FROM LONELINESS TO SOLITUDE (dari Kesepian Menuju Keheningan)
Setiap hari Juamt, kami para guru Santa Ursula BSD diberi
fasilitas oleh Yayasan untuk mengembangkan diri dengan kursus bahasa Inggris di
EF, BSD. Puji Tuhan, saya mempunyai kelas yang luas biasa bersemangat. Dalam belajar kelas kami kompak dan mempunyai
niat belajar. Kami pernah mempunyai guru yang tak bisa mengajar, tetapi kami
berhasil menggiring guru tersebut untuk mengajar kami. Kami juga pernah
mempunyai guru yang sukanya bermain game yang tak ada korelasinya dengan
pelajaran hanya untuk menghabiskan waktu. Kami protes dan dengan tegas mengatakan bahwa kami
ke EF untuk belajar bukan hanya untuk main-main. Karena kami sudah mengeluarkan
energi, waktu, dan juga uang. Rugi bagi kami kalau ke EF tak mendapatkan
apa-apa.
Nah, sekarang kami sedang mendapatkan guru yang enak. Dia
mengajar tentang kehidupan bukan hanya materi ataau bermain game yang tak
jelas. Guru kami bernama Mr. Zeek. Ketika memberi pelajaran dia memberikan
pelajaran seolah kami sedang kuliah filsafat. meskipun kami lelah dan
mengantuk, kami tetap terjaga dan bersemangat karena dia memberikan hal yang
baru bagi kami.
Jumat, 6 April 2018
yang lalu Mr. Zeek berbicara tentang pentingnya orang untuk mempunyai waktu bagi
diri sendiri untuk berefleksi dan
beristirahat secara mental/rohani. Lebih tepatnya menjadi SOLITUDE.
Karena penasaran dengan kata SOLITUDE, maka saya mencarinya. Ini hasil
pencarian saya tentang kata tersebut saya meramunya di bawah ini!
SOLITUDE secara harafiah
berarti kesendirian. Orang solitude itu lebih menjaga pemikiranya sendiri dari
hal hal di luar sana, tidak membiarkan dirinya hanyut oleh keadaan sekitar. Dia
mampu mengatasai kesendiriannya menjadi sebuah nilai yang bermutu, bahkan menuju
pada hal yang luhur, agung, dan spiritual.
Dalam
bukunya yang berjudul The Power of
Transformation, Aribowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto menuliskan bahwa
untuk memasuki hidup tenang secara batin adalah melalui meditasi atau solitude
: keheningan memasuki hadirat Ilahi.
Tujuan
solitude adalah untuk menurunkan gelombang
otak sehingga mendekati gelombang otak delta. Gelombang otak ini merupakan suatu
kondisi saat kita seperti tertidur, tetapi kita tetap sadar dan terjaga.
Solitude
adalah saat kita memasuki hadirat Tuhan memasuki persekutuan yang indah
bersama-Nya. Itu adalah saat teduh. Saat untuk berefleksi diri dan mendengarkan
hati nurani, suara Pencipta Semesta, suara Tuhan.
Solitude
adalah saat menarik diri dan mempersiapkan diri menuju sasaran secara
efektif. Saat kita memasuki keheningan
bertemu diri sendiri dan Sang Pencipta secara
pribadi dalam gelombang spiritual.
Solitude
dimulai dengan proses relaksasi memasuki gelombang otak alpha. Dengan semakin
seringnya kita melakukan solitude kita semakin berada dalam gelombang otak yang
lebih rendah. Kita mempunyai kebebasan untuk memutuskan sampai sejauh mana kita
menyelami bawah sadar kita. Apakah hanya sampai alpha saja atau semakin menukik
ke dalam menuju ke delta? Yang pasti semakin menuju ke dalam, keheningan dan
kesunyian akan semakin kita rasakan. Selain itu, energi yang kita miliki pun
akan semakin besar dan dahsyat kekuatannya.
Melalui
solitude kita menembus alam kesadaran yang lebih luas dan lebih dalam. Dengan
solitude kita memperoleh energi kehidupan, kekuatan, terlebih lagi tuntunan
untuk menghadapi persoalan kehidupan.
Dalam
solitude kita berada pada posisi diam (stillness) dalam keheningan (silence) dan kesendirian. Dengan
demikian solitude adalah jalan kita menuju ketenangan batin dan semakin
mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Solitude
bukan ritual agama tertentu. Ini adalah
cara kita memasuki Hadirat Sang Pencipta. Memasuki pikiran suprasadar. Hati
kitalah yang akan memimpinnya untuk berada dalam solitude.
Langkah
untuk solitude:persiapkan batin untuk mencapai ketenangan. Bisa dibantu dengan
berdoa dan diiringi musik lembut. Berdoa agar kita dapat memasuki Hadirat-Nya,
memasrahkan diri pada kuasa-Nya. Yakin bahwa kuasa Tuhan lebih besar dari
segala sesuatu. Dengan demikian kita yakin
bahwa tak ada roh apa pun yang menganggu atau memasuki diri kita. Jangan takut
ketika mendapat pengalaman sensasi tubuh bergoyang, tubuh serasa terbang, atau visualisasi melihat cahaya. Semuanya
pasrahkan kepada Sang Pencipta.
Solitude
adalah memasuki kehidupan spiritual yang akan membawa seseorang pada kehidupan
nyata yang lebih berenergi, suka cita, dan penuh damai. Penting untuk seseorang
memasuki solitude agar bisa menghadapi kehidupan nyata dan berada pada saat sekarang sehingga hidup dihayati
lebih bermakna dan berguna.
Seseorang
akan masuk pada solitude untuk masuk pada kedalaman diri serta mampu menghadapi
kesepiannya, penderitaannya, tantangannya dengan penuh makna.Bukan menghadapi
semua itu dengan kemarahan, dendam, sedih, atau putus asa. Akhirnya orang tersebut mampu bersyukur atas
hidupnya.
Sebuah
kutipan menyatakan: “The spiritual life is that constant movement
between the poles of loneliness and solitude, hostility and hospitality,
ilusion and prayer. The life of Jesus (Master) has made it very clear to us
that spiritual life does not allow by –pass. By passing loneliness, hostility
or ilusion will never lead us to solitude, hospitality, and prayer. (Henry
Nouwen, Reaching Out to Our Innermost Self)
Kehidupan
spiritual adalah pergerakan terus menerus di antara kutub kesepian dan
keheningan, kebencian dan keramahan, ilusi dan doa. Kehidupan Yesus (Sang Guru)
dengan sangat jelas mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada jalan pintas untuk
kehidupan rohani. Tanpa melewati kesepian, kebencian, dan ilusi, kita tidak
akan mengalami keheningan, penerimaan, dan doa.
Untuk
memasuki kehidupan spiritual, kita harus berani memasuki padang gurun kesepian
kita dan dengan tekun dan kelembutan berusaha mengubahnya menjadi taman
keheningan. Hal itu bukan hanya sekedar memerlukan keberanian, tetapi juga iman
yang kuat. Walaupun kita sulit percaya bahwa padang gurun yang kering kerontang
dapat menghasilkan beraneka ragam bunga yang indah. Demikian juga sulit
membayangkan bahwa kesepian kita menyembunyikan keindahan yang belum kita
kenal.
Pergerakan
dari kesepian adalah permulaan kehidupan spiritual yaitu pergerakan dari
ketidaktenangan kepada roh yang tenang, dari ketergantungan ingin mencari ke
luar (duniawi-kedagingan) kepada pencarian ke dalam diri (keilahian-keinginan
roh), dari cengkraman ketakutan kepada keberanian untuk bertindak yang benar.
Sungguh
sebuah petualangan. Kita akan menemukan hal-hal yang menakjubkan, kalau kita
mampu melewati tahap kesunyian, kebosanan, kecemasan yang disebabkan oleh
keheningan. Kita akan mengalami bahwa
dalam keheningan (yang gelap, tak bisa diperkirakan) sebenarnya penuh dengan
kedamaian, suka cita, dan pencerahan. Akhirnya membawa orang pada kehidupan
yang bermakna dan berbuah. Itulah
solitude!
(Ch.
Enung Martina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar