Kana yang di Galilea
Sebuah tempat yang bersejarah dari ribuan tahun yang lalu
akan menjadi bahan rebutan utuk menentukan tepatnya di mana lokasi tersebut berada.
Hal ini tentunya bersangkutan dengan pengklaiman tersebut menjadi sebuah situs
bersejarah. Situs itulah nantinya akan membawa banyak dampak secara historis,
sosial, ekonomi, bahkan spiritual.
Demikian pula dengan beberapa tempat di Israel. Salah satunya
adalah Kana yang merupakan lokasi tempat Yesus membuat mujijat pertama mengubah
air menjadi anggur dalam sebuah pesta perkawinan di kota tersebut.
Ada 2 lokasi lagi di wilayah Galilea dan satu lokasi di
Lebanon Selatan yang juga dipandang mungkin sebagai lokasi yang disebut Kana
dalam kisah mukjizat pertama tersebut. Kedua lokasi di wilayah Galilea tersebut
antara lain Kana-el-Jalil atau Khirbet Qana (lokasi ini tidak terlalu
jauh dari Kafr Kanna) dan satu lagi Ain
Kana (yang lokasinya lebih dekat ke Nazareth). Sementara di Lebanon bagian
selatan ada desa yang bernama desa Qana. Kemungkinan-kemungkinan lokasi yang
disebut Kana itu terjadi karena perubahan geopolitik yang terjadi berabad-abad
di wilayah utara Israel tersebut.
Namun demikian, lepas dari studi arkeologi yang masih
berlanjut di beberapa lokasi tersebut, memang Kafr Kanna yang memiliki klaim
paling kuat sebagai lokasi tradisional tempat peristiwa mukjizat pertama itu
terjadi. Menurut
Catholic Encyclopedia tahun 1913,
sebuah tradisi yang berasal dari abad ke-8 menempatkan kota Kana dengan lokasi
kota Arab modern Kafr Kanna, sekitar 7 km sebelah timur laut kota Nazaret,
Israel, sebagai kota yang dimaksud.
Di kalangan orang Kristen dan pakar Alkitab khususnya bagian
Perjanjian Baru, kota Kana ini terkenal karena peristiwa mujizat Yesus Kristus
yang pertama. Meskipun tidak dicatat di ketiga Injil yang lain, dalam Injil
Yohanes, mujizat ini penting karena merupakan yang pertama dari tujuh tanda
bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya,
dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Sebagai alegori, hikmat dari kisah ini
adalah pengharapan dan kabar sukacita seperti yang dikatakan oleh pemimpin
pesta perkawinan kepada pengantin laki-laki:
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas
minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik
sampai sekarang".(Yohanes 2:10).
Kafr Kanna, kota kecil ini menjadi menarik. Kota Kana
terletak di Provinsi Galilea. Selama berabad-abad kota ini hidupnya sudah
bagaikan mukjizat karena mukjizat yang konon dan secara tradisi dipercaya
terjadi ketika Tuhan Yesus untuk pertama kalinya membuat mukjizat atas
permintaan ibuNya. Mukjizat itu memang dikenal sebagai “mukjizat pertama”
ketika Yesus mengubah air menjadi anggur dalam suatu pesta pernikahan di Kana,
Galilea (Yohanes 2:1-11).
Lokasi rumah tempat Yesus membuat mujijat, kini dibangun
gereja sebagai tempat untuk memperingati peristiwa mulia tersebut. Gereja Kana
di Galilea ini sebagai tempat peringatan
mukjizat Yesus yang pertama kali. Sebenarnya Kota Kana ini menjadi saksi dua
mukjizat di Galilea – pertama, perubahan air menjadi anggur dan penyembuhan
jarak jauh seorang anak seorang pejabat 32 km jauh dari Kapernaum (Yohanes 4:
46-54).
Lokasi Gereja Kana ini juga merupakan situs arkeologis yang
luar biasa nilai sejarahnya karena berdasarkan penggalian di lokasi tersebut,
terdapat beberapa lapis situs bangunan dari masa yang berbeda selain kapel
Fransiskan (tahun 1880), reruntuhan bangunan dari abad ke-14, makam dari masa
Byzantine (abad ke-5 hingga ke-6, reruntuhan sinagoga Yahudi dari abad ke-4
hingga ke-5, serta lapisan bekas kediaman/rumah pribadi dari abad pertama
hingga ke-4 masehi.
Temuan arkeologis dari lapis-lapis waktu yang berbeda inilah
yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi sangat penting yang
dapat ditelusuri keberadaannya hingga abad pertama. Itulah sebabnya, maka
lokasi ini hingga sekarang memegang klaim paling kuat sebagai lokasi
tradisional tempat peristiwa mukjizat air diubah menjadi anggur.
Di Kana, terdapat dua gereja yang masing-masing digunakan
untuk beribadah bagi penganut Katolik dan Ortodoks. Semua sering dipakai untuk
menggelar acara sakramen bagi pasangan yang ingin menikah.
Gereja yang dipakai oleh umat Katolik merupakan milik
biarawan OFM. Didirikan diatas bekas reruntuhan gereja kuno peninggalan abad IV
masehi. Di lokasi inilah pernah ditemukan mozaik dari abad tersebut. Di lokasi
itu para arkeolog telah menemukan sejumlah petunjuk penting.
Penggalian situs tersebut mengungkap adanya jaringan
terowongan yang digunakan untuk ibadah kekristenan, ditandai dengan salib dan
petunjuk-petunjuk pada “Kyrie Iesou”, sebuah frasa Yunani yang berarti “Tuhan
Yesus”.
Di gereja yang dipakai secara resmi mulai tahun 1906 ini juga
terdapat tempayan yang mirip sekali dengan tempayan dari zaman Yesus. Sedangkan
dindingnya diberi hiasan lukisan yang menggambarkan Yesus sedang hadir dalam
sebuah acara pernikahan di kota Kana.
Suasana di dalam Gereja Kana itu terasa megah. Dindingnya
didominasi warna putih terang, penuh bunga dan hiasan. Di samping kiri sotoh
gereja terdapat semacam guci atau tempayan khusus untuk penyimpanan anggur
sesuai kebiasaan dan tradisi Bangsa Yahudi.
Sejak dulu, daerah Kana memang sangat terkenal dengan hasil
gilingan anggur dan produksi anggurnya yang terasa khas dan manis. Anggur Kana
ini di ekspor ke seluruh dunia. Sehingga tak heran banyak juga toko-toko yang
menjual anggur di kota ini.
Di depan dan sekitar Gereja Kana, terdapat toko souvenir yang
menjual barang-barang rohani termasuk secara khusus menjual anggur Kana, anggur
perkawinan kudus. Setiap orang yang masuk disuguhi segelas anggur untuk
promosi. Selanjutnya pengunjung bisa membeli berbagai macam ukuran anggur Kana
dalam kemasan botol untuk kenang-kenangan.
Bila kita berbicara tentang peristiwa mujujat di Kana yang
ditulis Yohanes banyak hikmat yang bisa kita dapatkan di sini.
Yohanes menceritakan perkawinan di Kana supaya kita boleh
percaya dan melihat kemuliaan Yesus. Bagaimana kita bisa percaya? Yohanes
menyatakan kepada siapakah Yesus Kristus itu dengan memperlihatkan
kemuliaan-Nya kepada kita; dan oleh kemuliaan-Nya itu kita boleh percaya
kepada-Nya. Kita akan kagum, terdorong untuk menyembah Yesus. Seluruh Injil
Yohanes ingin memperlihatkan siapakah Yesus Kristus itu. Bagi kita yang sudah
percaya, kita boleh semakin mengenal Dia, semakin bertumbuh, semakin menyadari
betapa mulia-Nya Dia, betapa penuh kebenaran dan kasih karunia Yesus Kristus
itu. Sehingga hidup kita makin diubahkan, menjadi semakin serupa dengan
Kristus.
Dalam peristiwa perkawinan di Kana ini Maria, Ibu Yesus,
menyampaikan bahwa tuan rumah (penyelenggara pesta) kehabisan anggur. Maria
mengharapkan Yesus bisa melakukan sesuatu. Aad sebuah tulisan yang menyatakan
bahwa pesta pernikahan dirayakan besar-besaran dan itu bisa satu minggu,
sehingga kalau kehabisan anggur, itu adalah bencana. Bukan hanya sesuatu yang
memalukan. Penyelenggara pesta bisa dituntut ke pengadilan. Kehabisan anggur
menjadi masalah besar, dan orang yang paling bertanggung jawab adalah mempelai
pria, bukan pemimpin pesta itu.
Yesus tahu apa sebenarnya maksud ibunya. Maria mengetahui bahwa Yesus ada
bukan karena hubungannya dengan Yusuf suaminya, tetapi anak dari Tuhan, ada
hal-hal yang ajaib daripada eksistansi Yesus. Kalau Dia pada akhirnya melakukan
apa yang diminta Maria, bukankah tidak lebih baik bagi Yesus untuk mengatakan
“baik ibu, saya tahu masalahnya dan saya bereskan hal ini”. Sebaliknya Yesus
mengatakan “mau apa engkau daripadaku, perempuan.” Karena Yesus ingin
menyatakan kepada ibu-Nya, kepada saudara-saudara-Nya kepada murid-murid-Nya,
dan juga kepada kita sekarang, bahwa identitas Yesus pertama-tama adalah bukan
anak Maria. Yesus ingin menyatakan bahwa identitas-Nya pertama-tama adalah Anak
Bapa-Nya yang di Surga. Ibu-Nya atau siapapun juga tidak bisa mengontrol-Nya.
Adalah ketaatan kepada Bapa Yesus melakukan mujijat-Nya.Bukan
ketaatan sebagai anak Maria, tetapi ketaatan sebagai Anak Bapa di Surga. Yesus
menyatakan ketaatan kepada Bapa-Nya jauh lebih penting daripada ketaatan kepada
orang-tua-Nya ataupun seluruh ikatan keluarga. Yoh 2:3-4 “Ketika mereka
kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan
anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?
Saat-Ku belum tiba."” Kata “ibu” di sini dalam bahasa aslinya berarti
“perempuan”, sehingga kalimat ini mengejutkan. Namun hal ini sebenarnya bukan
suatu bentuk ketidakhormatan akan orang-tuanya. Yesus sangat menghormati ayah dan
ibunya. Kata “perempuan” secara literal, di dalam konteks Yahudi itu bukan
suatu yang kurang ajar-disrespect. Kata yang sama juga
digunakan di atas kayu salib “Ibu inilah anakmu”.
Ketika Yesus akhirnya menolak permintaan Ibu-Nya, tetapi
Yesus tetap menyuruh pelayan-pelayan itu mengisi tempayan-tempayan itu dengan
air dan Yesus mengubahnya menjadi anggur. Ini sebagai tanda bahwa yang akan
menyucikan dosa manusia adalah darah-Nya sendiri. Itulah yang kita lakukan di
dalam perjamuan kudus, yang mengutip perkataan Tuhan (Mat 26:27-28)
"Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah
perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”
Dalam sebuah perkawinan yang sifatnya sangat manusiawi, Yesus
ikut terlibat untuk memberikan mujijat-Nya. Hal ini juga bisa kita pandang
bahwa Yesus juga memberkati sbuah perkawinan. Karena ituah, perkawinan dalam
gereja Katolik merupakan salah satu sakramen. Perkawinan adalah sesuatu ayng
kudus.
Di tengah pergumulan keluarga kita, seperti yang dialami
pasangan di Kana ini yang baru menikah, meskipun anggur kita habis, Tuhan
Yesusu menolong mereka dengan limpahan anggur berkat-Nya. Demikian kita dalam
tiap kehidupan dan panggilan kita asing-masing, biarlah kita menyerahkan segala
persoalan kepada Kristus. Di dalam pernikahan pasti banyak pergumulan yang kita
alami. Namun, kita menyerahkan segala persoalan, kepada-Nya. Dia akan
memelihara dan memimpin kita, karena Dia mengasihi kita, segala sesuatu dari
Dia, oleh Dia, dan bagi Dia-lah kemuliaan untuk selama-lamanya.
Selamat kepada teman-teman para guru dan juga Tata Usaha yang
perkawinannya di rayakan di Gereja Kana dalam ibadat ayng khidmat. Selamat juga
untuk kita semua dalam menjalankan panggilan kehidupan kita.
(Ch.
Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr.
Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra
Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan,
kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan
Mas Engki yang tak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar