Menonton film adalah hal yang biasa untuk manusia pada zaman sekarang karena film sudah merupakan bagian dalam hidup kita. Banyak film beredar dalam masyarakat kita. Kita memanfaatkan film dalam hidup kita untuk berbagai kepentingan antara lain hiburan, pelajaran di sekolah, materi untuk berbagai pelatihan, dan bahan refleksi dalam rekoleksi atau retret.
Kita bisa asyik masuk ke dalam dunia film. Kita seolah menjadi bagian dalam film itu. Kita menyaksikan dunia lain yang tersaji di depan kita. Kita hanyut bersama petualangan dan emosi para tokoh film. Kita berkelana masuk dunia lain yang berbeda dari dunia kita. Kita berpetualang dan merasakan sensasi sebuah kebebasan dalam dunia lain.
Namun, tidak hanya sensasi petualngan saja yang diperoleh seseorang ketika berhadapan dengan sebuah film. Di dalmnya juga ada hidup yang dihadapi. Hidup itu mewakili juga hidup penontonnya. Beberapa peristiwa dan adegan juga adalah adegan hidup kita.
Karena itu, bila kita sedang asyik menonton film dan salah satu di antara kita tiba-tiba nyeletuk: Itu kan hanya film. Rekaan sutradaranya. Maka, dunia yang terbentuk tadi bisa saja berakhir dalam keping-keping kenyataan bahwa itu adalah sebuah rekaan belaka. Nah, kalau sudah seperti itu film menjadi tidak asyik lagi.
Tetapi, itulah film. Dengan film kita dihanyutkan, dengan film kita bisa dibawa ke realitas tertentu, dengan film kita bisa sejenak menjauhkan diri dari realitas diri kita sendiri. Josdeph V. Mascelli, ASC berkata: Film adalah dunia pura-pura yang meyakinkan.
Hal yang penting dari sebuah film adalah meyakinkan. Tujuan sebuah film meyakinkan penonton bahwa mereka sedang berada di suatu realitas tertentu yang nyata dan tidak dibuat-buat. Ketika kita bisa hanyut seolah film adalah dunia nyata, itu berarti pembuat film berhasil.
F.X. Murti Hadi Wijayanto, SJ mengatakan bahwa melalui film kita bisa:
Mencari hiburan, belajar tentang nilai hidup (value), mengasah kreativitas, merenung/bereflkesi. Film mengajak manusia melihat hidupnya sendiri yang sedang dibentangkan di layar lebar. Dalam cerita film ada kisah-kisah yang mewakili perasaan, kerinduan, kenangan, dan mimpi-mimpi kita.
Beliau juga mengatakan ada 3 hal penting yang bisa diambil dari dunia audio visual, termasuk film di dalamnya, yaitu: message (pesan), kemasan (graund, ambience, packing), dan vibrasi (getaran). Setiap program audio visual pasti mempunyai pesan verbal. Supaya pesan sampai kepada penonton, program harus dikemas sedemikian rupa untuk menimbulkan vibrasi yang mampu menggetarkan emosi penonton.
Demikianlah film sebuah program audio visual yang bila dikemas sedemikian rupa, ia akan mampui menyampaikan pesan dan mem-vibrasi penontonya.
Demikian sebuah media film bisa membuat pengaruh pada hidup kita. Kenyataanya kita pun sebenarnya pemain film dalam kehidupan nyata kita. Sering kita menjadi aktor/aktris, atau menjadi sutradara, atau juga hanya seorang penonton saja. Semoga saja kita mampu menarik pesan dari film yang kita tonton dan mampu memberi pesan pada permainan film dalam hidup nyata kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar