Rabu, 27 April 2016

Blood is Thicker than Water


Proverb atau  peribahasa merupakan kata-kata bijak yang digunakan oleh masyarakat yang menggunakan bahasa tertentu dalam masyarakat tertentu dalam hidup  sehari-hari. Peribahasa biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu nilai kebenaran yang diakui dalam masyarakat tersebut.

Darah lebih kental dari air, ungkapan tersebut menggambarkan tentang persaudaraan yang dihubungkan oleh darah. Kata saudara sendiri makna dasarnya berkaitan dengan darah. Kata saudara bila dilihat dari maknanya : 1. orang yang seibu seayah (atau hanya seibu atau seayah saja); adik atau kakak; 2.  orang yang bertalian keluarga; sanak.  Namun, kata ini mengalami perluasan makna (generalisasi) sehingga berkembang menjadi:  3. orang yang segolongan (sepaham, seagama, sederajat, dan sebagainya); kawan; teman: dalam mengerjakan tugas ini, kita akan dibantu oleh saudara kita di kampung ini; 4. sapaan kepada orang yang diajak berbicara (pengganti orang kedua):Coba Saudara pikirkan masak-masak;  5.  segala sesuatu yang hampir serupa (sejenis dan sebagainya): Serigala merupakan saudara anjing.

Peribahasa darah lebih kental dari air mengungkapkan kepada kita bahwa persaudaraan yang dihubungkan oleh darah itu sangat erat. Bahkan ketika ada kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh orang yang bersaudara, saudara yang lainnya akan mudah untuk memaafkan, memahami, memaklumi kesalahan dari saudaranya. Apalagi kalau itu saudara kandung. Seburuk apapun mereka, mereka tetap saudara kandung. Saudara kandung bisa disangkal, bisa ditinggalkan, bisa tidak diakui, tetapi tak bisa dibatalkan. Alam sudah mencatatnya, darah tak bisa dibohongi.

Bagi beberapa orang  saudara adalah satu-satunya harta yang paling berharga daripada uang atau lainnya. Seburuk apapun saudara, ia akan tetap  bisa menjaga hubungan baik dengan saudara sendiri.
Namun, dengan berbagai persoalan hidup,  persaudaraan sedarah terkadang menjadi renggang. 

Ikatan darah tak selamanya kental. Banyak sekali yang dapat menyebabkan tingkat kekentalan itu menurun tajam. Perselisihan, iri, dengki, cemburu, adalah berbagai sebab yang mungkin dapat mengencerkan kekentalan ikatan darah itu. Hingga ada orang mengatakan bahwa ternyata air dapat lebih kental daripada darah. Orang lain yang tak ada hubungan darah bisa lebih erat dan lebih dekat daripada saudara.

Ketika air pun bisa lebih kental daripada darah, di sini pula peran para sahabat dalam hidup seseorang. Pengertian dan penghiburan yang diterima dari para sahabat dapat membawa seseorang mengalami hidup yang bahagia. Persahabatan yang dibawa oleh saudara yang tidak sedarah pun bisa membawa seseorang mempunyai hidup yang berkualitas.

Bahkan, para sahabat bisa membawa seseorang  kembali pada sikap memaafkan dan mengampuni saudara sedarahnya yang sudah menaykiti dia. Saat itulah kekentalan darah dapat kembali dipulihkan. Ada pengandaian tentang peran sahabat yang dituangkan begitu indah dalam sepenggal lirik tembang lawas berikut ini : I said there is no reason for my fear. Cause I feel so secure when we're together. You give my life direction, You make everything so clear. And even as I wander, I'm keeping you in sight. You're a candle in the window, On a cold, dark winter's night. (Can't Fight This Feeling - Reo Speedwagon).

Ketika ada sahabat bersama kita, maka kita tak punya alasan atas setiap rasa takut yang kita miliki. Sahabat sejati akan menunjukkan pada kita pedoman hidup yang benar dan positif, dan membuat segalanya jadi lebih jelas dan simpel. Sahabat sejati bagaikan cahaya lilin di tengah dinginnya gelap malam di musim salju.

Dalam renungan saya malam Kamis, 27 April 2016, saya mmengetahui bahwa persaudaraan sedarah memang tak bisa dihapuskan oleh apa pun. Darah yang mengalir dalam tubuh saya terhubung dengan darah yang mengalir pada tubuh orang lain sebelum saya, semasa saya hidup, dan di masa mendatang ketika saya tidak hidup di dunia lagi.  Ada keterhubungan antaradarah seseorang, meski orang itu tidak saling kenal secara pribadi. Tidak menjadi masalah apakah keterhubungan itu erat atau renggang. Keterhubungan itu tak bisa dibatalkan. Dengan begitu seseorang harus memelihara keterhubungan tersebut. Melalui hal yang mungkin bisa dia lakukan meski jarak (masalah hidup, ruang, generasi, alam ) membentang.   Melalui apakah jarak  itu  bisa terhubung dan keterhubungan itu bisa dipelihara? Tiada lain melalui kata-kata yang dirafalkan dalam mantera atau doa.


Dalam doa orang mengenangkan para leluhurnya. Dalam doa orang menyampaikan harapannya bagi orang tua yang masih hidup atau sudah meninggal. Dalam doa orang mendoakan saudaranya yang berada  ribuan kilometer jauhnya. Dalam doa orang mennyampaikan pengampunan kepada saudaranya yang menyakitinya.

Dalam kata-kata berupa doa yang dibisikkan secara perlahan, atau  diucapkan keras, bahkan hanya sebatas dalam hati atau pikirannya, semuanya direkam oleh alam semesta yang menjadikannya energi positif untuk orang yang mendoakannya  dan orang yang didoakannya.  Doa tetap memelihara kekentalan darah. (Christina Enung Martina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar