Minggu, 22 Mei 2011

CATATAN tentang BAHAGIA

Dari SAAT TUHAN TIADA karya A. Setyawan, SJ

‘ Jangan mencari kebenaran. Singkirkan saja opini-opinimu.’ ( Guru Zen Jepang )
Hidup yang indah selalu menuntut perubahan. Namun, orang belum juga terbebas dari gambaran diri yang keliru karena terbatas pada lapisan luar yang dirasa itulah dirinya yang asli.

Insting manusia adalah prolife. Secara natural kita berorientasi pada kehidupan di dunia ini. Tetapi dalam kenyataan kita menemukan ada orang yang memilih kematian sebagai tujuan yang tidak disadarinya. Hal ini dipengaruhi karena ada brainwashing oleh konsep ideologi tertentu. Orang yang memilih kematian sebagai tujuan jelas berbeda dengan orang yang memilih kematian sebagai konsekwensi.

Karena seseorang berorientasi pada kehidupan, maka kerinduan terdalam manusia adalah kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah hasil usaha kita. Kebahagiaan itu suatu keadaan ketika kita berpasrah, menyerahkan diri pada kebahagiaan itu sendiri, ketika kita menyadari realitas.

Sebetulnya kebahagiaan itu ada pada diri kita, tetapi kita tidak menyadrinya. Kalau kita dalam keadaan terluka, kita sendiri yang melukai diri. Gagasan kita, ide kita, dan harapan kita sendiri yang melukai, bukan dunia, bukan orang lain, bukan realitas. Dunia, orang lain, realitas itu baik-baik saja. Kehidupan berjalan seturut hukumnya. Dunia, orang lain, dan realitas bukan sumber masalah. Masalah terjadi ketika gagasan, ide, cita-cita, dan harapan tidak sesuai dengan realitas.

Langkah menggapai kebahagiaan:
1. mendiagnosa apa penyebab ketidakbahagiaan
2. Menelusuri apa yang menyebabkan perasaan negatif itu muncul
3. memahami perasaan tersebut dan menerimanya
4. jangan mengidentikkan diri dengan perasaan-perasaan itu
5. Pikirkan bagaimana mengubah diri sendiri.

Perlu diketahui juga bahwa kebahagiaan tidak disejajarkan dengan perasaan tidak bersalah. Kebahagiaan itu melampaui gejala perasaan senang. Kebahagiaan itu semacam kondisi ketika kita memahami dan menerima segala realitas. Kita tidak perlu tidak bahagia karena alasan kesedihan, kekecewaan, kesusahan, dan hal negatif lain. Kita bahagia.... ya bahagia saja. Perasaan negatif bisa berubah menjadi bahagia karena kita menyadarinya. KESADARAN!!

(Ch. Enung Martina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar