Sabtu, 15 Agustus 2015

PERJALANAN 9: ST. ANTONIO PADOVA


PADUA, dikenal sebagai Padova di Italia. Padua merupakan kota tertua di Italia Utara. Kota ini diyakini berdiri pada  abad ke-12 SM oleh penguasa Trojan (Troya-Yunani). Padua sudah pasti sarat dengan sejarah yang membentuknya.  Sebagai kota tertua, tentunya Padua kaya akan kisah dan peninggalan sejarah, di antaranya Galileo Galilei yang pernah menjadi dosen di Universitas Padua yang berusia hampir 800 tahun; ahli sejarah Livy yang lahir di kota tersebut; serta Santo Antonius, seorang pastor dari ordo Fransiskan yang terkenal akan kotbah-kotbahnya yang kuat. Basilica di Sant'Antonio (tempat istirahat dari St. Anthonius) merupakan salah satu  situs sejarah terkenal dan  tertua di Eropa (1222). Selain itu ada juga Kapel Scrovegni yang dibangun pada abad ke-13.
Untuk masa sekarang Padua merupakan salah satu comune di wilayah Veneto, Italia Utara, tepatnya timur laut. Kota ini dialiri dua sungai besar yaitu  Sungai Bacchiglione dan Sungai Brenta. Memang, kota ini masih kalah populer dengan Venezia, yang berada tidak jauh dari Padova (lebih kurang 40 Km). Tapi soal potensi wisata, Padova tak kalah memesonanya. Bagi penggemar sepak bola Calcio San Paolo Padova  merupakan klub sepak bola dari kota Padua. Pemain terkenal dari Padua adalah Francesco Toldo , yang lahir di sini, dan Alessandro Del Piero , yang memulai karir profesionalnya di Calcio Padova .
Kami mengunjungi kota ini pada hari ke-7, tepatnya hari Minggu, tanggal 21 Juni 2015. Kami tiba di Padua disambut dengan hangatnya matahari bulan Juni. Kami bermakssud untuk mengikuti perayaan ekaristi di Basilica St. Antonio Padova.
Apa hubungannya Kota Padua dengan napak tilas Santa angela? Rupanya Santa Angela semasa hidupnya juga pernah pergi mengunjungi kota ini, tentunya untuk berdoa di Basilika Santo Antonius Padua yang terkenal itu. Seperti kita ketahui bahwa Angela itu seorang anggota Fransiscan ordo ke-3. Sudah pasti tempat itu merupakan tempat yang penting bagi Angela.  Mari kita mengenal sedikit  wisata rohani di kota ini!

Basilika Santo Antonius Padua
Pada masa Santo Antonius, di tempat ini awalnya berdiri sebuah gereja kecil bernama Santa Maria Mater Domini, yang pada akhirnya disatukan ke dalam bangunan Basilika. Bagian bekas gereja kecil ini sekarang bernama Chapel of the Black Madonna. 
Basilika ini memiliki altar yang dihiasi pahatan dan relief bergaya rennaisance karya seniman master Donatello. Di dalamnya terdapat tempat penyimpanan relikwi dari Santo Antonius dan beberapa santo lainnya. Setidaknya lima juta peziarah dari berbagai penjuru dunia mengunjungi gereja ini setiap tahunnya.

Pembangunannya dimulai pada tahun 1232, tepat satu tahun setelah Santo Antonius wafat, dan rampung pada tahun 1301 setelah melalui beberapa tahapan renovasi di atas tiga konstruksi. Basilika yang ada saat ini merupakan bangunan yang berdiri di atas 3 konstruksi sebelumnya dalam kurun waktu 70 tahun, mulia tahun 1238-1310.

Di dalam Gereja terdapat 3 tempat yang menyimpan relikwi dari Santo Antonius dan Santo-santo yang lainnya. Yang menjadi bagian paling penting adalah tempat yang menyimpan relikwi lidah dari St. Antonius sendiri yang masih utuh sampai saat ini.
Makam dari St. Antonius yang disebut sebagai tabut dari awalnya, berada di altar dari kapel yang bernama Chapel of the tomb of St. Anthony. Pada awalnya jenazah St. Antonius berada di Kapel St. Maria Mater Domini (yang sekarang disebut Chapel of the Black Madonna) mulai dari tahun 1231 sampai 1263. Kemudian dari tahun 1263 sampai 1310 jenazahnya berada di bagian tengah Basilika di bawah altar utama. Lalu sampai akhirnya mulai dari tahun 1350 – sekarang dipindahkan ke dalam kapel yang sekarang ini disebut sebagai Chapel of the tomb of St. Anthony.

Kami mengikuti perayaan ekaristi di sini dari pukul 11.00 sampai pukul 11.45. pada hari Minggu setiap jam di basilika ini diselenggarakan ekaristi kudus. Misa diselenggarakan dalam bahasa Italia. Namun, keuntungan dari Gereja Katolik adalah tata cara liturgi yang sama di seluruh dunia, sehingga meskipun bahasa pengantar menjadi kendala, kami tetap bisa mengikuti perayaan itu dengan baik. Selama kami mengikuti ekaristi, pengunjung yang keluar dan amsuk untuk berdoa di dekat makam Santo antonius tak henti mengalir. Mereka berjalan dengan tenang, tanpa menganggu perayaan ekaristi yang sedang berlangsung.
Sepanjang mengikuti perayaan ekaristi di basilika ini, saya merasakan bahwa gereja kuno ini auranya memang lain. Tatkala berdoa itu rasanya berbeda. Karena saya sedang belajar meditasi, saat berdoa saya berusaha menerapkan metode meditasi tersebut. Berdoa di basilika ini ketika saya memadukan cara ini, aliran energi yang saya rasakan adalah hangat di dalam tubuh, tetapi hawa di sekitar saya dingin, serjuk menyegarkan.

Usai perayaan misa, giliran  kami untuk mengantri mendekati makam tersebut. Antrian berjalan perlahan dalam tenang. Beberapa orang meletakkan foto dan kertas ujud doa di altar dekat makam tersebut. Kami tidak tahu hal itu, jadi kami tak menyiapkan hal seperti itu. Saat  sedang mengantri, kami berpapasan dengan rombongan lain dari berbagai bangsa. Ketika saya melihat kiri dan kanan, tiba-tiba ada seorang perempuan Asia tersenyum kepada saya seolah sudah mengenal saya. Saya pun membalas senyumnya. Dia lantas menyapa saya denagn bahasa yang saya tak mengenalinya. Namun, ketika saya simak rupanya itu bahasa Thailand. Perempuan itu menyangka saya orang Thailand juga. Saya jawab dalam bahasa Inggris bahwa saya dari Indonesia. Namun, rupanya ia kurang memahami bahasa Inggris. Jadi kami hanya saling melempar seyum persahabatan saja.

Kisah  Santo Antonius Padua


St. Antonius lahir di Lisbon pada tahun 1195 dari sebuah keluarga bangsawan yang kaya dan terhormat. Orang tuanya mengirim dia studi untuk berharap suatu hari kelak anaknya akan menjadi seorang magister atau uskup. Ia kecewa dengan rencana orangtuanya yang sangat ambisius  agar kelak anaknya menjadi orang terkenal. Antonius kecil yang menerima nama baptis Ferdinand, sangat rajin berdoa. Sebuah lukisan yang melegenda menceritakan kepada kita kekuatan yang dimilikinya karena doanya : suatu hari sementara dia sedang berdoa di Katedral Lisbon, dia mengusir setan dengan membuat tanda salib di atas lantai.
Pada usia 11 tahun kedua orangtuanya meninggal dunia sehingga Fernando menjadi yatim piatu. Ia diasuh oleh pamannya yang sangat memanjakannya. Ketika usianya mencapai 13 tahun, setelah doa yang panjang dan refleksi yang sangat serius, ia memutuskan untuk masuk biara. Pada usia 15 tahun, Fernando merasa terpanggil untuk menjadi seorang imam. Meskipun pamannya menentang dengan keras keinginannya, toh pada akhirnya Fernando diijinkan juga masuk biara.  Dia meninggalkan istananya yang kaya dan pergi ke biara Santo Vincent. Di dalam ordo ini Antonius mendapatkan pendidikan intelektual yang sangat baik sehingga dia menjadi salah seorang religius yang sangat pandai di daratan Eropa pada permulaan abad ke 13. Namun kehidupan di dalam biara di situ tidak mendukung kehidupan Antonius. Maka dengan ijin superiornya, dia meninggalkan biara tersebut dan menuju ke biara St. Agustinus yang penuh kedamaian di Coimbra, Portugal. Di situ dia melanjutkan studinya dengan intensif sampai berumur 25 tahun dan pada saat itu dia telah ditahbiskan menjadi imam. Sembilan tahun di Universitas Coimbra, Fernando belajar dengan tekun. Ia menjalin persahabatan dengan para pengikut St. Fransiskus dari Asisi.

Kemudian Fernando memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Fransiskus Asisi (OFM = Ordo Saudara-saudara Dina) dengan tujuan agar dapat segera ditugaskan ke Maroko, supaya ia pun juga dapat menjadi saksi sekaligus martir Kristus seperti para martir yang lain. Fernando diterima di Ordo Fransiskus dengan nama Antonius. Sayang sekali, begitu tiba di Maroko, Antonius jatuh sakit sehingga terpaksa pulang kembali.  

Sembilan tahun lamanya Antonius berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta Italia. Ia seorang pengkhotbah yang ulung. Kemana pun ia pergi orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan khotbahnya. Menurut legenda, bahkan ikan-ikan di danau pun bermunculan  keluar untuk mendengarkan khotbahnya.

Antonius begitu bersemangat dalam mewartakan Injil, sehingga ia sering lupa makan dan kurang istirahat. Karena itu ia jatuh sakit dan meninggal dunia di Arcella, dekat Padua, pada tanggal 13 Juni 1231, dalam usia 36 tahun. Setahun kemudian, ia dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Gregorius IX. Pesta St. Antonius dirayakan tanggal 13 Juni.

Kita mengenal beliau sebagai santo yang dimintai doanya bila ada barang yang hilang. Mengapa bisa begitu? Nah, ini kisah dibaliknya! Santo Antonius diangkat menjadi santo pelindung barang-barang yang hilang atau pun dicuri karena pengalaman hidupnya. St. Antonius mempunyai sebuah buku Mazmur yang sangat berarti baginya. Dalam buku Mazmurnya itulah ia mencoretkan catatan-catatan atau komentar-komentar yang dipergunakannya untuk mengajar murid-muridnya di Ordo Fransiskus. Seorang novis (yaitu seorang biarawan yang sedang menjalani masa percobaan) mulai bosan dengan kehidupan religius biara, karenanya ia memutuskan untuk melarikan diri. Ia pergi dengan membawa serta buku Mazmur St. Antonius! Ketika St. Antonius menyadari bahwa bukunya telah hilang, ia menjadi sangat sedih. St. Antonius berdoa dengan sangat agar buku Mazmurnya segera diketemukan atau dikembalikan kepadanya. Tuhan menjawab doa St. Antonius. Novis yang telah mencuri bukunya itu merasa tidak tenang jiwanya, sehingga akhirnya ia mengembalikan buku Mazmur itu kepada St. Antonius. St. Antonius memaafkan segala perbuatannya. Novis itu bahkan diterima kembali di biara. Begitu ceritanya!

  
Prato della Valle


Saat kami akan menuju Basilika Santo antonius Padua, kami diajak melewati sebuah taman berumput hijau yang luas. Rupanya nama taman itu adalah Prato della Valle (“padang rumput dari pebukitan). Prato della Valle memiliki luas 90 ribu meter persegi, berbentuk lingkaran elips dan termasuk salah satu taman terluas di Eropa dan terluas di Italia.
Taman ini dikelilingi parit yang dialiri air sehingga mengesankan sebagai sebuah pulau di tengah laut. Ada empat jembatan sebagai penghubung taman dengan jalan utama. Mulai dibangun pada tahun 1636 dengan didanai oleh sekelompok bangsawan asal Venezia dan Veneto, awalnya tempat ini dibuat sebagai tempat pertarungan antar penunggang kuda. Sementara di sekelilingnya berdiri megah puluhan patung. Salah satunya adalah patung Andrea Memmo, dianggap sebagai pendiri kota Padua.
Saat kami lewat di taman itu, banyak sekali orang sedang berekreasi, keluarga, muda-mudi berpasangan, dan orang-orang tua. Mereka asyik menikmati hangatnya udara musim panas di tengah hamparan rumput hijau yang diselingi pohon-pohon. Keindahan taman itu yang menimbulkan suasana romantis sehingga banyak digunakan untuk mengambil foto preweding.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar