Setiap orang mempunyai harapan, impian , atau gretest wish-nya. Impian itu pasti sesuatu yang baik. Tercapai tidaknya harapan atau impian seseorang tergantung dari faktor dari dalam diri dan juga dari luar seseorang. Namun, para ahli kejiwaan melihat bahwa tercapainya impian seseorang akan banyak tergantung faktor dari dalam diri seseorang, meskipun faktor luar tetap mendukung.
Great fears (ketakutan-ketakutan besar) seseorang diyakini menjadi salah satu
penghambat pencapaian impian tersebut. Setiap orang mempunyai great fears-nya masing-masing. Ketakutan
itu berbeda satu sama lain. Beberapa great
fears yang tercatat dari beberapa remaja, siswa salah satu sekolah sebagai berikut: takut ditinggalkan
orang tua dan orang-orang yang dicintai, takut mengalami kegagalan, takut
berpisah dengan sahabat, takut prestasi menurun, takut tidak diterima, takut
diejek dan dilecehkan.
Bila seseorang masih terkurung dalam
great fears-nya, maka gretest wish-nya
tidak akan tercapai. Namun, tak perlu
kuatir karena ternyata great fears bisa
diatasi. Dalam mengatasinya seseorang memerlukan bantuan dan
dukungan orang lain: keluarga, saudara, guru, teman. Setiap orang diharapkan
berkontribusi untuk untuk membantu mengatasi
ketakutan dan mendukung untuk mencapai gretest wish orang lain.
Pribadi yang mampu mengatasi ketakutannya dan menghadapi tantangan adalah
orang yang bisa meraih impiannya. Dalam hidup orang tak bisa terlepas dari
masalah. Namun, kita boleh memilih apakah mau menjadi pribadi yang mudah pecah
(seperti telur) atau pribadi yang alot (seperti bola). Pribadi seperti telur
adalah pribadi yang baru mendapatkan masalah kecil pun dia sudah menyerah dan
putus asa. Berbeda dengan orang yang berkepribadian seperti bola. Ia mempunyai
mental yang bisa membal dan tahan banting
ketika mendapatkan masalah.
Bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang alot, tahan banting, dan membal terhadap berbagai permasalahan hidup?
Sebetulnya manusia diberi kemampuan diri untuk memulihkan diri dari berbagai
rasa sakit tanpa melakukan cara yang aneh-aneh. Ketika seseorang mengalami
peristiwa yang menyakitkan, dia bisa bertahan dengan cara yang wajar dan alami
yaitu membiarkan semuanya berlalu dengan penuh kesabaran. Tubuh kita akan
memulihkan diri dengan berlalunya waktu. Seorang penyair berkata tentang waktu:
.................., kita mencatat usia
yang diberikan waktu, waktu, sang penentu yang bijak itu, tak pernah
berkhianat.
Cara lain agar bisa menjadi pribadi yang tangguh adalah dengan mengenal
diri kita. Kita mengenali kelemahan dan kelebihan kita. Kita menyadari bahwa
kita berharga. Kita hadir di dunia itu bukan karena kebetulan, tetapi Tuhan
menciptakan kita dengan satu tujuan yang baik. Karena itu kita harus yakin akan
diri kita bahwa kita adalah pribadi yang berharga dengan tidak membiarkan
hal-hal (emosi/pikiran) negatif menguasai kita.
Cara yang ketiga dalah dengan menyadarinya bahwa kita pribadi yang berharga
dari situ kita membentuk diri kita untuk menjadi pribadi yang mandiri dan
bebas. Bebas dari pengaruh negatif dan mandiri untuk menentukan segala tindakan
yang bisa dipertanggungjawabkan. Pribadi yang mandiri termasuk di dalamnya
pribadi yang mempunyai daya juang tinggi dan pekerja keras serta tekun.
Mempunyai selera humor adalah salah satu cara yang jitu untuk menghadapi
permasalahan yang dihadapi. Orang yang
mempunyai selera humor yang tinggi terbukti mampu bertahan dalam keadaan yang
berat dan menekan. Orang yang cerdas
adalah orang yang mempunyai selera humor yang tinggi. Begitu orang pernah
berkata tentang hal ini.
Satu hal lagi yang tak bisa dilupakan adalah bahwa manusia itu sebetulnya
mahluk yang dilahirkan dengan kecerdasan spiritual dari sono-nya. Secara tak sadar manusia itu mempunyai kerinduan akan hal
yang spiritual. Namun, karena kenyataan hidup yang menuntut ini dan itu,
kebutuhan ini terkadang diabaikan orang. Justru kebutuhan ini merupakan
kebutuhan dasar seorang ciptaan (mahluk) akan penciptanya (khalik). Untuk bisa
menjadi pribadi yang tahan banting, kebutuhan spiritual ini harus terpenuhi.
Orang mengekspresikan diri untuk memunhi kebutuhan ini dengan berdoa, pergi ke
tempat ibadat, berbuat amal bajik, dan membaca kitab, atau bacaan rohani.
Demikian beberapa hal tentang bagaimana meraih impian-impian. Mari kita
menyingkirkan ketakutan-ketakutan kita dan meraih impian kita setinggi mungkin
bersama dengan teman dan keluarga untuk saling mendukung. Selamat menggapai impian!
Ch. Enung Martina
& & &