pedesaan di Sarzana
Sekitar pukul 14.00 waktu Itali, kami
melanjutkan perjalanan kami dari Roma
menuju Sarzana – La Spezia. Wilayah ini berada di Italia Utara yang
terkenal kesuburannya. Menurut Wikipedia La
Spezia (Spèza dalam dialek lokal Liguria) adalah sebuah kota di daerah Liguria di Italia Utara, di ujung atas La Spezia Gulf, ibukota provinsi La Spezia. Kota ini adalah
salah satu pelabuhan militer dan dagang Italia utama, terletak antara Genoa dan Pisa di Ligurian
Sea. La Spezia juga memiliki industri
militer terbesar di Italia, bernama OTO Melara.
Di Sarzana –
La Spezia kami menginap di Hotel La
Rondine, viale (jalan) Litoraneo no 58, Marinella di Sarzana setelah menempuh
jarak 430 Km dalam waktu lebih kurang 4
jam perjalanan dengan bis wisata yang
nyaman. Setibanya di hotel, kami sudah disambut dengan hidangan malam berupa
pasta yang seperti selang dipotongi dengan saus kerang dan udang. Kawan saya
Pak Kris menyebutnya selang diketoki.
Italia, salah satu
Negara di Eropa yang di juluki Negri Pizza ini ternyata memilki banyak obyek
wisata yang sangat menarik. Mulai dari perfileman, arsitektur, wisata sejarah,
menara Pisa, wisata Fassion di kota Milan, wisata agama di Vatikan,
wisata makanan, galeri, wisata alam dan banyak lagi yang bisa kita nikmati.
Salah satu yang terkenal dan menjadi warisan dunia adalah Cinque Terre.
Di Indonesia tempat wisata ini belum begitu dikenal banyak orang. Mari saya
bagi pengalaman di tempat wisata yang luar biasa ini! Kami mengunjungi tempat
ini pada hari Kamis, 18 Juni 2015.
Cinque Terre yang terletak di Provinsi La Spezia, Liguaria, Italia
Utara ini merupakan salah satu warisan dunia yang ditetapkan UNESCO. Cinque
Terre sendiri berarti lima desa yaitu Riomaggiore Riomaggiore, Manarola,
Corniglia, Vernazza, dan Monterosso. Cinque Terre sekarang dijadikan sebagai
taman nasional dan suaka alam laut. Beberapa abad silam, di area ini seorang
arsitek lansekap berkebun buah anggur. Kebunnya luas dan berteras dengan
tekstur berundak, terlihat seperti tangga dengan dataran di bagian bawah
mengarah ke laut. Karena tanah yang kuat seperti batu, undakan tidak perlu
diperkuat bahan-bahan bangunan lain. Maka mulailah orang membangun desa di
tempat berkarang yang terjal ini.
Cinque Terre
Ketika
kami melihat daerah ini, salah satu teman saya, Ibu Yuli Lewar, berkomentar:
daerah seperti ini di Flores ada, malah lebih indah daripada ini. Memang, pariwisata
semakin meningkat ketika suatu tempat ditemukan dan dikelola dengan baik. Pantai di
Flores yang Ibu Yuli Lewar katakan pun akan menjadi seperti Cinque Terre bila
pemerintah dan masyarakat mengelola dengan baik serta memasarkannya agar bisa
dilihat oleh mata dunia.
Pantai
di Cinque Terre
Desa-desa
di Cinque Terre yang tadinya miskin dan terpencil menjadi berkembang dengan
dibangunnya infrastruktur transportasi kereta yang setiap jamnya bisa kita
temukan. Jalur lalu lintas yang semakin mudah membuat lima kawasan yang
mempunyai dialek dan budaya yang berbeda ini bisa menjadi satu dan menjadikan
warna tersendiri di dunia pariwisata. Pengunjung bisa mendaki dan berpetualang
bersama dengan masyarakat setempat dan menikmati kuliner khas di desa itu.
Seperti yang komentar Ibu Yulia Lewar di atas, saya pun bertanya: kapan
Indonesia bisa memajukan pariwisatanya seperti ini? Saya yakin tak hanya di
Flores yang dikatakan tadi, tetapi di tempat lain di Indonesia banyak tempat
yang tak kalah fantastic-nya.
Kita
bisa melihat matahari bersinar, laut, pasir pantai yang indah, dan
bangunan-bangunan yang menawan. Banyak wisatawan yang sengaja datang ke sini
hanya untuk berenang dan juga mendaki karena kawasan ini juga berupa perbukitan
yang terjal. Karena saat kami berkunjung sedang musim panas, pantai di kelima
desa ini penuh dengan orang berjemur. Bagi yang ingin bermalas-malasan, tempat
ini juga sangat mendukung, dengan sinar matahari yang hangat akan memanjakan
diri untuk berjemur dan menikmati semilir angin. Tempat sangat cocok untuk bersantai sejenak melepaskan diri dari rutinitas
pekerjaan yang melelahkan.
Keindahan
laut dan bukit terjal di Cinque Terre
Lima desa ini bisa dijangkau hanya melalui kereta api. Namun,
berhati-hatilah ketika naik kereta api karena sangat padat, maka pencopet
beroprasi di sini bisa tersamarkan oleh padatnya penumpang. Para pencopet ini
sangat perlente. Mereka anak-anak muda yang tampan dan cantik. Bagi kita orang
Indonesia rasanya tak percaya bahwa mereka pencopet bila melihat sosok mereka. Saya mengenali mereka pencopet karena
Fullbia, local guide kami,
menjelaskan ciri meraka. Bahkan denagn sadisnya ia menunjukkan orangnya. Cara
mereka beroprasi sangat rapi dan profesional. Teman saya, Ibu Sofie, mengalami
hampir dicopet. O ya, kata Fullbia, orang Asia menjadi sasaran empuk para
pencopet itu. Mereka beranggapan orang Asia selalu membawa uang cash.
Kereta api satu-satunya tranportasi ke Cinque Terre
Desa-desa ini terkenal
dengan pelabuhan dan hasil lautnya. Banyak restoran di sana yang menyajikan
hidangan laut, seperti kerang dan mix grill al
mare (aneka ikan,
cumi, udang, lobster panggang, disajikan dengan irisan tipis terong, paprika,
dan jeruk lemon). Berbicara tentang makanan kami mengalami pengalaman seru
ketika memesan makanan. Saya termasuk kelompok 9. Kami semua berenam: Pak
Victor sebagai ketua, Ibu Mitha, Ibu Sofia, Ibu Darpi, Ibu Rawati, dan saya.
Setiap kelompok akan bersama-sama pada saat kegiatan yang memerlukan
kebersamaan agar saling melindungi dan saling memperhatikan sehingga tidak
terjadi hal-hal yang tak diharapkan di negri orang.
Begini cerita seru kelompok kami. Kami mendapat jatah makan siang
sebesar 13 euro. Ketika di Manarolla, kami makan siang di sebuah restoran
lokal. Saat masuk restoran kecil itu, kami sudah clingak-clinguk kebingungan
akan memesan makanan apa. Pelayan yang sepertinya sekaligus pemilik restoran
tersebut tanggap, segeralah dia memberikan papan menu kepada kami. Kami pun
asyik menyimak tulisan di papan tersebut. Tak ada gambar pada papan itu. Hanya
ada tulisan dalam bahasa Italia. Setelah melalui kesepakatan, kami memesan
porsi yang berbeda untuk setiap orang agar bisa saling mencicipi. Datanglah
pesanan Pak Victor: pasta seperti spageti dengan bumbu seafood kerang. Yummmy,
nampak lezat! Yang kedua datang pesanan saya, spagheti dengan saus olive oil
dan campuran olive muda. Lumayan! Datanglah pesanan Ibu Darpi: Pasta
kotak-kotak dengan udang dan daging. Nampaknya lezat! Berikutnya pesanan Ibu
Rawati: pasta bulat lonjong kecil dengan saus merah beraroma keju muda. Kami
melihatnya langsung tertawa karena bentuk pastanya mirip tahi kambing. Intil
wedhus! Tiba giliran pesanan Ibu Sofie. Kami penasaran dan menantikannya,
ternyata bentuk pastanya sama dengan pesanan Ibu Rawati hanya sausnya berwarna
hijau royo-royo. Otomatis kami tertawa lagi lebih keras dan lebih terpingkal-pingkal.
Ibu Mitha tak ikut rombongan karena dia makan di atas, kakinya sudah tak
kuat berjalan terlalu jauh. Ketika kami
mencicipi rasanya: yang paling lezat menurut lidah kami pesanan Ibu Darpi,
kedua Pak Victor, ketiga saya, sedangkan pesanan Ibu Rawati dan Ibu Sofie,
perlu waktu lama dan perjuangan kami menghabiskannya. Sepanjang makan, tak
henti kami menertawakan kebodohan kami.
Inilah sedikit
informasi tentang kelima desa tersebut menurut beberaap sumber dan Fullbia, local guide, yang menjelaskannya
dengan suara keras- toa, dan penuh
canda. Sesuai dengan makna namanya
Fullbia berarti gembira.
Riomaggiore
toko suvenir di Cinque Terre
Kawasan ini berada paling selatan dan merupakan
tempat pertama yang bisa kita capai jika kita datang dari Provinsi La Spezia,
seperti kami. Kami sudah bisa melihat
rumah-rumah yang dibangun di sepanjang tebing yang curam. Via Colombo adalah
jalan utama yang bisa dilalui, di sepanjang jalan itu bisa dijumpai restauran,
bar, dan toko-toko. Via dell’Amore menjadi penghubung antara Riomaggiore dan
Manarola yang masih merupakan bagian dari Cinque Terre.
Manarola
Merupakan kota terkecil kedua yang menjadi bagian dari Cinque Terre. Rumah-rumah yang berwarna-warni dan desa-desa kecil terhampar di sepanjang tebing Liguria. Barangkali Manarola adalah merupakan kota tertua di kawasan ini, ditandai dengan adanya bangunan gereja San Lorenzo yang terbuat dari batu, yang terdapat angka tahun 1338. Kami mampir di gereja batu ini dan berdoa untuk beberapa saat. Dialek daerah ini agak berbeda dengan daerah di sekitarnya. Kata Manarola kemungkinan merupakan perubahan dari dialek Latin yang berasal dari kata Magna rota. Dalam dialek setempat menjadi Magna roea yang berarti roda besar. Ini mengacu pada roda pabrik di kota. Industri utama di sini adalah pemancingan dan anggur. Anggur lokal yang terkenal adalah sciacchetra. Banyak tulisan orang Romawi yang memuji kualitas anggur tersebut.
Merupakan kota terkecil kedua yang menjadi bagian dari Cinque Terre. Rumah-rumah yang berwarna-warni dan desa-desa kecil terhampar di sepanjang tebing Liguria. Barangkali Manarola adalah merupakan kota tertua di kawasan ini, ditandai dengan adanya bangunan gereja San Lorenzo yang terbuat dari batu, yang terdapat angka tahun 1338. Kami mampir di gereja batu ini dan berdoa untuk beberapa saat. Dialek daerah ini agak berbeda dengan daerah di sekitarnya. Kata Manarola kemungkinan merupakan perubahan dari dialek Latin yang berasal dari kata Magna rota. Dalam dialek setempat menjadi Magna roea yang berarti roda besar. Ini mengacu pada roda pabrik di kota. Industri utama di sini adalah pemancingan dan anggur. Anggur lokal yang terkenal adalah sciacchetra. Banyak tulisan orang Romawi yang memuji kualitas anggur tersebut.
Corniglia
pertanian di Cinque Terre
Merupakan satu-satunya dari kawasan Cinque Terre yang tidak
berada di atas air. Tidak berbatasan dengan laut. Berada di sebuah tanjung yang
menjulang tinggi kurang lebih 100 meter. Pada ketiga sisinya dikelilingi
kebun-kebun anggur dan pada sisi yang lain merupakan tebing yang curam. Untuk
mencapai Corniglia bisa dengan mendaki, lewat jalur penerbangan dan juga lewat
jalur darat dengan bus kecil. Desa ini membentang sepanjang jalan utama Fieschi
Road. Rumah-rumah di sana salah satu sisinya menghadap ke jalan dan yang lain
menghadap ke laut. Bangunannya rendah seperti rumah di pedalaman. Jalan-jalan
di sini cukup sempit jika dibandingkan kawasan yang lain. Dari stasiun kereta
api, jalan setapak zigzag naik hampir 400 tangga ke puncak bukit kota. Menurut
legenda, seorang petani Romawi awalnya menetap di Corniglia. Nama itu diambil
dari nama ibunya, Cornelia. Dalam bahasa Italia, Cornelia diucapkan Corniglia.
Warga mengklaim anak Cornelia inilah yang mampu menghasilkan anggur yang begitu
terkenal.
Monterosso
Merupakan satu-satunya kota resor di Cinque Terre. Banyak hotel dan penginapan yang bisa disewa di sini. Kota ini terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu kota tua dan kota baru. Dua daerah ini dibagi oleh sebuah terowongan tunggal yang melayani pejalan kaki dan sangat sedikit mobil di kota. Pantai Monterosso membentang di sepanjang sebagian besar garis pantai di wilayah tersebut. Biasa digunakan oleh turis dan warga lokal. Pantainya merupakan yang terluas di kawasan Cinque Terre. Monterosso merupakan kota kecil yang selalu dibanjiri turis di musim panas. Desa ini sempat dikeluarkan dari Cinque Terre pada tahun 1948 tapi kembali diperkenalkan sebagai bagian Cinque Terre. Hal ini disebabkan karena para pejabat Italia mengganggap desa itu terlalu besar untuk dianggap sebagai bagian dari jejak sejarah.
Merupakan satu-satunya kota resor di Cinque Terre. Banyak hotel dan penginapan yang bisa disewa di sini. Kota ini terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu kota tua dan kota baru. Dua daerah ini dibagi oleh sebuah terowongan tunggal yang melayani pejalan kaki dan sangat sedikit mobil di kota. Pantai Monterosso membentang di sepanjang sebagian besar garis pantai di wilayah tersebut. Biasa digunakan oleh turis dan warga lokal. Pantainya merupakan yang terluas di kawasan Cinque Terre. Monterosso merupakan kota kecil yang selalu dibanjiri turis di musim panas. Desa ini sempat dikeluarkan dari Cinque Terre pada tahun 1948 tapi kembali diperkenalkan sebagai bagian Cinque Terre. Hal ini disebabkan karena para pejabat Italia mengganggap desa itu terlalu besar untuk dianggap sebagai bagian dari jejak sejarah.
Vernazza
Jalan berliku di pantai Cinque Terre
Merupakan permata dari Cinque Terre. Tidak ada lalu lintas mobil
di kota ini. Vernazza merupakan tempat yang paling layak disebut desa nelayan.
Catatan pertama tahun 1080 menyatakan bahwa kota ini adalah kota benteng yang
merupakan basis dari Obertenghi, keluarga bangsawan Italia. Merupakan titik awal
keberangkatan pasukan angkatan laut. Selama dua abad berikutnya Vernazza
berperan penting dalam penaklukan Genova terhadap Liguria. Tempat ini
menyediakan pelabuhan, armada dan tentara. Pada tahun 1209, kurang lebih 90
keluarga yang paling kuat di kota ini bersumpah setia untuk mendukung Republik
Genova. Pada tahun 1400-an Vernazza fokus terhadap pertahanan dengan membuat
benteng untuk menangkal serangan bajak laut. Produksi anggur menjadi menurun.
Pada tahun 1800-an dibangunlah infrastruktur transportasi yang mengakhiri
isolasi Vernazza, itu merupakan awal kebangkitan dari kota tersebut. Setelah
UNESCO mengakui kawasan Cinque Terre sebagai Situs warisan dunia, pariwisata
semakin meningkat dan untuk mempertahankan nilai sejarah maka tradisi
memancing, industri anggur, dan zaitun kembali dikembangkan. Pada tanggal 25
Oktober 2011 kawasan ini dilanda hujan deras dan mengakibatkan banyak tempat
yang longsor. Kerugian ditaksir mencapai 100 juta euro. Setelah dievakuasi kota
ini dinyatakan berstatus darurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar