Jumat, 10 April 2009
PERKEMBANGAN SPIRITUAL
PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Dalam diri kita sudah tertanam/terbentuk suatu panggilan spiritual yang khas. Semua hal dalam kehidupan terkait satu sama lain. Tindakan kita di suatu tempat dapat mempengaruhi lingkungan di lokasi yang ribuan mil jauhnya dari kita..
Panggilan spiritual yang memanggil sejak kita lahir. Sebuah imbauan untuk menjadi diri sejati kita dan tempat kita dalam jaringan kehidupan.
Perkembangan spiritual tiak bersifat linear atau garis lurus. kita tidak dapat memaksa atau mengendaliannya. Yang dapat kita lakukan adalah mencibtai dan memberikan makanan yang baik bagi jiwa kita sebisanya setiap hari. Melatih kecerdasan spiritual bukan urusan tahun, tetapi berkaitan dengan kesabaran dan keiklasan.
Menjadi pribadi yang matang seperti seatabg pohon yang tidak memaksa buahnya atang, tetapi ia tetap saja berdiri kokoh dalam badai musim hujan tanpa takut bahwa musim hangat tidak akan tiba.
Kemenangan datang hanya pada orang-orang sabar yang berada di suatu tempat seoah keabadian terbentang di hadapan mereka sehingga tetap tenang. Kesabaran adalah segalanya.
Jiwa bekerja melalui hati, dan bahasa hati melebihi bahasa kata-kata.
Kehangatan, belas kasih, cinta tanpa syarat, dan kemampuan memelihara diri sendiri dan orang lain adalah bahasa hati. Tidak ada aktivitas yang terlalu kecil atau tidak bernilai untuk dilakukan dengan sepenuh hati.
Hati lebih dari sekedar perasaan romantis. Mata hati adalah sumber dari ilmu pengetahuan akan Tuhan. mata hati sering pula disebut intuisi. Intuisi bukan hanya merupakan sumber pengetahuan kita akan Tuhan, namun juga sumber untuk mengetahui cara yang tepat bagaimana menjalani hidup dalam setiap moment kehidupan. Mata hati adalah mata yang berbelas kasih dan cinta yang membuat kita mengenal diri sendiri sebagai mahluk spiritual, mahluk yang memiliki makna dan tujuan hidup di bumi ini.
Semakin kita sering melibatkan diri ke dalam tempat sejati dalam diri, kita akan semakin mencintai, bergairah, dinamis, sadar tujuan, dan semakin menjadi diri sendiri. Semua aspek hidup kita merupakan sumber daya hidup. Setelah itu kita menyadari bahwa kita dapat menjadi sumber daya hidup bagi orang lain. Semakin kita sering memberi makan jiwa kita, kita semakin menjalani hidup spiritual kita.
Menjalani hidup secara spiritual bukan hanya dengan cara sering pergi ke tempat ibadat, tetapi menyangkut berbagai hal yamg berkaitan dengan sikap hidup keseharian kita. Bila kita terbuka dan bersedia menerima, kita akan dapat melihat dengan mata hati dan mendengarkannya. Betapa indahnya hidup kita bila kita mampu untuk mendengarkan hati kita, jiwa kita. (Ch. Enung Martina)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar