Qasr el Yahud
Sungai
Yordan merupakan tempat yang tak luput dari perhatian para wisatawan Indonesia.
Sungai Yordan menjadi bagian dari batas Israel dan Yordania. Sungai ini menjadi
penting dalam kepercayaan nasrani karena dulu kala Yesus dikabarkan dibaptis di
sana.
Merunut pada pranala yang saya cari dari mesin pencarian
internet membawa saya pada beberapa informasi tentang sungai ini.
Tahun 2011, Israel secara resmi membuka situs Qasr el-Yahud
di tepi barat Sungai Yordan. Situs ini sempat ditutup selama puluhan tahun. (INILAHCOM)
Tempat ini merupakan tempat bangsa Israel melintasi Sungai
Yordan, dan Elia diangkat ke sorga dalam Perjanjian Lama Kitab Raja-raja. Qasr el Yahud (Arab: قصر اليهود;
juga Kasser/Qasser al-Yahud/Yehud dll; artinya "Istana Yahudi")
adalah nama resmi tempat baptis di Lembah Sungai Yordan di Tepi Barat. Di bawah
pendudukan Israel, situs dan fasilitas tersebut diurus oleh Administrasi Sipil
Israel dan Kementerian Pariwisata Israel sebagai bagian dari taman nasional.
Tempat tersebut adalah bagian barat dari situs tradisional
pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis (Matius 3:13-17), Al-Maghtas, sebuah
nama yang dulunya dipakai untuk tempat ziarah pada kedua sisi sungai tersebut.
Tempat tersebut juga secara tradisional dianggap merupakan tempat bangsa Israel
melintasi Sungai Yordan, dan Elia diangkat ke sorga.
Sungai Yordan ini adalah suatu sungai di Asia Barat Daya yang
berhulu di utara Israel dekat Kibbutz
Sede Nehemya dan mengalir lewat Laut Galilea ke Laut Mati. Sungai itu
merupakan sebagian batasan antara Israel dan Yordania. Di sebelah utara Danau
Galilea adalah daerah masuk Sungai Yordan di dalam perbatasan Israel. Sungai
ini membentuk batas barat dengan Dataran Tinggi Golan. Di sebelah selatan
danau, sungai ini membentuk perbatasan antara Kerajaan Yordania (di sisi timur)
dan Israel serta Palestina (di sisi barat).
Sungai ini menurun drastis pada aliran sepanjang 75 kilometer
ke arah Danau Hula, yang terletak sedikit di atas permukaan laut. Keluar dari
danau itu, sungai ini turun lagi sekitar sepanjang 25 kilometer ke Danau Galilea.
Bagian terakhir lebih landai, sehingga alirannya melambat sebelum memasuki Laut
Mati, sekitar 422 meter di bawah permukaan laut, di mana tidak ada muara lagi.
Dua anak sungai utama masuk dari arah timur di bagian terakhir ini adalah
Sungai Yarmuk and Sungai Zarqa.
Perbatasan antara Israel dan Yordania ditandai oleh
serangkaian floaters kuning seperti yang digunakan untuk menandai jalur dalam
kompetisi renang.
Sungai ini memiliki makna penting dalam Yudaisme (Yahudi) dan Kekristenan sebagai tempat bangsa Israel
melintasi ke "Tanah Perjanjian", yaitu Tanah Kanaan. Juga, tempat
Yesus Kristus dari Nazaret dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, menurut catatan
Alkitab.
Ini adalah tempat yang menarik karena 10 tahun lalu saya
mengunjungi tempat Yesus dibaptis bukan di sini, melainkan yang disebut
Yardenit. Itulah wisata, meski itu rohani sekalipun orang bisa saja mengklaim
ini dan itu. Namun, bagi saya tempat bukan hal terlalu penting, melainkan
peristiwa dan makna di baliknya jauh lebih penting. Segera setelah tiba, kami merasakan
sergapan hawa panas yang menerpa kami.
Situs ini bagus, ada banyak ruang kosong yang menghadap ke
sungai, dan pengujung bisa turun ke sungai. Ada dek kayu dengan pegangan tangan
ke bawah ke anjungan bawah air. Situs ini telah direnovasi dan dibersihkan,
dengan banyak ruang dan naungan untuk
orang-orang Kristen dan non-Kristen yang ingin mengunjunginya. Bagi rombongan
ada tempat untuk berkumpul dan berbicara, beribadah, atau melakukan
pembaptisan. Baju pembaptisan putih
disediakan bagi mereka yang membutuhkan. Kami melihat satu kelompok dibaptis
oleh seorang pendeta dan kelompok lain
membaptis diri mereka sendiri. Saya tidak turun hanya mencelupkan tangan dan
mengambil air ke botol untuk kenang-kenangan. Airnya dingin, berlumpur, dan keruh
kekuningan.
Berbicara tentang air di sungai ini, Mr. Shadi menyarankan
untuk tidak menggunakan air ini karena memang kotor. Sebuah kelompok lingkungan
gabungan Palestina-Yordania-Israel, EcoPeace,
telah mengklaim bahwa air di Qasr el Yahud di Lembah Yordan—tempat yang
diyakini Yohanes Pembaptis membaptis Kristus ini—begitu kotor sehingga para
peziarah sebenarnya tidak disarankan untu mandi di dalamnya. Namun, peringatan
itu tak banyak dihiraukan para peziarah karena begitu banyak rombongan yang
melakukan upacara baptis di sungai ini.
Saya tertarik dengan berbagai kelompok yang berkumpul dan
tradisi atau upacara mereka yang berhubungan dengan pembaptisan atau ritual pembaptisan
di Sungai Yordan. Namun, terlepas dari keramaian, kelompok saya dapat berkumpul
dan masih memiliki momen kami sendiri di sana yaitu mengadakan ibadat singkat,
tanpa merasa terganggu, kewalahan, atau sesak oleh orang atau kelompok lain.
Sejak saya ke Israel 10 tahun lalu pun,saya dikejutkan dengan
ukuran sungai Yordan yang relatif kecil jika dibandingkan dengan Sungai di dunia
yang terkenal seperti Sungai Mekong atau di daerah saya sendiri, Sungai Cisadane.
Yang saya lihat lagi adalah airnya keruh juga seperti sungai daerah pertanian
sehabis mengolah tanah yang ada di Indonesia. Meskipun demikian, itu adalah pengalaman hebat
dan benar-benar layak untuk dikenangkan.
(Ch. Enung Martina:
Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU
yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani
yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang
mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah
melayani, kepada seluruh tour guide,
crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)
Thanks for share, sukses terus,.
BalasHapusKunjungi juga http://bit.ly/31mkO9S