(Jelupang, Jln Srikaya)
KEDISIPLINAN DALAM MEDITASI
Sebuah kesempatan yang luar biasa kala saya dahulu ingin bermeditasi, mendapat jawaban dari suami saya yang ikut meditasi (kelas Pak Frans Sunito di BSD) dan saya belajar darinya. Tahun 2015, saat itu saya masih mempunyai batita yang tak memungkinkan untuk keluar rumah malam hari untuk ambil kelas meditasi. Suami saya yang memandu bermeditasi di rumah. Sekedar informasi, saya mengambil meditasi Zen Qi Sirkulasi. Saya pembelajar yang tekun. Setiap hari saya berlatih minimal 1 jam. Puji Tuhan saat hari ke-18 saya mengalami Thong Kwan (meridian Ren dan Du tersambung, itu hanya merupakan awal bahwa aliran Qi (energy murni) di tubuh kita sudah mengalir ke seluruh tubuh). Untuk pengalaman merasakan Thong Kwan silakan lihat di sini.
( http://ursaminorblog.blogspot.com/2016/04/mudra-natural.html)
Hingga sekarang tiap hari minimal
20-30 menit saya melakukan praktik meditasi sambil sekalian berdoa malam agar
tidak sedia waktu dua kali. Saya sangat ingin belajar dari para guru meditasi
secara langsung. Namun, tuntutan pekerjaan menyita waktu saya sehingga
keinginan itu hanya ada di angan saja.
Sebuah pribahasa lama berkata bahwa saat seorang murid siap untuk belajar, maka seorang guru akan datang. Nah, hal itu terjadi pada saya. Pada masa pandemic seperti ini banyak kegiatan pekerjaan berlangsung di rumah (WFH). Masa ini pula yang membawa guru saya datang pada saya untuk mengajari. Guru ini hadir melalui sebuah pelatihan virtual. Guru ini juga masih guru suami saya (Bob Hariyadi) yaitu Suhu Frans dan juga dengan pakar seniornya yang bernama Pak Iwan Sugiarto.
Maka mulailah saya belajar meditasi
secara formal. Peserta ada 74 orang. Kelas yang sangat besar. Padahal efektifnya
kelas meditasi sekitar 15 orang. Meditasi lebih efektif dengan kelas kecil agar
bisa lebih terperhatikan caranya. Efektifnya lagi akan dipisah antara pemula
dan yang kelas lanjutan. Namun, karena situasi belum memungkinkan, maka kelas
ini masih dicampur. Saya kira ke depan Pak Frans dan Pak Iwan akan memikirkan
hal ini.
Asal kata Disiplin adalah dari
bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini muncul kata Disciplina
yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dalam bahasa Inggris adalah "disciple"
yang berarti pengikut atau murid. Dari sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan
sebagai kepatuhan terhadap peraturan dan tunduk pada pengawasan. Kedua,
disiplin juga merupakan latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat
berperilaku tertib. Perkataan disiplin mempunyai arti kepatuhan kepada aturan.
Dengan melaksanakan disiplin, berarti semua pihak dapat menjamin kelancaran
berbagai aktivitas, antara lain belajar, bekerja, berusaha, dan lain-lain. Dari
disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun
dalam kondisi sulit sekalipun.
Disiplin dalam bermeditasi menyatakan
bahwa meditasi itu adalah sebuah jalan pembelajaran yang terus menerus
berproses tanpa henti. Meditasi itu juga merupakan jalan perhatian, memberikan
diri fokus dengan cara memusatkan
pikiran pada suatu titik tertentu. Tidak melayang, mbelayang, atau ngalor ngidul
ke mana-mana. Meditasi juga adalah sebuah jalan untuk disiplin berani memasuki
diri sendiri. Membiarkan guru/instruktur memandu sesuai aturan main yang
berlaku. Disiplin untuk mengikuti panduan. Berani mengulang dan mencoba lagi
bila itu salah. Disiplin untuk melakukan beberapa peraturan untuk tidak makan
sesuatu yang akan menganggu proses energi bergerak lancar. Displin untuk
kembali mengecek proses dengan evaluasi dan sharing setelah bermeditasi dalam
komunitas.
Berbicara tentang sharing setelah
latihan di depan kelas meditasi, berarti di sini juga berani utuk membagikan
pengalaman yang sebetulnya milik pribadi. Berani untuk terbuka dengan jujur
menyatakan apa yang dirasakan dan dialami. Dengan begitu juga artinya siap
untuk dikritik kala cara yang dilakukan kurang tepat. Dengan rendah hati
menerima arahan guru/instruktur. Tidak ngeyel saat dibetulkan. Patuh pada
aturan yang diterapkan pada saat bermeditasi. Tentunya juga berani untuk
membetulkan hal yang kurang tepat saat sudah dikoreksi.
Dalam disiplin meditasi ini
saya mendapat pembelajaran. Saya diingatkan untuk memiliki komitmen ketika
membuat suatu keputusan meskipun dalam kondisi sulit. Pelajaran sederhana ini
muncul saat duduk bermeditasi. Bila sedang bermeditasi merasakan kaki
kesemutan, pilihan yang muncul adalah menahan perasaan tidak nyaman tersebut
atau menyerah dan ganti posisi kaki.
Itu semua tidak mudah pastinya.
Syukur bahwa meditasi Zen Qi ini adalah meditasi kesehatan yang mempunyai
aturan tak begitu ketat untuk posisi duduk. Aturannya hanya tak boleh bersandar
dan telapak kaki menapak. Begitu banyak manfaat yang saya dapatkan dari latihan meditasi ini. Sebagian adalah manfaat kesehatan fisik,
selebihnya juga terkait mental dan spiritual yang berubah dalam hidup saya.