Sabtu, 31 Desember 2011

KOTA DAUD, YANG BERNAMA BETLEHEM




Bintang Betlehem ( berada di bawah altar, diyakini di sini gua tempat Yesus dilahirkan)

            Pada mulanya adalah firman, firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. ( Yoh. 1:1-3).

            Betlehem terletak sekitar 10 km di sebelah selatan Yerusalem, dengan ketinggian sekitar 765m (2.510 kaki) di atas permukaan laut. Yang paling penting, Betlehem adalah tempat kelahiran Daud, raja kedua Israel. Kota ini pun merupakan tempat ia diurapi menjadi raja oleh Samuel (1 Samuel 16:4-13). Yang tak kalah pentingnya, Kota ini adalah tempat kelahiran dari Dia "yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala" (Mikha 5:2). Di sinilah tempat kelahiran Mesias yang dinantikan. 
Saat ini, setelah ada ketegangan antara Israel dan Palestina, Betlehem termasuk wilayah Palestina. Ketika saya dan rombongan menuju tempat ini, kami harus melalui palang-palang perbatasan dengan penjagaan yang sangat ketat. Philip, local guide kami tidak bisa ikut bersama rombongan karena ia seorang Yahudi. Yahudi dilarang masuk ke Palestina, kecuali ada kepentingan yang mendesak tentunya. Untungnya sopir bis kami Cholid, yang kami juluki Mr. No. One, (Julukan karena kepiawaiannya membawa bis), bukan orang Yahudi. Ia seorang bersuku Arab, dan seorang Muslim, tetapi kami tak pernah melihat ia solat selama bersama dengan kami. Selain itu Cholid juga penduduk Palestina, jadi ia bisa bebas memasuki wilayahnya. O,ya banyak warga Palestina yang mencari mata pencaharian di wilayah Israel, entah sebagai sopir, karyawan, atau pemandu wisata.
Beberapa rombongan terpaksa harus ganti bis karena sopir mereka Yahudi. Mereka berganti bis Palestina dengan sopir juga warga Palestina. Ada perbedaan antara bis kedua negara tersebut, yaitu bis Israel lebih bagus dibandingkan Palestina. Selain itu, keadaan dan fasilitas kedua negara tersebut jelas jauh berbeda. Israel kesannya lebih bagus, teratur, dan lengkap.

Karena itu,  kami bisa terus dengan bisa kami bersama sopir kami yang jagoan itu, Cholid alias Mr.No. One. Sesampainya di tempat parkir bis, local guide dari Betlehem pun datang. Ia seorang Arab, bahasa Inggrisnya sangat cepat. Terkadang saat menjelaskan, kami sampai terseok-seok dibuatnya. Untungnya saya pernah membaca tentang sejarah kekristenan sehingga kata-kata yang hilang karena cepatnya berbicara bisa tersambung lagi dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Topik yang ia jelaskan seputar sejarah bagaimana gereja didirikan dan berkaitan dengan materi Perang Salib dan zaman Bizantium.
Ini beberapa yang saya tangkap dari local guide di Betlehem. Tahun 325 M, Ratu Helena, ibunda  Constantine,  kaisar  Roma     yang beragama Kristen berkunjung ke Tanah Suci. Di sana beliau mendirikan gereja Kristen pertama.
Tahun 529 M orang Samaria dari Nublus memberontak melawan pemerintahan Kristen. Gereja tempat kelahiran Yesus di Betlehem rusak parah karena kejadian itu. Namun semuanya itu segera dibangun kembali berdasarkan perintah Kaisar Yustinianus.
Pada tahun 614 M terjadi invasi Persia ke Palestina.  Mereka menghancurkan gereja-geraja dan biara. Namun,  Gereja tempat kelahiran Yesus selamat dari penghancuran. Kisah yang diceritakan dalam sumber-sumber yang belakangan mengatakan bahwa mereka membatalkan rencana menghancurkan Gereja Kelahiran ketika mereka melihat gambar orang majus yang dilukiskan mengenakan pakaian Persia dalam salah satu mosaik di Gereja itu.
Pada masa Ksatria Perang Salib ( 1099 M) Gereja Kelahiran  diperbaiki dan diperbaharui. Pada masa ini Betlehem makmur di bawah pemerintahan mereka.
Pada 1187, Saladin merebut Betlehem dari tangan Tentara Salib, dan para rohaniwan Latin dipaksa pergi. Saladin menyetujui kembalinya dua imam dan dua diaken Latin pada 1192. Namun kota itu menderita karena hilangnya bisnis dari para peziarah. Betlehem untuk sementara waktu kembali ke tangan Tentara Salib melalui perjanjian antara 1229 dan 1244. Pada 1250, dengan berkuasanya Rukn al-Din Baibars, toleransi terhadap kekristenan menurun, para pendeta meninggalkan kota, dan pada 1263 tembok-tembok kota dihancurkan. Para agamawan Latin kembali ke kota itu selama abad berikutnya, membentuk biara yang berdampingan dengan Basilika, dan pada 1347 Ordo Fransiskan mendapatkan hak milik atas Gua Kelahiran serta hak untuk menyelenggarakan dan memelihara Basilika itu. ( http://id.wikipedia.org/ )
Pada 21 Desember 1995, Betlehem menjadi salah satu wilayah di bawah kekuasaan penuh oleh Otoritas Palestina. Ia menjadi ibukota distrik Betlehem. 
            Ada beberapa kutipan ayat yang berkaitan dengan Betlehem dalam kitab Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru. Mari kita simak kitipan di bawah ini.
Demikian Rachel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem (Kej. 35:19). Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem -Yehuda beserta istrinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Nama orang itu ialah Elimelekh, nama istrinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem –Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana (Rut 1:1-2). Dan berjalanlah keduanya (RUT dan Naomi) sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu…(Rut 1:19) Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab.dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai (Rut 1:22). Lalu datanglah Boas dari Betlehem…(Rut 2:4). … Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyur di Betlehem (Rut 4:11). “…Aku (Allah) mengutus engkau (Samuel) kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” (I Sam.16:2)  
Demikian Yusuf pergi dari kota Nazareth di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem…(Luk .2: 4).
Kota ini disebut kota Daud ternyata didasarkan pada kisah Perjanjian Lama, Kitab Kejadian dan Rut tentang asal-usul Daud. Daud adalah anak Isai, Isai adalah anak Obed, Obed adalah anak Boas dengan Rut. Kisah keluarga itu berlatar tempat di Betlehem.  Dari Raja Daud sampai Yesus  menurut Matius ( Mat.1: 17 )  ada 28 keturunan. Dengan demikian, bisa dipahami alasan mengapa Betlehem disebut Kota Daud dan jelas juga mengapa Yusuf harus membawa istrinya, Maria yang sedang hamil tua, pergi mendaftarkan diri ke Betlehem. Dengan begitu kita  juga mengetahui bahwa Yesus sering disebut sebagai Putra Daud seperti yang diucapkan oleh Bartimeus anak Timeus seorang pengemis buta di kota Yeriko dalam Injil Markus 10: 47-49.

Di Betlehem ada tiga komplek gedung gereja. Kami mengadakan misa pagi di salah satu gereja yang menurut Romo Roby dahulunya merupakan tempat berkumpulnya para tentara pada zaman Perang Salib. Pada zaman Persia menginvasi Tanah Suci, gereja tempat kami misa ini sudah diduduki kaum Muslim. Mereka akan merusak dan mengubah gereja itu sesuai kebutuhan mereka. Namun, niatnya itu diurungkan karena gedung tersebut sangat istimewa, yaitu tidak memerlukan alat penngeras suara bila sedang ada pertemuan.
Pada Misa pagi itu, Romo Roby berbicara tentang silsilah Yesus yang diambil dari bacaan Injil Matius 1: 1-17. Beliau berbicara tentang peran kaum perempuan untuk datangnya jalan keselamatan.  Salah satu perempuan yang memegang peranan untuk perjalanan gereja dan juga keselamatn itu adalah Maria, ibunda Yesus. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa dalam silsilah itu ada juga beberapa perempuan yang agak miring ceritanya, salah satunya Betsyeba, istri Uria yang akhirnya menjadi istri Raja Daud, yang melahirkan Salomo. Beberapa cerita intrik yang terjadi dalam silsilah Yesus itu hanya mau mengatakan kepada kita bahwa Yesus itu nyata-nyata sebagai manusia biasa. Namun, kemiringan atau kesalahan itu bukan sesuatu yang memalukan atau harus ditutupi. Itu semua manusiawi sekali.
Tanpa perjalanan yang panjang dengan segala lekuk dan likunya, sabda tak akan pernah menjadi daging. Pada mulanya adalah firman, firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. ( Yoh. 1:1-3). Tanpa kemiringan yang manusiawi itu kata-kata dalam Injil di atas tidak berbunyi demikian mungkin.

JELUPANG, NATAL 2011



***