Aku tertarik dengan tokoh yang satu ini karena iman dan juga keajaiban Allah terjadi melalui dia. Silakan membaca tentang hamba ini karena ia begitu berbeda dengan dunia. Ia begitu dekat dengan DIA yang wafat di Kalvari.
(Teh Enung Martina)
Malaikat dengan Stigmata Mengunjungi Rumahku - fra Elia
Sunday, August 2, 2009 at 6:01am
Penulis : Fiorella Turolli
Penerbit : Marian Center Indonesia
Siapakah Fra Elia?
Lahir pada tanggal 20 Februari 1962 di daerah Puglia, Italia. Ketika
usianya masih muda, ia masuk Biara Kapusin di Lombardi dan selama masa
novisiat ia menerima karunia stigmata. Sejak saat itulah, selama Masa
Paskah, Fra Elia mengalami sengsara Yesus (didahului dengan berpuasa
selama 40 hari) dan bau harum keluar dari seluruh tu-buhnya. Setiap
hari Jumat, luka-luka-Nya yang terbuka menyebabkan kesakitan yang
sangat luar biasa. Me-reka sembuh kembali dalam 1 atau 2 hari, namun
tanda-tandanya masih tetap ada.
Ketika fenomena ini mulai, ia dan 3 bruder lainnya tidak berani
memberitahukan pada pimpinan biara. Walaupun mereka menyaksikan
peristiwa tersebut dan salah seorangnya adalah perawat, yang telah
dipercaya Fra Elia untuk mengurus segalanya. Se-mentara itu, ia
melanjutkan hidup dalam iman dan tiba saatnya mengucapkan kaul
sementaranya. Dan ia memakai nama Fra Elia Maria.
Saat ia diberitahu bahwa luka-lukanya bukanlah penyakit herpes atau
sejenisnya, ia lalu mengalami krisis, tidak mau menerima hal ini. Ia
merasa tak layak dan tak ingin memikul tanggungjawab dengan segala
akibatnya. Ia ingin hidup normal seperti orang-orang lain. Krisis lain
menimpanya pula dan kali ini ia meninggalkan biara dengan keyakinan
bahwa ia akan hidup normal dan segalanya akan kembali juga menjadi
normal.
Sebagai seorang bruder awam, ia menemukan pekerjaan yang sesuai dengan
alamiah dirinya. Ia membantu orang-orang yang sakit dan kemudian para
narapidana di penjara. Ia amat berbakat sebagai perawat dan mendapat
diploma untuk refleksi. Pekerjaannya yang terakhir adalah di pabrik
kimia.
Bagaimana pun, ia tahu tidak mungkin merubah hidup pribadinya dan
begitulah, setiap tahun ia memperbaharui kaulnya secara pribadi,
melalui bekas superiornya, Romo Eugenio. Ia membagi waktunya dengan
pekerjaan, Gereja dan menolong orang-orang.
Waktu berjalan dan stigmatanya tetap, malah lebih nampak dari
sebelumnya. Nostalgia akan kehidupan membiara masih kuat dan jelas
baginya, ia tidak mungkin lari dari Tuhan. Jadi ia menyerahkan diri
pada Kerahiman-Nya dan bertanya, apa yang menjadi kehendak-Nya. Agar
lebih mengerti jawabannya, ia masuk pertapaan di Tuscany, dimana tak
seorang pun yang mengenalnya dan tinggal di sana dalam waktu yang
la-ma.
Pada waktu itu, ia mengerti bah-wa tugasnya adalah menjadi peziarah di
dunia dan untuk dunia. Dia mendirikan suatu komunitas religius yang
bekerja untuk menolong kaum lemah, yang kesepian dan yang tersisih.
Khususnya kaum muda yang hidup sendirian, tanpa bimbingan dan
seringkali tanpa kasih dan karenaya menimbulkan problem yang gawat
(anak-anak jalanan).
Menyadari hal ini dan terbebas dari keraguan, ia menyiapkan
serangkaian peraturan yang kemudian menjadi komunitas Fra Elia, the
Apostles of God. Setelah 60 hari kembali di rumah, kali ini ia
berbahagia karena mengerti akan kehendak Allah dan menerimanya. Ia
segera mengunjungi superiornya yang terakhir waktu masih di biara dan
meminta nasehat untuk kehidupannya selanjutnya. Romo Superior
mengatakan bahwa ia harus mengikuti panggilan hidupnya dan mencari
tempat yang sesuai untuk komunitasnya. Lalu ia menghadap uskup dan
meminta petunjuk dan bimbingan seorang imam.
Dalam Penyelenggaraan Ilahi, Fra Elia bertemu dengan beberapa teman
yang kemudian membentuk asosiasi yang diberi nama ONLUS dan 2 tahun
kemudian mampu membeli sebuah biara tua dan dipersembahkan kepada St.
Fransiskus. Terletak di Calvi Del Umbria (tak jauh dari Asisi) di
Propinsi Terni. Untuk mengatasi pembiayaan, asosiasi ini mengambil
pinjaman jangka panjang.
Pada tahun 2002 di Spinea, ia kembali memperbaharui kaulnya, melalui
imam Kapusin, Romo Claudio dan beberapa imam lain yang hadir juga
(tetapi ia bukan sebagai seorang Kapusia, melainkan sebagai Fra Elia
dari Apostle of God atau Rasul Allah). Sejak September 2003, akhirnya
ia mendiami rumahnya yang terdiri dari 3 ruangan, di sudut biara tua
tersebut. Dan Fra Elia kemudian diundang ke berbagai paroki dalam
kelompok-kelompok doa dari seluruh Italia. Melalui penyembuhan,
pentobatan dan pembebasan dan lain-lain manifestasi yang tidak dapat
diterangkan oleh ilmu pengeta-huan, yang semuanya ini dicatat dalam
buku kedua menganai Fra Elia. Fra Elia sendiri tidak pernah mendirikan
kelompok doa, karena ia selalu diundang ke paroki-paroki, namun ia
juga tidak bersikap sebagai seorang penyembuh.
Pada tahun 2002, Uskup Paolo Maria Hnilica, dalam sebuah surat
resminya, memohonkan bantuan dari semua pihak agar membantu proyeknya.
Selama masa sengsaranya dalam bulan April 2004, ia berada di biara di
Calvi dan dikunjungi oleh 2 utusan dari Tahta Suci untuk memeriksa
dirinya. Sekarang ia tinggal bersama beberapa bruder dan Sr Domenica
di biara di Calvi Umbria, berdoa dan bekerja serta merestorasi tempat
tinggalnya.
Sungguh merupakan anugerah dan berkat Tuhan bahwa dalam kunjungannya
ke Australia, Komunitas Katolik Indonesia yang berada di Perth,
memperoleh kesempatan merayakan Ekaristi dan Adorasi bersama Fra Elia
pada hari Jumat 16 November 2007, dengan Romo Ari Pawarto, O.Carm
Chaplain di sana sebagai konselebran utama.
Ditulis kembali sebagai artikel oleh: Willy Prayogi ke milis Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM)
Distrik Surabaya 1 - willyprayogi@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar