Saat ini
saya berada di kolam renang Damai Indah Golf, BSD. Melihat anak-anak remaja
dengan otot yang baru tumbuh dengan
badan mereka yang tinggi dan canggung. Mereka berenang sambil bersenda
gurau. Nampak keakraban di antara mereka. Mereka adalah masa depan. Gizi yang
baik akan membuat merak bertumbuh baik secara fisik. Didikan yang baik akan
membuat karakter mereka juga terbentuk dengan baik.
Ada
hubungan erat antara bertumbuhnya fisik dan juga karakter mereka. Karakter yang
kuat akan mampu menjadikan mereka menjadi pribadi dengan integritas tinggi.
Saya membahasakan integritas sebagai jati diri. Integritas adalah
konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur dan keyakinan yang
dimiliki. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran
dan kebenaran dari tindakan seseorang. Ada kesinambungan antara tindakan dan kata-kata. Ada konsistensi antara perkataan dan tindakan
dengan nilai hidup dan prinsip.
Nampak, ciri seorang yang berintegritas
ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak
dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe
manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan
motif dan kepentingan pribadinya.Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang
mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya. Pimpinan yang berintegritas
dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.
Guru adalah seorang pemimpin. Maka integritas bagian dari pribadi seorang guru.
Salah satu nilai yang saya
pegang dalam hidup saya adalah kesetiaan. Kesetiaan dalam dalam melakukan sesuatu. Kesetiaan pada
pilihan. Pilihan membawa seseorang pada komitmen untuk menjalaninya. Terus dan
tanpa bosan. Itulah kesetiaan.
Sebagai pendidik kita
bekerja berhadapan dengan banyak pribadi yang dipercayakan menjadi anak didik
kita. Kesetiaan mendampingi dan mendidik mereka merupakan bagian dari yang
semestinya kita lakukan. Kita dituntut untuk tabah dan sabar juga dalam menghadapi
mereka. Kesabaran merupakan bagian dari kesetiaan. Kesetiaan bagian dari
integritas.
Dalam perekonomian kita
mengetahui pergerakan mata uang, entah itu naik
atau turun, selalu berada di kisaran titik support dan titik resistance. Titik
support adalah titik terendah dari pergerakan mata uang hari itu. Titik
resistance adalah titik tertinggi dari pergerakaan mata uang. Jika mata uang
bergerak naik maka selalu berada di bawah titik resistance, sebaliknya jika
bergerak turun maka selalu berada di atas titik support.
Demikian pula dengan
integritas kita! Tiap hari integritas kita naik dan turun.
Yang menjadi titik support dan resistancenya adalah titik benar dan titik salah.
Kadang kita bergerak melawan integritas kita, tetapi sering juga bergerak mengikuti integritas kita.
Yang menjadi titik support dan resistancenya adalah titik benar dan titik salah.
Kadang kita bergerak melawan integritas kita, tetapi sering juga bergerak mengikuti integritas kita.
Teori berikutnya mengatakan
bahwa jika kita sudah menembus titik pertama maka kita juga akan menembus titik
kedua, ketiga, dst. Lalu kemudian stabil sesuai dengan kekuatan pasar. Jika
perjalanan atau keputusan kita sesuai dengan integritas kita, atau menembus
titik benar, maka kita akan menembus titik benar berikutnya...sehingga semakin
lama integritas kita akan semakin kuat. Sebaliknya jika titik salah yang kita
tembus, maka kita akan menembus titik salah beriktunya....dan akhirnya kita
kehilangan integritas atau jati diri kita.
Saya tidak tahu pilihan
Anda. Apakah Anda memilih mempertahankan integritas atau membiarkan nafsu anda
mengubah jati diri Anda. Diri kitalah yang tahu hal ini. Integritas yang kita
pertahankan dengan hidup kita akan dibalas setimpal sesuai dengan perjuangan
kita. Jadi...untuk teman – teman yang berjuang untuk tetap berintegritas di
tengah dunia ini yang terkadang bertentangan dengan integritas, tetap maju dan
berjuang. Pertahankan integritas diri kita. Pencipta Semesta tidak tidur.
Tetaplah menjadi guru yang berintegritas! (Ch. Enung Martina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar