BERSINERGI DALAM MERAIH PRESTASI
Sinergi berasal dari bahasa Yunani synergos yang berarti bekerja bersama-sama. Sinergi adalah suatu bentuk dari sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum. Ada beberapa syarat utama penciptaan sinergi yakni kepercayaan, komunikasi yang efektif, feedback yang cepat, dan kreativitas.
Apa yang kita lihat pada gambar di atas? Beberapa orang
melihat itu gambar kepala bebek. Sementara orang lain melihatnya itu adalah
kepala kelinci. Kedua pihak melihat gambar yang sama, tetapi bisa menafsirkan
berbeda. Jawaban keduanya benar.
Kita melihat garis-garis hitam dan putih yang sama tapi kita
menafsirkannya berbeda karena kita telah dikondisikan untuk menafsirkan secara
berbeda.
Bila kita menghargai perbedaan persepsi kita, karena kita menghargai satu sama lain dan memberikan
kepercayaan terhadap kemungkinan bahwa kita kedua belah pihak benar. Bahwa ternyata hidup tidak selalu dikotomis
baik / buruk, karena ada alternatif ketiga yang disebut jalan tengah.
Alternatif yang kreatif memandang sesuatu dari cara yang berbeda yang melampaui batas-batas yang
ada.
Alterrnatif ketiga itu adalah bersinergi. Alternatif
ini didasari oleh habit ke-4 dalam 7
kebiasaan yaitu berpikir menang-menang dan habit ke-5 berusaha
memahami orang lain sebelum dipahami.
Sinergi berarti menggabungkan bagian-bagian sehingga
menjadi keseluruhan yang lebih besar daripada jumlah yang
seharusnya. Secara matematis 2+2=4. Namun, dalam sinergi bisa menjadi 6, 8, 10,
25, dst.
Sinergi adalah aktivitas tertinggi dalam kehidupan. Dia
menarik paralel dengan alam yang terdapat sinergi di mana-mana. Jika Anda
menanam dua tanaman berdekatan, akar bersimbiosis dan meningkatkan kualitas
tanah sehingga kedua tanaman akan tumbuh lebih baik daripada jika mereka
dipisahkan (Steven Covey).
Inti dari sinergi
adalah menghargai dan menghormati perbedaan, membangun kekuatan, serta
mengimbangi
kelemahan. Dengan bergabungnya beberapa orang akan sekian banyak perbedaan.
Namun perbedaan itu bukan menjadi masalah karena setiap individu menghormati
perbedaan, bahkan merayakannya. Kelemhan setiap individu akan terimabngi dengan
kekuatan dari tiap-tiap pribadi yang menyatu. Maka ketika kekuatan menyatu,
kelemahan bukan lagi menjadi penghalang. Yang ada hanyalah kekuatan untuk bisa
bekerja sama untuk mencapai tujuan dan
menghasilkan buah-buah yang berlimpah.
Hal ini terjadi pada
kelas yang dipercayakan sebagai kelas asuhan saya sebagai wali kelas. Saya
mendapatkan kelas yang luar biasa. Kelas ini dipercayakan kepada saya mulai
dari kelas VII hingga sekarang kelas IXA. Saya mengikuti mereka sebagai walinya
dengan terkadang menguras energi untuk bisa mencapai tujuan memajukan mereka
baik secara individu maupun kelas secara bersama. Perbedaan latar belakang
mereka membentuk karakter yang rupanya tidak mudah untuk disatukan dalam satu
wadah yang harus ada kerja sama di dalamnya.
Karakter kelas ini
luar biasa sukarnya untuk menyatu. Satu dengan yang lain saling mencurigai.
Mulai terbentuk satu anak cocok dengan yang lain. Sementara anak lain tidak
menyukai yang lainnya. Namun, dengan berbagai strategi dan trik, mulai dari
yang halus hingga yang keras dicoba untuk bisa membawa mereka pada kesadaran
bahwa mereka itu ditakdirkan bersama dalam satu kelas untuk saling berbagi demi
mencapai tujuan menjadi manusia yang cerdas, utuh, dan melayani.
Pekerjaan yang tidak
mudah memang. Wali kelas harus kreatif menciptakan cara untuk membuat kelas ini
menyadari bahwa mereka saling membutuhkan. Menyadari bahwa dengan kerja sama
maka tujuan akan lebih ringan untuk dicapai. Menyadari bahwa manusia itu butuh
orang lain. Saya sebagai wali kelas berusaha sedikit-demi sedikit melalui
berbagai pengalaman yang mereka lalui memberi penyadaran akan hal itu.
Sesudah 2 tahun
mereka bersama dalam gontok-gontokan, pertengkaran, dan kesemerawutan dalam
rangka mencapai kesadaran bahwa kelas ini adalah milik bersama,
akhirnya pada
tanggal 17 Agustus 2016, usaha di atas ada hasilnya. Ceritanya agak dramatis
memang.
Hari itu sekolah
kami mengadakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71. Sesudah upacara
berlangsung, OSIS SMP/SMA menggelar aneka lomba. Perlombaan itu diikuti oleh
setiap kelas SMP dan SMA. Hari itu saya tidak utuh mengikuti kegiatan ini
karena saya ijin untuk menunggu anak kedua saya yang dirawat di rumah sakit.
Hari itu merupakan hari yang sangat sibuk untuk saya sehingga tidak sempat
membuka HP dengan media sosialnya. Rupanya kelas IXA di grup line mereka sudah
ramai membicarakan kemenangan mereka. Siang itu mereka mencari saya ke setiap
penjuru sekolah karena ingin mempersembahkan medali mereka yang diraih dengan
kerja keras mereka. Mereka meraih juara II dalam perlombaan tersebut.
Keesokan harinya,
Kamis, 18 Agustus, saya masuk kelas mereka. Mereka menyampaikan medali
tersebut. Satu anak sebagai wakil kelas berkata: “u, sesudah 2 tahun akhirnya
kami berhasil. Terima kasih, Bu.“ Mereka mengucapkan terima kasih pada saya,
padahal saya tidak melakukan apa – apa untuk perlombaan mereka. Rupanya mereka
menyadari bahwa prestasi tersebut tercapai karena adanya sinergi di antara
mereka yang selama ini saya upayakan dengan berbagai cara. Begitulah sinergi.
Ketika itu terwujud, maka akan ada kemenangan bersama yang dirasakan.
Ch. Enung Martina