Jumat, 09 Desember 2022

ARTIKEL TENTANG ST. AMBROSIUS (1)

 


Pic. https://christusmedium.com/wp-content/uploads/2019/12/santo-ambrosius-1.jpg

Para pembaca yang budiman, saya akan mencantumkan artikel-artikel saya tentang spiritualitas St. Ambrosius. Hal ini terkait dengan pelayanan saya di paroki saya Vila Melati Mas. terkadang banyak orang yang menanyakan kembali artikel yang dulu saya tulis. Saya pelupa sehingga cukup lama untuk mencarinya. Karena itu saya muat saja di blog ini agar mudah untuk menemukannya daripada kalau saya simpan di drive atau laptop saya sendiri sulit menemukannya. Terima aksih. Selamat membaca. 


SANTO AMBROSIUS SOSOK SEORANG PEMBELAJAR

Aurelius Ambrosius (340–397) atau Santo Ambrosius adalah Uskup Milan

yang tersohor sebagai salah seorang tokoh Gereja paling berpengaruh pada

abad ke-4. Ia adalah Gubernur Romawi atas wilayah Liguria dan Emilia yang

berpusat di Milan, sebelum dipilih secara aklamasi menjadi Uskup Milan

oleh warga kota itu pada tahun 374.


Ambrosius adalah seorang penentang paham Arianisme yang gigih. 

Pada zamannya, Ambrosius adalah seorang yang terpelajar dan terpandang.

Kedudukannya sebagai seorang gubernur di Milan menyatakan betapa

berpengaruhnya beliau. Ambrosius tergolong kaum cerdik cendekia pada

masanya.


Ia adalah salah seorang di antara keempat Doktor Gereja yang mula-mula. 

Tentunya kedudukan itu, beliau raih tidak karena keturunan semata,

tetapi juga berkat kerja keras dan ketekunannya. Dikisahkan bahwa setelah

ayah Ambrosius meninggal dunia, dia dididik di Roma, di sana dia belajar

hukum, sastra dan retorika. 


Bagaimana Ambrosius sebagai seorang pembelajar digambarkan oleh anak

didiknya St. Agustinus dari Hipo dalam salah satu bagian dari

Confessiones (karya Agustinus), berisi sepenggal anekdot yang memuat

kebiasaan membaca St. Ambosius: 

Bilamana [Ambrosius] membaca, matanya memindai isi halaman sementara

hatinya mengulik maknanya, namun suaranya tak terdengar dan lidahnya

tak bergerak. Siapa saja bebas mendekatinya dan kedatangan tetamu

lazimnya tak dimaklumkan, sehingga seringkali, manakala kami datang

mengunjunginya, kami mendapatinya sedang membaca seperti ini tanpa

suara, karena ia tidak pernah membaca dengan suara nyaring.


Kutipan  ini menjadi sebuah pokok bahasan ilmiah di zaman modern.

Kebiasaan membaca seorang diri tanpa menyuarakan isi bacaan tidaklah

lazim pada zaman kuno sebagaimana sekarang ini. Pada masa itu

masayarakat berada pada  sebuah kebudayaan yang sangat menghargai

kepiawaian bertutur dan segala macam unjuk kebolehan di muka umum. 

Pembuatan buku-buku sangat menguras tenaga karena peralatan tidak

secanggih sekarang. Mayoritas warga masyarakat buta aksara dan

golongan yang mampu menikmati karya-karya sastra pun menggunakan

jasa hamba sahaya untuk membacakannya bagi mereka.  Teks-teks

tertulis lebih dipandang sebagai huruf-huruf untuk didaraskan ketimbang

sarana untuk merenung dalam keheningan.


Namun, tidak dengan Ambrosius. Dia sudah terbiasa berliterasi dengan

diam (bukan membaca nyaring). Dengan demikian, terdapat bukti bahwa

kebiasaan membaca dalam hati sudah ada pada zaman kuno.  Bahwasanya

kebiasaan (membaca dalam hati) tidaklah umum maka dianggap sebagai

ketidaklaziman. 


Ambrosius terlahir dalam sebuah keluarga Kristen Romawi kira-kira pada

tahun 340. Ia tumbuh besar di Gallia Belgica, wilayah Kekaisaran Romawi

yang beribu kota di Augusta Treverorum. Kadang-kadang diriwayatkan

bahwa ayahnya adalah Prefek Pretoria Galia

(bahasa Latin: praefectus praetorio Galliarum); namun menurut sebagian

pakar, ayahnya adalah seorang pejabat bernama Uranius yang menerima

piagam kekaisaran bertarikh 3 Februari 339 (disebutkan dalam kutipan

singkat ketetapan salah satu dari ketiga kaisar pada tahun 339,

Konstantinus II, Konstantius II, atau Konstans, yang termaktub di dalam

Codex Theodosianus, Kitab XI.5).


Setelah ayah Ambrosius meninggal dunia, dia dididik di Roma, di sana dia

belajar hukum, sastra dan retorika. Setelah rampung studinya, Ambrosius

menerima sebuah tempat di dewan pemerintahan, seperti ayahnya, dan

dijadikan prefek konsuler, atau Gubernur untuk  Liguria dan Emilia sekitar

tahun 372. Kantor pusat tempat Ambrosius berada di Milan, ibu kota

kedua Italia setelah Roma. 


Perjalanan hidup Ambrosius berikutnya menuju pada satu garis lurus yang

sudah disiapkan untuk mengubah dunia. Setelah Uskup Milan meninggal,

terjadilah perselisihan antara kaum Arian dengan Gereja Katolik saat itu 

tentang siapa yang pantas menduduki jabatan itu. Ambrosius menghadiri

pemilihan tersebut untuk mencegah terjadinya konflik antara Gereja

( yang ikut Konsili Nicea) dan kaum Arian

(Orang Kristen yang hanya mempercayai keilahian Yesus). 


Namun banyak umat yang menginginkan Ambrosius menjadi Uskup di

wilayah itu. Kendati sempat menolak karena belum dibaptis, Ambrosius

akhirnya menerima tanggung jawab baru itu. Dilansir dari

Imankatolik.or.id,

setelah terpilih Ambrosius harus menjalani enam hari berturut-turut untuk

menerima semua sakramen yang harus diterima oleh seorang uskup.

Setelah itu ia ditahbiskan menjadi uskup pada 7 Desember 374.


Terlihat lagi bahwa Ambrosius seorang pembelajar saat dia menerima jabatan

Uskup Milan.  Ia belajar teologi dengan Simplisianus. Dengan menggunakan

pendidikan barunya, bersama dengan pengetahuannya tentang bahasa

Yunani, dia meluangkan waktu untuk mempelajari para penulis Perjanjian

Lama dan Yunani. Kembali ia menunjukkan kebiasaannya

berliterasi dan seorang pembelajar yang baik. 


Ambrosius  menggunakan semua pengetahuannya dan wawasan serta

buah renungnya hasil pembelajaran dan kegiatan berliterasinya  saat

berkhotbah di mimbar di depan umatnya. Sudah pasti khotbahnya bukan

hanya biasa saja. Khotbah yang bernas, berisi, dan mendalam. 

Dan sudah pasti juga bahwa khotbahnya menyentuh banyak

hati. Kemampuannya  berkhutbah dan tentunya isi khutbahnya

mengesankan Agustinus dari Hippo, yang sebelumnya menganggap

buruk para pengkhotbah Kristen. Itu pula lah yang membuka jalan

pertobatan dari Agustinus.


Ambrosius-lah yang membawa Agustinus menjadi seorang santo dan

sekaligus seorang pujangga Gereja yang terkenal. Setelah bertemu

dengan Ambrosius, Agustinus mengevaluasi kembali dirinya

dan berubah. Pada tahun 387, Ambrose membaptis Agustinus, yang

memiliki pengaruh besar terhadapnya.


Dengan kempuan literasinya pula, Ambrosius mencoba mengakhiri

pengaruh Arianisme di Milan. Dia sering berusaha secara teologis

untuk membantah pendapat mereka.

Kaum Arian mengajukan banding ke banyak pemimpin berpangkat tinggi,

tetapi Ambrosius dapat bertahan bahkan bisa selangkah lebih maju.


Kekuatan karakter Ambrosius ditunjukkan dengan  caranya membela

diri saat kaum Arian menuntut beberapa gereja di Milan didedikasikan

untuk mereka, satu di kota dan satu di pinggiran kota. Ambrosius

menolak permintaan mereka. Dia diperintahkan untuk tampil di depan

dewan, di mana dia kemudian berbicara dengan fasih dalam

membela Gereja. 


"Jika Anda menuntut pribadi saya, saya siap untuk tunduk: membawa

saya ke penjara atau mati, saya tidak akan menolak; tapi saya tidak akan

pernah mengkhianati Gereja Kristus. Saya tidak akan meminta orang

untuk menolong saya; Saya akan mati di kaki altar daripada

meninggalkan-Nya,” ujar Ambrosius saat itu.


Ambrosius meninggal pada tanggal 4 April 397. Sebagai uskup Milan dia

diganti  oleh Simplisianus. Jasad Ambrosius dikebumikan di Gereja

St. Ambrogio di Milan. Karena kepemimpinannya di Milan, baik sebagai

gubernur atau sebagai uskup,   dia dihormati sebagai santo pelindung

Kota Milan. 


(Ch. Enung Martina ) 

dari sumber:

*Ambrosius dari Milan, Corpus Scriptorum Ecclesiasticorum Latinorum 64, 139 

* Ambrosius dari Milan, De Mysteriis, 59, PG 16, 410 

* Ambrosius dari Milan, De Spiritu Sancto, III, 11,79–80 

* Ambrosius dari Milan, Expositio in Lucam 2, 17; PL 15, 1640 

* De virginibus (Perihal Para Perawan); De virginitate

A. Heuken SJ. Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka, 2004. 

* H. Berkhof, H. Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.

Minggu, 17 Juli 2022

Puisi Kekekalan Energi




Dia tidak dapat diciptakan 

ataupun dimusnahkan

ia berubah ke dalam bentuk  lain

berkonversi

namun ia kekal

itu hukum

tak bisa ditawar

atau ditolak


Ia bertransformasi

Ia dapat dipindah

dari material satu ke yang lain


Dengan gaya ia bergeser

menjadi cahaya

menjadi panas

bergerak

ia hidup

ia adalah kekal


(Ch. Enung Martina :  Jelupang, hari Minggi, 17 Juli 2022)

Sabtu, 04 Juni 2022

Farewell Kelas IX Angkatan 27

 Waktu Merangkak dengan Pasti



Video Cuplikan Acara Perpisahan (karya Y. Krismianto)

                                           https://www.youtube.com/watch?v=H2OUBieHUzE


"Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu."  (Mazmur 90:4-6)


Tulisan ini dibuat bertepatan dengan  perpisahan kelas IX SMP Santa Ursula BSD, Angkatan 27. Tiga tehun perjalanan anak-anak di SMP sudah terjalani. Betapa begitu cepatnya waktu berlalu. Dua belas  tahun lalu saya belingsatan karena hamil pada saat saya berusia 46 tahun. Kini anak bonus yang Tuhan kasih di saat yang tak pernah kami duga sudah berusia 11 tahun lebih. Sudah akan lulus dari kelas VI menuju ke kelas VII pada bulan Juni 2022 ini. 


Rona perjalanan waktu yang terus bergulir tanpa henti. Bergerak dengan pasti. Dua tahun lebih waktu kita menjalani masa hibernasi melalui masa pandemi yang membawa kepiluan. Masa yang berat. Namun, semua terlewati dengan baik. Bagi para pribadi reflektif, masa pandemi adalah masa yang baik untuk berhenti. Jeda untuk memandang segala langkah ke belakang. Bagi pribadi  yang terbiasa berurusan dengan dunia materi, masa pandemi masa yang menghentikan beberapa pencapaian untuk meraih materi yang diharapkan. Untuk beberapa orang yang cerdas memanfaatkan kesempatan, maka masa pandemi adalah peluang untuk berjuang meraih segala asa. Bagi pribadi yang nihilis, sama saja pandemi atau pun tidak ya… biasa saja. Bagi para pencari peluang, pandemi adalah kendaraan  untuk meraih apa yang diperjuangkan. Bagi para hedonis, pandemi adalah waktu untuk mencari kenikmatan tanpa terburu-buru. Sementara bagi para pribadi altruis, ini adalah masa untuk membantu sesama, saling tolong dengan orang lain. Bagi para pribadi yang merasa paling benar dan pembela  kebenaran, masa pandemi adalah masa yang tepat untuk mencari kesalahan orang lain, mencari cara untuk membela yang benar menurut versinya, masa untuk mengumpulkan data-data untuk membuktikan bahawa sayalah yang benar, dan yang lain yang tak sealiran dengan saya, sudah pasti salah. Bagi pecinta kegelapan, ini adalah masa yang sangat baik untuk menebarkan ketakutan dan mungkin juga kematian.


Itulah sisi terang, gelap, dan abu-abu manusia. Dengan kehendak bebasnya manusia melakukan yang menurutnya tepat dan pas. Namun, tepat, pas, benar, baik, yang berlawanan dengan antonimya bukan hanya manusia yang menilai. Ada yang lebih objektif menilai itu semua, yaitu semesta. Satu-satunya alat Tuhan yang mampu menilai kita dengan sangat objektif. Manusia bisa subjektif, tetapi semesta sudah pasti objektif. 


Kini waktu terus merangkak dengan pasti. Sementara kita menapaki waktu yang diberikan oleh Pencipta untuk menjalani hidup di Bumi dengan kehendak bebas. Namun, terkadang kita menjalankan kehendak bebas kita yang diberikan Pencipta dengan tidak bijaksana.


Hari-hari yang telah kita lalui di sepanjang tahun dipenuhi dengan rona-rona kehidupan:  ada suka, ada duka, ada tawa, ada tangis, ada keberhasilan, ada kegagalan, ada doa yang telah dijawab Tuhan, tapi banyak pula doa-doa kita yang belum ada jawabannya.  Semuanya itu menjadi pelajaran berharga untuk kita!  Karena waktu itu begitu singkat, cepat berlalu, tidak akan pernah kembali terulang dan kita pun tak sanggup menghentikannya, maka kita sadar untuk menggunakan kehendak bebas kita  supaya tidak ada penyesalan yang muncul di kemudian hari dikarenakan kita telah membuang waktu dan kesempatan yang ada secara percuma,  "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."  (Mazmur 90:12).


Selamat berjuang untuk Angkatan 27 SMP Sanbes

Ch. Enung Martina





Selasa, 17 Mei 2022

Wisata Alam Terpadu Camp Hulu Cai

 








Hulu cai adalah mata air dalam bahasa Sunda. Tanggal 16-17 Mei 2022, merupakan perjalanan saya kali ketiga ke Hulu Cai. Kali ini, penulis menginap. Dua kunjungan sebelumnya survey untuk kepentingan tempat bekerja. 





Camp Hulu Cai terletak di  Jalan  Veteran III, Cibedug, Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16720. Camp Hulu Cai yang berdiri sejak tahun 2005 silam. Camp ini  merupakan wisata terpadu dengan konsep alam sekaligus resort. Destinasi wisata  ini banyak dikunjungi baik untuk liburan keluarga maupun pelatihan SDM suatu perusahaan. Resor terpadu ini bahkan mampu menghadirkan berbagai fasilitas yang tersedia  untuk memanjakan setiap pengunjung.







Camp ini menjadi destinasi wisata favorit warga ibu kota menghabiskan hari liburnya menikmati sejuk dan indahnya alam pegunungan.  Tempat wisata ini dibuat untuk liburan keluarga. Namun, tak jarang juga digunakan oleh perusahaan dan kantor-kantor untuk dijadikan tempat pelatihan para pegawainya. Juga digunakan untuk berkemah dalam kegiatan sekolah dan komunitas lain. 









Banyak spot wisata yang ada di Camp Hulu Cai seperti taman bunga indah, resort, outbond centre, trak jalan kaki, kebun sayuran, berkuda,  dan camping ground. Para pengunjung dapat hanya sekedar jalan-jalan tanpa harus menginap. Tentu saja dengan membayar tiket di pintu masuk.  Untuk jam operasional wisata dari Camp Hulu Cai Resort sendiri buka setiap hari selama 24 jam. Jadi anda bisa berkunjung ke Camp Hulu Cai kapan saja dan menikmati pesona keindahannya sepuas hati.







Camp Hulu Cai dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang akan memanjakan waktu libur anda seperti:Tempat parkir kendaraan yang luas, Villa berbagai macam pilihan, Camping area berbagai macam landscape, Wahana permainan, Spot foto, Tempat ibadah (mushola), cafe, gazebo, klinik kesehatan, dan toilet. 













Ternyata setelah saya menelusuri beberapa sumber,  Camp Hulu Cai, sebuah lokasi hunian resort natural yang memiliki luas area kurang lebih 25 hektar yang terbagi di 2 wilayah yaitu di wilayah Babakan dan Cibedug. Kita dapat menikmati  pemandangan gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango dengan  keasrian dan kesejukan hawa pegunungan.  










Karena lokasi yang luas, maka untuk para pengunjung, pengelola menyediakan angkutan kendaraan roda 4 terbuka  khusus bagi tamu agar dapat menikmati pesona dan keseluruhan nuansa Camp Hulu Cai. Pada saat penulis berkunjung, para tamu tinggal membayar Rp 10.000 untuk mengelilingi seluruh komplek area. 







Sumber:

https://sikidang.com/camp-hulu-cai/

https://www.ciwideyoutbound.com/camp-hulu-cai.html





Kamis, 14 April 2022

PUISI KAMIS PUTIH

 

(pic: https://voxntt.com/)

AKU DIBASUH-NYA


Engkau  telah mengosongkan diri-Mu

dan mengambil rupa seorang hamba,

Yang kadang tak pernah aku kenali

karena Kau begitu tak pantas untuk ukuran dunia

 

Malam ini Kau datang memintaku untuk duduk

Melepaskan segala penat dari urusan sepele yang kuanggap berharga

Dan Kau-buka kasutku serta Kau basuh kedua kakiku

Melepas segala kotoran yang menempel

 

Guyuran air dingin meluluhkan semua debu hingga partikel kecil

Seluruh tubuhku terguyur kesejukan yang tak pernah kurasa

Kesejukan surgawi yang melingkupi seluruh diri

Aku terbang ke langit biru bersama awan putih dan sinar hangat mentari

Terguncang rohku dengan  sukacita

Yang terlepas dalam bulir-bulir air mata yang tak henti

 

Tuala Kau sekakan ke kakiku

Kaki yang selama ini menopang seluruh adaku di Bumi

Kaki yang selama ini membawaku berjalan menuju aneka  tempat

Kaki yang terkadang terabaikan karena sudah terlalu biasa

Kaki yang menjadi suku untuk aku berdiri kokoh

Kaki yang menjadi fondamen dan menopang tubuhku

 

Kau menunduk  mencuci kakiku  bak seorang budak 

Dan Kau tahu bahwa aku sangat tak layak

Namun, aku tahu bahwa kasih-Mu melampaui kaidah

Yang dibuat manusia untuk menetapkan tindak

 

Engkau, Sang Pencipta,  mengambil rupa sahaya

Kalimatullah yang menerbitkan semesta 

Datang menghampiriku tanpa kata

Kefanaanku di hadapan-Mu sempurna

 

 ( Kamis Petang, 14 April 2022, Gereja St. Ambrosisu, Vila Melati Mas) 

 

 

 


Jumat, 25 Maret 2022

JURNAL EMAUS JURNEY

 




Sekilas mengenai Emmaus Journey  
Kelompok Spiritualitas Kitab Suci Emmaus Journey (“Emmaus Journey”) adalah kegiatan yang diprakarsai oleh Pastor Yan Sunyata OSC, saat beliau bertugas di paroki St. Monika Serpong. Kegiatan ini pada mulanya diberikan untuk pengembangan kemampuan anggota Seksi Kerasulan Kitab Suci (dahulu Seksi Pewartaan Iman), kemudian dikembangkan menjadi kegiatan umat—dalam program kerja Seksi Kerasulan Kitab Suci untuk menggiatkan pembacaan dan penghayatan Kitab Suci oleh umat.

Dalam kegiatan sharing kelompok peserta diminta untuk menuliskan jurnal bacaan Kitab Suci beserta renungan dan doa singkat.

Di bawah ini ada kumpulan jurnal yang penulis tulis. Lumayan untuk berbagi. 

Selamat membaca.

Link buku digital

https://online.fliphtml5.com/sudrn/aeou/