Kamis, 26 September 2019

ARTIKEL AKHIR TAHUN


HIKMAT PERLAHAN TERKIKIS MENJADI SUAM-SUAM KUKU




“Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.” (Amsal 8 : 12).

INI adalah kasus yang sulit—dua wanita memperebutkan seorang bayi. Keduanya tinggal serumah, dan keduanya melahirkan seorang putra, hanya selisih beberapa hari. Salah satu bayi meninggal, dan sekarang, masing-masing mengaku sebagai ibu dari bayi yang masih hidup. Tidak ada saksi lain dalam peristiwa itu. Tampaknya, kasus tersebut sudah diperiksa di pengadilan yang lebih rendah tetapi tidak terselesaikan. Akhirnya, perbantahan tersebut dibawa ke hadapan Salomo, raja Israel. Sanggupkah ia menyingkapkan kebenaran?



Setelah beberapa waktu mendengarkan perbantahan mereka, Salomo meminta sebuah pedang. Kemudian, dengan raut muka bersungguh-sungguh, ia memerintahkan agar anak itu dibelah, dan masing-masing wanita mendapat setengah bagian. Seketika itu juga, ibu yang asli memohon kepada sang raja untuk memberikan bayi itu—anaknya yang tersayang—kepada wanita lainnya. Tetapi, wanita lainnya itu tetap berkeras agar anak tersebut dibelah. Kini, Salomo tahu yang sebenarnya. Ia mempunyai pengetahuan tentang keibaan hati yang lembut seorang ibu terhadap anak kandungnya, dan ia menggunakan pengetahuan tersebut untuk membereskan perbantahan itu. Bayangkan betapa leganya sang ibu ketika Salomo menyerahkan sang bayi kepadanya dan berkata, ”Dialah ibunya.”—1 Raja 3:16-27.

Hikmat yang luar biasa, bukan? Sewaktu orang-orang mendengar  bagaimana Salomo menyelesaikan kasus tersebut, mereka sangat kagum, ”sebab mereka melihat bahwa hikmat Allah ada dalam dirinya”. Ya, hikmat Salomo adalah pemberian Allah. Bapa telah memberinya ”hati yang bijaksana dan berpengertian”. (1 Raja 3:12, 28

Namun, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga dapat menerima hikmat ilahi? Ya, karena di bawah ilham, Salomo menulis, ”Allah sendiri memberikan hikmat.” (Amsal 2:6) Allah berjanji untuk memberikan hikmat—kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, pengertian, dan pemahaman dengan baik—kepada mereka yang berupaya mencarinya dengan tulus.

Allah bersedia membagikan hikmat-Nya kepada kita tidak soal latar belakang dan pendidikan kita. (1 Korintus 1:26-29) Namun, kita harus mengambil inisiatif, karena Alkitab mendesak kita untuk ’mendapatkan hikmat’. (Amsal 4:7)



Cara mendapatkan hikmat: Pertama-tama, kita perlu takut akan Allah. ”Takut akan Allah  adalah permulaan hikmat [”langkah pertama menuju hikmat” Takut akan Allah berarti, bukan meringkuk di hadapan-Nya karena perasaan ngeri, melainkan membungkuk di hadapan-Nya karena perasaan hormat, respek, dan percaya. Rasa takut demikian adalah takut yang sehat dan sangat memotivasi. Rasa takut tersebut menggerakkan kita untuk menyelaraskan kehidupan kita dengan pengetahuan tentang kehendak dan jalan-jalan Allah. Tidak ada lagi haluan yang lebih berhikmat yang dapat kita tempuh karena standar-standar Allah selalu menghasilkan manfaat terbaik bagi mereka yang mematuhinya.


Kedua, kita harus rendah hati dan bersahaja. Hikmat ilahi tidak akan ada tanpa kerendahan hati dan kesahajaan. (Amsal 11:2) Apabila kita rendah hati dan bersahaja, kita mau  mengakui bahwa kita tidak tahu segala-galanya, bahwa pendapat kita tidak selalu benar, dan bahwa kita perlu mengetahui pikiran Yehuwa berkenaan dengan berbagai hal. Allah ”menentang orang yang angkuh”, tetapi Ia senang memberikan hikmat kepada mereka yang rendah hati.—Yakobus 4:6.

Hal ketiga yang sangat penting adalah mempelajari Firman Allah yang tertulis. Hikmat Allah disingkapkan dalam Firman-Nya. Untuk mendapatkan hikmat tersebut, kita harus mengerahkan upaya untuk menggalinya. (Amsal 2:1-5)

Abuna Hendra

Tuntutan keempat adalah doa. Jika kita dengan tulus meminta hikmat kepada Allah, Ia akan memberikannya dengan murah hati. (Yakobus 1:5) Doa-doa kita untuk meminta bantuan roh-Nya tidak akan dibiarkan tak terjawab. Dan, roh-Nya memungkinkan kita menemukan harta dalam Firman-Nya yang dapat membantu kita memecahkan berbagai masalah, menghindari bahaya, dan membuat keputusan yang bijaksana.—Lukas 11:13.

Begitulah memperoleh hikmat. Apakah mudah? Wah, tentu tidak Ferguso! Tantangannya seabreg. Apalagi hidup di zaman sekarang. Berbicara tentang hikmat, yang juga dikenal sebagai kebijaksanaan, begitu penting dalam kehidupan manusia. Tanpa hikmat dalam kehidupan, seseorang bisa salah jalan. Tidak mengherankan, apabila setiap manusia selalu ingin memiliki hikmat dan kebijaksanaan dalam kehidupannya. Bahkan, tidak jarang mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan hikmat dan kebijaksanaan itu.

Banyak yang berpikir bahwa hikmat dan kebijaksanaan itu dapat mereka beli dan miliki dengan jalan belajar sampai tingkat tertinggi dan di tempat yang hebat, sehingga mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, dan berusaha mendapatkan nilai akademis tertinggi.


Memang, tidak salah seseorang belajar sampai setinggi-tingginya. Namun, yang harus kita pahami adalah kemampuan akademis, atau kemampuan intelektual, tidaklah identik dengan hikmat. Pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang memiliki hikmat. Lihat saja kasus-kasus yang ada di negeri ini, orang-orang yang dianggap berhasil dalam meraih pendidikannya banyak juga yang gagal ketika diberi kepercayaan untuk memimpin sekelompok masyarakat.

Ada yang berpikir bahwa hikmat dan kebijaksanaan seseorang dinilai dari usia seseorang, dari kedudukannya dalam masyarakat, dari kedudukannya di sebuah kantor/lembaga, atau dari kedudukannya sebagai pimpinan agama, atau dari banyaknya gelar akademis yang disandangnya. Namun, ternyata tidak demikian. Semua hal itu tidak menjamin seseorang berhikmat.



Bahkan, kita tahu dan belajar dari Raja Salomo yang digambarkan di atas tentang bagaimana dia berhikmat. Ternyata kalau hikmat yang dimilikinya pada akhirnya akan terkikis kalau tidak dipelihara, dirawat, dan diperdalam. Kita mengetahui bahwa di antara orang-orang yang pada awalnya berjalan dengan Tuhan dengan segenap hati namun kemudian menyimpang dari-Nya, dengan mengizinkan dosa masuk ke dalam hatinya, mungkin tidak ada contoh yang berbunyi lebih nyaring daripada Salomo. Tiga kitab dalam Alkitab Perjanjian Lama ditulis olehnya, dan ini saja mungkin sudah cukup menunjukkan betapa berapi-apinya orang ini bagi Tuhan pada awalnya.

Hikmat yang Allah karuniakan kepada Salomo benar-benar luar biasa. Sebagaimana kita baca dalam 1 Raja-raja 4:29-30, 34: “Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir…….Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu.” Dan, sebagaimana I Raja-raja 3:3 katakan kepada kita: “Dan Salomo menunjukkan kasihnya kepada TUHAN dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya”.



Namun, apa lacur? Ternyata si babang tamvan Salomo ini begitu mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het.Salomo  mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.

Ada satu hal yang menarik: Salomo tidak sepenuhnya berpaling dari Tuhan. Sebaliknya, ia “tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan”. Dengan kata lain, ia tidak dingin, juga tidak panas. Ia suam-suam kuku. Ia lebih memilih untuk mengikuti daging dan keinginan-keinginannya daripada mengikuti Tuhan dan perintah-perintah-Nya. Reaksi Tuhan terhadap perubahan hati Salomo ini diberikan dalam 1 Raja-raja 11: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya”.



Contoh kehidupan Salomo ini memperlihatkan apa yang dapat terjadi pada seorang abdi Allah jikalau ia mengizinkan dunia ini hidup di dalam hatinya: ia akan segera menyembah apa yang disembah oleh dunia. Kemuliaan, kehormatan, nama baik, dan kekuasaan, serta harta kekayaan, juga kenikmatan. Apa yang disembah oleh dunia banyak membawa seorang pemimpin besar berpaling dari visi misi awal yang diperjuangkannya.

Kasus Salomo bukan satu-satunya kasus di mana seseorang yang tadinya begitu berapi-api bagi Tuhan, berubah menjadi suam-suam kuku. Orang yang mempunyai tujuan awal mulia, lama-lama terbelokkan untuk hal yang bukan lagi yang diperjuangkannya.  Banyak orang telah jatuh dan mereka jatuh ke dalam perangkap yang sama. Itulah mengapa 11 Korintus 13:5 menasihati kita “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman”



Cinta akan dunia ini menggantikan cinta kepada Bapa dan fakta bahwa kita pada hari ini berada dalam iman tidak menjamin kita akan tetap berada dalam iman pada  besok hari. “Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.” (II Yohanes 8). Dalam doa kita meminta pertolongan Roh-Nya yang Maha Kudus untuk tetap menjaga iman kita. Karena iman adalah rahmat yang besar dalam hidup kita. Ketika iman kita lakukan dalam perbuatan kasih maka makin sempurnalah ia. Dengan kasih dan iman maka kita selalu mempunyai harapan dalam hidup kita.   (Ch. Enung Martina)






Minggu, 22 September 2019

JEJAK LANGKAH 16

Kana yang di Galilea



Sebuah tempat yang bersejarah dari ribuan tahun yang lalu akan menjadi bahan rebutan utuk menentukan tepatnya di mana lokasi tersebut berada. Hal ini tentunya bersangkutan dengan pengklaiman tersebut menjadi sebuah situs bersejarah. Situs itulah nantinya akan membawa banyak dampak secara historis, sosial, ekonomi, bahkan spiritual.

Demikian pula dengan beberapa tempat di Israel. Salah satunya adalah Kana yang merupakan lokasi tempat Yesus membuat mujijat pertama mengubah air menjadi anggur dalam sebuah pesta perkawinan di kota tersebut.

Ada 2 lokasi lagi di wilayah Galilea dan satu lokasi di Lebanon Selatan yang juga dipandang mungkin sebagai lokasi yang disebut Kana dalam kisah mukjizat pertama tersebut. Kedua lokasi di wilayah Galilea tersebut antara lain Kana-el-Jalil atau Khirbet Qana (lokasi ini tidak terlalu jauh dari Kafr Kanna) dan satu lagi Ain Kana (yang lokasinya lebih dekat ke Nazareth). Sementara di Lebanon bagian selatan ada desa yang bernama desa Qana. Kemungkinan-kemungkinan lokasi yang disebut Kana itu terjadi karena perubahan geopolitik yang terjadi berabad-abad di wilayah utara Israel tersebut.



Namun demikian, lepas dari studi arkeologi yang masih berlanjut di beberapa lokasi tersebut, memang Kafr Kanna yang memiliki klaim paling kuat sebagai lokasi tradisional tempat peristiwa mukjizat pertama itu terjadi. Menurut Catholic Encyclopedia tahun 1913, sebuah tradisi yang berasal dari abad ke-8 menempatkan kota Kana dengan lokasi kota Arab modern Kafr Kanna, sekitar 7 km sebelah timur laut kota Nazaret, Israel, sebagai kota yang dimaksud.

Di kalangan orang Kristen dan pakar Alkitab khususnya bagian Perjanjian Baru, kota Kana ini terkenal karena peristiwa mujizat Yesus Kristus yang pertama. Meskipun tidak dicatat di ketiga Injil yang lain, dalam Injil Yohanes, mujizat ini penting karena merupakan yang pertama dari tujuh tanda bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Sebagai alegori, hikmat dari kisah ini adalah pengharapan dan kabar sukacita seperti yang dikatakan oleh pemimpin pesta perkawinan kepada pengantin laki-laki: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang".(Yohanes 2:10).


Kafr Kanna, kota kecil ini menjadi menarik. Kota Kana terletak di Provinsi Galilea. Selama berabad-abad kota ini hidupnya sudah bagaikan mukjizat karena mukjizat yang konon dan secara tradisi dipercaya terjadi ketika Tuhan Yesus untuk pertama kalinya membuat mukjizat atas permintaan ibuNya. Mukjizat itu memang dikenal sebagai “mukjizat pertama” ketika Yesus mengubah air menjadi anggur dalam suatu pesta pernikahan di Kana, Galilea (Yohanes 2:1-11).

Kafr Kanna adalah kota Arab Israel yang terletak di bagian utara wilayah Israel dekat dengan Lebanon bagian selatan. Wilayah ini sebenarnya masih termasuk dalam wilayah Galilea karena memang tidak jauh juga dari Danau Tiberias (yang disebut juga Laut Galilea). Kotanya tidak terlalu besar. Lebih dari 80% penduduk menganut agama Islam dan sisanya adalah penganut Kristen. Disebut kota Arab karena memang didominasi oleh keturunan Arab baik yang menganut Islam maupun Kristen.

Lokasi rumah tempat Yesus membuat mujijat, kini dibangun gereja sebagai tempat untuk memperingati peristiwa mulia tersebut. Gereja Kana di Galilea ini  sebagai tempat peringatan mukjizat Yesus yang pertama kali. Sebenarnya Kota Kana ini menjadi saksi dua mukjizat di Galilea – pertama, perubahan air menjadi anggur dan penyembuhan jarak jauh seorang anak seorang pejabat 32 km jauh dari Kapernaum (Yohanes 4: 46-54).  



Lokasi Gereja Kana ini juga merupakan situs arkeologis yang luar biasa nilai sejarahnya karena berdasarkan penggalian di lokasi tersebut, terdapat beberapa lapis situs bangunan dari masa yang berbeda selain kapel Fransiskan (tahun 1880), reruntuhan bangunan dari abad ke-14, makam dari masa Byzantine (abad ke-5 hingga ke-6, reruntuhan sinagoga Yahudi dari abad ke-4 hingga ke-5, serta lapisan bekas kediaman/rumah pribadi dari abad pertama hingga ke-4 masehi. 

Temuan arkeologis dari lapis-lapis waktu yang berbeda inilah yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi sangat penting yang dapat ditelusuri keberadaannya hingga abad pertama. Itulah sebabnya, maka lokasi ini hingga sekarang memegang klaim paling kuat sebagai lokasi tradisional tempat peristiwa mukjizat air diubah menjadi anggur.


Di Kana, terdapat dua gereja yang masing-masing digunakan untuk beribadah bagi penganut Katolik dan Ortodoks. Semua sering dipakai untuk menggelar acara sakramen bagi pasangan yang ingin menikah. 


Gereja yang dipakai oleh umat Katolik merupakan milik biarawan OFM. Didirikan diatas bekas reruntuhan gereja kuno peninggalan abad IV masehi. Di lokasi inilah pernah ditemukan mozaik dari abad tersebut. Di lokasi itu para arkeolog telah menemukan sejumlah petunjuk penting.


Penggalian situs tersebut mengungkap adanya jaringan terowongan yang digunakan untuk ibadah kekristenan, ditandai dengan salib dan petunjuk-petunjuk pada “Kyrie Iesou”, sebuah frasa Yunani yang berarti “Tuhan Yesus”.

Di gereja yang dipakai secara resmi mulai tahun 1906 ini juga terdapat tempayan yang mirip sekali dengan tempayan dari zaman Yesus. Sedangkan dindingnya diberi hiasan lukisan yang menggambarkan Yesus sedang hadir dalam sebuah acara pernikahan di kota Kana.


Suasana di dalam Gereja Kana itu terasa megah. Dindingnya didominasi warna putih terang, penuh bunga dan hiasan. Di samping kiri sotoh gereja terdapat semacam guci atau tempayan khusus untuk penyimpanan anggur sesuai kebiasaan dan tradisi Bangsa Yahudi.

Sejak dulu, daerah Kana memang sangat terkenal dengan hasil gilingan anggur dan produksi anggurnya yang terasa khas dan manis. Anggur Kana ini di ekspor ke seluruh dunia. Sehingga tak heran banyak juga toko-toko yang menjual anggur di kota ini.

Di depan dan sekitar Gereja Kana, terdapat toko souvenir yang menjual barang-barang rohani termasuk secara khusus menjual anggur Kana, anggur perkawinan kudus. Setiap orang yang masuk disuguhi segelas anggur untuk promosi. Selanjutnya pengunjung bisa membeli berbagai macam ukuran anggur Kana dalam kemasan botol untuk kenang-kenangan.

Bila kita berbicara tentang peristiwa mujujat di Kana yang ditulis Yohanes banyak hikmat yang bisa kita dapatkan di sini.

Yohanes menceritakan perkawinan di Kana supaya kita boleh percaya dan melihat kemuliaan Yesus. Bagaimana kita bisa percaya? Yohanes menyatakan kepada siapakah Yesus Kristus itu dengan memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada kita; dan oleh kemuliaan-Nya itu kita boleh percaya kepada-Nya. Kita akan kagum, terdorong untuk menyembah Yesus. Seluruh Injil Yohanes ingin memperlihatkan siapakah Yesus Kristus itu. Bagi kita yang sudah percaya, kita boleh semakin mengenal Dia, semakin bertumbuh, semakin menyadari betapa mulia-Nya Dia, betapa penuh kebenaran dan kasih karunia Yesus Kristus itu. Sehingga hidup kita makin diubahkan, menjadi semakin serupa dengan Kristus.


Dalam peristiwa perkawinan di Kana ini Maria, Ibu Yesus, menyampaikan bahwa tuan rumah (penyelenggara pesta) kehabisan anggur. Maria mengharapkan Yesus bisa melakukan sesuatu. Aad sebuah tulisan yang menyatakan bahwa pesta pernikahan dirayakan besar-besaran dan itu bisa satu minggu, sehingga kalau kehabisan anggur, itu adalah bencana. Bukan hanya sesuatu yang memalukan. Penyelenggara pesta bisa dituntut ke pengadilan. Kehabisan anggur menjadi masalah besar, dan orang yang paling bertanggung jawab adalah mempelai pria, bukan pemimpin pesta itu. 

Yesus tahu apa sebenarnya maksud  ibunya. Maria mengetahui bahwa Yesus ada bukan karena hubungannya dengan Yusuf suaminya, tetapi anak dari Tuhan, ada hal-hal yang ajaib daripada eksistansi Yesus. Kalau Dia pada akhirnya melakukan apa yang diminta Maria, bukankah tidak lebih baik bagi Yesus untuk mengatakan “baik ibu, saya tahu masalahnya dan saya bereskan hal ini”. Sebaliknya Yesus mengatakan “mau apa engkau daripadaku, perempuan.” Karena Yesus ingin menyatakan kepada ibu-Nya, kepada saudara-saudara-Nya kepada murid-murid-Nya, dan juga kepada kita sekarang, bahwa identitas Yesus pertama-tama adalah bukan anak Maria. Yesus ingin menyatakan bahwa identitas-Nya pertama-tama adalah Anak Bapa-Nya yang di Surga. Ibu-Nya atau siapapun juga tidak bisa mengontrol-Nya.

Adalah ketaatan kepada Bapa Yesus melakukan mujijat-Nya.Bukan ketaatan sebagai anak Maria, tetapi ketaatan sebagai Anak Bapa di Surga. Yesus menyatakan ketaatan kepada Bapa-Nya jauh lebih penting daripada ketaatan kepada orang-tua-Nya ataupun seluruh ikatan keluarga. Yoh 2:3-4 “Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."” Kata “ibu” di sini dalam bahasa aslinya berarti “perempuan”, sehingga kalimat ini mengejutkan. Namun hal ini sebenarnya bukan suatu bentuk ketidakhormatan akan orang-tuanya. Yesus sangat menghormati ayah dan ibunya. Kata “perempuan” secara literal, di dalam konteks Yahudi itu bukan suatu  yang kurang ajar-disrespect. Kata yang sama juga digunakan di atas kayu salib “Ibu inilah anakmu”.

Ketika Yesus akhirnya menolak permintaan Ibu-Nya, tetapi Yesus tetap menyuruh pelayan-pelayan itu mengisi tempayan-tempayan itu dengan air dan Yesus mengubahnya menjadi anggur. Ini sebagai tanda bahwa yang akan menyucikan dosa manusia adalah darah-Nya sendiri. Itulah yang kita lakukan di dalam perjamuan kudus, yang mengutip perkataan Tuhan (Mat 26:27-28) "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”


Dalam sebuah perkawinan yang sifatnya sangat manusiawi, Yesus ikut terlibat untuk memberikan mujijat-Nya. Hal ini juga bisa kita pandang bahwa Yesus juga memberkati sbuah perkawinan. Karena ituah, perkawinan dalam gereja Katolik merupakan salah satu sakramen. Perkawinan adalah sesuatu ayng kudus. 

Di tengah pergumulan keluarga kita, seperti yang dialami pasangan di Kana ini yang baru menikah, meskipun anggur kita habis, Tuhan Yesusu menolong mereka dengan limpahan anggur berkat-Nya. Demikian kita dalam tiap kehidupan dan panggilan kita asing-masing, biarlah kita menyerahkan segala persoalan kepada Kristus. Di dalam pernikahan pasti banyak pergumulan yang kita alami. Namun, kita menyerahkan segala persoalan, kepada-Nya. Dia akan memelihara dan memimpin kita, karena Dia mengasihi kita, segala sesuatu dari Dia, oleh Dia, dan bagi Dia-lah kemuliaan untuk selama-lamanya.


Selamat kepada teman-teman para guru dan juga Tata Usaha yang perkawinannya di rayakan di Gereja Kana dalam ibadat ayng khidmat. Selamat juga untuk kita semua dalam menjalankan panggilan kehidupan kita.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak 



Senin, 16 September 2019

JEJAK LANGKAH 15


JEJAK MESIAS DI TIBERIAS



Kami bergerak menuju Kota Tiberias, tempat kami bermalam selama dua malam untuk mengunjungi situs-situs sejarah penting tempat Yesus  berkarya dan banyak melakukan mujizat di tempat ini, seperti Kapernaum yang pada Jejak Langkah 14 (https://ursaminorblog.blogspot.com/2019/09/jejak-langkah-14.html)  yang  sudah diceritakan.


Tiberias ialah sebuah kota di utara Israel, di bantaran Laut Galilea. Penduduknya kebanyakan orang Yahudi dan berpenduduk seitar 39.900 jiwa. Kota ini dinamai demikian untuk menghormati Kaisar Tiberius dari Romawi dan didirikan pada tahun 20 Masehi.

Saat ini Tiberias adalah sebuah kota pariwisata di Utara Israel. Hampir setiap hari Shabat kota ini dipenuhi oleh penduduk Israel Yahudi untuk menikmati keindahan dan beristirahat di sana. Pada musim panas tempat ini menjadi jauh lebih ramai akan kunjungan wisatawan baik domestik maupun dari luar negeri.


Pusat Kota Tiberias dipenuhi dengan hotel, pusat perbelanjaan, dan restoran/kafe. Hotel tersebar di sepanjang pantai danau Tiberias. Terdapat berbagai nama besar grup perhotelan yang mendirikan hotel di sana, semacam Hilton, Accor, Golden Tulip, dan lain-lainnya.

Di sekitar kota Tiberias pun terdapat berbagai objek wisata penting yang umumnya berhubungan dengan wisata rohani umat Kristiani. Objek semacam Kapernaum, Tabgha, dan Bukit Sabda Bahagia maupun Gunung Tabor berada dalam jangkauan untuk dikunjungi selama berada di Tiberias. Banyak wisatawan dari Indonesia mengunjungi objek-objek tersebut sepanjang tahun. (Wikipedia.com)

Tiberias masuk ke wilayah Galilea. Di tempat ini ada sebuah danau yang sangat terkenal dan sering sekali disebut dalam Injil, yaitu Danau Tiberias atau Genesareth atau juga Danau Galilea. Saking besarnya ukuran danau ini maka sering disebut juga laut. Danau Tiberias atau yang lebih populer dengan sebutan Sea of Galilee (Laut Galilea) adalah danau yang berada di bagian utara Israel, di dekat dataran tinggi Golan dan 30 kilometer di sebelah timur kota Nazaret. Luasnya 166 kilometer persegi dengan kedalaman 43 meter. Terletak 211,315 m di bawah permukaan laut, danau ini merupakan danau air tawar terendah di dunia dan danau terendah kedua setelah Laut Mati (yang merupakan danau air asin). Danau ini diairi sebagian dari mata air di bawah tanah, meskipun sumber utamanya adalah sungai Yordan yang mengalir melaluinya dari utara ke selatan.

Danau ini bila tampak dari udara bentuknya seperti alat musik lira.


Selain penting sebagai sumber air minum bagi warga Israel, danau ini juga memiliki sejarah yang penting bagi kaum Yahudi dan juga Keristen. Bagi penganut agama Nasrani atau Kristen, danau ini juga memiliki sejarah yang sangat penting karena di sekitar danau inilah dahulu Yesus Kristus menghabiskan paling banyak waktunya untuk memberikan pelayanan atau mewartakan kabar gembira. Empat orang dari 12 murid utamanya adalah nelayan yang tinggal di sekitar danau ini.




Di Tiberias dan di sekitar  danau ini pula, Tuhan Yesus menunjukkan mukjizat-Nya, antara lain berjalan di atas air, menghentikan angin ribut dan memberi makan 5.000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ekor ikan. Oleh karenanya mayoritas peziarah yang datang ke danau ini adalah peziarah agama Kristen yang datang dari berbagai penjuru dunia.  


Ternyata bagi umat Muslim pun danau Tiberias mempunyai makna. Bagi Muslim Danau Galilea adalah danau yang akan menjadi tanda akhir zaman, karena danau inilah yang dimaksudkan dalam Hadis akan habis airnya diminum oleh Ya’juj dan Ma’juj jadi ketika airnya mulai berkurang dan semakin berkurang sampai kering, maka itulah pertanda akhir zaman telah tiba.  Salah satu hadits Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan bahwa salah satu tanda-tanda akhir zaman adalah mengeringnya Danau Tiberias yang diikuti dengan kemunculan Dajjal.

Ketika kami berkunjung ke danau ini,  kami sempat berlayar dengan kapal untuk menuju restaurant tempat kami makan di sebrang danau yang lain. Kami berangkat dari dermaga yang ada di Yigal Allon Center, Tiberias. Selama dalam pelayaran, kami diperbolehkan oleh awak kapal untuk mengibarkan bendera Indonesia, Sang Merah-putih  yang diiringi lagu Indonesia raya yang kami nyanyikan disertai dengan musik dari rekaman yang tersedia di kapal itu. Setelah bendera Merah Putih berkibar, kami dengan serentak juga menyanyikan lagu mars Ursulin Indonesia yaitu lagu Serviam.



Terharu rasanya dapat menyanyikan lagu kebangsaan di tanah Israel yang notabene tak ada hubungan diplomatik dengan Indonesia. Itulah keajaiban paket pariwisata bisa mengalahkan politik. 

Kami masih berdiri. Maka crew mengajari kami tarian Israel dengan diiringi lagu mereka. Menarilah kami. Masih kurang rasanya kalau kami belum menarikan tarian tanah air. Maka berkumandanglah  lagu Gemufamire dengan musiknya yang rancak dan menghentak mengajak semua orang bergoyang. Bergoyanglah kami di atas danau Galilea. Untung tak ada angin ribut seperti dalam cerita Al Kitab.

Sea of Galilee adalah danau sumber air tawar utama bagi Israel. Percaya atau tidak, danau ini merupakan danau air tawar yang paling rendah posisinya di permukaan bumi.  Saya lihat danau ini sangat besar, tetapi kalau dilihat dari ukurannya masih lebih besar Danau Toba (meski saya belum ke sana. Saya pasti ke sana).



Di danau besar ini sudah pasti banyak ikannya. Danau dengan lebar 13 kilometer dan panjang 21 kilometer itu memang sangat kaya ikan. ”Ada tujuh mata air panas yang mengalir ke Danau Tiberias. Maka, ada banyak ikan di sana”  begitu penjelasan Bishara ( guide kami yang lain). Menurut perkiraan, dari hampir 20 spesies ikan yang ada di Laut Galilea, hanya sekitar 10 spesies yang mungkin adalah jenis ikan yang Petrus tangkap. Salah satu ikan yang terkenal disebut dengan ‘ikan petrus’. Nama Petrus tentu tak asing lagi bagi orang Nasrani. Murid Yesus yang sangat terkenal dengan julukan  ‘ si Batu Karang’  itu adalah seorang nelayan yang mencari nafkah di danau ini. ‘Si Batu Karang’  itu adalah Petrus yang saat ini tahtanya dilanjutkan oleh para Paus. 



Sebetulnya ‘ikan petrus’ ini terhubung dengan peristiwa yang diuraikan dalam Alkitab di Matius 17:24-27. Di situ kita membaca bahwa sewaktu berkunjung ke kota Kapernaum di tepi Laut Galilea, Petrus ditanya apakah Yesus membayar pajak bait Allah. Belakangan, Yesus menjelaskan bahwa sebagai Putra Allah, ia tidak berkewajiban membayar pajak itu. Namun, agar tidak memberi sandungan bagi orang lain, ia menyuruh Petrus pergi ke laut, melemparkan pancing, mengambil ikan pertama yang muncul, dan membayar pajak bait dengan uang logam yang terdapat di mulut ikan itu. Nah ikan yang didapat oleh Petrus adalah jenis ‘ikan petrus’ yang dikenal sekarang.

Petrus sang nelayan,  murid Yesus memang sudah tiada sekarang, tapi ‘ikan petrus’  yang dipercaya juga dijala oleh Petrus sang nelayan dan disantap oleh Yesus dan para murid-Nya hampir 2000 tahun silam juga adalah jenis ikan yang kami santap siang itu di restoran  di tepi Laut Galilea. Itulah keajaiban paket wisata. 


Sebetulnya kalau di Indonesia ikan ini dikenal dengan ikan nila yang mirip dengan ikan mujair. Menu ikan Petrus disajikan bersama dengan kentang goreng yang renyah, roti tanpa ragi, nasi, irisan lemon,   dan salad khas Timur Tengah. Biasanya para wisatawan Indonesia akan  mengeluarkan ramuan ajaib khas Indonesia berupa kecap manis, sambal botol,  atau  saus untuk menambah kelezatan ikan Petrus. Dahulu ketika pertama kali ke Israel saya belum terbiasa dengan makanan sana. Namun, kali ini saya sudah terbiasa dengan rasa dan aromanya. Jadi tanpa tambahan apa pun saya sudah ‘ponyo’ sekarang. 


Puji Tuhan atas semua kenikmatan dan keindahan yang boleh disaksikan dan dirasakan.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)

Link video yang setema: https://www.youtube.com/watch?v=nhq8gFL9Rck


Selasa, 03 September 2019

JEJAK LANGKAH 14



KAPERNAUM, KOTA KEDUA YESUS


Kota Kapernaum, Capharnaum atau Kfar Nahum, artinya Kota Nahum, terletak tidak jauh dari Sungai Yordan dan Danau Gennesaret (sekarang dikenal sebagai Danau Kinneret). Kota ini didirikan tahun 150 SM, sebuah kota istimewa dalam kehidupan dan pelayanan Yesus. Setiap hari Sabat Yesus sering mengajar di kota ini (Lukas 4:31).

Di Kapernaum Yesus telah melakukan banyak mukjizat. Anak perempuan Jairus, kepala rumah ibadah, yang telah mati Ia bangkitkan (Markus 5:22; Lukas 8:41). Yesus melepaskan orang yang kerasukan setan di sinagoga (Markus 1:21-28). Orang lumpuh yang diturunkan dari atap dan sembuh juga terjadi di kota ini (Markus 2:1-12). Ia membuat empat murid menangkap ikan dengan cara yang ajaib (Lukas 5:1-11). Yesus juga menyediakan uang empat dirham dalam mulut ikan untuk pajak yang harus dibayar Petrus (Matius 17:24-27). Ia menyembuhkan hamba seorang panglima Romawi yang lumpuh (Matius 8:5-13). Ia menyembuhkan anak seorang pegawai istana Raja Herod Antipas (Yohanes 4:46-54).
Di Kota Kapernaum inilah Yesus telah menyembuhkan banyak orang dan mengusir setan. Namun, seperti halnya Khorazim dan Betsaida, kota ini justru dikecam Yesus: “Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu” (Matius 11:23-24).
Mengapa Yesus mengecam? Kapernaum telah mendapat “kemewahan” bisa mendengar Yesus mengajar dan mengadakan mukjizat. Namun ada banyak penduduk di kota ini yang tidak bertobat dan percaya. Apa yang dikatakan Yesus terbukti. Tahun 750 kota ini hancur, dan hari ini Kapernaum hanyalah sebuah situs arkeologi, tinggal reruntuhan saja.
Yesus selalu kembali ke Kapernaum dan mengajar di kota tersebut. Sebagai pusat kegiatannya, maka wajar jika kita melihat banyak pekerjaan yang Yesus lakukan di kota ini. Kapernaum menjadi kota tempat mujizat selalu terjadi. Semua orang tahu siapa Yesus, di mana Ia tinggal dan semua pekerjaan yang dilakukan-Nya di sana. Orang-orang yang memasuki kota ini, selalu mengejar Yesus untuk mengalami mujizat-Nya. Dengan demikian, kota ini menjadi sebuah kota yang sangat diberkati karena keberadaan Yesus.

Kapernaum yang sekarang mejadi salah satu situs peninggalan masa lalu berada dalam jalur Kineret. Kapernaum saat ini menjadi situs arkeologis. Inilah desa nelayan   yang pernah terkenal  karena kesuburannya dan hasil pertaniannya serta hasil perikanannya pada masa Yesus.  Inilah desa yang merupakan kampung halaman kedua Yesus setelah Nazareth. Kapernaum sekarang  menjadi lebih terkenal lagi karena tradisi Kristen menempatkannya sebagai “kota” di mana Yesus memusatkan aktivitas pengajaran di sinagoga setempat dan melakukan perbuatan-perbuatan ajaib serta menyembuhkan orang yang sakit.

KAPERNAUM tidak disebut dalam Perjanjian Lama (PL), tetapi ini merupakan kota penting dalam zaman Kristus. Kota itu menjadi tempat kediaman pemungut cukai (Lewi); dan kehadiran seorang perwira (Matius 8:5), yang mungkin berarti bahwa disitu ada pos Militer Romawi untuk beberapa waktu. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Perwira Roma membangun sebuah synagogue disini untuk Orang Yahudi (Lukas 7:1-5). Pembantunya disembuhkan oleh Yesus dari sakit lumpuh yang parah (Matt. 8:5-13; Lukas 7:1-10). Sisa-sisanya adalah sebuah basal/taing yang indah dari synagogue yang telah ditemukan oleh arkeolog. Seperti yang telah diduga dari sebuah bangunan suci, ia ditemukan di tempat tertinggi di kota. Synagogue ini pula tempat  Tuhan Yesus biasa mengajar (Johanes 6:59; Mark 1:21; Luk. 4:33). Di sini pula, Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan (Mark 1:21-28) dan menyampaikan pelayanan tentang roti kehidupan (John 6:25-59). Dia juga menghidupkan lagi anak dari salah seorang pemimpin Synagogue (Mark 5:22; Luke 8:41).
RUMAH PETRUS 
Beberapa kaki dari synagogue, ada sebuah rumah batu milik dari salah seorang murid yaitu Petrus,  juga ditemukan di Kapernaum. Ini adalah tempat Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan yang lainnya (Matthew 8:14-16). Yesus mungkin tinggal bersama Petrus sewaktu berada di Kapernaum. Di tahun-tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus, rumah ini telah menjadi rumah tempat berkumpul para murid ( sebagai gereja). Itulah sebabnya kota Kapernaum dikenal dengan ‘kota-Nya sendiri’.  Beberapa abad kemudian, Orang Kristen membangun gereja di sini untuk peringatan akan peristiwa di masa lalu. Akeolog telah menggali gereja dan rumah awalnya pada saat bersamaan. 

Rumah itu dibangun pada akhir jaman Hellenistic (Abad pertama SM). Di abad kedua pertengahan Masehi, beberapa bagian istimewa dari rumah ini terpisah sangat jauh dari penggalian di Kapernaum. Pada faktanya, jalan aspal telah dilapisi lantai kapur beberapa kali. Yang menariknya adalah seratus tiga puluh satu gulungan tulisan kuno ditemukan. Gulungan kuno tersebut tertulis dalam empat bahasa, yaitu: in Yunani (110), Bahasa Aram (10), Estrangelo (9), dan Latin (2). Nama Yesus disebutkan beberapa kali. Ia disebut Kristus, Tuhan, dan Allah Yang Maha Tinggi. Sebuah gulungan dalam bahasa Estrangelo menyebutkan tentang Ekaristi.

Kisah masa lalu lebih dari 2000 tahun yang lalu masih dapat kita lihat keberadaannya. Kapernaum adalah sebuah desa nelayan di saat zamannya Hasmoneans (sebuah dinasti Yahudi yang merupakan keturunan Matatias (166 sM) yang biasa dikenal sebagai orang Makabe). Penggalian arkeologi telah mengungkapkan dua sinagog kuno yang dibangun satu diatas yang satu lainnya. Sebuah gereja di dekat Kapernaum dikatakan dulunya adalah rumah Santo Petrus (salah satu dari 12 murid Yesus). Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kota itu didirikan pada abad ke 2 SM selama periode Hasmonean. Zona pemakaman ditemukan 200 meter di utara  rumah ibadat.
Kapernaum sebagai desa nelayan besar bagi orang Galilea dan tempat berjualan yang ramai. Tempat ini menarik bagi orang Kristen karena sering disebut-sebut dalam sejarah Yesus Kristus. Petrus, Andreas, Yakobus and Yohanes juga tinggal disini. Tempat ini memainkan peranan penting dalam kehidupan dan pelayanan Kristus, dan dalam usaha-Nya menjangkau bangsa Israel.
Penduduk Kapernaum, termasuk warga yang beruntung karena  diberikan kesempatan yang unik dan berlimpah untuk mendengar Firman Yesus Kristus secara langsung dan menyaksikan kuasa dan kasih-Nya.
Galilea sering pula disebut Genesareth. Daerah Gennesaret tadinya adalah daerah makmur dan ramai di Palestina . Kapernaum dilalui oleh jalan utama Via Maris highway diantara Damascus (Syria) dan Caesarea Maritima di Laut mediterania, dan di antara Tyre dan Mesir. Bea Cukai Pajak diambil dari pelancong yang melewati jalan ini (Matthew 9:9). Ini adalah pekerjaan dari Levi (Lewi), pengumpul pajak, yang kemudian menjadi murid Kristus yang kemudian diberi nama Matius. Orang Yahudi mengkritik Yesus karena berteman dengan dia dan para pemungut pajak yang lain.

Kota yang telah dibangun sekitar abad ke 2 SM pada periode dinasti Hasmonean ini, meninggalkan banyak bukti sejarah dan sekaligus menjadi saksi kemahakuasaan Tuhan Yesus dimana banyak mujizat telah dilakukan oleh Yesus di Kapernaum.
Beberapa mujizat dari Kristus yang terjadi di Kapernaum adalah:
Daughter of Jairus, restored to life by Jesus.
Yesus menghidupkan kembali anak dari pengurus synagogue
Anak perempuan dari Jairus yang telah mati dibangkitkan (Mark 5:22; Luke 8:41)
Melepaskan orang yang kerasukan setan di synagogue (Mark 1:21-28)
Orang lumpuh yang diturunkan dari atap dan sembuh (Mark 2:1-12)
Yesus membuat empat murid menangkap ikan dengan cara yang ajaib (Luke 5:1-11)
Dengan ikan, Yesus menyediakan uang pajak yang harus dibayar Petrus (Matthew 17:24-27)

Menyembuhkan pegawai panglima Roma yang sakit parah (Matt. 8:5-13)
Menyembuhkan anak seorang pegawai raja di pengadilan raja (Herod Antipas) (John 4:46-54)
Menyembuhkan banyak orang dan mengusir setan, maka "berkerumunlah orang-orang di kota itu didepan pintu" (Mark 1:29-34)

Meskipun ada banyak mujizat yang Tuhan kerjakan bagi mereka, banyak penduduk Kapernaum tetap tidak bertobat dan percaya. Karena mereka berpaling dari terang karunia yang telah diberikan, mereka juga akan lebih ditutuntut. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut…" (Luk. 12:48). Bersama dengan Chorazin dan Bethsaida , Kapernaum menerima peringatan keras dari Yesus (Matt. 11:21-24). "Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."

Demikianlah kisah sebuah kota ang sekarang tinggal puing-puing sisa kejayaannya. Pada batu-batu yang tersisa dan tunggul tiang yang masih ada, kita bisa belajar tentang hikmat dari peristiwa kehidupan di masa silam. Semua unsur alam yang ada di sekitarnya: angin, air Danau Tiberias, bebatuan, sang surya, langit, dan pasir di pantai danau, serta tanah dan perbukitan di sekitarnya menyimpan cerita tentang kisah seorang Lelaki pada masa itu. Lelaki yang hidup-Nya diserahkan bagi sahabat-sahabat-Nya. Juga bagi saya serta Anda yang percaya atau pun tak percaya kepada-Nya.  Dengan segala takzim saya mengenangkan Dia. 


(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)