Saya baru selesai
membaca sebuah buku yang berjudul Adam Harus Bicara karya Deshi Ramadhani, SJ.
Buku ini menarik karena bila dilihat dari judulnya serpertinya buku ini
diperuntukkan bagi para lelaki. Namun, saya yang berjenis kelamin perempuan
menjadi penasaran mengenai isi buku ini.
Buku ini dibuat penulis
akrena keprihatinannya akan lelaki yang sering disangkutkan dengan hal-hal
negatif seperti kekerasan. Penulis menuliskannya karyanya ini dilandasi kegelisahannya tentang arti lelaki yang menuntut
penjelasan penjelasan serius. Hal ini dipicu karena pengalamannya dalam
berbagai kesempatan berbicara di depan publik tentang Teologi Tubuh dalam
bentuk seminar, diskusi,retret, rekoleksi, atau loka karya, baik di dalam negri
maupun di luar negri. Selain itu juga berdasarkan pengamatannya pada kehidupan
menggereja sehari-hari, banyak kegiatan gerejawi pesertanya sebagian besar
adalah perempuan.
Kegelisahannya itu
digerakkan untuk mendalami secara lebih serius segala hal sebanyak mungkin
untuk bisa menjawab pertanyaan: Apa artinya seorang lelaki sejati sebagaimana
direncanakan sejak awal penciptaan oleh Allah sendiri? Pertanyaan tersebut
membawa penulis pada wilayah yang selama ini tak dikenalnya mulai dari
perbedaan psikologis, biologis, dan sosial budaya.
Buku ini melihat sisi
lelaki dari berbagai aspek. Isi disusun berdasarkan 14 bab. Lelaki itu ...:
Adam, seksual, kristiani, Allah, ayah, putra, saudara, suami, selibat, pejuang,
pecinta, berkuasa, dan Yesus. Beberapa hal sangat menandai kelelakian yaitu: visi,
proyek, tujuan, misi, tantangan, perjuangan, disiplin.
“
Dibutuhkan lelaki untuk perjalanan berat, upah kecil, dingin yang menggigit,
berbulan-bulan dalam kegelapan total, bahaya terus-menerus, diragukan apakah
akan kembali dengan selamat, hormat dan pengakuan seandainya berhasil”
Di atas merupakan iklan
yang ditulis oleh Ernest Shackleton pada awal abad 1900-an untuk mencari orang
yang ikut dalam ekspedisi berbahaya ke Kutub Selatan. Jawabannya sebanyak lima
ribu laki-laki datang mendaftarkan diri.
Iklan tersebut menyapa
para lelaki yang merindukan sebuah tantangan untuk berpetualang menyatakan
keberanian dan kekuatan. Yang pasti sebagai kehormatan menjadi lelaki.
Hati lelaki rupanya
merindukan tantangan, petualangan, dan sebuah proyek dengan tujuan yang jelas.
Gejolak liar dalam jiwa laki-laki seperti itu tak perlu dijinakkan untuk menjadi seorang
yang manis dan feminin. Keliaran yang demikian akan menjadi kekuatan lelaki
dalam menyumbangkan andilnya untuk kemajuan dunia. Jika lelaki dipaksa untuk
menajdi manis justru akan memadamkan kekuatan yang ada dalam laki-laki. Jika
keliaran itu pergi maka apa yang tertinggal dalam diri laki-laki? Mereka akan
menjadi banci yang dikebiri karena tak diberi ruang untuk berekspresi.
Saat Adam melihat hawa
mengambil buah terlarang, ia diam saja, membairkan. Kini saatnya kaum Adam
untuk berbicara ketika melihat sesuatu yang tidak beres di sekitarnya. Yesus
yang adalah Sang Panglima Agung, Sang Raja Abadi, Sang Singa dari Yehuda,
Lelaki dari Nazareth, telah membuktikan bahwa Dia adalah lelaki sejati yang berani berbicara
untuk menyatakan kebenaran. Hingga Dia pun membuktikan kelelakian-Nya meregang
nyawa di kayau salib. Terpujilah Dia, Sang Lelaki Sejati!
(Catatan
ini dibuat di Kolam Renang Indah Golf saat menunggu para lelaki muda dan
perempuan belia menceburkan diri di kolam renang, 5 Desember 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar