Brave Hearts, Strong Spirits, Shining in Love
Judul di atas menjadi tema perayaan Hari Santa Ursula tahun 2025 di Kampus Santa Ursula BSD. “Brave Hearts, Strong Spirits, Shining in Love” mengajak setiap Ursulin muda dan seluruh pendidik untuk meneladani keberanian dan ketangguhan Santa Ursula dalam menempuh jalan iman, pengetahuan, dan kasih. Di tengah dunia yang terus berubah, semangat ini menginspirasi setiap pribadi untuk memiliki hati yang berani menghadapi tantangan, jiwa yang tangguh dalam berjuang, serta cinta yang memancar dalam setiap tindakan nyata. Perayaan ini menjadi ungkapan syukur atas warisan spiritual yang terus hidup dan berbuah dalam karya pendidikan Santa Ursula BSD.
Keberanian bagi para Sanurian di zaman ini tidak lagi hanya berarti menghadapi bahaya besar atau perjuangan fisik, tetapi juga tentang kesetiaan pada nilai-nilai kebenaran dan kasih di tengah arus dunia yang cepat berubah. Di Kampus Santa Ursula BSD, keberanian itu tampak dalam keseharian: para guru yang terus berinovasi dan mendampingi dengan hati, para siswa yang berani berpikir kritis dan tetap rendah hati, staf tata usaha dan karyawan yang setia melayani dengan ketulusan meski dalam kesibukan dan keterbatasan. Keberanian sejati adalah keberanian untuk tetap menjadi terang di tengah kegelapan, melakukan yang benar meski tidak populer, dan terus menabur kasih tanpa pamrih. Di sinilah semangat “Brave Hearts, Strong Spirits, Shining in Love” menemukan wujud nyatanya dalam langkah-langkah sederhana setiap Sanurian yang berani mencintai dan berkarya dengan sepenuh hati.
Keberanian sejatinya tumbuh dari hati yang percaya dan jiwa yang teguh pada nilai-nilai kebaikan. Dalam kehidupan sehari-hari di kampus BSD, keberanian itu tampak ketika seseorang berani mengakui kesalahan dan belajar darinya, ketika guru tetap setia mendampingi meski hasil belum terlihat, ketika siswa berani berbicara dengan jujur, dan ketika setiap karyawan memilih bekerja dengan integritas tanpa mencari pujian. Keberanian juga berarti tidak menyerah pada kelelahan atau ketidakpastian, melainkan terus melangkah dengan harapan dan doa. Seperti Santa Ursula yang mengandalkan kekuatan kasih Tuhan dalam menghadapi tantangan, para Sanurian pun diajak untuk menyalakan keberanian itu setiap hari untuk menjadi diri sendiri, untuk melayani dengan tulus, dan untuk memperjuangkan kebaikan di mana pun berada.
Unsur kedua dari tema di atas adalah tentang keteguhan jiwa. Keteguhan jiwa menjadi dasar yang meneguhkan semangat Sanurian dalam menjalankan setiap tugas dan kewajiban. Di tengah tuntutan pekerjaan, studi, maupun pelayanan, keteguhan ini tampak dalam kesetiaan untuk tetap berproses dengan sabar, tekun, dan bertanggung jawab. Guru yang terus membimbing meski lelah, siswa yang berjuang menyelesaikan tugas dengan jujur dan disiplin, serta karyawan yang bekerja dengan disiplin dan komitmen adalah wujud nyata dari jiwa yang kuat. Keteguhan tidak selalu tampak besar. Namun, hidup dalam hal-hal sederhana dalam kesediaan untuk tetap setia, dalam kesabaran menghadapi kesulitan, dan dalam keyakinan bahwa setiap karya, sekecil apa pun, adalah bagian dari panggilan kasih. Keteguhan jiwa inilah yang diharapkan senantiasa hidup di tengah komunitas Santa Ursula BSD.
Keteguhan jiwa menjadi sangat penting karena dunia saat ini. Situasi sering menguji kesabaran, komitmen, dan integritas manusia. Tanpa keteguhan, seseorang mudah goyah oleh tekanan, mudah menyerah ketika hasil tak segera tampak, atau tergoda untuk mengambil jalan pintas demi kenyamanan sesaat. Keteguhan membuat hati tetap berpaut pada nilai-nilai kebenaran dan kasih, meski lingkungan sekitar kadang tidak mendukung. Bagi para Sanurian, keteguhan jiwa berarti berani bertahan dalam kebaikan, menjaga semangat pelayanan, dan tetap berpegang pada cita-cita luhur pendidikan Ursulin. Di sinilah makna mendalam dari Strong Spirits, bahwa kekuatan sejati bukan datang dari luar, melainkan dari ketekunan dan kesetiaan batin untuk terus berbuat baik, apa pun tantangannya.
Dari keberanian yang lahir dari hati yang tulus dan keteguhan jiwa yang teruji dalam kesetiaan, terpancarlah cahaya kasih yang menerangi kehidupan. Inilah makna terdalam dari Shining in Love. Bahwa kasih menjadi buah dari keberanian dan keteguhan yang dijalani dengan rendah hati. Kasih itu tidak berhenti di ruang kelas atau lingkungan sekolah, tetapi mengalir ke rumah dan keluarga dalam bentuk perhatian, pengertian, dan kehadiran yang menguatkan. Ia juga menyebar di lingkungan sekitar dan masyarakat melalui sikap peduli, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama serta alam ciptaan. Ketika setiap Sanurian berani berbuat baik, teguh dalam panggilannya, dan menjalankan tugas dengan tulus, maka semangat “Brave Hearts, Strong Spirits, Shining in Love” sungguh hidup nyata sehingga menjadi terang yang menuntun dan menyejukkan dunia di sekitarnya.
Dunia saat ini sungguh merindukan kehadiran pribadi-pribadi yang memancarkan kasih dalam tutur, sikap, dan tindakan. Di tengah derasnya arus persaingan, individualisme, dan ketidakpedulian, kasih menjadi tanda kehadiran Allah yang menenangkan dan memulihkan. Kasih yang memancar bukan hanya berupa kata-kata manis, melainkan nyata dalam empati, kesediaan mendengarkan, dan ketulusan berbagi. Inilah panggilan bagi setiap Sanurian untuk menjadi pribadi yang menghadirkan kasih di mana pun berada: di rumah, di sekolah, di lingkungan, dan di tengah masyarakat. Ketika kasih menjadi pusat dari segala perbuatan, dunia yang keras dan terburu-buru akan kembali menemukan wajah kemanusiaannya. Dengan demikian, semangat “Brave Hearts, Strong Spirits, Shining in Love” bukan sekadar tema perayaan, melainkan jalan hidup yang menyembuhkan dan menebarkan terang bagi banyak orang.
Menjalankan semangat “Brave Hearts, Strong Spirits, Shining in Love” tentu bukan perkara mudah. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada kelelahan, kekecewaan, atau situasi yang membuat semangat kasih dan keteguhan hati terasa redup. Tidak selalu mudah untuk tetap berani berbuat benar ketika lingkungan menuntut kompromi, atau untuk tetap teguh ketika hasil kerja tak segera tampak. Namun justru di sanalah nilai sejatinya: kita terus berusaha, setahap demi setahap, sesuai kemampuan yang Tuhan anugerahkan. Dengan kesadaran akan keterbatasan, kita belajar mengandalkan rahmat dan kekuatan dari-Nya. Setiap upaya kecil untuk tetap berani, teguh, dan penuh kasih adalah persembahan berharga. Memelihara terang di tengah dunia yang suram,meskipun terang yang, itu kecil, tetap berarti bagi sesama dan menjadi tanda harapan bagi banyak hati.
Di tengah tantangan zaman yang kompleks, kita diajak untuk tidak kehilangan arah, melainkan menjadikan nilai-nilai Ursulin sebagai kompas yang menuntun hati. Keberanian, keteguhan, dan kasih bukan sekadar semboyan, tetapi jalan pembentukan diri menuju kedewasaan iman dan kemanusiaan. Hati yang berani menghadapi tantangan, jiwa yang kuat menapaki tanggung jawab, dan cinta yang bersinar dalam pelayanan, semua membawa kita menuju pada kemajuan bersama di kampus kita tercinta. Setiap Sanurian menjadi bagian dari terang yang mengubah dunia, mulai dari hal-hal kecil di rumah, di gereja, di sekolah, hingga di masyarakat luas. Inilah warisan Santa Ursula yang terus hidup dan berbuah sepanjang zaman. Selamat merayakan Hari Santa Ursula, pelindung kampus kita. Tuhan memberkati. (Ch. Enung Martina)