Sabtu, 27 Oktober 2018

INTEGRITAS SEORANG GURU



Saat ini saya berada di kolam renang Damai Indah Golf, BSD. Melihat anak-anak remaja dengan otot yang baru tumbuh dengan  badan mereka yang tinggi dan canggung. Mereka berenang sambil bersenda gurau. Nampak keakraban di antara mereka. Mereka adalah masa depan. Gizi yang baik akan membuat merak bertumbuh baik secara fisik. Didikan yang baik akan membuat karakter mereka juga terbentuk dengan baik. 


Ada hubungan erat antara bertumbuhnya fisik dan juga karakter mereka. Karakter yang kuat akan mampu menjadikan mereka menjadi pribadi dengan integritas tinggi. Saya membahasakan integritas sebagai jati diri. Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan yang dimiliki. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan  kebenaran dari tindakan seseorang. Ada kesinambungan antara tindakan dan kata-kata. Ada  konsistensi antara perkataan dan tindakan dengan  nilai hidup dan prinsip.
Nampak, ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia  dengan banyak wajah dan penampilan yang  disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya. Pimpinan yang berintegritas  dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi  tindakannya. Guru adalah seorang pemimpin. Maka integritas bagian dari pribadi seorang guru.

Salah satu nilai yang saya pegang dalam hidup saya adalah kesetiaan. Kesetiaan dalam  dalam melakukan sesuatu. Kesetiaan pada pilihan. Pilihan membawa seseorang pada komitmen untuk menjalaninya. Terus dan tanpa bosan. Itulah kesetiaan.

Sebagai pendidik kita bekerja berhadapan dengan banyak pribadi yang dipercayakan menjadi anak didik kita. Kesetiaan mendampingi dan mendidik mereka merupakan bagian dari yang semestinya kita lakukan. Kita dituntut untuk tabah dan sabar juga dalam menghadapi mereka. Kesabaran merupakan bagian dari kesetiaan. Kesetiaan bagian dari integritas. 

Dalam perekonomian kita mengetahui pergerakan mata uang, entah itu naik atau turun, selalu berada di kisaran titik support dan titik resistance. Titik support adalah titik terendah dari pergerakan mata uang hari itu. Titik resistance adalah titik tertinggi dari pergerakaan mata uang. Jika mata uang bergerak naik maka selalu berada di bawah titik resistance, sebaliknya jika bergerak turun maka selalu berada di atas titik support.

Demikian pula dengan integritas kita! Tiap hari integritas kita naik dan turun.
Yang menjadi titik support dan resistancenya adalah titik benar dan titik salah.
Kadang kita bergerak melawan integritas kita, tetapi sering juga bergerak mengikuti integritas kita.


Teori berikutnya mengatakan bahwa jika kita sudah menembus titik pertama maka kita juga akan menembus titik kedua, ketiga, dst. Lalu kemudian stabil sesuai dengan kekuatan pasar. Jika perjalanan atau keputusan kita sesuai dengan integritas kita, atau menembus titik benar, maka kita akan menembus titik benar berikutnya...sehingga semakin lama integritas kita akan semakin kuat. Sebaliknya jika titik salah yang kita tembus, maka kita akan menembus titik salah beriktunya....dan akhirnya kita kehilangan integritas atau jati diri kita.


Saya tidak tahu pilihan Anda. Apakah Anda memilih mempertahankan integritas atau membiarkan nafsu anda mengubah jati diri Anda. Diri kitalah yang tahu hal ini. Integritas yang kita pertahankan dengan hidup kita akan dibalas setimpal sesuai dengan perjuangan kita. Jadi...untuk teman – teman yang berjuang untuk tetap berintegritas di tengah dunia ini yang terkadang bertentangan dengan integritas, tetap maju dan berjuang. Pertahankan integritas diri kita. Pencipta Semesta tidak tidur. Tetaplah menjadi guru yang berintegritas! (Ch. Enung Martina)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar