Jumat, 31 Juli 2015

PERJALANAN 7: Sacro Monte di Varallo (Gunung Suci Varallo)

Setelah makan pagi di penginapan dengan menu cofee late yang hangat dan harum  ditemani roti kruisan serta selai dengan aneka rasa yang lezat, peserta melanjutkan perjalanan napak tilas dengan memaknai kembali arti peziarahan bagi pertumbuhan iman, sebagaimana dilakukan Santa Angela semasa hidupnya. Salah satu tempat yang diziarahi Angela adalah Gunung Suci Varallo. 
Untuk menuju gunung ini, kami harus keluar dari Brescia menuju luar kota atau pedesaan Italia. Sepanjang jalan kami menyaksikan hutan-hutan yang diselingi dengan ladang anggur, zaitun, gandum, jagung, kentang, dan beberapa tanaman yang tidak saya kenal jenisnya. Pegunungan  Alpen membentang sepanjang perjalanan kami. Berwarna hijau kebiruan. Saya merasa takjub karena saya membaca dan menyebut kata Pegunungan Alpen itu sejak saya belajar di SD tentang geografi. Nah, sekarang saya melihatnya dari dekat, bahkan saya berada dilingkupi oleh pegunungan itu. Luar biasa! Tak pernah sekalipun ketika saya membaca dan belajar geografi membayangkan akan sampai di tempat ini! Puji Tuhan.
Mari kita mengenal sedikit seperti apakah Varallo itu.
       Varallo umumnya dikenal sebagai Varallo Sesia, adalah comune (pembagian daerah administratif di Italia setara dengan kotamadya/kabupaten) dan kota di provinsi Vercelli di wilayah Piedmont di Italia Utara. Wilayahl ini terletak di Valsesia,  450 meter (1.480 kaki) di atas permukaan laut, 66 kilometer (41 mil) timur laut dari Vercelli, dan 55 kilometer (34 mil) barat laut dari Novara. Daerah ini dibagi dalam dua distrik (Varallo Vecchia dan Varallo Nuova) yang dibatasi  oleh aliran sungai  Mastallone yang merupakan anak Sungai Seisa.

Lembah Seisa
          
      Kota Varallo Sesia memiliki luas sebesar 88.71 km². Daerah ini merupakan lembah yang di dalamnya mengalir Sungai Sesia dan Sungai Mastallone yang memisahkan kedua wilayah Varallo. Nama Sesia (Latin Sesites atau Sessites) adalah sebuah sungai di utara-barat Italia , yang merupakan anak sungai Po.  Sumbernya adalah gletser Monte Rosa di perbatasan  Swiss . Mengalir melalui lembah Alpine Valsesia dan kota-kota Varallo Sesia , Quarona , Borgosesia, dan Vercelli . Sesia mengalir ke Sungai Po dekat Casale Monferrato . Kualitas air kedua sungai itu sangat baik sehingga bisa dimanfaatkan untuk air minim dan jaringan pusat  layanan air. Curah hujan paling banyak antara bulan April sampai Juni, sehingga sungai ini bisa dimanfaatkan untuk wisata air kano dan kayak. Selain itu di sungai ini pun hidup ikan trout (ikan air tawar seperti belut, patin, dll). Karena itu dimanfaatkan pula untuk budidaya ikan.

           Lembah Varallo Seisa dikelilingi oleh kaki Pegunungan Alpen dan tidak jauh dari Monte Rosa, yang terlihat samar-samar dari bukit-bukit sekitarnya. Monte Rosa adalah sebuah gunung yang terletak di Zermatt, Swiss. Monte Rosa adalah gunung tertinggi kedua di Swiss sesudah Pegunungan Alpen. Gunung ini melintasi perbatasan antara negara Swiss dan Italia. 
        
Sacro Monte di Varallo
Sekitar 150 meter (490 kaki) di atas kota terdapat  Sacro Monte di Varallo, adalah salah satu situs ziarah yang paling terkenal dan yang tertua di Piedmont dan Lombardy. Situs ini sudah dinyatakan sebagai warisan dunia  yang ditorehkan oleh UNESCO dalam Daftar Warisan Dunia pada tahun 2003. Untuk sampai ke tempat suci ini, para pengunjung harus melalui jalan  berliku dan menanjak. Namun, sekarang ada pilihan lain untuk sampai ke tempat ini dengan menaiki cabel car.
Gunung suci yang dikelilingi pegunungan Alpen dan Monte Rosa yang menjulang hijau kebiruan  ini sangat hening dan kudus. Ketika kami sampai ke tempat ini, suasana tak begitu ramai karena pengunjung tidak begitu banyak. Dari bukit suci ini kita bisa melihat Lembah Seisa yang tampak menawan dan damai di bawahnya. Pemandangan kota kecil Italia  yang menawan.
         Tempat Suci dibangun pada akhir abad kelima belas oleh  Fransiskan Friar, yang dipimpin oleh Pastor Bernardino CAIMI. Beliau  pernah menjadi wali Makam Suci di Yerusalem pada tahun 1478. Ia ingin mewujudkan impiannya mendirikan tempat ziarah di bukit di atas kota Varallo yang meniru tempat-tempat suci Palestina. Tujuannya agar memungkinkan umat beriman untuk melaksanakan ziarah dengan berpusat  pada kehidupan Kristus.  Bernardino CAIMI, pendiri Sacro Monte, lahir pada abad kelima belas, ia mengambil sumpah sebagai Fransiskan dan tinggal selama beberapa tahun di Biara Sant'Angelo di Milan, kemudian di biara Lodi. Bapak Ciami meninggal pada tahun 1499. Beliau sangat berjasa untuk membantu memudahkan  kaum beriman melihat visualisasi peristiwa-peristiwa dalam Al Kitab dengan sangat nyata dan jelas pada keempat puluh tiga kapel di Gunung Suci Varallo. 

Bernardino CAIMI, pendiri Sacro Monte

           Gunung Suci Varallo memiliki 43 kapel. Kapel pertama didirikan dengan  konstruksi sangat sederhana, yang kadang-kadang terlihat seperti arsitektur alam (gua) dan bangunan pedesaan.  Baru berikutnya  dilanjutkan dengan  model arsitektur dan bahan yang meniru budaya arsitektur Valsesia. Hal ini dibuktikan dengan  kompleks kuno Nazaret (C. 2, 3, 4), kapel Temptation of Christ (C.13), dan bagian tertua dari kompleks Betlehem (C. 5, 6, 7, 8, 9) yang telah mempertahankan tampilan gereja sederhana dengan menara dan loggia tradisi lokal.
Dalam bangunan  ini lukisan dan patung dibuat  seukuran manusia agar menampilkan suasana sesuai dengan peristiwa asli yang telah terjadi. Setiap lukisan dan patung di Gunung Suci ini sangat nampak ekspresi dan emosi dari setiap tokoh yang divisualkan.  Patung  tertua di Sacro Monte adalah patung batu pemberian minyak suci (saat ini disimpan di Pinacoteca dari Varallo), karya  De Donati.


Salah satu lukisan di Gunung Varalo

 
Pada awal abad ke-16 proyek Sacro Monte melibatkan seorang pelukis, pematung,  dan arsitek ternama yaitu Gaudenzio Ferrari. Proyek ini mendapat dukungan dari tokoh masyarakat kala itu yaitu Duke of Milan, Ludovico il Moro, dan para tokoh yang lain. Bapak Bernadio Caimi mempertimbangkan melibatkan tokoh-tokoh  ini dari sisi sosial, politik, dan ekonomi. Beliau berpikir dengan berdirinya tempat berziarah ini, perekonomian di daerah yang kala itu miskin sumber daya dan gersang, tetapi strategis dan ditunjang dengan kemolekan alam ini,  bisa berubah. Padre Caimi membutuhkan dukungan dari tokoh – tokoh penting bangsawan lokal untuk menjaga kemanan dan tentu saja dukungan dana. Karena itu, kita bisa menemukan ukiran nama-nama para tokoh pendukung dalam pembangunan situs ini.
Pada sekitar tahun 1560-an Sacro Monte  secara radikal didesain ulang atas prakarsa Giacomo d'Adda, seorang pemilik modal  kaya dari Milan. Dia menugaskan arsitek dan perencana kota Galeazzo Alessi untuk memperbaahrui Sacro Monte secara  lengkap. Mereka juga merestorasi lukisan dan patung dengan mendatangkan para seniman Lombardi yang juga mengerjakan proyek Katedral Milan.

Pada tahun 1583 Duke of Savoy, Charles Emmanuel I, mengunjungi Sacro Monte dan memberikan  dana untuk kapel baru Slaughter dari Innocents (C.11) pada tahun berikutnya. Pada tahun yang sama Carolus Borromeus, melakukan  kunjungan terakhir ke Sacro Monte. Dijelaskan oleh penulis biografinya,  Charles Bascapè, sesaat sebelum wafat, beliau bermeditasi di gunung suci itu. Saat kunjungannya, beliau  membawa beberapa penasihat ahli teologi dan arsitektur, Bapa Panigarola, Pellegrino Tibaldi,  dan Coin  untuk memberikan sentuhan di tempat suci itu. Namun,  kematiannya mencegah realisasi proyek ini.

Dari tahun 1593-1615 Uskup Novara, Carlo Bascapè, memimpin transformasi baru dari kompleks keagamaan ini. Beliau juga mengubah jalur kapel sesuai dengan  alur cerita kehidupan Kristus. Beliau menunjuk para seniman berkualitas  untuk memperbaharui situs suci itu. Salah satu seniman itu adalah  Pierfrancesco Mazzucchelli, "il Morazzone".  Ia mengerjakan  lukisan kapel Jalan ke Kalvari (c.36), Ecce Homo (C.33) dan Penghukuman Kristus (C. 35). Selain itu dilibatkan juga seniman Flemish Juan de Wespin dan Giovanni d'Enrico. 
Pada abad ke-17 bekerja untuk Sacro Monte para seniman dari berbagai latar belakang. Di antaranya adalah pelukis Valsesian,  tetapi sangat dipengaruhi karya-karya Caravaggio, yaitu Tanzio dari Varallo. Beliau mengerjakan kapel Presentasi Kristus Sebelum Pilatus (C.27), Pilatus Mencuci Tangan (C.34), dan Kristus di Istana Herodes (C.28). Setelah dia, ada seniman lokal, seperti pelukis Martinoli dan pematung Gaudenzio Scetis.


Basilika di Gunung Varalo

Sekitar tahun 1740, Arsitek Pertama Raja, Benedetto Alfieri , memperbaiki proyek altar utama dan ruang bawah tanah Basilika Perawan. Kapel terakhir, Kristus Sebelum Pengadilan Anna (C.24), diperbaiki dengan mendatangkan pematung Tandardini.
           Gunung ini mempunyai aura tersendiri seperti paad umumnya gereja-gereja tua. Ketika kami melewati setiap kapel patung – patung yang seukuran manusia itu membantu kami untuk menghayati peristiwa kehidupan Kristus. Pada setiap stasi, kami berhenti untuk  berdoa dan tentu saja mengambil gambar. Udara dan matahari yang cerah di musim panas menambah keindahan alam di sekitar tempat ini. Saya selalu berusaha mendekati Padre Ignatio agar bisa mendengarkan penjelasan dari setiap gambar, patung, dan tulisan dalam bahasa Latin yang ada  pada ke-43 stasi tersebut. Kunjungan kami di sini diakhiri dengan pembagian medali dari suster kepala yang dibeli di tempat penjualan souvenir di situs ini. Akhirnya, kami pun kembali menuruni bukit ini dengan menaiki cabel car seperti tadi kami datang.

(Ch. Enung Martina) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar