Saya tidak pernah bermimpi untuk berjalan
jalan di kota yang penuh sejarah dan eksotis seperti kota Roma. Setelah
mengikuti audensi umum bersama Paus, perjalanan kami lanjutkan untuk
berkeliling seputar Kota Roma. Kami menikmati keindahannya dari bis yang
membawa kami. Ada beberapa tempat yang kami singgahi meskipun, kami tidak bisa
berlama-lama untuk menikmatinya karena alasan waktu. Benar kata orang bahwa
Roma yang elok itu memerlukan waktu yang cukup untuk bisa menjelajahinya.
Namun, meskipun kami melihatnya secara sekilas, kami tetap menikmati dan
mengenang keindahan kota kuno ini. Siapa tahu ke depan, saya mempunyai
kesempatan untuk sekali mennjelejahinya.
Roma memang menawan. Banyak bangunan
indah yang menyimpan cerita tentang kisah-kisah masa lalu yang menyejarah.
Beberapa tempat yang sempat kami lewati dan kunjungi meski sekilas adalah:
Basilika Santo Petrus
Tempat wisata di Roma Itali ini saya ceritakan
pertama karena kegiatan ziarah kami dimulai dari temtat ini dengan mengikuti
audensi umum bersama Paus. Bangunan ini mempunya keunikan karena ukuran yang
maha besar berada tepat di jantung Kota Vatikan. Baik di dalam
dan luar basilika, tempat ini adalah ekspresi seni dan arsitektur
Renaissance, yang menampilkan karya Michelangelo, Bernini, Raphael dan
Bramante, yang membangun kembali basilika di situs pertama yang dipilih oleh Kaisar
Konstantinus pada abad keempat. Kata Louis, tour
guide local kami, Basilika ST Petrus ini terbuka mulai pukul 07:00
sampai dengan pukul 7:00 dari bulan April sampai September, dan sampai pukul
06:00 di musim dingin.
Piazza Navona
Tempat ini tidak sempat kami kunjungi. Kami hanya melihat
kemegahannya dari balik jendela bis
kami. Namun, Louis menjelaskan tempat ini kira-kira begini intinya:
Piazza Navona menggambarkan esensi dari Roma.
Awalnya tempat ini merupakan arena pacuan kuda di zaman kuno, maka bentuk
oval serta air mancur Baroque itu adalah untuk simbol Romawi
klasik. Ada tiga piazza, termasuk yang terkenal adalah Fontana dei Quatrro Fiumi yang dibuat pada abad ke-17 oleh Gian
Lorenzo Bernini. Angka alegoris yang terdapat pada tempat ini adalah yang
mewakili empat sungai besar di Dunia, mulai dari Danube, Sungai
Gangga, Sungai Nil, dan Rio Plata. Semuanya menghiasi dasar tempat ini dengan air mancur di atasnya dengan simbol
obelisk abad pertama. kolam air mancur ini sangat di gemari pengunjung, apalagi
anak-anak yang suka percikan air di tangan mereka di dalam
air. Tempat wisata di Roma Italia ini menjadi tempat
favorit bagi pengunjung yang berwisata bersama keluarga dan anak-anak mereka.
Tapi terlepas dari itu semua, ini adalah tempat umum tempat keluarga Romawi berkumpul untuk menikmati
kafe, toko-toko mainan, musisi jalanan. Khusus saat Natal tempat ini menjadi
pasar terbuka buat umum.
Di Piazza Navona, wisatawan bisa menikmati goresan tangan karya
para pelukis jalanan. Dengan tarif tarif relatif murah, wisatawan bisa
mendapatkan lukisan diri hanya dalam waktu 10 menit. Bangunan sejarah di Italia
memang telah menjadi magnet bagi jutaan wisatawan. Selain itu, biasanya
wisatawan menghabiskan waktu mereka, dan tidak pelak lagi mereka pun menguras
koceknya berbelanja di toko dan butik di kawasan yang menawarkan produk dengan
merek mendunia.
Colosseum
Colosseum mewakili semua yang sangat
mengagumkan dan mengerikan tentang Romawi kuno. Bangunan ini adalah karya arsitektur yang pernah
digunakan sebagai teater teror pada masa kekaisaran Romawi. Forum Romawi merupakan
pusat kekuasaan dunia kuno Roma yang
berdekatan dengan arena.
Colosseum
atau juga disebut Flavian Amphitheatre
merupakan monumen terpenting dari Roma kuno. Diresmikan pada tahun 80 masehi
oleh Jenderal Titus dengan diringi sebuah festival selama 3 bulan. Sejumlah
besar Gladiator dan 5000 binatang buas diadu. Amphitheatre besar ini biasa
dipakai untuk pertunjukkan berdarah seperti pertarungan antar Gladiator serta
perburuan binatang buas (venationes) sampai pada tahun 400 ketika Kekaisaran
menghapuskan kegiatan ini. Terjadi beberapa kerusakan akibat gempa bumi pada
pertengahan abad ke 5. Juga pernah digunakan sebagai benteng. Pada abad
pertengahan Colosseum ini digunakan sebagai tempat pengambilan bahan baku
material bagi pembangunan monumen-monumen serta gedung-gedung yang
diperuntukkan bagi sejumlah Paus.
Colosseum sangat Ramai
dikunjungi pada musim panas seperti saat kami berkunjung. Berbagai bangsa dan
warna kulit ada di sini. Colosseum saat
ini yang masih dapat kita lihat hanyalah merupakan sisa dari sebuah kemegahan
yang tak tertandingi. Menurut sumber yang terpercaya dimensi luarnya adalah
sebagai berikut : sumbu utamanya 188 meter, sumbu kecilnya 156 meter, panjang
kelilingnya 527 meter dan tingginya 57 meter. Bentuk gedung ini adalah elips,
dengan empat tingkat. Bagian luarnya dilapisi dengan marmer. Ada empat pintu
masuk utama ke dalam arena, dan pintu-pintu kecil lainnya yang memberi akses
masuk ke tempat duduk penonton. Bagian dalamnya, dapat menampung 50.000
penonton yang tersusun di lantai yang tinggi dengan tiga tingkat susunan tempat
duduk.
Terdapat podium yang biasanya digunakan
sebagai tempat duduk orang-orang terhormat seperti kaisar, senator, petugas
pemerintahan dan lainnya. Tingkat pertama digunakan untuk para kesatria.
Tingkat kedua digunakan untuk para warga negara biasa, sedangkan tingkat ketiga
digunakan untuk masyarakat kelas bawah. Di arena (panggung tempat
pementasan) -nya sendiri ( berukuran 76 x 46 meter ) masih dapat dilihat
bagian lift tempat binatang buas dibawa ke atas dari gua bawah tanah tempat
mereka dikurung sebelum pertunjukkan dimulai. Lift tersebut dioperasikan dengan
tenaga manusia dengan jalan ditarik. Menurut cerita tradisi, bahkan bagian arenanya pun dapat dibanjiri
dengan air untuk pertunjukkan “perang laut” tiruan walaupun hal ini disanggah oleh
para arkeolog.
Kunjungan kami yang singkat di
tempat ini mengingatkan saya akan saksi sejarah dari berbagai peristiwa hidup
manusia pada masa tertentu. Kekejaman, kesakitan, penderitaan, air mata yang
pada masa itu berhadapan dengan kuasa dunia yang tak seorang pun bisa
menentangnya. Sementara cinta, perjuangan, kedamaian berbaur dengan ketakutan
pada tirani yang berkuasa pada masanya. Namun, seperti tertulis dalam Al Kitab
bahwa segalanya ada waktunya. Akhirnya kekejaman dan penderitaan pada masa gelap
itu ujung-ujungnya berlalu juga. Memang
tak ada yang abadi dengan kuasa dunia.
Sebetulnya ada
begitu banyak objek wisata yang menawan di Roma ini yang tak sempat kami
kunjungi seperti : Museum Vatikan, Catacombs, Pantheon, Plasa de Italia,
Monument Victor Emmanuel, Fontana del Trevi, dan Spanish Steps di Spanish
Square. Sehari berkeliling di kota Roma rasanya belum cukup, masih banyak
tempat yang perlu dikunjungi dan ditelusuri. Siapa tahu suatu saat nanti
Tuhan membawa saya ke sana lagi. Amin.
Dari semua yang saya lihat dan saya kunjungi keindahan Roma memang tak bisa
diuntai dalam beberapa lembar tulisan. Keindahannya hanya bisa kita nikmati.
Pantaslah orang menyebut Roma sebagai kota seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar