(doc. pribadi)
Perjalanan kali ini, Tuhan membawa saya ke satu kepualauan,
yaitu Kepulauan Maluku., khususnya ke Kota Ambon. Ambon adalah ibu kota Provinsi Maluku. Dahulu
Ambon dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah terbaik dunia. Sampai
sekarang pun masih. Selain penghasil rempah-rempah, Ambon juga dikenal lewat
keindahan alamnya yang begitu memukau bagi siapa saja yang mengunjunginya.
Kota Ambon terletak di daerah datar, dikelilingi oleh Teluk
Ambon yang indah, yang didukung oleh pegunungan hijau subur dan menghadap ke lautan
jernih nan biru. Kota Ambon juga dikenal sebagai "Ambon Manise" yang
berarti Ambon itu manis atau cantik. Nama ini dikarenakan keindahan alam Ambon
yang menawan dan keramahan orang-orang Ambon.
Kami,
rombongan guru-guru Santa Ursula berangkat dari Bandar Udara Sukarno Hata
dengan flight Garuda Indonesia GA646.
Tiba di Banda Udara Internasional Pattimura
pada pukul 13.00 WITA. Bandara
ini melayani kedatangan dalam dan luar negeri. Dengan luas landasan 2.500 m² untuk dalam
negri dan luar negeri dengan luas landasan 400 m2 relatif kecil jika
dibandingkan dengan Bandar Udara Sukarno Hatta. Bandara ini berjarak 38
kilometer dari Kota Ambon dikelilingi oleh lautan yaitu di sebelah Utara Laut Seram,
Selatan Laut Banda, dan Timur Laut Arafura.
Setiba di Ambon, kami langsung menuju Pantai Pintu Kota.
Pantai ini merupakan salah satu yang paling dikenal di Ambon. Pantai ini
merupakan pantai jurang yang curam dengan kemiringan sekitar 80 derajat. Pantai
Pintu Kota merupakan pantai berbentuk teluk dengan batu-batu karang tajam yang indah.
Pantai satu ini tidak memiliki bibir pantai dan pasir, tetapi kita bisa
menemukan keindahannya dalam keeksotisan yang mungkin jarang kita temukan
di pantai lainnya. Hal yang paling unik
dan dikenal dari Pantai Pintu Kota ini adalah adanya sebuah karang bolong
berbentuk seperti gerbang atau pintu. Celah karang besar tersebut terbentuk
akibat dari adanya benturan air laut yang keras selama bertahun-tahun. Hal
tersebut ternyata membuat karang menjadi terkikis, bahkan menimbulkan sebuah
lubang besar. Bagi para penyuka wista laut, bisa menmukan spot diving yang sangat
indah di lokasi ini. Spot divingnya dikenal memiliki keindahan yang bisa
membuai para diver sekalian yang memang hobi menikmati keindahan bawah laut. Keindahannya yang menawan dan keunikannya yang
begitu eksotis membuat banyak orang tertarik datang berkunjung.
(doc. pribadi)
Saya bukan penyuka kegiatan ekstrim di laut. Jadi cukup untuk
saya menikmati indahnya Pantai Pintu Kota sambil minum teh panas dengan pisang
dan sukun goreng panas. Sesungguhnya perut saya sangat lapar karena kami
rombongan tidak mendapatkan makan siang begitu kami turun di bandara dari
penyelenggara tour kami. Sepertinya agent tour ingin cepat kaya sehingga
membiarkan kliennya tidak makan siang. Bahkan air mineral pun kami tak
mendapatkannya. Akhirnya kami, di bis satu mampir di jalan untuk membeli air
mineral dengan kocek sendiri.
Saya ingin sekali makan berat seperti nasi, mi ayam, soto
panas, atau apa pun itu. Namun, yang berat ada di pantai ini hanya karang dan
bebatuan terjal. Apa daya kami para
turis domestik ini. Pedagang di pantai ini
hanya menjual mi instan dan pop mi yang jelas tak sedikit pun saya berselera
untuk menyantapnya. Untungnya ada pedagang yang menjual cemilan pisang dan
sukun goreng. Daripada saya makan mi instan, lebih baik makan cemilan ini.
Meski menikmati pantai ini dengan perut kelaparan dan hati
dongkol kepada agent tour yang pelayanannya parah sekali, tetapi tak sedikit pun mengurangi
keeksotisan pantai ini. Pantai Pintu Kota ini terletak di Dusun Airlouw,
Kecamatan Nusaniwe, Ambon. Dengan titik awal keberangkatan dari pusat kota
Ambon, kita akan menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 sampai dengan 60
menit menuju ke pantai indah nan menawan ini.
Pantai Pintu Kota tidak terlalu aman untuk dijadikan lokasi
berenang. Karena bagian bibir pantai yang berpasir hanya sedikit saja dan
pantainya memiliki karang dengan batu yang tajam. Arus air laut di kawasan
Pantai Pintu kota pun sangat kencang, dengan gelombang ombak tinggi. Gugusan
bebatuan karang yang berada di sekitar karang berlubang besar Pintu Kota yang
menjadi daya tarik kuat. Lokasi ini banyak dijadikan sebagai tempat favorit
untuk berfoto.
Beberapa teman saya tidak turun ke pantai karena jalan untuk
menuju ke pantai berupa tangga semen
yang cukup curam, terutama bagi orang yang bermasalah dengan lutut. Namun, saya
ingin menikmati keindahan pantai dan karang di Pantai Pintu Kota karena itulah
saya turun. Saat turun di pantai pun perlu berhati-hati karena tempat berpijak
di sekitar pantai di dominasi oleh batu- batu yang cukup tajam. Jadi diperlukan
kewaspadaan saat melangkahkan kaki di antara bebatuan.
Di lokasi pantai terdapat pondok-pondok untuk tempat berteduh
dan beristirahat sambil memesan cemilan.
Di sekitar pantai ditumbuhi pepohonan yang cukup besar membuat kawasan
ini cukup rimbun. Pantainya mirip dengan Pulau Bunaken, rimbun dengan pepohonan.
Pantai Pintu Kota. Itulah destinasi kami pertama di Ambon.
Mengesankan, meskipun dinikmati tanpa makan siang.
(Ch. Enung Martina)