Minggu, 22 September 2024

CATATAN PRIBADI MISA BERSAMA PAUS FRANSISKUS DI GBK

Doc pribadi (2015) 

Duc In Altum


Ini adalah kali kedua saya misa bersama Paus Fransiskus. Misa pertama saya pada audiensi umum di lapangan Basilika St. Petrus, Vatikan, Roma, pada Rabu, 17 Juni 2015. Sembilan tahun yang silam, dan saya masih mengingat bacaan Injil hari itu.  Bacaan yang diangkat tentang Yesus menyembuhkan anak janda dari Nain. Injil dibacakan dalam beberapa bahasa: Italia, Inggris, Latin, dan Arab. 


Untung hari itu saya duduk bersebelahan dengan Romo Ignatius Ismartono, SJ, selaku pembimbing rohani kami selama berziarah. Padre Ignacio, begitu nama beken beliau selama berada di Italia, menjelaskan beberapa isi khotbah Paus karena diuraikan dalam bahasa Italia. Jadi saya bisa memahami isi khotbah tersebut. Ada beberapa kata Italia yang rada mirip-mirip  dengan bahasa Inggris. Jadi saya bisa menyambungkan sendiri, lalu saya konfirmasi  kebenarannya kepada Padre Ignacio.


Kami sangat bahagia karena pada audiensi itu, nama komunitas kami (Sekolah Santa Ursula dari Indonesia) disebut. Begitu nama kami disebut, dengan serentak kami berseru/berteriak: Yeee! Huuu! Sampai dilihat oleh orang-orang karena kami sangat heboh. 


Sekarang, hari Kamis, 5 September 2024 saya berada di Gelora Bung karno (GBK), di tanah airku tercinta, mengikuti misa akbar Paus Fransiskus untuk kedua kalinya. Puji Tuhan tak terhingga. Tuhan begitu luar biasanya menyelenggarakan ini semua. 


Saya tak pernah membayangkan akhirnya, Paus Fransiskus melawat kita semua, umat katolik, dan seluruh bangsa Indonesia. Saya bagaikan mimpi ketika saya mendapatkan kesempatan dari paroki saya, Villa Melati Mas untuk ikut dalam misa akbar. Tadinya saya berpikir, kalau tak mendapat kesempatan pun tak apa-apa, karena saya pernah ikut misa bersama Paus. Puji Tuhan lagi, satu anak saya bisa jadi peserta misa, dan satu lagi menjadi petugas sebagai putra altar dalam acara tersebut. Sungguh pengalaman yang langka.


Meskipun harus menunggu selama 5 jam untuk mengikuti Perayaan Ekaristi akbar, saya tak merasa lelah atau pun bosan. Saya sudah menyiapkan buku bacaan Mari Bermimpi : Jalan Menuju Masa Depan Yang Lebih Baik yang ditulis oleh Paus Fransiskus sendiri. Bayangan saya kalau saya bosan, saya bisa baca. Selain itu juga saya sudah menyiapkan sebatang coklat yang dibeli di Alfamart dekat rumah saya. Eh, ternyata coklat saya kena tilang…. Diambil petugas pintu masuk.  Ya…sudah itung-itung beramal kasih coklat ke petugas. Bayangan saya, baca buku sambil mengulum coklat…. Nikmat betul!


Namun, saudara-saudari, semua yang direncanakan baca buku sambil makan coklat, keduanya tak terjadi. Di tempat duduk saya sempat membaca bagian pengantar buku (tanpa makan coklat), tetapi setelah itu ada rangkaian acara doa rosario, nyanyi lagu rohani, berdoa tolak hujan, ada doa taize dengan lagu-lagu yang saya kenal. Jadilah saya fokus pada rangkaian acara tersebut. 


Ngomong-ngomong tentang doa taize, saya sudah sangat lama tak pernah berdoa dengan metode taize lagi. Terakhir saya doa taize saat saya masih di Gereja St. Monika sekitar tahun 1996-an. Sepertinya metode doa ini tak banyak digunakan lagi. Dulu Sr. Francesco saat retret guru-guru di Sukabumi,  juga pernah menggunakan metode doa ini. Saya sangat menghayati berdoa dengan metode ini. Rasanya lebih khusyuk. 


Pembawa acara, Romo Yustinus Ardianto, PR  (Romo Yus) mengumumkan bahwa Bapa Paus akan segera memasuki GBK dengan melalui Stadion Madya terlebih dahulu. Posisi saya ada di Stadion Utama berseberangan dengan panggung utama. Posisi yang nyaman dan enak. Namun, panggung sangat mungil terlihat dari tempat duduk saya. 



Akhirnya Paus tiba di GBK. Sorak sorai dan yel-yel  sambutan berkumandang :

Viva Il Papa!

Viva Papa Francesco

Welcome to Indonesia Papa Francesco

Bienvenido Papa Fransesco


Yel-yel itu diulang-ulang, lalu disusul dengan lagi Kristus Jaya. Seluruh GBK bergetar dengan yel dan lagu pujian. Ternyata orang yang ikut merancang yel-yel tersebut ialah RD Pius Novrin Arimurti atau Romo Novrin. Beliau merupakan salah satu imam Keuskupan Agung Jakarta, yang pernah bertugas di paroki saya. 


Mendengar dan ikut menyanyikan yel-yel serta lagu pujian Kristus Jaya, saya merinding dan terharu. Terutama saat menyanyikan lagu Kristus Jaya. Lagu ini menggambarkan pujian atas kemegahan dan keagungan Kristus. Lagu ini punya kenangan tersendiri bagi saya. Kristus Jaya pernah kami nyanyikan dengan penuh haru saat kunjungan ke Yerusalem pertama bersama rombongan Santa Ursula tahun 2008. Saat itu kami masuk melalui jalur bis dari Yordania dan masuk ke Tiberias. Kami dari Indonesia turun di Bandara Queen Alia, Yordania. Dari Yordania kami naik bis ke Israel menuju Tiberias.  Saat kami memasuki kota Yerusalem setelah 3 hari  berziarah di wilayah Tiberias (Galilea), kami menyanyikan beberapa lagu, salah satunya Kristus Jaya.   Pastinya lagu Kristus Jaya mempunyai hubungan emosi tersendiri bagi saya. 


Usai sambutan meriah, Paus menuju altar sebagai panggung utama. Mulailah persiapan menuju Ekaristi Akbar. Semua umat hening. Dan mulailah lagu pembuka perarakan masuk  Dengan Gembira yang dipandu oleh 600 personel koor gabungan dari seluruh Indonesia.  


Paus memulai dengan tanda kemenangan In nómine Patris, et Fílii, et Spíritus Sancti. Serentak seluruh umat menjawab : Amen. Dilanjutkan dengan sapaan pembuka : Pax vobis. Umat pun menjawab: Et cum spíritu tuo. Misa dilanjutkan sesuai dengan struktur misa yang berlaku. Misa dibawakan dalam bahasa Latin dan bahasa Indonesia, serta bahasa daerah pada saat doa umat. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa, Toraja, Manggarai, Batak Toba, Dayak Kanayatn, dan Malind (Merauke-Papua).Sepanjang Ekaristi Akbar berlangsung, semua umat berpartisipasi dengan khidmat. 


Tibalah pada bacaan Injil yang diambil dari Luk. 5:1-11. Dua  ayat yang bagi saya menjadi pesan utama adalah “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah

jalamu untuk menangkap ikan.” “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintahMu aku akan menebarkan jala juga.” (Luk.5:4-5)


Kisah Yesus bersama Petrus dan kawan kawan di Danau Genesaret mengundang saya  untuk merenungkan tentang kerendahan hati untuk menjadi taat, keberanian untuk mengatasi keterbatasan diri,  dan kerelaan untuk berbagi berkat dengan sesama. Saya masih sangat jauh dari itu. Saya belajar dari St. Pertrus. Simon Petrus adalah seorang nelayan. Pasti ia tahu di mana tempat yang banyak ikan di laut dan bagaimana cara menangkap ikan. Tetapi telah sepanjang malam dia dan teman-temaannya bekerja keras tetapi tidak mendapat ikan. ketika Yesus menyuruhnya untuk bertolak lebih dalam dan menebarkan jala lagi untuk menangkap ikan, Simon pun mengikutinya. Hasilnya, banyak sekali ikan yang ditangkap oleh Simon dan teman-temannya.


Di sini saya melihat dan belajar dari Simon sebagai seorang nelayan yang rendah hati dan taat. Karena kerendahan hati dan ketaatannya, ia dan teman-temannya bisa menangkap ikan dalam jumlah yang banyak sekali. Terkait dengan diri saya pun, jika saya mau taat dan setia pada Tuhan, saya pun akan mendapat kelimpahan berkat. 


Pastinya untuk ‘bertolak ke yang lebih dalam’ , duc in altum, tidak akan mudah. Saya harus repot, saya harus berkorban di sana-sini, harus rendah hati, tak boleh gampang tersinggung, atau mementingkan ego saya. Saya sadar bahwa saya masih sangat jauh dari itu.


Namun, saya yakin kasih dan rahmat Tuhan akan membantu saya. Saya juga minta doa Bunda Maria agar menyampaikan kepada Yesus Sang Putra. Saya mau belajar dari Bapa Paus untuk hidup lebih sederhana dan tulus. Ya… Tuhan dengarkanlah doa dan niat hamba-Mu ini. Saya mendapat kekuatan dengan berkat akhir dalam Ekaristi Akbar dari  Paus Fransiskus “Benedícat vos omnípotens Deus, Pater,  et Fílius,  et Spíritus  Sanctus.” Saya pun menjawab dengan sepenuh hati. Amen (Ch. Enung Martina)

Jumat, 10 Mei 2024

RENUNGAN MEI Komunikasi Kunci Menuju Hidup Berbuah

                                                           doc. pribadi

 Hari Minggu ini ( 12 mei 2024) merupakan Minggu Paskah VII dan juga merupakan Hari Komunikasi Sedunia.  Dalam injil hari ini CINTA Yesus kepada para murid-Nya tampak dalam doa kepada Bapa-Nya: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu…supaya mereka menjadi satu sama seperti kita” (Yoh. 17:11). 


Yesus sadar Ia akan meninggalkan dunia ini dan para murid-Nya akan dibenci dunia, sebab Firman Allah tidak disukai dunia. Yesus berdoa agar Allah Bapa melindungi ktia dari yang jahat. Yesus tidak berdoa agar kita diambil dari dunia ini, tetapi agar kita tetap hidup di dunia ini dan menjadi satu serta kudus. Yesus berkomunikasi kepada Bapa dalam doa-Nya. 


Tujuan utama komunikasi adalah menciptakan kesepahaman antara pengirim pesan dan penerima pesan. Komunikasi yang efektif memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh penerima. Kata “komunikasi” berasal dari kata Latin: cum artinya bersama-sama, dan umum artinya satu. Jadi, komunikasi adalah proses bersama-sama menjadi satu, menuju pengertian yang sama. 


Ketika kita sudah mempunyai pengertian yang sama dan kita sepaham, maka semua lancar. Gerak langkah berikutnya akan terasa mudah. Dengan adanya komunikasi yang baik diharapkan semua relasi lancar. karena relasi lancar maka pekerjaan, tugas, karya juga menjadi lancar. Kita akan memetik buah-buahnya dari komunikasi yang lancar. Pada akhirnya, kita sebagai murid Kristus,  hendaknya bersatu dengan Kristus sebagai sumber hidup dan sumber inspirasi kita untuk menghasilkan buah-buah kebaikan di lingkungan kerja, di masyarakat, dan orang-orang sekitar.


Perjumpaan kita di dunia modern ini tak ayal kita menggunakan juga alat untuk berkomunikasi.  Semua alat dan media komunikasi semestinya  kita pakai untuk menyatukan kita dan bukan untuk memecah-belah, menyebar fitnah atau hoax. Namun, sering terjadi alat komunikasi menjadi ajang untuk memecah belah. 


Yesus ingin kita bersatu dan hidup kudus, saling mengasihi di dalam nama-Nya. Maka Dia benar-benar meminta kepada Bapa agar kita dipelihara-Nya. 


Sebagai panduan  Yesus memberikan firman-Nya. 

Yoh 17:14

Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.


Panduan tersebut adalah firman-Nya. Ia mengutus kita untuk menjalankan firma-Nya itu. Firman itu merupakan  Kabar Gembira tentang kasih Allah. Namun,  dunia ini tidak menyukai firman Allah. Karena itu kita mengalami banyak tantangan dan pertentangan. Salah satu tantangan kita adalah dalam hal berkomunikasi. Untuk mengatasi tantangan tersebut kita semua selayaknya  belajar berkomunikasi yang baik. 


Kiranya tantangan tersebut bisa kita atasi dengan belajar membangun komunikasi yang baik: pertama komunikasi dengan Tuhan, kedua dengan diri kita sendiri, dengan keluarga, dengan sanak-kerabat, dengan kolega, dan dengan orang lain di sekitar kita. 


Marilah kita berdoa semoga Tuhan senantiasa menguatkan kita dalam melaksanakan tugas dan perutusan untuk mendatangkan kebaikan-kebaikan, dan keselamatan sehingga melalui komunikasi yang baik kita bisa berbuah banyak. Amin.



(Ch. Enung Martina
)


Kamis, 04 April 2024

REKOLEKSI HARI KE-3 TRIDUUM PASKAH 2024



REKOLEKSI HARI KE-3 : MAKNA KEBANGKITAN

 Romo Hendra Sutedja, SJ


Kebangkitan adalah misteri yang jadi dasar iman kita. Kalau kebangkitan tidak kita tangkap dan hayati, maka kita tak akan mampu beriman.

Hidup dalam tampilan kasarnya banyak tantangan dan perjuangan. Hanya pengalaman kebangkitan yang bisa mengubah kita secara fundamental.

Kebangkitan Kristus merupakan peristiwa sejarah. Yesus tak hanya menyelamatkan secara gagasan, tapi real, nyata, kebangkitan yang menyejarah.   Kesejarahan ini penting karena Tuhan tidak membebaskan kita dari belenggu maut hanya dengan gagasan-gasan saja, tetapi Ia melakuka itu dalam tindakan historis seorang manusia. Allah menjelma manusia yaitu Yesus yang sepanjang hidup-Nya dipakai untuk mewartakan dimensi baru yaitu kehidupan dalam kemuliaan Bapa. Karena itu wafat dan kebangkitan Yesus sangat penting yang terjadi secara historis dalam diri seorang manusia. Iman kita bukan sekedar iman khayalan, bahwa ada orang yang bernama Yesus, ia mati disalib, dikubur, lalu bangkit pada hari ke-3.  Maka kebangkitan itu sangat penting bagi hidup kita yang kedagingan.



Kebangkitan sangat penting untuk kehidupan kita. Kita harus masuk dalam misteri kebangkitan. Untuk bisa masuk dalam misteri itu karena rahmat Allah. Undangan rahmat ini bisa kita tangkap dalam sejarah dan dalam pengalaman nyata hidup kita. 

Kita hidup bergumul dalam kegagalan, kesempitan, kengerian, dan  penderitaan. Di tengah-tengah itu,  dalam sejarah hidup kita  yang tak sempurna Tuhan menyelamatkan, kasih-Nya yang sempurna, yang memperbaharui seluruh ciptaan, dan mencipta baru, itu semua bisa kita tangkap. 


Arti kebangkitan tak hanya  hadir berupa renungan  suci yang tak ada esensi dan substansinya. Kita mau melihat kebangkitan bisa kita temukan dan hayati dalam realita hidup kita. Kebangkitan adalah unsur sentral hakiki dalam iman  Kristiani. Tak ada kebangkitan tak ada kekristenan.  Karunia kebangkitan sudah diberikan kepada kita sudah terjadi dalam sejarah kita.  Maka dalam perjuangan hidup harian kita, kebangkitan harus nyata. 


 Kekeristenan bersumber pada 3 misteri: Sengsara, wafat, kebangkitan, dan kedatangan kembali.


Tanpa kebangkitan maka iman kita sia-sia


 1 Kor 15: 14

Dan, jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga imanmu.

Paulus mau mengatakan bahwa tanpa kebangkitan maka iman kita sia-sia. Artinya sia-sia tak ada dasar ril, tak ada kenyataan yang menjadi dasar dari bangunan iman kita.  Hal itu kita akui dalam kredo (syahadat) kita, pada kalimat-kalimat menjelang akhir kredo aku percaya akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. 


Gereja melalui para rasul mewariskan suatu pengalaman iman yang disebut tradisi yang mengalir sepanjang sejarah Gereja. Tradisi itu diwali dari pengalaman Yesus sendiri, yang menjadi Kepala Gereja, bagaimana kepercayaan itu dibentuk dan diwariskan terus menerus dalam sejarah Gereja. Kita percaya akan kebangkitan badan  dan dengan kebangkitan badan inilah kita masuk pada kehidupan kekal. Kita masuk ke surga dengan badan yang dibangkitkan. Itulah iman kita. 


Pertanyaan refleksi kita: 

Apakah aku sungguh percaya akan kebangkitan Kristus?

Bagaimana iman tersebut aku hayati?

Percaya adalah rahmat awal, harus dihayati, baru kemudian berada dalam gerak penyelamatan.  Kalau percaya tak dihayati itu nol. 

Perumpamaan talenta menunjukkan juga talenta  percaya akan kebangkitan. Ada orang yang tak mau mengolah percaya akan kebangkitan dalam hidupnya, dia hanya memendamnya saja. Maka imannya tak tumbuh. Akhirnya ia masuk ke dalam kegelapan dan kertak gigi. 


Arti kebangkitan : kebangkitan Kristus yang tak bisa dipisah dari kesengsaraannya/penyalibannya merupakan peristiwa sejarah. Kebangkitan Yesus dengan amat tegas memperlihatkan bahwa pengorbanan Yesus di kayu salib adalah sempurna bagi penebusan dosa  kita, bagi keselamatan kita. Kebangkitan Yesus mengambil kutuk kita. Tindakan pengorbanan Yesus sempurna untuk kebangkitan dan keselamatan manusia

Buah kebangkitan: seluruh kemanusiaan Yesus mati disalib untuk keselamatan manusia

Dalam cengkraman kejahatan kita dibangkitkan oleh pengorbanan-Nya. Yesus membawa kemanusiaan kita yang hancur karena dosa, Yesus menebus nya. Buah penebusan-Nya kelihatan pada saat Dia bangkit, seluruh kemanusiaan Yesus dibangkitkan. Maka dengan demikian kebangkitan memperlihatkan dengan sangat tegas bahwa pengorbanan kematian-Nya di kayu salib pas, cocok, sempurna bagi penebusan dosa kita. Kematian, kebangkitan, dan muncul hidup baru. Itulah kesempurnaan. 


Dalam cengkeraman kematian membuat kehidupan berhenti. Namun, tiba-tiba ada kebangkitan. Hidup baru, Maka di situ kelihatan tindakan menyerahkan diri sampai kematian-Nya adalah tindakan kasih yang disetujui Allah Bapa sebagai tindakan yang sempurna untuk mengalahkan maut dan menyelamatkan manusia. Hal itu bukan hanya bualan, tetapi berdasarkan pewahyuan Tuhan. 



1 Kor 15;3-4


Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu,   yaitu apa yang telah kuterima   sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita,   sesuai dengan Kitab Suci,  15:4 bahwa Ia telah dikuburkan,   dan bahwa Ia telah dibangkitkan,   pada hari yang ketiga,   sesuai dengan Kitab Suci; 


Kenyataannya banyak orang yang menyangkal kematian Yesus. Bila orang menyangkal kematian Yesus, berarti juga menyangkal kebangkitan-Nya. Kalau tidak ada kebangkitan berarti tak ada keselamatan. Ajaran ini bidaah yang sudah ada ribuan tahun lalu. St. Paulus pada zamannya juga mengalami hal itu, maka dia menegaskan dengan pada 1 Kor 15;3-4

Perjuangan umat purba menegaskan bahwa Yesus mati sebagai penyelamat kita. kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Dia penyelamat yang berkenan kepada Bapa. Kita belajar teologis yang substansial yang akan menjadi benih penghayatan iman kita. 


1 Kor 15: 17

Dan jika Kristus tidak dibangkitkan 1 , maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. 


Kepercayaan kita berdasarkan kebangkitan. Dengan kematian-Nya, Yesus mengambil kematian kita. Kalau Yesus tak bangkit, berarti kita masih terikat dosa. Perkenanan bapa nampak dalam kebangkitan Yesus. Penyelamatan itu sukses karena kematian dikalahkan, lalu Yesus bangkit. Dalam kebangkitan-Nya Yesus dibenarkan oleh Allah seluruh tindakan dan sikap-Nya. Dalam kebangkitan kebenaran itu terjadi bahwa kuasa maut dan dosa tak bisa mencengkeram kehidupan. Iman kita harus muncul karena realita yang dilakukan Allah dan hadir dalam diri kita sebagai iman. Maksudnya bahwa kita dibenarkan bahwa dalam perjuangan hidup kita yang tidak selalu  bahagia, bahkan yang sering terjadi adalah derita dan air mata, kita harus lihat bahwa di dalam semua kutukan itu, keselamatan telah terjadi. Maka itu jangan terpuruk. 


Banyak orang mengalami pengalaman kematian masih dianggap hanya pengalaman negatif. Belum melahirkan pengalaman iman. Terperangkap dalam pengalaman bahwa kematian itu menyedihkan, belum mengalami kemuliaan. 


Realita kebangkitan membawa pada sukacita

 Dalam perjuangan hidup kita, keselamatan telah terjadi.God is good all the time. Dengan karunia kebangkitan membuat hidup kita lebih bermakna. Kita masuk pengalaman pribadi yang keputusasaan dan hal lain yang negatif. Iman mengajarkan kebangkitan. Yesus bangkit dari kubur yang gelap, pengap, dan sempit. 

Iman mengajarkan tentang untuk menjalani kehidupan dg penuh syukur.

Kebangkitan bukan omong kosong.Dengan kebangkitan-Nya Yesus kita dibenarkan oleh Allah.Dalam kebangkitan Yesus kita juga dibenarkan oleh Allah. Dengan bangkit Yesus membenarkan kita di hadapan Allah. Dengan kebangkitan iman saya akan kehidupan setelah mati, tidak sia-sia. Dengan kebangkitan ada kebahagiian, sukacita, dan harapan 

Arti kebangkitan= kehidupan

 

Roma 4 : 25

Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.


Yesus diserahkan pada kematian karena pelanggaran kita. Dengan kebangkitan Yesus membenarkan kita. Kematian dikalahkan sekali utk selamanya. Kebagkitan adalah kehidupan. Kematian dikalahkan sekali dan selama-lamanya. Ini realita hidup. 


Dengan kebangkitan Yesus, melepaskan dan memberikan keselamatan


Kis 2: 24

Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.


Kematian adalah sengsara maut

Kematian adalah kutuk dosa, ini masuk dalam kesengsaraan, masuk dalam kegelapan, terpisah dari Tuhan yang hidup. Dengan kebangkitan; sengsara dan maut yang terpisah dari Tuhan dienyahkan. Dengan kebangkitan Yesus, melepaskan dan memberikan keselamatan. Karunia kebangkitan membuat hati berubah. Kita dapat menemukan daya itu dalam hidup kita. Kita mempunyai pengalaman terpuruk. Yesus bangkit dari kubur yang gelap, pengap, sempit, dan meluaplah kehidupan baru dalam kebangkitan. Kebangkitan bukan omong kosong. Karena Kristus bangkit, iman saya akan kehidupan setelah mati tidak sia-sia. Kebangkitan Kristus melepaskan kita dari kungkungan dosa dan maut. Dengan kebangkitan Yesus, allah membenarkan kita artinya membalikkan kita ke arah yang benar. Di dalam kebangkitan ada kelegaan, harapan, dan sukacita karena penyelamatan Allah. 

Apakah aku menghayati kebangkitan?

Ada harapan kira bergerak ke arah Tuhan.


Kebangkitan mengalahkan kematian selama-lamanya

1 Kor 15: 21-22

Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia,  demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. 15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.


Kebangkitan mengalahkan kematian selama-lamanya. Yesus mengalahkan kematian. Kita ikut serta dalam kebangkitan-Nya. Kita dihidupkan kembali. Tuhan akan memberi rahmat-Nya. Hal itu terjadi bila kita bersekutu dengan Tuhan Yesus. Kita bersatu dalam proses keseharian. Kalau kita berhasil mengalahkan suatu godaan atau sikap fatalistik, maka kita bersekutu dalam Dia. Kita harus maju terus.  

Kuasa kehidupan yang ditawarkan Tuhan membawaku pada kebangkitan.

Kita berhasil mengalahkan yang fatalistik.


Arti kebangkitan : mengikuti kehendak-Mu di Bumi seperti di Surga.

Bumi bersatu kembali dengan sorga karena kuasa dosa dikalahkan. Surga dan bumi yang terpisah karena dosa Adam-Hawa, dalam kebangkitan Yesus disatukan kembali. Hidup kita yang penuh sengsara dan maut dalam keputusasaan abadi dibawa pada kehidupan baru. Seluruh ciptaan tercipta baru dalam kemuliaan. Maksudnya daya kehidupan baru. Sikap iman mampu melewati pengalaman-pengalaman duniawi yang temporal. Rahmat Tuhan membawa diriku mampu mengendalikan dan mengontrol diriku untuk masuk ke garis penyelamatan. 


Datanglah kerajan-Mu di Bumi seperti di surga artinya terang-Mu yang hadir sekarang bisa aku tangkap, aku pegang, dan hayati di bumi ini untuk membawa seluruh kehidupan ke arah yang benar. Apa yang Yesus ajarkan di dalam doa bapak kami, itu sudah terjadi. Dunia yang sudah tercipta baru, itu berharga di mata Allah. Allah memandang hidup kita sekarang ini adalah hidup yang mulia. Namun, terkadang kita gagal melihat itu. Hidup kita bukan hanya setumpuk kesia-siaan dan penderitaan serta beban. Tetapi ada kemuliaan yang sedang diperjuangkan. Hidup ini tidak ringan. Namun, tetap kerajaan Surga sudah hadir di Bumi ini. Maka di tengah-tengah perjuangan kita, kita berusaha melihat bahwa Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah kita di dalam semangat baru, visi baru, keyakinan baru. Bila kita memandang dari sudut lain, kita melihat hal yang sama dengan sudut pandang yang berbeda, kita bisa melihat sisi keindahannya. Kemuliaan yang merupakan buah kebangkitan sudah hadir.


Jangan ada kesalahpahaman. Ketika para rasul mengatakan bahwa Yesus bangkit, itu artinya bukan bangkit hanya roh saja, tetapi dengan badan juga. Yesus yang bangkit adalah manusia yang tercipta baru. Pengalaman ciptaan baru terjadi dalam hidup kita. Dengan persatuan kita dengan Yesus, kita bisa mengatasi kesempitan dan batas-batas kemanusiaan kita yang sempit. Itulah yang membuat hidup kita jadi baru. Kebangkitan  badan itu realita lain. 



Lukas 24: 38-42

24:38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? 24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah,   karena hantu tidak ada daging   dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." 24:40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. 24:41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" 24:42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.


Yesus hidup kembali jiwa dan raga-Nya. Itulah yang disebut oleh paulus sebagai badan mulia, badan kebangkitan. Makanya para murid susah mengenali-Nya. Hal yang penting bahwa hidup kita yang duniawi ini setelah penyelamatan Yesus dalam kebangkitan badan, itu dicipta baru dengan roh dan badan yang mulia. Itulah iman kita, bahwa kita dibangkitkan jiwa raga kita. Esensinya sama, wujudnya berbeda. Esensinya tetap tubuhku, jiwaku, tetapi bentuknya berbeda, ada jasad, tetapi tidak seperti yang lama. Maka disebut tubuh yang mulia. Maka kita juga akan dibuat semacam itu pada akhir zaman dan kita akan masuk ke Surga bersama Bapa. Itulah artu kebangkitan. Bukan hanya semangat kita yang diperbaharui, tetapi pada akhir zaman pada saat kita sudah mati, tubuh dan jiwa kita dibangkitan dalam kesatuan ada bersama Bapa. Ini menegaskan kepada kita, betapa berharganya hidup kita, tubuh kita. Maka dalam kaitan itu juga, ada pertanyaan reflektif untuk kita: Apakah aku sadar akan kemuliaan hidupku (jiwa dan raga) yang sedang disempurnakan? Dalam tugas kita, perhatikan orang-orang yang kita hadapi adalah manusia-manusia yang sedang disempurnakan Tuhan. Kita harus membantu mereka agar mereka tumbuh dalam kesempurnaan kebangkita. Maka jika kita berhadapan dengan siapa pun jangan lecehkan. Hargai pribadi yang kita hadapi. 


Kita mulai kembali dan selalu kembali bahwa kesalahan kita sudah dihapus oleh Tuhan. Kita bangkit dan hidup baru dalam semangat kebangkitan jiwa dan raga kita. 


Kesimpulan

  • Kita harus menyadari bahwa hidup kita adalah kehidupan yang telah diberi kehidupan spiritual dan diberi kemuliaan

  • Kita harus memiliki tindakan yang memancarkan kehidupan rohani yang baru

  • Kita harus menutup lembaran hidup lama dan masuk lembaran hidup baru dalam anugerah kebangkitan Yesus

  • Kita wajib menjaga kekudusan yang dicipta baru oleh Tuhan

  • Kita harus hidup sebagai orang yang dibesarkan dalam Kristus

  • Kita harus hidup sebagai umat yang bangkit



Senin, 25 Maret 2024

REKOLEKSI HARI 2 TRIDUUM PASKAH 2024


(doc. pribadi-Magdala Juni 2019)

MAKNA SALIB (Rm Hendra Sutedja, SJ)

Salib Katolik istimewa karena ada korpus (tubuh Kristus).

Banyak orang beranggapan salib itu berhala. Paulus berkata salib itu kebodohan bagi orang yang tak percaya. Bagi kita salib adalah keselamatan. Kita memasang salib artinya secara visual kita mengingat bahwa salib adalah sentral hidup kita. Kita selalu terarah dapa salib sebagai lambang keselamatan.  

Orang Katolik menjadikan salib pusat iman kita karena kita masuk pada kebahagiaan, keselamatan, dan sukacita.

Salib bukan arti negatif. Di balik salib ada hal yang kita pahami:


Galatia 3: 13

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ”Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”


Ada korpus artinya Yesus mengambil kutuk dosa kepada tubuh-Nya yang tersalib. 

Kutuk dosa yang turun pada diri kita diambil-Nya. Dia menggantikan kita untuk menanggung kutuk dosa. 


Kita jatuh dalam dosa muncul dalam dorongan-dorongan cinta diri. Akibat yang mengerikan dari dosa adalah hidup menjadi kacau karena menjauh dari kasih Allah. Tak dapat membedakan mana tujuan dan mana sarana. Tujuan hidup adalah melaksanakan kehendak Allah. Kita ambil bagian dalam kemuliaan Ilahi, kodrat Ilahi. Kodrat ilahi adalah sifat-sifat Allah sendiri. Salah satu sifat ilahi adalah akal budi. Agar kita bisa melihat rencana Allah dan hidup di dalamnya dengan bahagia dan sukacita.


Kehendak adalah kekuatan yang membawa kita pada kebaikan, pada tujuan.

Kalau kita memakai akal kita sesuai kehendak Allah, hidup akan baik-baik dan bahagia. Hidup mengakar dan berdasar pada kasih Allah.

Allah Tritunggal hidup dalam kemuliaan dan kasih abadi. Kasih yang mulia akan berbuah, yaitu hidup menjadi indah, mulia, dan bahagia karena penuh dengan kasih.

Namun, kenyataannya hidup kita masuk pada kegelapan. 

Kekacauan akibat dosa akan membawa kekacauan pada yang lain juga.

Semestinya kita mengarah pada hal-hal yg luhur.

Kristus telah menebus kita dari kutuk dosa. Yesus membayar kontan dengan penyaliban-Nya.

Kutuk adalah kesengsaraan karena akibat perbuatan dosa kita.

SALIB: Yesus menjadi pematah kutukan dosa

Jalan salib: ada 14 stasi, sebetulnya kesengsaraan untuk semestinya kita yang mengalami, tetapi diambil alih oleh-Nya.


Kita harus kembali pada realita hidup kita.

Kita memeriksa hati, tempat cinta bersemayam. 

Apakah di hatiku masih ada cinta? Atau dihatiku ada keingnan utuk menyenangkan diriku?

Sifat cinta mengalir ke luar,

Seberapa besar kasih dalam diriku?

Kasih adalah daya untuk melakukan tindakan2 keselamatan. 

Seberapa besar saya rela berkorban?

Kalau kita memiliki daya kasih yang tebal, maka akan memperkuat daya kita dalam kehidupan, termasuk mengalami kesulitan.

Cinta adalah tindakan yang mempunyai daya mencipta. 

Kita melihat kadar  tipis tebalnya cinta kita. 

Terkadang dalam diri kita ada tipu daya, iri hati, kemarahan, kebencian dll

Kalau kita dikuasai hal2 negatif, lihatlah salib!

Ada kasih dan keselamatan  dari DIA yang tergantung untuk menebus kutuk dosa kita.


Roma 3:9-12 dan 23

Menyatakan bahwa manusia memang berdosa. Kita kehilangan kemuliaan Allah.

Kita mengalami hidup yang kehilangan kemuliaan. 

Temukan cara-cara untuk berpikir, merasa, dan bertindak yang kehilangan kemuliaan Allah. 


Dalam catatan Petrus arti salib punya arti terhadap dosa

1 Petrus 2: 24 

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.


Pada tubuh-Nya yang hancur (bilur-bilur-Nya) kita disembuhkan.

Pada salib ada kekuatan yang nyata. Salib Realita keselamatan. 

Kita melihat dosa-dosa kita yang mematikan. 

Yesus menyembuhkan kita dari akibat dosa. 

Fokus diubah bukan melihat hal yang negatif menjadi: Aku punya martabat yang dikembalikan Yesus di kayu salib.

Aku mau dalam diriku kebenaran sedang dibangun. 

Yesus tak menyembunyikan dosa. 

Tuhan Yesus mengalahkan dosa dan mematahkan kutuk dosa. Karena itu kita hendaknya hisup berada dalam Yesus. 


Saat kita memandang salib, kita mengingat bahwa kita terbebas dari tipu muslihat dosa dengan segala akibatnya.

Temukan suatu gerak untuk melakukan yang benar. 

Suara yang mengganggu saat kita melakukan hal dosa, itu adalah suara Tuhan.

Tuhan bekerja, berproses membebaskan kita.


Kis 2: 38

“Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.


Pertobatan berarti yang buruk (tipus dosa), Tuhan mengajak kita untuk berbalik. 

Dalam BAPTISAN ada pengampunan dan penerimaan Roh Kudus


Roma 8: 1

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman g bagi mereka yang ada di dalam Kristus 1 Yesus. Karena itu, sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi orang yang ada dalam Yesus Kristus. Maka oleh sebab itu sekarang tiadalah lagi hukuman ke atas orang yang di dalam Kristus Yesus.


Dosa hukumannya adalah mati. Dengan memandang salib kita dibebaskan dari dosa dan kematian. 

Salib adalah kekuatan kasih Tuhan bagi kita yang berdosa


Roma 5: 6-8

5:6 Karena waktu kita masih lemah,  Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka  pada waktu yang ditentukan   oleh Allah. 5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, v  ketika kita masih berdosa.


Kesombongan yang membuat seseorang merasa kuat.Kesombongan akan membawa kita jatuh dalam dosa.


Pernahkan saya mengalami kuasa salib?

  • unchecked

    Diampuni, dibebaskan dari dosa

  • unchecked

    Diberi hati yang baru

  • unchecked

    Sadar dicintai Tuhan

( Ch. Enung Martina)