JEJAK MESIAS
DI TIBERIAS
Kami
bergerak menuju Kota Tiberias, tempat kami bermalam selama dua malam untuk
mengunjungi situs-situs sejarah penting tempat Yesus berkarya dan banyak melakukan mujizat di
tempat ini, seperti Kapernaum yang pada Jejak Langkah 14 (https://ursaminorblog.blogspot.com/2019/09/jejak-langkah-14.html)
yang sudah diceritakan.
Tiberias ialah sebuah kota di utara Israel, di bantaran Laut
Galilea. Penduduknya kebanyakan orang Yahudi dan berpenduduk seitar 39.900
jiwa. Kota ini dinamai demikian untuk menghormati Kaisar Tiberius dari Romawi
dan didirikan pada tahun 20 Masehi.
Saat ini Tiberias adalah sebuah kota pariwisata di Utara
Israel. Hampir setiap hari Shabat kota ini dipenuhi oleh penduduk Israel Yahudi
untuk menikmati keindahan dan beristirahat di sana. Pada musim panas tempat ini
menjadi jauh lebih ramai akan kunjungan wisatawan baik domestik maupun dari
luar negeri.
Pusat Kota Tiberias dipenuhi dengan hotel, pusat
perbelanjaan, dan restoran/kafe. Hotel tersebar di sepanjang pantai danau
Tiberias. Terdapat berbagai nama besar grup perhotelan yang mendirikan hotel di
sana, semacam Hilton, Accor, Golden Tulip, dan lain-lainnya.
Di sekitar kota Tiberias pun terdapat berbagai objek wisata
penting yang umumnya berhubungan dengan wisata rohani umat Kristiani. Objek
semacam Kapernaum, Tabgha, dan Bukit Sabda Bahagia maupun Gunung Tabor berada
dalam jangkauan untuk dikunjungi selama berada di Tiberias. Banyak wisatawan
dari Indonesia mengunjungi objek-objek tersebut sepanjang tahun.
(Wikipedia.com)
Tiberias masuk ke wilayah Galilea. Di tempat ini ada sebuah
danau yang sangat terkenal dan sering sekali disebut dalam Injil, yaitu Danau
Tiberias atau Genesareth atau juga Danau Galilea. Saking besarnya ukuran danau
ini maka sering disebut juga laut. Danau Tiberias atau yang lebih populer
dengan sebutan Sea of Galilee (Laut
Galilea) adalah danau yang berada di bagian utara Israel, di dekat dataran tinggi
Golan dan 30 kilometer di sebelah timur kota Nazaret. Luasnya 166 kilometer
persegi dengan kedalaman 43 meter. Terletak 211,315 m di bawah permukaan laut,
danau ini merupakan danau air tawar terendah di dunia dan danau terendah kedua
setelah Laut Mati (yang merupakan danau air asin). Danau ini diairi sebagian
dari mata air di bawah tanah, meskipun sumber utamanya adalah sungai Yordan
yang mengalir melaluinya dari utara ke selatan.
Danau ini bila tampak dari udara bentuknya seperti alat musik
lira.
Selain penting sebagai sumber air minum bagi warga Israel,
danau ini juga memiliki sejarah yang penting bagi kaum Yahudi dan juga
Keristen. Bagi penganut agama Nasrani atau Kristen, danau ini juga memiliki
sejarah yang sangat penting karena di sekitar danau inilah dahulu Yesus Kristus
menghabiskan paling banyak waktunya untuk memberikan pelayanan atau mewartakan
kabar gembira. Empat orang dari 12 murid utamanya adalah nelayan yang tinggal
di sekitar danau ini.
Di Tiberias dan di sekitar danau ini pula, Tuhan Yesus menunjukkan
mukjizat-Nya, antara lain berjalan di atas air, menghentikan angin ribut dan
memberi makan 5.000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ekor ikan. Oleh karenanya
mayoritas peziarah yang datang ke danau ini adalah peziarah agama Kristen yang datang
dari berbagai penjuru dunia.
Ternyata bagi umat Muslim pun danau Tiberias mempunyai makna.
Bagi Muslim Danau Galilea adalah danau yang akan menjadi tanda akhir zaman,
karena danau inilah yang dimaksudkan dalam Hadis akan habis airnya diminum oleh
Ya’juj dan Ma’juj jadi ketika airnya mulai berkurang dan semakin berkurang
sampai kering, maka itulah pertanda akhir zaman telah tiba. Salah satu hadits Nabi Muhammad Sallallahu
Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan bahwa salah satu tanda-tanda
akhir zaman adalah mengeringnya Danau Tiberias yang diikuti dengan kemunculan
Dajjal.
Ketika kami berkunjung ke danau ini, kami sempat berlayar dengan kapal untuk
menuju restaurant tempat kami makan di sebrang danau yang lain. Kami berangkat
dari dermaga yang ada di Yigal Allon Center, Tiberias. Selama dalam pelayaran,
kami diperbolehkan oleh awak kapal untuk mengibarkan bendera Indonesia, Sang
Merah-putih yang diiringi lagu Indonesia
raya yang kami nyanyikan disertai dengan musik dari rekaman yang tersedia di
kapal itu. Setelah bendera Merah Putih
berkibar, kami dengan serentak juga menyanyikan lagu mars Ursulin Indonesia
yaitu lagu Serviam.
Terharu rasanya dapat menyanyikan lagu kebangsaan di tanah
Israel yang notabene tak ada hubungan diplomatik dengan Indonesia. Itulah
keajaiban paket pariwisata bisa mengalahkan politik.
Kami masih berdiri. Maka crew mengajari kami tarian Israel
dengan diiringi lagu mereka. Menarilah kami. Masih kurang rasanya kalau kami
belum menarikan tarian tanah air. Maka berkumandanglah lagu Gemufamire dengan musiknya yang rancak
dan menghentak mengajak semua orang bergoyang. Bergoyanglah kami di atas danau
Galilea. Untung tak ada angin ribut seperti dalam cerita Al Kitab.
Sea of Galilee adalah danau sumber air tawar utama
bagi Israel. Percaya atau tidak, danau ini merupakan danau air tawar yang
paling rendah posisinya di permukaan bumi. Saya lihat danau ini sangat besar, tetapi
kalau dilihat dari ukurannya masih lebih besar Danau Toba (meski saya belum ke
sana. Saya pasti ke sana).
Di danau besar ini sudah pasti banyak ikannya. Danau dengan
lebar 13 kilometer dan panjang 21 kilometer itu memang sangat kaya ikan. ”Ada
tujuh mata air panas yang mengalir ke Danau Tiberias. Maka, ada banyak ikan di
sana” begitu penjelasan Bishara ( guide
kami yang lain). Menurut perkiraan, dari hampir 20 spesies ikan yang ada di
Laut Galilea, hanya sekitar 10 spesies yang mungkin adalah jenis ikan yang
Petrus tangkap. Salah satu ikan yang terkenal disebut dengan ‘ikan petrus’.
Nama Petrus tentu tak asing lagi bagi orang Nasrani. Murid Yesus yang sangat
terkenal dengan julukan ‘ si Batu Karang’
itu adalah seorang nelayan yang mencari
nafkah di danau ini. ‘Si Batu Karang’ itu adalah Petrus yang saat ini tahtanya
dilanjutkan oleh para Paus.
Sebetulnya ‘ikan petrus’ ini terhubung dengan peristiwa yang
diuraikan dalam Alkitab di Matius 17:24-27. Di situ kita membaca bahwa sewaktu
berkunjung ke kota Kapernaum di tepi Laut Galilea, Petrus ditanya apakah Yesus
membayar pajak bait Allah. Belakangan, Yesus menjelaskan bahwa sebagai Putra
Allah, ia tidak berkewajiban membayar pajak itu. Namun, agar tidak memberi
sandungan bagi orang lain, ia menyuruh Petrus pergi ke laut, melemparkan
pancing, mengambil ikan pertama yang muncul, dan membayar pajak bait dengan
uang logam yang terdapat di mulut ikan itu. Nah ikan yang didapat oleh Petrus
adalah jenis ‘ikan petrus’ yang dikenal sekarang.
Petrus sang nelayan, murid Yesus memang sudah tiada sekarang, tapi ‘ikan
petrus’ yang dipercaya juga dijala oleh
Petrus sang nelayan dan disantap oleh Yesus dan para murid-Nya hampir 2000
tahun silam juga adalah jenis ikan yang kami santap siang itu di restoran di tepi Laut Galilea. Itulah keajaiban paket wisata.
Sebetulnya
kalau di Indonesia ikan ini dikenal dengan ikan nila yang mirip dengan ikan
mujair. Menu ikan Petrus disajikan bersama dengan kentang goreng yang renyah,
roti tanpa ragi, nasi, irisan lemon, dan salad khas Timur Tengah. Biasanya para
wisatawan Indonesia akan mengeluarkan
ramuan ajaib khas Indonesia berupa kecap manis, sambal botol, atau saus untuk menambah kelezatan ikan Petrus.
Dahulu ketika pertama kali ke Israel saya belum terbiasa dengan makanan sana.
Namun, kali ini saya sudah terbiasa dengan rasa dan aromanya. Jadi tanpa tambahan
apa pun saya sudah ‘ponyo’ sekarang.
Puji Tuhan atas semua kenikmatan dan keindahan yang boleh
disaksikan dan dirasakan.
(Ch. Enung Martina:
Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU
yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani
yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang
mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah
melayani, kepada seluruh tour guide,
crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)
Link video yang setema: https://www.youtube.com/watch?v=nhq8gFL9Rck
Link video yang setema: https://www.youtube.com/watch?v=nhq8gFL9Rck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar