Sabtu, 25 Agustus 2018

INSIEME IN DIVERSITY



Insieme dalam bahasa Italia artinya being together berada/hidup  bersama. Namun, bukan bersama seperti di sebuah bioskop yang tidak mengenal satu sama lain.  Bersama dalam komunitas yang saling mengenal satu sama lain, saling berinteraksi di antara mereka. Ada kesatuan (unity) di dalamnya. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, tetapi ada kesatuan dan kebersamaan di dalamnya.

Insieme in Diversity menjadi tema dalam kegiatan International Ursuline Youth Camp (IUYC) yang diselenggarakan dari tanggal 5 sampai dengan 10 Agustus 2018 di Gunung Geulis Camping Area (GGCA), Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat. Ada 340 orang peserta yang berasal dari Ursuline Indonesia (Santa Maria Jakarta, Santa Ursula Jakarta, Santa Theresia, Santo Vincentius, Santa Angela Bandung, Santa Ursula Bandung, Santa Ursula BSD, Santa Ursula Sukabumi,  Regina Pacis Solo, Santa Maria Assumpa Klaten, Cor Jesu Malang, Santa Maria Surabaya, Santo Bernardus Madiun, Santo Yusup Pacet, Santa Maria II Sidoarjo, Santa Ursula Ende, Santa Angela Atambua, Santo Theodorus Kota Mobagu, STPM St. Ursula Ende, Stelalla Maris Taiswan, Wenzao Taiwan, Hacinohe St. Ursula Jepang, St. Ursula Toowomba Australia, Zespol Szkol Ursulanskich Polandia.  Ditambah 93 service team dari SMA St Ursula BSD serta panitia yang terdiri dari guru St. Ursula BSD.

Perkemahan ini dibagi menjadi 3 kampung besar yaitu Papua Village, Bali Village, dan Lampung Village. Setiap kampung dibgi lagi menjadi area sesuai daerahnya. Misalnya di Papua ada area Jaya Wijaya, Jaya Pura, Fakfak, Asmat, dan Timika. Setiap kampung dipimpin oleh ketua kampung atau lurah. Yang menjadi lurah adalah 3 orang service team. Tiap tenda dihuni oleh peserta dari sekolah yang berbeda.

Kegiatan dalam perkemahan itu juga bervariasi dimulai dari senam pagi, doa pagi-malam, kerja bakti, seminar tentang digital, seminar lingkungan hidup, juga kegiatan motivasi untuk remaja. Selain itu juga ada masak bersama, pementasan dari berbagai kampus dan dari tiap kampung.

Setiap peserta bertemu dengan peserta lain dari sekolah yang berbeda. Mereka hidup bersama dan beraktivitas bersama. Mereka disatukan oleh lambang bersama ‘SERVIAM’ Aku Mengabdi. Mereka mulai bersosialisasi dengan cara mereka. Perbedaan bukan halangan.

Demikian pula para service team dan panitia bekerja keras untuk menyelenggarakan acara ini. Ada kesepakatan di atara kami untuk tidak menunjukkan diri sebagai individu, melainkan sebagai suatu team work yang saling melengkpi.

Pasti ada kekurangan di sana-sini. Namun, kekurangan bukan sebagai penghalang. Kekurangan menjadi tantangaan untuk saling melengkapi sebagai sebuah team.

Setiap orang yang datang ke IUYC dengan mimpi masing-masing . Insieme memberi warna seperti pelangi dengan warna yang saling terpadu. Impian tersebut akan tercapai jika sesuai dengan nasihat St. Angela : Bertindaklah, majulah, percayalah, berusahalah, yakinlah, berserulah kepada-Nya dengan segenap hati Anda. Anda tentu akan menyaksikan hal-hal yang mengagumkan bila Anda mengarahkan segalanya demi kemuliaan Allah dan kebahagiaan jiwa-jiwa.” (Prakata Nasehat: 17-18)

“Dan janganlah berhenti memelihara pohon anggur yang telah dipercayakan kepadamu. Setelah itu serahkanlah selebihnya dalam tangan Tuhan supaya Dia berbuat mukjizat-Nya pada saat terbaik menurut Dia.” (Nasehat 8: 8-9).

Angela menekankan kesatuan, kebersamaan dan keserasian bagi para puterinya, baik yang membimbing maupun yang dibimbing. Angela melihat bahwa tugas bimbingan itu merupakan suatu tugas luhur dan tidak mudah. Untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan baik diperlukan persatuan hati antara para pembimbing. Juga harus ada persatuan hati, kebersamaan dan keserasian antara pembim­bing dan mereka yang menerima bimbingannya.

“Hiduplah dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, terikat satu sama lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, saling bersabar dalam Yesus Kristus.” (Nasehat Terakhir: 1-2).

“Lihatlah betapa pentingnya persatuan dan keserasian; maka dambakanlah, carilah, peluklah, pertahankanlah hal itu sekuat tenaga; karena saya berkata kepadamu jika Anda semua hidup bersatu hati, Anda seperti benteng yang kuat, menara yang tak tergoyahkan.” (Nasehat Terakhir: 10-15) (Ch. Enung Martina)

Rabu, 01 Agustus 2018

ARTI SEBUAH PENGHARGAAN



Kita mengetahui, mendengar, mengetahui, dan juga sering memakai kata PENGHARGAAN. Kata ini merupakan kata berimbuhan yang menyatakan kata benda. ‘Penghargaan’ bermakna sesuatu yang diberikan untuk menghargai seseorang. Penghargaan itu bisa berupa kata-kata pujian juga bisa merupakan barang. Penghargaan diberikan kepada orang yang dianggap layak untuk mendapatkannya dengan kriteria tertentu. Orang yang mendapat penghargaan itu berarti dianggap  orang yang berharga di depan orang yang memberikan penghargaan tersebut.

Bagaimana seseorang bisa dianggap berharga dan layak mendapat penghargaan? Jelas, hal itu ada batasan, ada kriteria yang harus dipenuhi sehingga seseorang layak mendapatkan penghargaan. Biasanya kriteria itu umum ada di masyarakat, semisal:orang yang mempunyai karya yang baik, orang yang mempunyai jasa di lingkungannya, orang yang patut diteladani, biasanya orang tersebut bermoral baik, dan tentunya orang ini bisa menjadi inspirasi bagi orang di sekitarnya. Begitu baisanya kriteria umum yang diterapkan pada orang yang layak mendapat penghargaan.

Perlu kita sadari bahwa semua orang sebetulnya berharga. Dapat atau tidak dapat penghargaan, kita tetap berharga. Penghargaan yang diberikan pada seseorang hanya berupa hal yang sifatnya duniawi belaka. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa hal itu bisa mempengaruhi juga hal yang mentali. Namun, baiklah kita memahami bahwa terkadang penghargaan yang diberikan manusia belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Dalam keseharian kita pernah melihat penghargaan yang diberikan pada seseorang sepertinya tidak sesuai dan mengada-ada.

Melihat hal itu, kita biasanya bereaksi dengan cepat. Kita lantas mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi. Kita berpendapat bahwa penghargaan sepertinya tidak diberikan kepada orang yang tepat. Ada yang lebih tepat dan lebih layak mendapatkan penghargaan tersebut. Begitu biasanya kita bereaksi. Kita melihat dari sudut pandang dan pendapat kita. Kita menilai layak dan tidaknya menurut kriteria kita sendiri. Sementara orang lain juga mempunyai pandangan dan juga kriterianya.

Penghargaan bukanlah satu-satunya tujuan utama kita dalam hidup. Penghargaan boleh dikatakan sebagai suatu bonus yang kita peroleh dalam hidup kita. Kita bekerja untuk keluarga tidak mencari penghargaan dari anak atau pasangan kita. Kita bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab di tempat kerja juga bukan untuk mendapatkan penghargaan. Kalau kita bekerja dengan baik, itu karena memang sudah seharusnya. Kalau kita bekerja sempurna, itu karena kita memang orang yang berkualitas. Kita mempunyai kepribadian yang baik dan  moral yang baik. Karena itulah kita melakukan kewajiban kita dengan baik pula. 

Sebetulnya tanpa penghargaan kita juga sudah berharga karena kita diciptakan  oleh Sang Pencipta sesuai dengan citra-Nya. Karena kita berharga, maka kita juga menghargai diri sendiri juga orang lain. Sebagai pribadi yang berharga maka kita harus tetap bersemangat dan bergembira  dalam hidup kita karena seperti apa yang tertulis: Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang  (Amsal 17:22).

Karena itu maka marilah kita tetap menyalakan semangat kita untuk menjadi pribadi yang berharga meskipun kita tak mendapatkan penghargaan. Dan bagi orang-orang yang mendapatkan penghargaan, hendaknya tetap menjaga diri agar kita pantas menerima penghargaan itu dan tentunya mampu lebih mengembangkan diri atau minimal  tetap mempertahankan kualitas diri yang sudah ada. Selamat kepada Anda yang mendapat penghargaan. Kepada yang tidak mendapat penghargaan (seperti saya) ayo kita bekerja dan belajar agar kita selalu berharga di mata Tuhan dan di mata sesama.

Sanur BSD, Medio Awal Agustus 2018