ROH SANG GURU (Romo Aria Dewanto, SJ)
Seorang guru Kristiani sesungguhnya memberikan apa yang ada pada dirinya. Apa yang dimilikinya. Bebarti memberikan dirinya, hidupnya. Apa yang diyakininya, apa yang dialaminya, apa yang diketahuinya. Seorang guru mempunyai intelegensia yang baik. Intelelegen berasasal dari bahasa Latin intus: dalam dan legre: membaca. Seorang guru harus mempunyai kemampuan membaca. Kata membaca juga diartikan: merefleksikan sesuatu, termasuk membaca tanda-tanda zaman.
Sebagai guru Kristiani kita meneladani Yesus, Sang Guru. Hidup Sang Guru adalah hidup yang dibagikan ‘EKARISTIS’ . Kunci penting dalam ajaran yesus adalah menyambut yang terkecil. Sang Guru bisa menjadi inspirasi. Kehidupan dan karya-Nya menginspirasi kita.
Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah Lukas 5: 2-6, kita bertolak ke yang lebih dalam untuk bertemu Sang Guru. Kita akan melihat mana yang paling kena dalam hidup kita untuk masuk ke kedalaman. Kita jangan menjadi ‘orang banyak’ yang menonton, tetapi jadilah Simon yang memberikan tanggapan.
Sebetulnya Yesus sudah tahu siapa simon. Karena itu, ia naik ke perahu Simon. Ia mengetahui lemah dan kuatnya Simon. Ketika Yesus menawarkan, Simon memberi tanggapan, mau menerima. Itulah IMAN. Iman adalah sebuah loncatan. Sebuah keberanian untuk mengatakan YA pada kehendak Ilahi.
Bila kita meyakini panggilan Tuhan, tak aka nada yang mustahil bagi Allah. Kalau kita mempunyai keyakinan, kita bisa menularkannya kepada orang lain (murid-murid). Kita memerlukan loncatan iman untuk berani menanggapi tawaran-Nya. Mengambil keputusan untuk berani menerima tantangan. Kita berusaha selalu berpikir positif terhadap segala peristiwa yang tak sesuai dengan harapan kita. Kata kunci untuk menjalani itu semua adalah:
1. Setia dan tahan pada proses
2. lawanlah kedangkalan dengan kedalaman
3. menjauhi zona aman dan hadapilah zona frontier
4. kita dididik bukan untuk menjadi biasa saja, tetapi luar biasa’exstraordinary’
5. mengandalkan Tuhan : aku mengandalkan Tuhan, Tuhan mengandalkanku. Menjadi kaki tangan Tuhan. Biarkan Tuhan yang menjadi leader, memimpin kita.
Akhirnya kita boleh berdoa: Ya, Yesus, Sang Guru, jadikanlah aku guru yang baik. Amin.
(Teh Nung: Sukabumi 12 November 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar