Rabu, 27 Oktober 2010

MENANGIS

Pada kala tertentu emosi kita dalam keadaan memuncak, terkadang bentuk pelepasan emosi itu dengan menangis. Tangisan tidak selalu identik dengan kesedihan. Seseorang menangis bisa saja karena penyesalan, marah, bahkan bisa jadi suka cita. Ternyata menurut penelitian, menangis itu mempunyai manfaat yang baik untuk kesehatan jiwa seseorang. Manfaat menangis menurut buku Why Men Don’t Have a Clue adalah:

• Mencuci mata
Air mata mengandung enzim bernama iysozysme yang bisa membunuh bakteri dan menjaga mata dari infeksi.
• Mengurangi stress
Air mata mengandung protein yang bisa membersihkan racun dari tubuh. Selain itu, air mata juga mengandung endhorphin yang bisa mengurangi stress dan rasa sakit. Itu sebabnya kita merasa lega sesudah kita menangis.
• Sinyal emosional
Menangis menjadi tanda kalau kita membutuhkan dukungan emosional. Air mata membuat tubuh menghasilkan hormon axytocin yang membuat orang ingin dipeluk dan disentuh.

Dengan begitu, kita lihat bahwa menangis adalah hal yang manusiawi. Tangisan adalah anugrah dari Tuhan pada mahluk-Nya. Kita juga bisa melihat bahwa peristiwa menangis tercatat juga dalam Kitab Suci. Beberapa peristiwa Al Kitab juga ditandai dengan menangis, bahkan meratap. Mari kita lihat beberapa contohnya.

Dalam Perjanjian Lama dikisahkan Raja Daud menangis karena penyesalannya atas dosanya berselingkuh dengan Betsyeba. Beliau juga menangis dan meratap ketika anak hasil perselingkuhannya itu mati. Dalam Perjanjian Baru, kita membaca beberapa kali Yesus menangis. Antara lain saat sahabat-Nya Lazarus meninggal. Bahkan Yesus menangis sampai mengeluarkan air mata darah saat DIA berdoa di Taman Getsemani ketika menghadapi penderitaan-Nya.

Menangis merupakan hal yang lumrah, wajar, dan manusiawi. Kita mengalami perasaa lega saat selesai menangis. Tentu saja masalah yang kita hadapi tidak selesai dengan hanya memangis. Namun, paling tidak beban perasaan yang membukit sedikit bisa terkikis karena dihanyutkan oleh air mata. Dengan begitu sesudah menangis perasaan bisa lebih ringan dan kita berharap sesudahnya kita bisa menghadapi permasalahan kita dengan hati yang ringan dan pikiran yang dingin. Akhirnya kita bisa menganalisis masalah dengan lebih baik dan tidak emosional.

Jadi saudara-saudari, menagislah kala Anda ingin menangis. Biarlah air mata menghanyutkan beban yang mencekung pundak melalui sedu sedan dan melepaskan rasa yang mendesak sesak melalui isak dan air mata.

O, ya sadar tidak Saudara-Saudari bahwa presidaen kita yang terhormat, Bapak Susilo Bambang Yudoyono alias SBY itu sering sekali menangis. Saya tidak tahu kategori menangis beliau termasuk yang mana. Saya juga jadi terharu karena persiden saya suka menangis. O, Pak SBY mengapa engkau selalu menangis? Apakah itu salah satu kompetensimu untuk membawa negeri ini keluar dari aneka masalah?
Nota:
Pesan khusus untuk Metta, anakku. Tidak usah malu untuk menangis meskipun kamu bukan gadis kecil lagi.

Sabtu, 23 Oktober 2010

PENGHARGAAN

Kita mengetahui, mendengar, memahami, dan juga sering memakai kata PENGHARGAAN. Kata ini merupakan kata berimbuhan yang menyatakan kata benda. ‘Penghargaan’ bermakna sesuatu yang diberikan untuk menghargai seseorang. Penghargaan itu bisa berupa kata-kata pujian juga bisa merupakan barang. Penghargaan diberikan kepada orang yang dianggap layak untuk mendapatkannya dengan kriteria tertentu. Orang yang mendapat penghargaan itu berarti dianggap berharga di depan / bagi orang yang memberikan penghargaan tersebut.

Bagaimana seseorang bisa dianggap berharga dan layak mendapat penghargaan? Jelas, hal itu ada batasan, ada kriteria yang harus dipenuhi sehingga seseorang layak mendapatkan penghargaan. Biasanya kriteria itu umum ada di masyarakat, semisal:orang yang mempunyai karya yang baik, orang yang mempunyai jasa di lingkungannya, orang yang patut diteladani, biasanya orang tersebut bermoral baik, dan tentunya orang ini bisa menjadi inspirasi bagi orang di sekitarnya. Begitu baisanya kriteria umum yang diterapkan pada orang yang layak mendapat penghargaan.

Perlu kita sadari bahwa semua orang sebetulnya berharga. Dapat atau tidak dapat penghargaan, kita tetap berharga. Penghargaan yang diberikan pada seseorang hanya berupa hal yang sifatnya duniawi belaka. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa hal itu bisa mempengaruhi juga hal yang mentali. Namun, baiklah kita memahami bahwa terkadang penghargaan yang diberikan manusia belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Dalam keseharian kita pernah melihat penghargaan yang diberikan pada seseorang sepertinya tidak sesuai dan mengada-ada.

Melihat hal itu, kita biasanya bereaksi dengan cepat. Kita lantas mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi. Kita berpendapat bahwa penghargaan sepertinya tidak diberikan kepada orang yang tepat. Ada yang lebih tepat dan lebih layak mendapatkan penghargaan tersebut. Begitu biasanya kita bereaksi. Kita melihat dari sudut pandang dan pendapat kita. Kita menilai layak dan tidaknya menurut kriteria kita sendiri. Sementara orang lain juga mempunyai pandangan dan juga kriterianya.

Penghargaan bukanlah satu-satunya tujuan utama kita dalam hidup. Penghargaan boleh dikatakan sebagai suatu bonus yang kita peroleh dalam hidup kita. Kita bekerja untuk keluarga tidak mencari penghargaan dari anak atau pasangan kita. Kita bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab di tempat kerja juga bukan untuk mendapatkan penghargaan. Kalau kita bekerja dengan baik, itu karena memang sudah seharusnya. Kalau kita bekerja sempurna, itu karena kita memang orang yang berkualitas. Kita mempunyai kepribadian yang baik dan moral yang baik. Karena itulah kita melakukan kewajiban kita dengan baik pula.

Sebetulnya tanpa penghargaan kita juga sudah berharga karena kita diciptakan oleh Sang Pencipta sesuai dengan citra-Nya. Karena kita berharga, maka kita juga menghargai diri sendiri juga orang lain. Sebagai pribadi yang berharga maka kita harus tetap bersemangat dan bergembira dalam hidup kita karena seperti apa yang tertulis: Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22).

Karena itu maka marilah kita tetap menyalakan semangat kita untuk menjadi pribadi yang berharga meskipun kita tak mendapatkan penghargaan. Dan bagi orang-orang yang mendapatkan penghargaan, hendaknya tetap menjaga diri agar kita pantas menerima penghargaan itu dan tentunya mampu lebih mengembangkan diri atau minimal tetap mempertahankan kualitas diri yang sudah ada. Selamat kepada Anda yang mendapat penghargaan. Kepada yang tidak mendapat penghargaan (seperti saya) ayo kita bekerja dan belajar agar kita selalu berharga di mata Tuhan dan di mata sesama.

Sanur BSD
Medio oktober 2010