SEMBILAN BELAS
(untuk Metta)
19 tahun kita ditakdirkan untuk menjadi ibu-anak
Dan waktu-waktu mendatang untuk sepanjang kisah kita
Kita tetap ibu dan anak
Manis seperti gula-gula kapas yang kita makan saat kau duduk di TK
Kamu yang pertama menjadi buah cinta
Antara aku dan kekasihku, ayahmu
Kamu yang membuat perutku mules saat akan lahir di dunia
Kamu yang membuatku mules saat kamu meninggalkan rumah
Kamu yang membuat aku bangga menjadi seorang ibu
Karena keberhasilan kecil dan besar
Kamu yang membuat aku kuatir ketika makin hari kau beranjak dewasa
Kamu yang membuat aku ingin menempuh separuh dunia ini
Hanya untuk membuatkan secangkir teh panas beraoma melati
Kamu yang membuatku menangis dan tertawa untuk beberapa peristiwa
Kamu juga yang membuat aku mensyukuri setiap detik hidupku
Kamu yang membuat aku berdenyut hidup
Untuk berjuang tanpa lelah
Dan melewati batas garis ketakmungkinan
Kamu yang ada dalam setiap untai doaku
Dari sini, di negri yang kita cintai, meski terkadang kita mencacinya
Aku ucapkan selamat ulang tahun
Tak kubuatkan nasi kuning
Atau ayam goreng kesukaanmu
Tapi kubuatkan puisi ini
Sebagai tanda cinta terdalamku dari lubuk nubariku
(Ciamis, 30 Desember 2009,
Dengan segenap cinta
IBU: Ch. Enung Martina)
Rabu, 30 Desember 2009
Selasa, 22 Desember 2009
Kebahagiaan
Tuesday, December 22, 2009 7:11 AM
From:
"Lukas Tanri"
Add sender to Contacts
To:
"'Enung Martina'", nfuise@yahoo.com, griyantopoey@yahoo.co.id, handi msm@yahoo.com, "'albertus sugiana'"
Subject: Kebahagiaan
Ada seseorang yang selalu resah dan gelisah dalam hidupnya menemui seorang bijak dan berkata:
"Guru, saya tidak pernah mendapatkan KEBAHAGIAAN dalam hidupku....
Tolong ajarkan saya agar HIDUPKU SELALU BAHAGIA !"
Orang bijak itu menjawab:
" Kebahagiaan itu sebenarnya tidak perlu kau cari....Kebahagiaan itu ada pada dirimu sendiri. Tapi kamu dapat belajar untuk menemukannya"
''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan ?''
Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, “Kira-kira sepuluh tahun.''
Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama?'' tanyanya tak percaya.
''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.''
Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan.
Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?
Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya,
semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?
Lantas,
bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan?
Sebagaimana yang telah banyak disampaikan,kebahagiaan hanya akan dicapai
kalau kita mau melakukan perjalanan KE DALAM.
Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau MEMBAYAR HARGANYA.
Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''TOKO KEBAHAGIAAN' '
Di sana tidak ada barang yang bernama 'Kebahagiaan' ' karena
''Kebahagiaan' ' itu sendiri TIDAK DIJUAL.
Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain:
KESABARAN,
KEIKHLASAN,
RASA SYUKUR,
KASIH SAYANG,
KEJUJURAN,
KEPASRAHAN KEPADA TUHAN dan
RELA MEMAAFKAN.
Inilah ''barang-barang' ' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.
Tetapi,
berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.
Yang dijual di sini adalah BENIH.
Jadi, kalau Anda tertarik untuk Membeli ''Kesabaran' '
Anda hanya akan mendapatkan ''Benih Kesabaran.''
Karena itu,
segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus Berusaha Keras
untuk Menumbuhkan Benih tersebut Sampai ia Menghasilkan BUAH KESABARAN.
Setiap Benih yang Anda beli di toko tersebut Mengandung
Sejumlah Persoalan yang Harus Anda Pecahkan.
Hanya bila Anda MAMPU Memecahkan Persoalan tersebut,
Anda akan Menuai Buahnya.
Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.
''Kesabaran Tingkat 1,''
misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas atau pengemudi bus yang ugal-ugalan.
''Kesabaran Tingkat 2''
berarti menghadapi orang yang sewenang-wenang atau orang yang suka memfitnah.
''Kesabaran Tingkat 3'',
misalnya, adalah menghadapi keluarga Anda yang sendiri.
Menu yang lain misalnya ''BERSYUKUR' '
''Bersyukur Tingkat 1''
adalah bersyukur di kala SENANG, sementara
''Bersyukur Tingkat 2''
adalah bersyukur di kala SUSAH .
''KEJUJURAN Tingkat 1,''
misalnya, kejujuran dalam Kondisi Biasa, sementara
''Kejujuran Tingkat 2''
adalah kejujuran dalam Kondisi TERANCAM.
Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan' '.
Setiap produk yang dijual di toko tersebut Berbeda-beda Harganya
sesuai dengan KUALITAS KARAKTER yang Ditimbulkannya.
Yang TERMAHAL ternyata adalah ''KESABARAN' ' karena
kesabaran ini merupakan Bahan Baku dari
Segala Macam Produk yang Dijual di sana .
Seorang filsuf pernah mengatakan,
''Apa yang Kita Peroleh dengan TERLALU MUDAH PASTI KURANG Kita HARGAI.
Hanya Harga yang MAHAL-lah yang Memberi NILAI kepada SEGALANYA.
Tuhan Tahu Bagaimana MEMASANG Harga yang Tepat pada Barang-barangnya. ''
Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda.
Kita akan Bersahabat dengan Masalah.
Kita pun akan Menyambut Setiap Masalah yang Ada dengan
Penuh KEGEMBIRAAN karena Dalam Setiap Masalah Senantiasa Terkandung
''OBATdan VITAMIN'' yang Sangat Kita Butuhkan.
Dengan demikian Anda akan BERTERIMA KASIH kepada
Orang-orang yang Telah Menyusahkan Anda karena
Mereka Memang ''diutus'' untuk Membantu Anda.
Pengemudi yang ugal-ugalan, orang yang jahat, orang yang sewenang-wenang adalah Peluang untuk MEMBENTUK Kesabaran.
Penghasilan yang Pas-pasan adalah peluang untuk MENUMBUHKAN RASA SYUKUR.
Suasana yang Ribut dan Gaduh adalah Peluang untuk MENUMBUHKAN KONSENTRASI.
Orang-orang yang TAK TAHU BERTERIMA KASIH adalah Peluang untuk Menumbuhkan PERASAAN KASIH Tanpa Syarat.
Orang-orang yang MENYAKITI Anda adalah Peluang untuk MENUMBUHKAN Kualitas RELA MEMAAFKAN.
Sebagai penutup Marilah kita Renungkan ungkapan berikut ini:
''Aku memohon Kekuatan dan Tuhan membimbing dalam Kesulitan-kesulitan untuk Membuatku KUAT.
Aku memohon Kebijaksanaan dan Tuhan membimbing dalam Masalah dan Menyelesaikan.
Aku memohon Kemakmuran dan Tuhan memberiku TUBUH dan OTAK untuk Bekerja.
Aku memohon Keberanian dan Tuhan membimbing dalam berbagai BAHAYA untuk aku Atasi.
Aku memohon Cinta dan Tuhan membimbing dalam menghadapi Orang-orang yang Bermasalah untuk Aku Bantu.
Aku mohon Berkah dan Tuhan memberiku berbagai Kesempatan.
Aku Tidak Memperoleh Apapun yang Aku Inginkan, tetapi Aku MENDAPATKAN Apapun yang Aku BUTUHKAN.''
(Teh Nung: Semoga aku bisa belajar untuk menjadi orang yang bahagia)
From:
"Lukas Tanri"
Add sender to Contacts
To:
"'Enung Martina'"
Subject: Kebahagiaan
Ada seseorang yang selalu resah dan gelisah dalam hidupnya menemui seorang bijak dan berkata:
"Guru, saya tidak pernah mendapatkan KEBAHAGIAAN dalam hidupku....
Tolong ajarkan saya agar HIDUPKU SELALU BAHAGIA !"
Orang bijak itu menjawab:
" Kebahagiaan itu sebenarnya tidak perlu kau cari....Kebahagiaan itu ada pada dirimu sendiri. Tapi kamu dapat belajar untuk menemukannya"
''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan ?''
Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, “Kira-kira sepuluh tahun.''
Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama?'' tanyanya tak percaya.
''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.''
Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan.
Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?
Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya,
semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?
Lantas,
bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan?
Sebagaimana yang telah banyak disampaikan,kebahagiaan hanya akan dicapai
kalau kita mau melakukan perjalanan KE DALAM.
Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau MEMBAYAR HARGANYA.
Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''TOKO KEBAHAGIAAN' '
Di sana tidak ada barang yang bernama 'Kebahagiaan' ' karena
''Kebahagiaan' ' itu sendiri TIDAK DIJUAL.
Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain:
KESABARAN,
KEIKHLASAN,
RASA SYUKUR,
KASIH SAYANG,
KEJUJURAN,
KEPASRAHAN KEPADA TUHAN dan
RELA MEMAAFKAN.
Inilah ''barang-barang' ' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.
Tetapi,
berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.
Yang dijual di sini adalah BENIH.
Jadi, kalau Anda tertarik untuk Membeli ''Kesabaran' '
Anda hanya akan mendapatkan ''Benih Kesabaran.''
Karena itu,
segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus Berusaha Keras
untuk Menumbuhkan Benih tersebut Sampai ia Menghasilkan BUAH KESABARAN.
Setiap Benih yang Anda beli di toko tersebut Mengandung
Sejumlah Persoalan yang Harus Anda Pecahkan.
Hanya bila Anda MAMPU Memecahkan Persoalan tersebut,
Anda akan Menuai Buahnya.
Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.
''Kesabaran Tingkat 1,''
misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas atau pengemudi bus yang ugal-ugalan.
''Kesabaran Tingkat 2''
berarti menghadapi orang yang sewenang-wenang atau orang yang suka memfitnah.
''Kesabaran Tingkat 3'',
misalnya, adalah menghadapi keluarga Anda yang sendiri.
Menu yang lain misalnya ''BERSYUKUR' '
''Bersyukur Tingkat 1''
adalah bersyukur di kala SENANG, sementara
''Bersyukur Tingkat 2''
adalah bersyukur di kala SUSAH .
''KEJUJURAN Tingkat 1,''
misalnya, kejujuran dalam Kondisi Biasa, sementara
''Kejujuran Tingkat 2''
adalah kejujuran dalam Kondisi TERANCAM.
Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan' '.
Setiap produk yang dijual di toko tersebut Berbeda-beda Harganya
sesuai dengan KUALITAS KARAKTER yang Ditimbulkannya.
Yang TERMAHAL ternyata adalah ''KESABARAN' ' karena
kesabaran ini merupakan Bahan Baku dari
Segala Macam Produk yang Dijual di sana .
Seorang filsuf pernah mengatakan,
''Apa yang Kita Peroleh dengan TERLALU MUDAH PASTI KURANG Kita HARGAI.
Hanya Harga yang MAHAL-lah yang Memberi NILAI kepada SEGALANYA.
Tuhan Tahu Bagaimana MEMASANG Harga yang Tepat pada Barang-barangnya. ''
Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda.
Kita akan Bersahabat dengan Masalah.
Kita pun akan Menyambut Setiap Masalah yang Ada dengan
Penuh KEGEMBIRAAN karena Dalam Setiap Masalah Senantiasa Terkandung
''OBATdan VITAMIN'' yang Sangat Kita Butuhkan.
Dengan demikian Anda akan BERTERIMA KASIH kepada
Orang-orang yang Telah Menyusahkan Anda karena
Mereka Memang ''diutus'' untuk Membantu Anda.
Pengemudi yang ugal-ugalan, orang yang jahat, orang yang sewenang-wenang adalah Peluang untuk MEMBENTUK Kesabaran.
Penghasilan yang Pas-pasan adalah peluang untuk MENUMBUHKAN RASA SYUKUR.
Suasana yang Ribut dan Gaduh adalah Peluang untuk MENUMBUHKAN KONSENTRASI.
Orang-orang yang TAK TAHU BERTERIMA KASIH adalah Peluang untuk Menumbuhkan PERASAAN KASIH Tanpa Syarat.
Orang-orang yang MENYAKITI Anda adalah Peluang untuk MENUMBUHKAN Kualitas RELA MEMAAFKAN.
Sebagai penutup Marilah kita Renungkan ungkapan berikut ini:
''Aku memohon Kekuatan dan Tuhan membimbing dalam Kesulitan-kesulitan untuk Membuatku KUAT.
Aku memohon Kebijaksanaan dan Tuhan membimbing dalam Masalah dan Menyelesaikan.
Aku memohon Kemakmuran dan Tuhan memberiku TUBUH dan OTAK untuk Bekerja.
Aku memohon Keberanian dan Tuhan membimbing dalam berbagai BAHAYA untuk aku Atasi.
Aku memohon Cinta dan Tuhan membimbing dalam menghadapi Orang-orang yang Bermasalah untuk Aku Bantu.
Aku mohon Berkah dan Tuhan memberiku berbagai Kesempatan.
Aku Tidak Memperoleh Apapun yang Aku Inginkan, tetapi Aku MENDAPATKAN Apapun yang Aku BUTUHKAN.''
(Teh Nung: Semoga aku bisa belajar untuk menjadi orang yang bahagia)
Senin, 21 Desember 2009
AROMA LIBUR
Sepertinya aroma libur sudah memngental dan memenuhi atmosfir di setiap tempat yang kulewati. Di setiap pertokoan sudah bersaing menghias tokonya semeriah mungkin dan seindah serta berlomba memberi sentuhan natal sepas mungkin. Natal memang menjadi salah satu daya tarik untuk bisnis.
Kami (pasukan dari rasi bintang Beruang Kecil-Ursa Minor alias para Ursuliner) jelas masih giat bekerja. Dimulai dengan minggu-minggu sibuk menyiapkan rapot sampai pembagian dan kini pengembalian rapot serta beres-beres ruang guru serta menyiapkan administrasi untuk semester II. Wow... kami memang pekerja keras di ladang Tuhan.
Namun, perlu diketahui aroma libur menghanyutkan kami sampai tulang sungsum kami. Bikin malas bangun pagi dan bikin malas mulai bekerja menyelesaikan ini dan itu. rasanya kami hanya ingin tetap bergelung di tempat tidur kami sambil merasakan betapa enaknya liburan!!!
Sampai detik penghabisan di semester I, yaitu Selasa, 22 Desember 2009. Bertepatan dengan Mother Day , itulah hari terakhir kami berjuang di semester I tahun ini.
Semua sudah bersiap dengan rencana masing-masing perayaan Natalnya. Mulai dari yang tetap di rumah, pulang kampung, dan melancong. Semuanya antusias ingin segera libur. Aku sendiri? jelas pulang kampung.Tapi harus menunaikan kewajiban dulu: tugas pada malam Natal untuk dua pria di rumahku (Aga dan Bob). Pagi-pagi tanggal 25 baru kami bisa pulang kampung. Kasihan Emak-ibuku tercinta. Kalo anaknya tak pulang, bisa merana dia. Aku sebetulnya merana juga karena dara mungil buah hatiku tak bisa pulang. Baru pulang summer 2011 nanti. Lha kok masih lama ya...
Ini adalah Natal pertama dia jauh dari keluarga. Ini adalah Natal pertamaku tanpa dia. Hu...hu...hu... rasanya di dadaku ada yang menyesak. Eh... lihat masih ada Natal-natal lain yang akan kulalui bersama dia!!!
(Teh Enung yang sangat ingin segera menikmati liburan Natal)
Semoga para pembaca blog ini sudah menikmati liburannya dan juga selamat menikmati natal dalam keluarga!!
Kami (pasukan dari rasi bintang Beruang Kecil-Ursa Minor alias para Ursuliner) jelas masih giat bekerja. Dimulai dengan minggu-minggu sibuk menyiapkan rapot sampai pembagian dan kini pengembalian rapot serta beres-beres ruang guru serta menyiapkan administrasi untuk semester II. Wow... kami memang pekerja keras di ladang Tuhan.
Namun, perlu diketahui aroma libur menghanyutkan kami sampai tulang sungsum kami. Bikin malas bangun pagi dan bikin malas mulai bekerja menyelesaikan ini dan itu. rasanya kami hanya ingin tetap bergelung di tempat tidur kami sambil merasakan betapa enaknya liburan!!!
Sampai detik penghabisan di semester I, yaitu Selasa, 22 Desember 2009. Bertepatan dengan Mother Day , itulah hari terakhir kami berjuang di semester I tahun ini.
Semua sudah bersiap dengan rencana masing-masing perayaan Natalnya. Mulai dari yang tetap di rumah, pulang kampung, dan melancong. Semuanya antusias ingin segera libur. Aku sendiri? jelas pulang kampung.Tapi harus menunaikan kewajiban dulu: tugas pada malam Natal untuk dua pria di rumahku (Aga dan Bob). Pagi-pagi tanggal 25 baru kami bisa pulang kampung. Kasihan Emak-ibuku tercinta. Kalo anaknya tak pulang, bisa merana dia. Aku sebetulnya merana juga karena dara mungil buah hatiku tak bisa pulang. Baru pulang summer 2011 nanti. Lha kok masih lama ya...
Ini adalah Natal pertama dia jauh dari keluarga. Ini adalah Natal pertamaku tanpa dia. Hu...hu...hu... rasanya di dadaku ada yang menyesak. Eh... lihat masih ada Natal-natal lain yang akan kulalui bersama dia!!!
(Teh Enung yang sangat ingin segera menikmati liburan Natal)
Semoga para pembaca blog ini sudah menikmati liburannya dan juga selamat menikmati natal dalam keluarga!!
Jumat, 18 Desember 2009
BRUDER ELIA
Aku tertarik dengan tokoh yang satu ini karena iman dan juga keajaiban Allah terjadi melalui dia. Silakan membaca tentang hamba ini karena ia begitu berbeda dengan dunia. Ia begitu dekat dengan DIA yang wafat di Kalvari.
(Teh Enung Martina)
Malaikat dengan Stigmata Mengunjungi Rumahku - fra Elia
Sunday, August 2, 2009 at 6:01am
Penulis : Fiorella Turolli
Penerbit : Marian Center Indonesia
Siapakah Fra Elia?
Lahir pada tanggal 20 Februari 1962 di daerah Puglia, Italia. Ketika
usianya masih muda, ia masuk Biara Kapusin di Lombardi dan selama masa
novisiat ia menerima karunia stigmata. Sejak saat itulah, selama Masa
Paskah, Fra Elia mengalami sengsara Yesus (didahului dengan berpuasa
selama 40 hari) dan bau harum keluar dari seluruh tu-buhnya. Setiap
hari Jumat, luka-luka-Nya yang terbuka menyebabkan kesakitan yang
sangat luar biasa. Me-reka sembuh kembali dalam 1 atau 2 hari, namun
tanda-tandanya masih tetap ada.
Ketika fenomena ini mulai, ia dan 3 bruder lainnya tidak berani
memberitahukan pada pimpinan biara. Walaupun mereka menyaksikan
peristiwa tersebut dan salah seorangnya adalah perawat, yang telah
dipercaya Fra Elia untuk mengurus segalanya. Se-mentara itu, ia
melanjutkan hidup dalam iman dan tiba saatnya mengucapkan kaul
sementaranya. Dan ia memakai nama Fra Elia Maria.
Saat ia diberitahu bahwa luka-lukanya bukanlah penyakit herpes atau
sejenisnya, ia lalu mengalami krisis, tidak mau menerima hal ini. Ia
merasa tak layak dan tak ingin memikul tanggungjawab dengan segala
akibatnya. Ia ingin hidup normal seperti orang-orang lain. Krisis lain
menimpanya pula dan kali ini ia meninggalkan biara dengan keyakinan
bahwa ia akan hidup normal dan segalanya akan kembali juga menjadi
normal.
Sebagai seorang bruder awam, ia menemukan pekerjaan yang sesuai dengan
alamiah dirinya. Ia membantu orang-orang yang sakit dan kemudian para
narapidana di penjara. Ia amat berbakat sebagai perawat dan mendapat
diploma untuk refleksi. Pekerjaannya yang terakhir adalah di pabrik
kimia.
Bagaimana pun, ia tahu tidak mungkin merubah hidup pribadinya dan
begitulah, setiap tahun ia memperbaharui kaulnya secara pribadi,
melalui bekas superiornya, Romo Eugenio. Ia membagi waktunya dengan
pekerjaan, Gereja dan menolong orang-orang.
Waktu berjalan dan stigmatanya tetap, malah lebih nampak dari
sebelumnya. Nostalgia akan kehidupan membiara masih kuat dan jelas
baginya, ia tidak mungkin lari dari Tuhan. Jadi ia menyerahkan diri
pada Kerahiman-Nya dan bertanya, apa yang menjadi kehendak-Nya. Agar
lebih mengerti jawabannya, ia masuk pertapaan di Tuscany, dimana tak
seorang pun yang mengenalnya dan tinggal di sana dalam waktu yang
la-ma.
Pada waktu itu, ia mengerti bah-wa tugasnya adalah menjadi peziarah di
dunia dan untuk dunia. Dia mendirikan suatu komunitas religius yang
bekerja untuk menolong kaum lemah, yang kesepian dan yang tersisih.
Khususnya kaum muda yang hidup sendirian, tanpa bimbingan dan
seringkali tanpa kasih dan karenaya menimbulkan problem yang gawat
(anak-anak jalanan).
Menyadari hal ini dan terbebas dari keraguan, ia menyiapkan
serangkaian peraturan yang kemudian menjadi komunitas Fra Elia, the
Apostles of God. Setelah 60 hari kembali di rumah, kali ini ia
berbahagia karena mengerti akan kehendak Allah dan menerimanya. Ia
segera mengunjungi superiornya yang terakhir waktu masih di biara dan
meminta nasehat untuk kehidupannya selanjutnya. Romo Superior
mengatakan bahwa ia harus mengikuti panggilan hidupnya dan mencari
tempat yang sesuai untuk komunitasnya. Lalu ia menghadap uskup dan
meminta petunjuk dan bimbingan seorang imam.
Dalam Penyelenggaraan Ilahi, Fra Elia bertemu dengan beberapa teman
yang kemudian membentuk asosiasi yang diberi nama ONLUS dan 2 tahun
kemudian mampu membeli sebuah biara tua dan dipersembahkan kepada St.
Fransiskus. Terletak di Calvi Del Umbria (tak jauh dari Asisi) di
Propinsi Terni. Untuk mengatasi pembiayaan, asosiasi ini mengambil
pinjaman jangka panjang.
Pada tahun 2002 di Spinea, ia kembali memperbaharui kaulnya, melalui
imam Kapusin, Romo Claudio dan beberapa imam lain yang hadir juga
(tetapi ia bukan sebagai seorang Kapusia, melainkan sebagai Fra Elia
dari Apostle of God atau Rasul Allah). Sejak September 2003, akhirnya
ia mendiami rumahnya yang terdiri dari 3 ruangan, di sudut biara tua
tersebut. Dan Fra Elia kemudian diundang ke berbagai paroki dalam
kelompok-kelompok doa dari seluruh Italia. Melalui penyembuhan,
pentobatan dan pembebasan dan lain-lain manifestasi yang tidak dapat
diterangkan oleh ilmu pengeta-huan, yang semuanya ini dicatat dalam
buku kedua menganai Fra Elia. Fra Elia sendiri tidak pernah mendirikan
kelompok doa, karena ia selalu diundang ke paroki-paroki, namun ia
juga tidak bersikap sebagai seorang penyembuh.
Pada tahun 2002, Uskup Paolo Maria Hnilica, dalam sebuah surat
resminya, memohonkan bantuan dari semua pihak agar membantu proyeknya.
Selama masa sengsaranya dalam bulan April 2004, ia berada di biara di
Calvi dan dikunjungi oleh 2 utusan dari Tahta Suci untuk memeriksa
dirinya. Sekarang ia tinggal bersama beberapa bruder dan Sr Domenica
di biara di Calvi Umbria, berdoa dan bekerja serta merestorasi tempat
tinggalnya.
Sungguh merupakan anugerah dan berkat Tuhan bahwa dalam kunjungannya
ke Australia, Komunitas Katolik Indonesia yang berada di Perth,
memperoleh kesempatan merayakan Ekaristi dan Adorasi bersama Fra Elia
pada hari Jumat 16 November 2007, dengan Romo Ari Pawarto, O.Carm
Chaplain di sana sebagai konselebran utama.
Ditulis kembali sebagai artikel oleh: Willy Prayogi ke milis Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM)
Distrik Surabaya 1 - willyprayogi@yahoo.com
(Teh Enung Martina)
Malaikat dengan Stigmata Mengunjungi Rumahku - fra Elia
Sunday, August 2, 2009 at 6:01am
Penulis : Fiorella Turolli
Penerbit : Marian Center Indonesia
Siapakah Fra Elia?
Lahir pada tanggal 20 Februari 1962 di daerah Puglia, Italia. Ketika
usianya masih muda, ia masuk Biara Kapusin di Lombardi dan selama masa
novisiat ia menerima karunia stigmata. Sejak saat itulah, selama Masa
Paskah, Fra Elia mengalami sengsara Yesus (didahului dengan berpuasa
selama 40 hari) dan bau harum keluar dari seluruh tu-buhnya. Setiap
hari Jumat, luka-luka-Nya yang terbuka menyebabkan kesakitan yang
sangat luar biasa. Me-reka sembuh kembali dalam 1 atau 2 hari, namun
tanda-tandanya masih tetap ada.
Ketika fenomena ini mulai, ia dan 3 bruder lainnya tidak berani
memberitahukan pada pimpinan biara. Walaupun mereka menyaksikan
peristiwa tersebut dan salah seorangnya adalah perawat, yang telah
dipercaya Fra Elia untuk mengurus segalanya. Se-mentara itu, ia
melanjutkan hidup dalam iman dan tiba saatnya mengucapkan kaul
sementaranya. Dan ia memakai nama Fra Elia Maria.
Saat ia diberitahu bahwa luka-lukanya bukanlah penyakit herpes atau
sejenisnya, ia lalu mengalami krisis, tidak mau menerima hal ini. Ia
merasa tak layak dan tak ingin memikul tanggungjawab dengan segala
akibatnya. Ia ingin hidup normal seperti orang-orang lain. Krisis lain
menimpanya pula dan kali ini ia meninggalkan biara dengan keyakinan
bahwa ia akan hidup normal dan segalanya akan kembali juga menjadi
normal.
Sebagai seorang bruder awam, ia menemukan pekerjaan yang sesuai dengan
alamiah dirinya. Ia membantu orang-orang yang sakit dan kemudian para
narapidana di penjara. Ia amat berbakat sebagai perawat dan mendapat
diploma untuk refleksi. Pekerjaannya yang terakhir adalah di pabrik
kimia.
Bagaimana pun, ia tahu tidak mungkin merubah hidup pribadinya dan
begitulah, setiap tahun ia memperbaharui kaulnya secara pribadi,
melalui bekas superiornya, Romo Eugenio. Ia membagi waktunya dengan
pekerjaan, Gereja dan menolong orang-orang.
Waktu berjalan dan stigmatanya tetap, malah lebih nampak dari
sebelumnya. Nostalgia akan kehidupan membiara masih kuat dan jelas
baginya, ia tidak mungkin lari dari Tuhan. Jadi ia menyerahkan diri
pada Kerahiman-Nya dan bertanya, apa yang menjadi kehendak-Nya. Agar
lebih mengerti jawabannya, ia masuk pertapaan di Tuscany, dimana tak
seorang pun yang mengenalnya dan tinggal di sana dalam waktu yang
la-ma.
Pada waktu itu, ia mengerti bah-wa tugasnya adalah menjadi peziarah di
dunia dan untuk dunia. Dia mendirikan suatu komunitas religius yang
bekerja untuk menolong kaum lemah, yang kesepian dan yang tersisih.
Khususnya kaum muda yang hidup sendirian, tanpa bimbingan dan
seringkali tanpa kasih dan karenaya menimbulkan problem yang gawat
(anak-anak jalanan).
Menyadari hal ini dan terbebas dari keraguan, ia menyiapkan
serangkaian peraturan yang kemudian menjadi komunitas Fra Elia, the
Apostles of God. Setelah 60 hari kembali di rumah, kali ini ia
berbahagia karena mengerti akan kehendak Allah dan menerimanya. Ia
segera mengunjungi superiornya yang terakhir waktu masih di biara dan
meminta nasehat untuk kehidupannya selanjutnya. Romo Superior
mengatakan bahwa ia harus mengikuti panggilan hidupnya dan mencari
tempat yang sesuai untuk komunitasnya. Lalu ia menghadap uskup dan
meminta petunjuk dan bimbingan seorang imam.
Dalam Penyelenggaraan Ilahi, Fra Elia bertemu dengan beberapa teman
yang kemudian membentuk asosiasi yang diberi nama ONLUS dan 2 tahun
kemudian mampu membeli sebuah biara tua dan dipersembahkan kepada St.
Fransiskus. Terletak di Calvi Del Umbria (tak jauh dari Asisi) di
Propinsi Terni. Untuk mengatasi pembiayaan, asosiasi ini mengambil
pinjaman jangka panjang.
Pada tahun 2002 di Spinea, ia kembali memperbaharui kaulnya, melalui
imam Kapusin, Romo Claudio dan beberapa imam lain yang hadir juga
(tetapi ia bukan sebagai seorang Kapusia, melainkan sebagai Fra Elia
dari Apostle of God atau Rasul Allah). Sejak September 2003, akhirnya
ia mendiami rumahnya yang terdiri dari 3 ruangan, di sudut biara tua
tersebut. Dan Fra Elia kemudian diundang ke berbagai paroki dalam
kelompok-kelompok doa dari seluruh Italia. Melalui penyembuhan,
pentobatan dan pembebasan dan lain-lain manifestasi yang tidak dapat
diterangkan oleh ilmu pengeta-huan, yang semuanya ini dicatat dalam
buku kedua menganai Fra Elia. Fra Elia sendiri tidak pernah mendirikan
kelompok doa, karena ia selalu diundang ke paroki-paroki, namun ia
juga tidak bersikap sebagai seorang penyembuh.
Pada tahun 2002, Uskup Paolo Maria Hnilica, dalam sebuah surat
resminya, memohonkan bantuan dari semua pihak agar membantu proyeknya.
Selama masa sengsaranya dalam bulan April 2004, ia berada di biara di
Calvi dan dikunjungi oleh 2 utusan dari Tahta Suci untuk memeriksa
dirinya. Sekarang ia tinggal bersama beberapa bruder dan Sr Domenica
di biara di Calvi Umbria, berdoa dan bekerja serta merestorasi tempat
tinggalnya.
Sungguh merupakan anugerah dan berkat Tuhan bahwa dalam kunjungannya
ke Australia, Komunitas Katolik Indonesia yang berada di Perth,
memperoleh kesempatan merayakan Ekaristi dan Adorasi bersama Fra Elia
pada hari Jumat 16 November 2007, dengan Romo Ari Pawarto, O.Carm
Chaplain di sana sebagai konselebran utama.
Ditulis kembali sebagai artikel oleh: Willy Prayogi ke milis Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM)
Distrik Surabaya 1 - willyprayogi@yahoo.com
Labels:
adorasi,
apostole of god,
asisi,
bruder elia,
calvi del umbria,
ekaristi,
fra elia,
italia,
kapusin
Kamis, 17 Desember 2009
REFLEKSI AKHIR TAHUN
Aku hanya ingin menyerahkan hari-hariku di tahun 2010 ini pada kehendak dan rencana-Nya, sama yang aku juga lakukan pada tahun kemarin. Mendasarkan seluruh hidupku pada penyelenggaraan Allah. Ada begitu banyak rencana, begitu banyak harapan, dan juga doa yang dipanjatkan untuk tahun 2010. Demikian juga hal yang sama terjadi pada awal tahun 2009.
Aku masih teringat bahwa pada akhir tahun 2008 aku mengatakan “ Terjadilah padaku sesuai dengan kehendak-Mu” sehingga seluruh hidupku didasarkan pada rencana dan kehendak-Nya. Akan tetapi, kenyataannya begitu sulit ketika kita menjalaninya. Ternyata hal itu mudah dikatakan, tetapi ketika kita menjalani dan melakoninya sungguh suatu yang tidak mudah. Namun, ketika peristiwa silih berganti pada tahun tersebut, akhirnya tak bisa kupungkiri bahwa peran ILahi ada dalam setiap peristiwa itu.
Banyak peristiwa suka yang aku temukan berkaitan dengan hidup berkeluarga, bersosial, juga berelasi pribadi dengan Allah. Namun, tak pelak peristiwa duka yang tak mengenakkan juga terjadi. Semua peristiwa itu menjadi bagian yang membuat aku melihat bahwa Allah hadir dan berbicara dengan cara-Nya. Sungguh itu tidak mudah. Kita sering terlena karena peristiwa suka yang menyebabkan kita lupa akan peran-Nya, seolah semua itu terjadi begitu saja dan sudah semestinya. Kita juga terlalu larut dalam duka sehingga terkadang kita lupa untuk memaknainya.
Namun, bila kita mau sedikit saja meneyediakan hati dan meluangkan waktu untuk duduk sejenak memandang setahun yang sudah lewat itu, kita akan terhenyak dan terpana. Apalagi kalau kita dengan sengaja mendaftar berkat dan rahmat yang kita terima serta menuliskan derita yang kita alami, betapa kita akan bergetar karena tak sedetik pun DIA lena menjaga kita.
Semua peristiwa, terutama duka, memurnikan kita untuk lebih pantas disebut sebagai anak-Nya. Membuat kita semakin terasah untuk menjadi tajam memahami hidup kita dengan lebih bijak. Tawa kita dan juga air mata membuat kita bertambah murni bila kita memaknainya dalam nama-Nya. Ada banyak air mata yang kutemui: sedih, haru, cinta, sesal, kasihan, sebal, marah, duka, kesepian, tersisih, bahkan bahagia. Semuanya air mata.
Di sana-sini air mata. Air mata yang membasuh luka hingga akhirnya luka itu mengering. Air mata yang mederas kala harus menghadapi beratnya sebuah perpisahan. Juga air mata bahagia ketika aku memenangkan perjuangan. Bahkan air mata putus asa karena melihat ketidakadilan, sementara aku tak bisa melakukan apa-apa untuk mengubahnya. Air mata itu mengalir untuk diriku, anakku, suamiku, temanku, bahkan orang lain yang tak ada hubungannya denganku.
Semua itu membuat aku semakin terbilas, semakin basah karena Sang Cinta menyentuhku. Terkadang aku berpikir, semakin bertambah umur semakin banyak kandungan air dalam mataku. Entahlah. Ibu Astuti, guru Biologi yang adalah temanku, harus menjelaskan hal ini. Apakah benar kandungan air dalam mata seseorang semakin banyak ketika usia makin bertambah?
Kita berbicara tentang rencana yang kita rancang pada awal tahun lalu. Terkadang rencana yang sudah disusun dengan matang tiba-tiba bisa begitu saja berubah karena ada hal lain di luar kemampuan dan kuasa kita. Perubahan itu terkadang begitu melenceng jauh dari rancangan semula. Terkadang bikin kita takjub, tetapi seringnya bikin kita bertanya: Apa maunya? Namun, boleh aku katakana bahwa terkadang Rancangan-Nya ada di atas rencana kita. Yang jelas aku percaya bahwa semua rencana-Nya adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kebinasaan.
Karena itu pada tahun 2010 ini aku juga mempunyai segudang rencana, tetapi tetaplah aku akan mendasarkan semuanya itu pada apa yang dirancangkan-Nya untukku. Manusia boleh merencanakan, tetapi rencana DIA akan berada di atasa rancangan kita. Biarlah aku menirukan perkataan seorang PEREMPUAN sederhana yang agung:yang berasal dari Desa Nazareth dua ribuan tahun lalu:
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku sesuai perkataan-Mu.
Akhirnya kususun jari dan kubertelut untuk melantunkan doaku.
Doaku untuk Tahuh 2010
Kuucapkan syukur untuk tahun yang sudah kulewati, dan syukur pula untuk tahun yang akan kujalani. Tuhan, ajarkan kepadaku: kepasrahan, kesabaran,pengampunan, pengendalian diri, dan rasa syukur untuk hal-hal kecil hingga yang paling besar. Berikan kepadaku limpahan berkat agar juga bisa kubagikan kepada sesama. Buka pemahamanku terhadap sesuatu yang bisa menjadi luar biasa dan bermakna. Buatlah aku menjadi pribadi sederhana yang mamapu menampilkan diri sebagai karya cipta-Mu. Buatlah hatiku berkilau dalam kerendahan hati dan keceriaan. Ajari aku untuk memahami kebaikan di balik hal yang paling buruk sekalipun. Buatlah aku berguna terlebih bagi orang-orang yang kucintai, juga bagi orang yang bersebrangan denganku, atau membenciku. Kiranya hanya kepada-Mu aku menyerahkan seluruh perjalanan hidupku karena hanya Engkaulah Allah dan Juru Selamatku. Amin, ya Amin.
Akhir Desember 2009
BIG LOVE BIG OPURTUNITY
Aku masih teringat bahwa pada akhir tahun 2008 aku mengatakan “ Terjadilah padaku sesuai dengan kehendak-Mu” sehingga seluruh hidupku didasarkan pada rencana dan kehendak-Nya. Akan tetapi, kenyataannya begitu sulit ketika kita menjalaninya. Ternyata hal itu mudah dikatakan, tetapi ketika kita menjalani dan melakoninya sungguh suatu yang tidak mudah. Namun, ketika peristiwa silih berganti pada tahun tersebut, akhirnya tak bisa kupungkiri bahwa peran ILahi ada dalam setiap peristiwa itu.
Banyak peristiwa suka yang aku temukan berkaitan dengan hidup berkeluarga, bersosial, juga berelasi pribadi dengan Allah. Namun, tak pelak peristiwa duka yang tak mengenakkan juga terjadi. Semua peristiwa itu menjadi bagian yang membuat aku melihat bahwa Allah hadir dan berbicara dengan cara-Nya. Sungguh itu tidak mudah. Kita sering terlena karena peristiwa suka yang menyebabkan kita lupa akan peran-Nya, seolah semua itu terjadi begitu saja dan sudah semestinya. Kita juga terlalu larut dalam duka sehingga terkadang kita lupa untuk memaknainya.
Namun, bila kita mau sedikit saja meneyediakan hati dan meluangkan waktu untuk duduk sejenak memandang setahun yang sudah lewat itu, kita akan terhenyak dan terpana. Apalagi kalau kita dengan sengaja mendaftar berkat dan rahmat yang kita terima serta menuliskan derita yang kita alami, betapa kita akan bergetar karena tak sedetik pun DIA lena menjaga kita.
Semua peristiwa, terutama duka, memurnikan kita untuk lebih pantas disebut sebagai anak-Nya. Membuat kita semakin terasah untuk menjadi tajam memahami hidup kita dengan lebih bijak. Tawa kita dan juga air mata membuat kita bertambah murni bila kita memaknainya dalam nama-Nya. Ada banyak air mata yang kutemui: sedih, haru, cinta, sesal, kasihan, sebal, marah, duka, kesepian, tersisih, bahkan bahagia. Semuanya air mata.
Di sana-sini air mata. Air mata yang membasuh luka hingga akhirnya luka itu mengering. Air mata yang mederas kala harus menghadapi beratnya sebuah perpisahan. Juga air mata bahagia ketika aku memenangkan perjuangan. Bahkan air mata putus asa karena melihat ketidakadilan, sementara aku tak bisa melakukan apa-apa untuk mengubahnya. Air mata itu mengalir untuk diriku, anakku, suamiku, temanku, bahkan orang lain yang tak ada hubungannya denganku.
Semua itu membuat aku semakin terbilas, semakin basah karena Sang Cinta menyentuhku. Terkadang aku berpikir, semakin bertambah umur semakin banyak kandungan air dalam mataku. Entahlah. Ibu Astuti, guru Biologi yang adalah temanku, harus menjelaskan hal ini. Apakah benar kandungan air dalam mata seseorang semakin banyak ketika usia makin bertambah?
Kita berbicara tentang rencana yang kita rancang pada awal tahun lalu. Terkadang rencana yang sudah disusun dengan matang tiba-tiba bisa begitu saja berubah karena ada hal lain di luar kemampuan dan kuasa kita. Perubahan itu terkadang begitu melenceng jauh dari rancangan semula. Terkadang bikin kita takjub, tetapi seringnya bikin kita bertanya: Apa maunya? Namun, boleh aku katakana bahwa terkadang Rancangan-Nya ada di atas rencana kita. Yang jelas aku percaya bahwa semua rencana-Nya adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kebinasaan.
Karena itu pada tahun 2010 ini aku juga mempunyai segudang rencana, tetapi tetaplah aku akan mendasarkan semuanya itu pada apa yang dirancangkan-Nya untukku. Manusia boleh merencanakan, tetapi rencana DIA akan berada di atasa rancangan kita. Biarlah aku menirukan perkataan seorang PEREMPUAN sederhana yang agung:yang berasal dari Desa Nazareth dua ribuan tahun lalu:
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku sesuai perkataan-Mu.
Akhirnya kususun jari dan kubertelut untuk melantunkan doaku.
Doaku untuk Tahuh 2010
Kuucapkan syukur untuk tahun yang sudah kulewati, dan syukur pula untuk tahun yang akan kujalani. Tuhan, ajarkan kepadaku: kepasrahan, kesabaran,pengampunan, pengendalian diri, dan rasa syukur untuk hal-hal kecil hingga yang paling besar. Berikan kepadaku limpahan berkat agar juga bisa kubagikan kepada sesama. Buka pemahamanku terhadap sesuatu yang bisa menjadi luar biasa dan bermakna. Buatlah aku menjadi pribadi sederhana yang mamapu menampilkan diri sebagai karya cipta-Mu. Buatlah hatiku berkilau dalam kerendahan hati dan keceriaan. Ajari aku untuk memahami kebaikan di balik hal yang paling buruk sekalipun. Buatlah aku berguna terlebih bagi orang-orang yang kucintai, juga bagi orang yang bersebrangan denganku, atau membenciku. Kiranya hanya kepada-Mu aku menyerahkan seluruh perjalanan hidupku karena hanya Engkaulah Allah dan Juru Selamatku. Amin, ya Amin.
Akhir Desember 2009
BIG LOVE BIG OPURTUNITY
Rabu, 09 Desember 2009
PUSI UNTUK BOB
Untuk Setiap Detik Hidupmu
Untuk setiap detak dari setiap detik hidupmu
Sudah terhubung pada satu titik
Yang ditentukan Ilahi
Dan terdefinisikan dalam sebuah kata
JODOH
Kau tak bisa menolaknya
Karena semesta bersekongkol dengan Penciptanya
Untuk mempertemukan kau dan aku
Dalam takdir bersatu
Kala kau bertanya pada dirimu
Tentang mengapa
Untuk sebuah alasan hidupmu kini
Tak ada jawaban yang terpapar
Karena hidup untuk dijalani
Bukan untuk dipertanyakan
Kau berpendar dalam semesta
Untuk menemukan mozaik-mozaik hidupmu
Kau menemukannya dalam serpihan peristiwa
Yang kau maknai dengan rasa syukur
Meski terkadang kau mengeluh
Dalam deretan panjang baris doamu
Tapi yang kutahu
Kau tetap lelakiku
Yang membawa bahtera kita
Menuju batas cakrawala
Hingga satu waktu tiba di pulau haparapan
Dan jerit hatimu kan sampai
Pada tingkap langit tertinggi
Kala sepi menepi
Dan rebana malam bersabung fajar
Kau terpekur dalam doamu
Pada jam suci dini hari
Kau membawa lekuk liku hidupmu
Kepada Sang Pencipta
Dan kau terpana dalam ekstase rasa
CINTA
( With love
For Bob)
(Hari ini Rabu, 9 Agustus Yohanes Bob Haryadi Martopranoto berulang tahun
Catatan: makin tua lu!!!)
Untuk setiap detak dari setiap detik hidupmu
Sudah terhubung pada satu titik
Yang ditentukan Ilahi
Dan terdefinisikan dalam sebuah kata
JODOH
Kau tak bisa menolaknya
Karena semesta bersekongkol dengan Penciptanya
Untuk mempertemukan kau dan aku
Dalam takdir bersatu
Kala kau bertanya pada dirimu
Tentang mengapa
Untuk sebuah alasan hidupmu kini
Tak ada jawaban yang terpapar
Karena hidup untuk dijalani
Bukan untuk dipertanyakan
Kau berpendar dalam semesta
Untuk menemukan mozaik-mozaik hidupmu
Kau menemukannya dalam serpihan peristiwa
Yang kau maknai dengan rasa syukur
Meski terkadang kau mengeluh
Dalam deretan panjang baris doamu
Tapi yang kutahu
Kau tetap lelakiku
Yang membawa bahtera kita
Menuju batas cakrawala
Hingga satu waktu tiba di pulau haparapan
Dan jerit hatimu kan sampai
Pada tingkap langit tertinggi
Kala sepi menepi
Dan rebana malam bersabung fajar
Kau terpekur dalam doamu
Pada jam suci dini hari
Kau membawa lekuk liku hidupmu
Kepada Sang Pencipta
Dan kau terpana dalam ekstase rasa
CINTA
( With love
For Bob)
(Hari ini Rabu, 9 Agustus Yohanes Bob Haryadi Martopranoto berulang tahun
Catatan: makin tua lu!!!)
Senin, 07 Desember 2009
OLEH-OLEH 3
ROH SANG GURU (Romo Aria Dewanto, SJ)
Seorang guru Kristiani sesungguhnya memberikan apa yang ada pada dirinya. Apa yang dimilikinya. Bebarti memberikan dirinya, hidupnya. Apa yang diyakininya, apa yang dialaminya, apa yang diketahuinya. Seorang guru mempunyai intelegensia yang baik. Intelelegen berasasal dari bahasa Latin intus: dalam dan legre: membaca. Seorang guru harus mempunyai kemampuan membaca. Kata membaca juga diartikan: merefleksikan sesuatu, termasuk membaca tanda-tanda zaman.
Sebagai guru Kristiani kita meneladani Yesus, Sang Guru. Hidup Sang Guru adalah hidup yang dibagikan ‘EKARISTIS’ . Kunci penting dalam ajaran yesus adalah menyambut yang terkecil. Sang Guru bisa menjadi inspirasi. Kehidupan dan karya-Nya menginspirasi kita.
Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah Lukas 5: 2-6, kita bertolak ke yang lebih dalam untuk bertemu Sang Guru. Kita akan melihat mana yang paling kena dalam hidup kita untuk masuk ke kedalaman. Kita jangan menjadi ‘orang banyak’ yang menonton, tetapi jadilah Simon yang memberikan tanggapan.
Sebetulnya Yesus sudah tahu siapa simon. Karena itu, ia naik ke perahu Simon. Ia mengetahui lemah dan kuatnya Simon. Ketika Yesus menawarkan, Simon memberi tanggapan, mau menerima. Itulah IMAN. Iman adalah sebuah loncatan. Sebuah keberanian untuk mengatakan YA pada kehendak Ilahi.
Bila kita meyakini panggilan Tuhan, tak aka nada yang mustahil bagi Allah. Kalau kita mempunyai keyakinan, kita bisa menularkannya kepada orang lain (murid-murid). Kita memerlukan loncatan iman untuk berani menanggapi tawaran-Nya. Mengambil keputusan untuk berani menerima tantangan. Kita berusaha selalu berpikir positif terhadap segala peristiwa yang tak sesuai dengan harapan kita. Kata kunci untuk menjalani itu semua adalah:
1. Setia dan tahan pada proses
2. lawanlah kedangkalan dengan kedalaman
3. menjauhi zona aman dan hadapilah zona frontier
4. kita dididik bukan untuk menjadi biasa saja, tetapi luar biasa’exstraordinary’
5. mengandalkan Tuhan : aku mengandalkan Tuhan, Tuhan mengandalkanku. Menjadi kaki tangan Tuhan. Biarkan Tuhan yang menjadi leader, memimpin kita.
Akhirnya kita boleh berdoa: Ya, Yesus, Sang Guru, jadikanlah aku guru yang baik. Amin.
(Teh Nung: Sukabumi 12 November 2009)
Seorang guru Kristiani sesungguhnya memberikan apa yang ada pada dirinya. Apa yang dimilikinya. Bebarti memberikan dirinya, hidupnya. Apa yang diyakininya, apa yang dialaminya, apa yang diketahuinya. Seorang guru mempunyai intelegensia yang baik. Intelelegen berasasal dari bahasa Latin intus: dalam dan legre: membaca. Seorang guru harus mempunyai kemampuan membaca. Kata membaca juga diartikan: merefleksikan sesuatu, termasuk membaca tanda-tanda zaman.
Sebagai guru Kristiani kita meneladani Yesus, Sang Guru. Hidup Sang Guru adalah hidup yang dibagikan ‘EKARISTIS’ . Kunci penting dalam ajaran yesus adalah menyambut yang terkecil. Sang Guru bisa menjadi inspirasi. Kehidupan dan karya-Nya menginspirasi kita.
Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah Lukas 5: 2-6, kita bertolak ke yang lebih dalam untuk bertemu Sang Guru. Kita akan melihat mana yang paling kena dalam hidup kita untuk masuk ke kedalaman. Kita jangan menjadi ‘orang banyak’ yang menonton, tetapi jadilah Simon yang memberikan tanggapan.
Sebetulnya Yesus sudah tahu siapa simon. Karena itu, ia naik ke perahu Simon. Ia mengetahui lemah dan kuatnya Simon. Ketika Yesus menawarkan, Simon memberi tanggapan, mau menerima. Itulah IMAN. Iman adalah sebuah loncatan. Sebuah keberanian untuk mengatakan YA pada kehendak Ilahi.
Bila kita meyakini panggilan Tuhan, tak aka nada yang mustahil bagi Allah. Kalau kita mempunyai keyakinan, kita bisa menularkannya kepada orang lain (murid-murid). Kita memerlukan loncatan iman untuk berani menanggapi tawaran-Nya. Mengambil keputusan untuk berani menerima tantangan. Kita berusaha selalu berpikir positif terhadap segala peristiwa yang tak sesuai dengan harapan kita. Kata kunci untuk menjalani itu semua adalah:
1. Setia dan tahan pada proses
2. lawanlah kedangkalan dengan kedalaman
3. menjauhi zona aman dan hadapilah zona frontier
4. kita dididik bukan untuk menjadi biasa saja, tetapi luar biasa’exstraordinary’
5. mengandalkan Tuhan : aku mengandalkan Tuhan, Tuhan mengandalkanku. Menjadi kaki tangan Tuhan. Biarkan Tuhan yang menjadi leader, memimpin kita.
Akhirnya kita boleh berdoa: Ya, Yesus, Sang Guru, jadikanlah aku guru yang baik. Amin.
(Teh Nung: Sukabumi 12 November 2009)
Kamis, 03 Desember 2009
OLEH-OLEH 2
Kali ini aku akan berbagi oleh-oleh dari retret kelas 9 gelombang I dan II, dari tanggal 26 November 2009 sampai 30 November 2009. Selama mendampingi mereka aku juga ikut berproses bersama mereka. Meski itu bukan retret untukku, tetapi aku pun ikut menikmati bersama dengan mereka.
GODAAN (Romo Hery, SJ)
Godaan dialami setiap orang dalam hidupnya, tak terkecuali Yesus. Yesus mengalami tiga godaan pada saat ia sedang berpuasa di padang gurun.
Godaan Pertama:
Setan menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti.
Godaan ini merupakan godaan kenikmatan dan kepuasan daging.
Banyak orang terjatuh ke dalam godaan ini dengan mencuri, korupsi, merampok, bahkan membunuh sesamanya. Aku pun terkadang jatuh dalam godaan ini.
Namun, Yesus menolak godaan itu dengan berkata:
Manusia hidup bukan hanya dari roti.
Godaan Kedua
Yesus diminta untuk menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah dengan janji bahwa para Malaikat akan menopang-Nya saat Ia jatuh.
Ini merupakan godaan yang berkaitan dengan kesombongan dan harga diri. Godaan untuk melakukan hal-hal hebat demi meningikan diri untuk sebuah harga diri di depan orang lain. Banyak orang melakukan hal-hal yang terkadang membahayakan nyawa sendiri atau orang lain demi memenuhi keinginan untuk meraih harga diri yang tinggi di depan orang lain, untuk sebuah pujian, dan dikagumi orang.
Namun, yesus juga menolak godaan ini dengan bersabda:
Janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu,
Godaan Ketiga
Yesus ditawari dunia dengan seluruh isinya dengan persyaratan harus menyembah Iblis.
Ini merupakan godaan kekuasaan. Seseorang kalau sudah mempunyai kekuasaan sering lupa akan jati dirinya dan niat serta tujuan murninya seperti yang ia perjuangkan sebelumnya. Tujuan yang diperjuangkannya berhenti hanya samapai pada sebuah semboyan atau slogannya saja. Kekusaan bisa mengubah seseorang bukan melakukan tugasnya dengan bijaksana, tetapi menjadikan seseorang terus mencari cara bagaimana mempertahankan posisi dan kekuasaannya. Karena kekuasaan orang bisa melupakan temannya, sahabatnya, kerabatnya, keluarganya, bahkan hati nuraninya.
Yesus menolak tawaran ini dengan bersabda:
Hanya Allah yang layak disembah.
Ada aneka godaan dalam lingkup hidup sebagai remaja, misalnya:
1. mencontek untuk mendapatkan nilai bagus dengan alsan kalau mendapat nilai bagus membuat bahagia dan bangga kedua orang tua.
2. lupa tugas belajar sebagai tujuan utama karena asyik denagn urusan lain, misalnya bermain bersama teman, game, membangun jejaring melalui face book, dll
3. mengisengi teman dengan kata-kata yang menyinggung perasaan dan perbuatan yang membuat teman jengkel. Tujuannya hanya untuk iseng.
Ada banyak godaan dalam hidup kita. Kita mempunyai pilihan untuk menurutinya atau menolaknya. Pilihan itu ternyata tidak mudah. Kita harus mempunyai kehendak yang kuat untuk melawan godaan. Godaan selalu berupa hal yang asyik dan menyenangkan. Karena itulah, kita sering terjatuh di dalamnya. Tentu saja untuk mempunyai kehendak yang kuat itu, kita memerlukan pertolongan Tuhan. Doa adalah salah satu cara untuk bisa melawan godaan.Godaan terbesar kita adalah karena kita kurang berhati-hati. Karena itu kita harus waspada dan berhati-hati karena si penggoda sangat tahu kapan kita lengah.
(jadi tersindir ni Romo....ternyata saya yang sudah menjadi guru juga sering sekali jatuh dalam godaan)
GODAAN (Romo Hery, SJ)
Godaan dialami setiap orang dalam hidupnya, tak terkecuali Yesus. Yesus mengalami tiga godaan pada saat ia sedang berpuasa di padang gurun.
Godaan Pertama:
Setan menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti.
Godaan ini merupakan godaan kenikmatan dan kepuasan daging.
Banyak orang terjatuh ke dalam godaan ini dengan mencuri, korupsi, merampok, bahkan membunuh sesamanya. Aku pun terkadang jatuh dalam godaan ini.
Namun, Yesus menolak godaan itu dengan berkata:
Manusia hidup bukan hanya dari roti.
Godaan Kedua
Yesus diminta untuk menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah dengan janji bahwa para Malaikat akan menopang-Nya saat Ia jatuh.
Ini merupakan godaan yang berkaitan dengan kesombongan dan harga diri. Godaan untuk melakukan hal-hal hebat demi meningikan diri untuk sebuah harga diri di depan orang lain. Banyak orang melakukan hal-hal yang terkadang membahayakan nyawa sendiri atau orang lain demi memenuhi keinginan untuk meraih harga diri yang tinggi di depan orang lain, untuk sebuah pujian, dan dikagumi orang.
Namun, yesus juga menolak godaan ini dengan bersabda:
Janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu,
Godaan Ketiga
Yesus ditawari dunia dengan seluruh isinya dengan persyaratan harus menyembah Iblis.
Ini merupakan godaan kekuasaan. Seseorang kalau sudah mempunyai kekuasaan sering lupa akan jati dirinya dan niat serta tujuan murninya seperti yang ia perjuangkan sebelumnya. Tujuan yang diperjuangkannya berhenti hanya samapai pada sebuah semboyan atau slogannya saja. Kekusaan bisa mengubah seseorang bukan melakukan tugasnya dengan bijaksana, tetapi menjadikan seseorang terus mencari cara bagaimana mempertahankan posisi dan kekuasaannya. Karena kekuasaan orang bisa melupakan temannya, sahabatnya, kerabatnya, keluarganya, bahkan hati nuraninya.
Yesus menolak tawaran ini dengan bersabda:
Hanya Allah yang layak disembah.
Ada aneka godaan dalam lingkup hidup sebagai remaja, misalnya:
1. mencontek untuk mendapatkan nilai bagus dengan alsan kalau mendapat nilai bagus membuat bahagia dan bangga kedua orang tua.
2. lupa tugas belajar sebagai tujuan utama karena asyik denagn urusan lain, misalnya bermain bersama teman, game, membangun jejaring melalui face book, dll
3. mengisengi teman dengan kata-kata yang menyinggung perasaan dan perbuatan yang membuat teman jengkel. Tujuannya hanya untuk iseng.
Ada banyak godaan dalam hidup kita. Kita mempunyai pilihan untuk menurutinya atau menolaknya. Pilihan itu ternyata tidak mudah. Kita harus mempunyai kehendak yang kuat untuk melawan godaan. Godaan selalu berupa hal yang asyik dan menyenangkan. Karena itulah, kita sering terjatuh di dalamnya. Tentu saja untuk mempunyai kehendak yang kuat itu, kita memerlukan pertolongan Tuhan. Doa adalah salah satu cara untuk bisa melawan godaan.Godaan terbesar kita adalah karena kita kurang berhati-hati. Karena itu kita harus waspada dan berhati-hati karena si penggoda sangat tahu kapan kita lengah.
(jadi tersindir ni Romo....ternyata saya yang sudah menjadi guru juga sering sekali jatuh dalam godaan)
Langganan:
Postingan (Atom)