Jumat, 08 Mei 2009

SAYAP-SAYAP PEMIKIRAN KAHLIL GIBRAN 1

Panggung Politik di Balik karya Gibran

Mari sekarang kita berbicara tentang salah satu idolaku dalam dunia sastra dan sekaligus filosofi yang mendalam. Siapa lagi kalau bukan Kahlil Gibran.

Eksistensi Kahlil Gibran tak lepas dari latar belakang sejarah pada saat dia hidup dan berkarya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Gibran berasal dari sebuah desa kecil (sama dong denganku wong ndeso) bernama Bsherri di bagian utara Lebanon, dekat hutan cedar (pada zaman Alkitab). Desa ini menghadap ke laut lepas: Laut Tengah-Mediterania. O, ya aku belum sampai di negri ini hanya melihatnya dari jauh ketika aku berada di Gunung Karmel di atas kota Haifa yang menawan. Dari jauh Lebanon nampak kebiruan dengan bebukitan yang mengelilinginya. Apakah aku bisa sampai ke sana suatu waktu kelak? Siapa tahu kaki membawaku melangkah ke sana.

Gibran dilahirkan 6 Januari 1883. Keluarganya termasuk kelas sosial ekonomi yang sederhana. Gibran seorang penganut Katolik-Maronit. Yang berperan penting dalam hidupnya dan karya-karyanya adalah ibunya yang bernama Kamilla. Gibran sangat mencintai ibunya. Kamilla seorang ibu yang cukup terpelajar dan cerdas pada zamannya.

Latar sejarah politik Lebanon pada masa kehidupan Gibran ada dua golongan yang berpengaruh dalam kancah perpolitikan di negri itu, yaitu kelompok DRUZE dan MARONIT.

Kelompok Druze yaitu orang-orang pengikut Amir Druze, Fakhrudin II, pemimpin dinasti Ma’anid dari Shuf yang memerintah Lebanon antara 16-17 abad. Pemerintahan ini cukup terbuka. Dinasti Ma’anid mengalami kejatuhan setelah amir Druze ditawan di Istanbul dan dihukum mati karena keinginannya memberontak Sultan Usmani. Sepeninggalnya Lebanon berada di bawah hegemoni Khilab (Haydar Khilab).

Nama Druz asalnya mengacu kepada Muhamad ibn Isma’il ad Darazi. Agama Druz ini bermula di Mesir ketika seseorang misionaris dari kerajaan fatimiyah-Mesir al halim (996-1021), seorang penganut ajaran Isma’illiyah (sebagai otoritas dan pelindung utama Islam). Muhamad ibn Isma’il Darazi mengumumkan dirinya sebagai inkarnasi ilai seperti Yesus Kristus bagi orang-orang Kristen.

Kitab suci agama Druze adalah al-hikmah yang benar-benar berbeda dari Al Quran. Druze dibagi dua kelompok, yaitu : Druze Qays (kebanyakan berpindah menjadi Kristen) dan Druze Yaman.

Orang-orang Maronit adalah pengikut St. maron, seorang pertapa asketis yang hidup di pegunungan wilayah Apamea, Syria. Karena disiksa oleh Khalifah Damaskus dan Baghdad, orang-orang maronit meninggalkan Syria dan mencari perlindungan di pegunungan Lebanon.

Gereja Maronit (gibran salah satu pengikutnya) masih menggunakan bahasa Syria dalam peribadatannya. Sejak tinggal di Lebanon, para jemaat mengorganisasikan sebuah system pemerintahan yang feodal dan dikombinasikan dengan model kepemimpinan kependetaan dan keningratan.

Pada masa kekhalifahan Usmani, feodalisme-kependetaan menggunakan pengaruh yang menakutkan dan menindas rakyat kecil (petani miskin) Kebanyakan karya Gibran diarahkan untuk mengeritik feodalisme lembaga Maronit.

Perkembangan berikutnya dalam perpolitkan di Lebanon (abad 19-masa Gibran hidup), Druze-maronit mengakibatkan terjadinya peristiwa besar di Lebanon yang menganggu stabilitas Negara tersebut. Saat itu Lebanon ada di bawah pendudukan tentara Ibrahim Pasya (anak muhamad Ali dari Mesir). Pada zaman pendudukan itu petani-petani Maronit yang berpindah dari wilayah Lebanon bagian utara ke selatan, melebihi jumlah orang Druze di wilayah tersebut- yang notabene wilayah itu adalah wilayah orang Druze. Tahun 1840 orang maronit dan Druze bekerjasama untuk melawan orang mesir yang berada di tanah Lebanon.

Pemerintah Ibrahim Pasya akhirnya jatuh, Lebanon dibagi menjadi dua provinsi: wilayah utara berada di bawah pengawasan gubernur Maronit dan wilayah selatan di bawah gubernur Druze. Kedua wilayah itu dikontrol oleh utusan Sultan Usmani yang memimpin di Beirut dan Sidon. Saat itu berlaku politik SUBLIME-PORTE: aplikasi prinsip devide at impera. Politik ini mengadu domba kedua golongan di Lebanon.

Sekian untuk bagian pertama, ke depan bersambung lagi (Teh Nung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar