Insieme dalam bahasa Italia artinya being together berada/hidup bersama. Namun, bukan bersama seperti di
sebuah bioskop yang tidak mengenal satu sama lain. Bersama dalam komunitas yang saling mengenal
satu sama lain, saling berinteraksi di antara mereka. Ada kesatuan (unity) di
dalamnya. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, tetapi ada
kesatuan dan kebersamaan di dalamnya.
Insieme in Diversity menjadi tema dalam kegiatan
International Ursuline Youth Camp (IUYC) yang diselenggarakan dari tanggal 5
sampai dengan 10 Agustus 2018 di Gunung Geulis Camping Area (GGCA), Gunung
Geulis, Bogor, Jawa Barat. Ada 340 orang peserta yang berasal dari Ursuline
Indonesia (Santa Maria Jakarta, Santa Ursula Jakarta, Santa Theresia, Santo
Vincentius, Santa Angela Bandung, Santa Ursula Bandung, Santa Ursula BSD, Santa
Ursula Sukabumi, Regina Pacis Solo,
Santa Maria Assumpa Klaten, Cor Jesu Malang, Santa Maria Surabaya, Santo
Bernardus Madiun, Santo Yusup Pacet, Santa Maria II Sidoarjo, Santa Ursula
Ende, Santa Angela Atambua, Santo Theodorus Kota Mobagu, STPM St. Ursula Ende,
Stelalla Maris Taiswan, Wenzao Taiwan, Hacinohe St. Ursula Jepang, St. Ursula
Toowomba Australia, Zespol Szkol Ursulanskich Polandia. Ditambah 93 service team dari SMA St Ursula
BSD serta panitia yang terdiri dari guru St. Ursula BSD.
Perkemahan ini dibagi menjadi 3 kampung besar yaitu Papua
Village, Bali Village, dan Lampung Village. Setiap kampung dibgi lagi menjadi
area sesuai daerahnya. Misalnya di Papua ada area Jaya Wijaya, Jaya Pura,
Fakfak, Asmat, dan Timika. Setiap kampung dipimpin oleh ketua kampung atau
lurah. Yang menjadi lurah adalah 3 orang service team. Tiap tenda dihuni oleh
peserta dari sekolah yang berbeda.
Kegiatan dalam perkemahan itu juga bervariasi dimulai dari
senam pagi, doa pagi-malam, kerja bakti, seminar tentang digital, seminar
lingkungan hidup, juga kegiatan motivasi untuk remaja. Selain itu juga ada
masak bersama, pementasan dari berbagai kampus dan dari tiap kampung.
Setiap peserta bertemu dengan peserta lain dari sekolah yang
berbeda. Mereka hidup bersama dan beraktivitas bersama. Mereka disatukan oleh
lambang bersama ‘SERVIAM’ Aku Mengabdi. Mereka mulai bersosialisasi dengan cara
mereka. Perbedaan bukan halangan.
Demikian pula para service team dan panitia bekerja keras
untuk menyelenggarakan acara ini. Ada kesepakatan di atara kami untuk tidak
menunjukkan diri sebagai individu, melainkan sebagai suatu team work yang saling melengkpi.
Pasti ada kekurangan di sana-sini. Namun, kekurangan bukan
sebagai penghalang. Kekurangan menjadi tantangaan untuk saling melengkapi
sebagai sebuah team.
Setiap orang yang datang ke IUYC dengan mimpi masing-masing .
Insieme memberi warna seperti pelangi dengan warna yang saling terpadu. Impian
tersebut akan tercapai jika sesuai dengan nasihat St. Angela : “Bertindaklah, majulah, percayalah,
berusahalah, yakinlah, berserulah kepada-Nya dengan segenap hati Anda. Anda
tentu akan menyaksikan hal-hal yang mengagumkan bila Anda mengarahkan segalanya
demi kemuliaan Allah dan kebahagiaan jiwa-jiwa.” (Prakata Nasehat: 17-18)
“Dan janganlah berhenti memelihara pohon anggur yang telah
dipercayakan kepadamu. Setelah itu serahkanlah selebihnya dalam tangan Tuhan
supaya Dia berbuat mukjizat-Nya pada saat terbaik menurut Dia.” (Nasehat 8:
8-9).
Angela menekankan kesatuan, kebersamaan dan keserasian bagi
para puterinya, baik yang membimbing maupun yang dibimbing. Angela melihat
bahwa tugas bimbingan itu merupakan suatu tugas luhur dan tidak mudah. Untuk
dapat melaksanakan tugas itu dengan baik diperlukan persatuan hati antara para
pembimbing. Juga harus ada persatuan hati, kebersamaan dan keserasian antara
pembimbing dan mereka yang menerima bimbingannya.
“Hiduplah dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, terikat
satu sama lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, saling
bersabar dalam Yesus Kristus.” (Nasehat Terakhir: 1-2).
“Lihatlah betapa pentingnya persatuan dan keserasian; maka
dambakanlah, carilah, peluklah, pertahankanlah hal itu sekuat tenaga; karena
saya berkata kepadamu jika Anda semua hidup bersatu hati, Anda seperti benteng
yang kuat, menara yang tak tergoyahkan.” (Nasehat Terakhir: 10-15) (Ch. Enung
Martina)