Sabtu, 18 Mei 2019

ENERGI KEBETULAN DALAM MANUSKRIP CELESTINE



Judul     : The Celestine Prophecy
Penulis : James Redfield

Proses menemukan identitas sejati rohani kita melibatkan tindakan meninjau seluruh hidup kita sebagai satu cerita atau sejarah panjang hingga eksistinensi kita kini dan di sini. Kita mencoba mencari makna hidup yang lebih tinggi dari yang selama ini kita jalani. Dalam hati kita menyadari keberhargaan diri melampaui apa yang kita pahami. Semua mahluk hidup ada dalam eksistensinya bukan suatu hal yang kebetulan belaka. Ada energi yang memampukan semuanya ada  dan hidup.

Demikian pula siapa orang yang kita temui dan kita menjalin relasi dengannya bukan hal yang kebetulan belaka. Sama  pula kita bertemu dengan harapan, kebijaksanaan, dan ajaran melalui seseorang atau bacaan. Itu pun tidak kebetulan. Pepetah kuno berkata bahwa bila seorang murid siap, maka guru akan datang tepat pada waktunya. 
Nah, hal ini pun terjadi pada saya. Saya bertemu dengan buku yang bagus ini jika dibahasakan dengan pikiran biasa adalah KEBETULAN juga. Saya sedang beberes aneka buku di ruang atas karena harus mencari buku untuk keperluan saya mengajar. Eh, tiba-tiba saya melihat buku bersampul warna hijau yang sudah agak lecek ada di kontener tempat buku-buku saya di simpan. Saya tertarik karena merasa belum pernah melihat buku ini. Maka saya sisihkan buku ini dengan tujuan akan membacanya bila kesempatan.

Akhirnya kesempatan itu tiba. Jadilah saya baca buku ini. Rupanya buku ini didapat suami tercinta dari temannya yang merekomendasikannya untuk dibaca. Namun, sang suami tidak membacanya karena ukuran tulisan kecil sehingga dia tak nyaman untuk membaca buku yang hurufnya berukuran kecil. Jadilah, buku tersebut saya baca. Buku itu rupanya memang untuk saya.

Mari kita lihat isi buku tersebut:

 Sinopsis:
Jauh di pedalaman hutan dan pegunungan Peru, ditemukan sebuah manuskrip kuno berisi sembilan wawasan rahasia yang dapat menuntun umat manusia ke arah kehidupan spiritual yang lebih tinggi, serta menciptakan transformasi besar saat manusia telah mencapai tingkatan tersebut. Sejauh ini baru delapan wawasan yang ditemukan. Pemerintah Peru ingin memusnahkan manuskrip tersebut dengan dukungan pihak gereja pimpinan Kardinal Sebastian. Namun, salah seroang pastor berhasil menyebarkan salinan manuskrip itu, di antaranya kepada Charlene, seorang peneliti Amerika. Ketika kembali ke negerinya, Charlene menceritakan pengalamannya pada seorang teman lama. Pria ini tertarik dan berangkat ke Peru. Di sana ia terlihat dalam petualangan menyelamatkan delapan wawasan yang sudah ditemukan, sekaligus mencari yang kesembilan, bahkan yang kesepuluh. Sepanjang perjalanan itulah ia mempelajari satu demi satu wawasan, sampai akhirnya ia tertangkap dan dijebloskan ke penjara. Dalam tahanan, seorang pastor memberitahukan bahwa pemerintah Peru berhasil menghancurkan manuskrip itu. Itu berarti setiap orang yang pernah mempelajarinya harus mengingat isinya baik-baik dan menyampaikan pesannya pada orang-orang yang mau mendengar. Ketika ia dibebaskan dan dideportasi ke Amerika, sang pastor mengingatkan mungkin tugasnyalah mencari wawasan yang kesepuluh itu.
Buku ini ditulis oleh James Redfield yang menulis panjang lebar tentang kesadaran spiritual manusia. Ia aktif dalam kegiatan penyelamatan kawasan-kawasan hutan belantara yang masih tersisa. James dalam novel ini yang bercerita tentang penemuan “Manuskrip Celestine” — sebuah manuskrip kuno, atau semacam cetak-biru, yang terdiri dari sembilan wawasan berisi pesan dan rahasia dari evolusi dan kemajuan spiritual yang bisa menuntun umat manusia ke arah kehidupan yang lebih tinggi dan lebih luhur serta mampu menciptakan transformasi besar-besaran saat manusia telah mencapai tingkatan tersebut — di pedalaman rimba / hutan hujan Peru.

Novel ini berisi rahasia dan pesan yang bisa mengubah dunia tempat kita hidup serta pemikiran dan cara pandang kita sebagai manusia, yang dikemas sedemikian rupa oleh Redfield agar bisa menarik minat baca untuk kemudian memancing diskusi yang lebih luas. Terinspirasi oleh kebijaksanaan purba, Redfield mendesak siapa saja yang telah membaca novel ini untuk membikin koneksi atau garis sambung di antara peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masing-masing. Redfield beranggapan bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup bukanlah suatu kebetulan belaka, melainkan sebuah pesan atau indikasi dari tingkatan energi yang berbeda-beda, dan hal itu memungkinkan kita — saya dan Anda bisa melihat atau memprediksi apa yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Ramalan yang dipaparkan di dalam novel ini memprediksi adanya transformasi dan evolusi masif dalam tatanan sosial masyarakat yang diperkirakan terjadi pada dekade terakhir abad ke- 20.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar