Minggu, 04 Januari 2009

YOGYAKARTA

Yogya aku datang. Hari ini Minggu, 28 Desember 2008. Aku kembali sesudah sekian lama kau tak kusua. Sekarang kau jauh berubah. Wajahmu berdandan cantik, berhias bagai gadis modern. Kau tahu, aku rindu JOGYA yang dulu. Yogya yang lugu, penuh kekeluargaan. Yogya tempat aku menemukan jati diriku. Tempat aku menemukan bahwa kenyataan hidup itu tak selalu mulus. Tak selalu indah.

Aku rindu Si Mbah penjal gudeg yang kebeli setiap Minggu pagi. Aku rindu Pringgodani tempat aku mondok. Dengan kursi bambu di terasnya, kau terukir dalam kenanganku. Aku rindu tempe bacem yang manis legit di lidah.

Aku rindu masa laluku yang penuh dengan kenangan manis. Malam-malam yang dilewati berdua dengan sang pacar. Dalam becak yang sempit duduk saling menghimpit. Merindukan saat-saat mencuri ciuman di antara remang dan rimbunnya pohon di tepi jalan.

Ah... Jogyaku, aku berubah, kau berubah. Kita semua berubah. Namun, meski kita berubah, pada hakekatnya kita tetap diri kita yang dulu, yang selalu mencari dan terus mencari makna hidup. Kita tak pernah terpuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar