Sabtu, 09 Januari 2010

DUC IN ALTUM

Untuk memberi semangat pada diriku sendiri dalam menghadapi satu tahun mendatang, aku ingin mengambil kutipan Injil Lukas 5:2-6

Bertolaklah ke Tempat yang Dalam

Dalam renunganku aku akan menempatkan diri masuk dan berada dalam waktu dan situasi saat itu. Aku berada bersama Yesus dan menjadi bagian dari orang-orang yang ada bersama Dia saat itu.

Aku bersama dengan orang banyak lainnya berada bersama Yesus di tepi Danau Genezareth, wilayah Galilea. Danau ini sering pula disebut Danau Genezareth, Danau Galilea, atau Danau Tiberias. Danau ini sering pula disebut laut, karena saking besarnya. Ini adalah danau air tawar yang terkenal dengan ikannya. Banyak perkampungan di sekitar pantai danau itu. Salah satu kampung atau desa nelayan bernama Kapernaum. Itu adalah kampung Petrus, Simon. Nah, saat ini aku berada di kampung nelayan Kapernaum.

Sekarang ini Yesus sedang sangat terkenal di seantero wilayah baik Galilea maupun Yudea, bahkan Yerusalem juga. Semua orang mengenal Dia karena ajaran-Nya dan juga mujizat-Nya untuk menolong banyak orang. Ajaran-Nya sih memang agak ekstrim untuk saat ini. Agak berbeda dengan Torah yang dikenal oleh kaum Yahudi saat ini. Orang banyak mengatakan bahwa Dia adalah penggenapan hukum Torah. Apakah betul? Aku tak tahu.

Yesus itu seorang pribadi yang menarik Ia adalah anak zaman ini. Memahamai bahasa Ibrani, juga berbicara dalam bahasa Yunani, bahkan juga bahasa Aram. DIA adalah seorang pribadi yang cerdas, mempunyai karisma yang kuat, pemberani, rela berkorban, penuh kasih sayang, tetapi terkadang kalau berbicara apa adanya, tak pernah berpikir apa akibat dari perkataannya. Yang jelas Yesus ini seorang yang gampang mencari pengikuut. Dia itu seperti magnet. Lihat saja orang-orang selalu ngintil di belakang Dia hanya sekedar untuk melihat Dia atau mendengarkan ajaran-Nya yang agak ekstrim tersebut. Mau tahu contoh ajarannya yang ekstrim? Cintailah musuhmu! Nah, lho… musuh kok dicintai. Selama ini musuh ya dibenci dan dikalahkan! Dan banyak lagi ajara-ajaran ekstrim lainnya. Kalau mau tahu dengarkan saja apa perkataan-Nya.

Aku terkadang heran kenapa semua orang itu tersihir dengan laki-laki muda ini. Kalau dilihat sekilas, Dia itu ya biasa saja, manusia biasa. Apakah dia ganteng? Ya… dia cakap parasnya, tetapi masih banyak pemuda yang parasnya lebih ganteng daripada Dia. Kadang-kadang Dia juga emosional. Pokoknya Dia itu manusia seperti kita, tetapi kenapa banyak orang terpikat oleh Dia? Dan sialnya aku juga terpikat oleh Dia. Ada yang salah dengan diriku, jangan-jangan aku tak waras lagi. Masa aku terpikat dengan laki-laki yang kerjaannya pengangguran seperti begitu. Gak punya pekerjaan tetap, secara ekonomis gak punya harapan untuk masa depan,gak punya tempat tinggal, bajunya juga yang itu-itu lagi.

Jangan salah aku terpikat pada Dia bukan seperti aku terpikat secara asmara. Pokoknya ada kekuatan pada diri-Nya yang membuat aku terpikat. Daya ilahi mungkin begitu aku membahasakannya.

Aku duduk di salah satu perahu nelayan yang sedang ditambatkan di sana. Belakangan aku baru tahu kalau ternyata perahu itu milik Simon. Aku memandang ke sekelilingku, banyak orang beraktivitas seperti layaknya di kampung nelayan. Ada orang yang mengatur jalanya untuk ditebarkan, ada yang sedang mengurusi kailnya, ada yang mondar-mandir dengan tangkapan mereka. Kaum perempuan juga banyak di sana. Ada yang sekedar jalan-jalan membawa anak-anaknya, ada yang membantu suaminya yang nelayan untuk memngambil ikan hasil tangkapan, ada yang hanya ingin memandang Yesus karena Dia ada di pantai danau itu. Pokoknya banyak sekali orang di sekitarku.




Yesus ada di tengah-tengah kerumunan orang banyaak itu. Selain di dalam perahu, orang banyak berkerumun sekitar perahu untuk mendengarkan kata-kata-Nya. Sementara itu aktivitas pantai tetap seperti biasa.

Saat itu Yesus banyak berbicara seputar kasih Allah dan juga hukum kasih. Namun yang terngiang di telingaku serta tertangkap di kepalaku dan tersimpan dalam hatiku adalah perkataan Dia kepada Simon, si nelayan. Simon adalah nelayan yang berpengalaman. Dia paham betul danau Genezareth karena di tempat itu ia mencari nafkah. Malam tadi Simon berlayar dan tangkapannya sedikit. Yesus mendengar hal tersebut. Karena itu Dia berkata kepada Simon: Cobalah bertolaklah ke tempat yang dalam.
Simon menjawab: Sudah Guru! Namun, karena Engkau yang menyuruhnya, maka aku akan lakukan.

Aku tertarik dengan potongan percakapan itu. Kalimat yang diucapkan Yesus untuk Simon: bertolaklah ke tempat yang dalam. Seolah-olah kalimat itu juga diucapkan untukku yang berada di situ. Karena aku bukan nelayan seperti Simon, aku mengartikan perkataan-Nya dengan duniaku.

Terkadang aku juga tidak berani melangkah lebih jauh dan ke tempat yang dalam. Aku takut dengan resiko yang aku dapatkan. Aku takut gagal. Dengan melangkah ke yang dalam, kemungkinan tantangan akan lebih besar, Perlu persiapan yang matang tentunya. Perlu keberanian yang lebih, itu pasti.

Namun, aku kagum dengan Simon, si nelayan. Dia adalah nelayan yang berani. Meski dia tahu bahwa semalam dia tak dapat ikan. Sebagai nelayan yang professional dia tahu persis tentang hal itu. Namun, ia adalah pribadi lugu dan patuh. Maka Simon berkata:
karena Engkau yang menyuruhnya, maka aku akan lakukan.

Begitulah, aku juga akan belajar seperti Simon untuk percaya pada DIA yang memintaku untuk melakukan sesuatu yang terkadang berat menurutku. Aku tahu persis bahwa Dia sangat tahu dan mengerti tentangku jauh lebih mengetahui daripada aku tahu tentang diriku sendiri, Karena itu, aku akan belajar percaya seperti Simon percaya pada Sang Guru. Maka aku akan melangkah ke yang lebih dalam karena aku percaya bersama Dia segalanya tak ada yang mustahil.

(Enung Martina- 10 Januari 2010)

3 komentar:

  1. Renungan yang indah. Saya tersentuh dengan renungan ini karena sayapun merasakan hal yang sama dengan anda. teruskan menulis. Anda berbakat untuk menyapa banyak orang.
    Salam.

    BalasHapus
  2. Terima kasih Sdr. Johanes. Tuhan memberkati.

    BalasHapus
  3. bagus ,tulisan kamu, ursa...tetap semangat menulis, dan pastinya, 1 point lebih dari tulisanmu, karena kamu Menulis "sesuatu" yang sudah layak dan sepantasnya kamu "tuliskan". semua mengalir apa adanya, tanpa ada permainan kata yang lebay, dsb. overall, saya suka Blog Ibu!

    BalasHapus