Judul : The Celestine Prophecy
Penulis : James
Redfield
Proses menemukan identitas sejati rohani kita melibatkan
tindakan meninjau seluruh hidup kita sebagai satu cerita atau sejarah panjang
hingga eksistinensi kita kini dan di sini. Kita mencoba mencari makna hidup
yang lebih tinggi dari yang selama ini kita jalani. Dalam hati kita menyadari
keberhargaan diri melampaui apa yang kita pahami. Semua mahluk hidup ada dalam
eksistensinya bukan suatu hal yang kebetulan belaka. Ada energi yang memampukan
semuanya ada dan hidup.
Demikian pula siapa orang yang kita temui dan kita menjalin
relasi dengannya bukan hal yang kebetulan belaka. Sama pula kita bertemu dengan harapan,
kebijaksanaan, dan ajaran melalui seseorang atau bacaan. Itu pun tidak
kebetulan. Pepetah kuno berkata bahwa bila seorang murid siap, maka guru akan
datang tepat pada waktunya.
Nah, hal ini pun terjadi pada saya. Saya bertemu dengan buku
yang bagus ini jika dibahasakan dengan pikiran biasa adalah KEBETULAN juga.
Saya sedang beberes aneka buku di ruang atas karena harus mencari buku untuk
keperluan saya mengajar. Eh, tiba-tiba saya melihat buku bersampul warna hijau
yang sudah agak lecek ada di kontener tempat buku-buku saya di simpan. Saya
tertarik karena merasa belum pernah melihat buku ini. Maka saya sisihkan buku
ini dengan tujuan akan membacanya bila kesempatan.
Akhirnya kesempatan itu tiba. Jadilah saya baca buku ini.
Rupanya buku ini didapat suami tercinta dari temannya yang merekomendasikannya
untuk dibaca. Namun, sang suami tidak membacanya karena ukuran tulisan kecil
sehingga dia tak nyaman untuk membaca buku yang hurufnya berukuran kecil.
Jadilah, buku tersebut saya baca. Buku itu rupanya memang untuk saya.
Mari kita lihat isi buku tersebut:
Jauh di pedalaman hutan dan pegunungan Peru, ditemukan sebuah
manuskrip kuno berisi sembilan wawasan rahasia yang dapat menuntun umat manusia
ke arah kehidupan spiritual yang lebih tinggi, serta menciptakan transformasi
besar saat manusia telah mencapai tingkatan tersebut. Sejauh ini baru delapan
wawasan yang ditemukan. Pemerintah Peru ingin memusnahkan manuskrip tersebut
dengan dukungan pihak gereja pimpinan Kardinal Sebastian. Namun, salah seroang
pastor berhasil menyebarkan salinan manuskrip itu, di antaranya kepada
Charlene, seorang peneliti Amerika. Ketika kembali ke negerinya, Charlene
menceritakan pengalamannya pada seorang teman lama. Pria ini tertarik dan
berangkat ke Peru. Di sana ia terlihat dalam petualangan menyelamatkan delapan
wawasan yang sudah ditemukan, sekaligus mencari yang kesembilan, bahkan yang
kesepuluh. Sepanjang perjalanan itulah ia mempelajari satu demi satu wawasan,
sampai akhirnya ia tertangkap dan dijebloskan ke penjara. Dalam tahanan,
seorang pastor memberitahukan bahwa pemerintah Peru berhasil menghancurkan
manuskrip itu. Itu berarti setiap orang yang pernah mempelajarinya harus
mengingat isinya baik-baik dan menyampaikan pesannya pada orang-orang yang mau
mendengar. Ketika ia dibebaskan dan dideportasi ke Amerika, sang pastor
mengingatkan mungkin tugasnyalah mencari wawasan yang kesepuluh itu.
Buku ini ditulis oleh James Redfield yang menulis panjang
lebar tentang kesadaran spiritual manusia. Ia aktif dalam kegiatan penyelamatan
kawasan-kawasan hutan belantara yang masih tersisa. James dalam novel ini yang
bercerita tentang penemuan “Manuskrip Celestine” — sebuah manuskrip kuno, atau
semacam cetak-biru, yang terdiri dari sembilan wawasan berisi pesan dan rahasia
dari evolusi dan kemajuan spiritual yang bisa menuntun umat manusia ke arah
kehidupan yang lebih tinggi dan lebih luhur serta mampu menciptakan
transformasi besar-besaran saat manusia telah mencapai tingkatan tersebut — di
pedalaman rimba / hutan hujan Peru.
Novel ini berisi rahasia dan pesan yang bisa mengubah dunia
tempat kita hidup serta pemikiran dan cara pandang kita sebagai manusia, yang
dikemas sedemikian rupa oleh Redfield agar bisa menarik minat baca untuk
kemudian memancing diskusi yang lebih luas. Terinspirasi oleh kebijaksanaan purba,
Redfield mendesak siapa saja yang telah membaca novel ini untuk membikin
koneksi atau garis sambung di antara peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan masing-masing. Redfield beranggapan bahwa segala hal yang terjadi
dalam hidup bukanlah suatu kebetulan belaka, melainkan sebuah pesan atau
indikasi dari tingkatan energi yang berbeda-beda, dan hal itu memungkinkan kita
— saya dan Anda bisa melihat atau memprediksi apa yang akan terjadi pada
tahun-tahun mendatang. Ramalan yang dipaparkan di dalam novel ini memprediksi
adanya transformasi dan evolusi masif dalam tatanan sosial masyarakat yang
diperkirakan terjadi pada dekade terakhir abad ke- 20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar