Setiap murid Kristus
dipanggil untuk mencapai kesucian yang sempurna. Inilah panggilan dasar orang
Kristiani. Sampai saat ini panggilan dasar ini belum dikenal apalagi dihidupi
oleh orang Kristiani.
Sebagai gerakan awam
yang mempunyai niat untuk menjadikan iman sebagai aspirasi hidup, Legio Maria
dipanggil untuk menjalankan hidup pribadi yang baik (kudus) melalui doa,
membaca kitab suci, dan karya pelayanan. Diharapkan dengan memiliki hidup yang
baik (kudus), para lrgioner mampu mengajak orang lain ke hidup arah kekudusan
pula.
Untuk mengingatkan akan
tugas seorag legioner, para tentara Maria ini perlu mendapat siraman rohani dan
penguatan. Salah satu bentuk untuk penguatan ini melalui Perayaan Ekaristi tahunan
para legioner.
Misa tahunan ini
diadakan di setiap regia. Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) termasuk Regia Barat yang tergabung pada satu
wadah yang disebut Senatus Bejana Rohani. Senatus Bejana Rohani meliputi
beberaap keuskupan di Bandung, Bogor, Jakarta, Sumatera, dan Kalimantan.
Senatus ini masih
terbagi ke organisasi yang lebih kecil yaitu komisium, kuria, dan yang terkecil
presidium. Di Paroki Melati Mas, Gereja Santo Ambrosius ada dua presidium yaitu
Presidium Bunda Pecinta Damai dan Presidiun
Junior Maria Immaculata. Sementara organisasi Legio Maria terbesar (sedunia)
bernama Konsilium Morning Star bertempat di Kota Dublin, Irlandia.
Misa tahunan Legio
maria 2018 mengambil tema ‘ Panggilan Legioner untuk Hidup dalam Kebinekan”.
Tema ini diusung dalam rangka Tahun Persatuan KAJ. Sebagai salah satu gerakan
awam dalam Gereja katolik, Legio Maria mempunyai tantangan untuk bisa
mengatasai perbedaan menjadi sebuah berkat dalam berkarya.
Misa kali ini digelar
di Gereja St. Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pada misa ini, selain misa
tahunan Senatus Bejana Rohani, sekaligus merupakan perayaan 25 tahun Kuria
Mater Dei yang bekarya di Paroki Kelapa Gaading ( Gereja St. Yakobus dan St.
Kim Tae Gon), Paroki Danau Sunter ( Gereja St. Yohanes Bosco), Paroki Cilincing
( Gereja Sali Suci), dan Paroki Tanjung
Priok (Gereja St. Fransiskus Xaverius). Bersamaan dengan misa ini, Uskup Agug
Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo juga merayakan Hari Ulang Tahun Episkopal.
Misa akbar ini dihadiri
lebih dari 3.700 para legioner dari berbagai presidium yang tergabung dalam
Senatus Bejana Rohani. Sebagai konselebran utama dalam misa ini adalah Mgr.
Ignatius Suharyo didampingi oleh para romo yang merupakan pimpinan rohani di
paroki masing-masing.
Penulis merupakan salah
satu Legioner dari Gereja St. Ambrosius dari Presidium Junior Maria Immaculata,
merasa sangat bersuka cita hadir dalam misa akbar ini. Sebagai seorang legioner
yang terkadang memberikan sisa waktu dan tenaga dalam pelayanan merasa
terkuatkan dengan khotbah Bapak Uskup. Beliau mengtakan sebagai seorang Katolik
yang segaligus legioner, kita harus melihat segala peristiwa dari mata
kontemplatif. Mata iman. Mata yang melihat segala sesuatu di balik yang tampak
oleh mata biasa. Mata yang melihat ada campur tangan Tuhan di balik semuanya.
Mata yang melihat ada keselamatan dan harapan
di balik peristiwa yang terburuk sekalipun.
Lanjutan khotbah Mgr. Ignatius Suharyo tentang situasi negara
kita adalah bahwa Allah berkarya. Allah berkarya melalui sejarah panjang bangsa
Indonesia. Dimulai dari peristiwa Budi Utomo, kemudian lahir Sumpah Pemuda,
lahirnya Pancasila, dan akhirnya tercetus kemerdekaan, hingga masa kini. Mata
iman melihat bahwa di balik sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia, Allah
hadir dan berkarya. (Ch. Enung Martina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar