.
Vairocana Dhyani Buddha :
Dengan Witarka mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka diatas pangkuan, telapak tangan kanan diatas lutut kanan, tiga jari : tengah, manis, dan kelingking ke atas, ibu jari dan jari telunjuk membentuk lingkaran, artinya telah menguasai tiga loka (triloka)
Dengan Bhumisparsa mudra yaitu telapak tangan kiri ke atas dan diatas pangkuan, telapak tangan kanan menelungkup di atas lutut kanan, menunjukkan bumi sebagai saksi.
Ratnasambhava Dhyani Buddha :
Dengan Wara Mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka ke atas pengkuan, telapak tangan kanan terbuka diatas lutut kanan, memberikan anugerah dan berkah.
Amitabha Dhyani Buddha :
Dengan Dhyana mudra yaitu telapak tangan kanan diatas telapak tangan kiri di pangkuan bermeditasi
Amoghasidhi Dhyani Buddha :
Dengan Abhaya Mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka diatas pangkuan telapak tangan kanan diatas lutut kanan dengan jari-jari terbuka ke atas, ibu jari ke dalam, artinya jangan takut.
Vairocana Dhyani Buddha :
Dengan Witarka mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka diatas pangkuan, telapak tangan kanan diatas lutut kanan, tiga jari : tengah, manis, dan kelingking ke atas, ibu jari dan jari telunjuk membentuk lingkaran, artinya telah menguasai tiga loka (triloka)
Sebagai seorang pemula dalam meditasi setiap pengalaman
baru yang saya alami saya sering panik dan selalu bertanya “apa yang terjadi dalam diri saya?”. Ketakutan saya
sering tidak masuk akal, hanya berdasarkan pikiran atau imajinasi saya. Namun,
seiring dengan latihan rutin ada banyak hal yang tadinya tak dimengerti
akhirnya pelan-pelan dipahami. Meditasi
memang berat bagi saya. Mengapa? Karena saya merasa tidak nyaman dengan sensasi
sakit, pusing, pegal, panas, gatal, pada berbagai lokasi tubuh saya. Rupanya
memang tubuh sayalah yang tidak beres. Prana atau chi dalam diri saya mulai
memberaskan hal yang tersumbat atau tak beres. Selain itu yang paling berat
adalah saya harus masuk ke kedalaman diri. Itu yang sangat sukar.
Begitulah, akhirnya saya merasa puas karena pertanyaan saya
terjawab dengan bisa dipertanggungjawabkan secara tekstual. Paling tidak masuk
akal saya. (Ch. Enung Martina)
Baca tentang Meditasi Zhen Qi Sirkulasi;
http://ursaminorblog.blogspot.co.id/2015/06/meditasi-perjalanan-menuju-sehat.html
http://ursaminorblog.blogspot.co.id/2018/03/visual-saat-bermeditasi.html
Baca tentang Meditasi Zhen Qi Sirkulasi;
http://ursaminorblog.blogspot.co.id/2015/06/meditasi-perjalanan-menuju-sehat.html
http://ursaminorblog.blogspot.co.id/2018/03/visual-saat-bermeditasi.html
Saya juga pernah ngalamin seperti itu mba. Dan sampay saat ini saya belum dapat jawaban apa2
BalasHapusKehidupan lampau atau mudra
BalasHapusSaya pun meditasi juga muncul gerakan yg sama, bahkan saat tdk meditasipun tubuh gerak, seringnya kepala terputar. Lalu muncul spt ada suara di dada, spt bisa komunikasi dgn dalam. Sy bukan dr golongan theis maupun atheis. Sy blm menemukan sejatinya itu apa & gunanya apa.
BalasHapusSaya juga mengalami hal yang sama. Dari banyaknya jawaban yang saya temukan dari versi medis maupun nonmedis. Saya menemukan jawaban yang masuk akal dari versi medis..tepatnya dari ilmu fisiologi. Tubuh yang sedang relaksasi lalu bergetar sendiri (kadang begetar keras tak beraturan), itu salah satu proses alami tubuh menyembuhkan trauma fisik pada bagian ybs. Jadi kalau dikaitkan dengan ilmu spiritual..gerakan badan yang muncul sendiri tanpa dikendalikan adalah tubuh sedang melakukan pembersihan batin. Biasanya setelah selesai melakukan itu tubuh dan pkiran akan terasa ringan.
HapusSaya pun pernah mengalami seperti itu namun ketika ada pergerakan saat bermeditasi,maka saya biarkan saja selama pergerakan itu tak menggaggu keyamanan saya saat bermeditasi.
BalasHapusSaya juga mengalami hal yg sama setelah melakukan zhen qi meditasi dimana badan dan tangan dpt bergerak sendiri, tangan membentuk mudra ttn, dapat membantu dan menyembuhkan atau melancarkan peredaran darag serta seakanberbicara dg guru / shen di dalam hati ... hal ini membuat saya takjub dan sd saat ini sy msh belum mengerti sepenuhnya
BalasHapussaya jga merasakan hal yg sama saya dari dari agama kristen protestan sya percya bahwa YESUS adalah penyelamat saya.. stiap kali saya mersa kesepian say biasanya berdoa pada pukul 11 atau skitar 12 malam disitulah say curahkan smua isis hati sya kepada TUHAN dan selang beberapa menit kedua tangan saya berbentuk love terangkat ke ats dan apa bila sya doa smbil nangis kedua tgn sya memeluk sya dgn tangan berbentuk silang lalu menghapus air mata sya.. dan saya merasakan tgn yg memeluk sya dan menghapus air mata saya.. sangat lembut dan ringan walaupun saya merasa sngat sadr.. smpai tangan sya merasa tercengkram dan tak bisa mngendalikan kdng tgn saya trangkat ke atas dan berdiri tegak ke ats.. dalam doa ketika tgn sya terbuka lebar dgn bersrah kepada TUHAN YESUS tgn knan sya mersa sngt dingin tpi bkn dingin sperti biasa g kita rskn nmin dingin yg tk bisa sya jelaskan dan tgn bgian kiri sya meras hangat tp bkn hngat sperti biasa nya nmun sya tdk bisa jelaskan.. sya mncoba mncari jawabn nmun sya merasa belum mndapatkan jwbn yg tepat dan memuaskan
BalasHapusAkhirnya terjawab sudah apa yg jadi kegundahan saya .. terima kasih
BalasHapusBu Ursa, mohon ajari saya melakukan meditasi Bu, untuk penyembuhan. gimana cara memulainya ya?
BalasHapusSudah bicara kita ya. Terima kasih sudah membaca pengalaman saya. Tetap berlatih. Kuncinya adalah : hati yang riang, berlatih, dan yakin.
HapusSaya juga mengalami hal seperti ini kedua tangan saya bergerak sendirinya, pada saat saya mengatur nafas (pranayama).
BalasHapusSaya setiap sore melakukan meditasi dengan tidur terlentang karena kalau sambil duduk tak kuat aneh waktu meditasi tangan saya bergerak dan terangkat keatas apakah itu tak apa- apa
BalasHapusTidak apa-apa. Anda sedang mengalami gerakan natural tubuh kita. Itu juga menyatakan tubuh kita berekasi dalam pemulihan dan membentuk energi baru. Puji Tuhan. salam sehat.
HapusSya baru akhir2 ini melakukan meditasi...dan bbrp kali yg terakhir badan saya jg bergerak2 sendiri....terimakasih atas informasinya....
BalasHapus