KOLAM
BETESEDA
Di komplek Gereja Santa Anna Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh. [Mereka menantikan guncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan mengguncangkan air itu; siapa saja yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah guncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun penyakitnya.] – (Yoh 5:2-4). Di kolam itulah Yesus menyembuhkan seseorang yang sudah lumpuh selama 38 tahun (bdk. Yoh 5 : 5-9).
Di komplek Gereja Santa Anna Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh. [Mereka menantikan guncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan mengguncangkan air itu; siapa saja yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah guncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun penyakitnya.] – (Yoh 5:2-4). Di kolam itulah Yesus menyembuhkan seseorang yang sudah lumpuh selama 38 tahun (bdk. Yoh 5 : 5-9).
Mengapa Yesus pergi ke kolam Betesda
? Konon kolam itu adalah tempat kafir (orang-orang yang percaya dewa-dewi) yang
dipersembahkan kepada Aesculapius, dewa kesehatan. Ada banyak cerita yang
mengatakan bahwa sesewaktu orang-orang sakit memperoleh kesembuhan di kolam
itu. Orang-orang Yahudi yang saleh, tersinggung karena penyembuhan terjadi di
tempat orang kafir. Namun, mereka menegaskan bahwa orang-orang disembuhkan bukan
oleh Aesculapius, tetapi oleh malaikat Tuhan.
Orang-orang Yahudi yang tidak
terlalu religius pergi ke sana untuk memperoleh penyembuhan (dianggap sebagai
orang yang mencari penyembuhan dari dewa orang kafir). Yesus juga pergi ke
sana, tetapi Ia pergi untuk mencari orang-orang berdosa yang ingin
diselamatkan.
Rasul Yohanes mencatat bahwa di situ
selalu ada orang-orang sakit (Yohanes 5:2-3) yang mengharapkan kesembuhan dari
air kolam. Adanya keterangan "Malaikat yang menggerakkan air"
(Yohanes 5:3-4) adalah sebuah keterangan yang ditambahkan oleh sang penyalin
Alkitab PB. Menurut dari beberapa penelitian, keterangan tsb disisipkan di waktu
kemudian untuk menerangkan naiknya air secara periodik. Di dekat Gereja Anna
telah digali kembali sebagian kolam itu. Sejak tahun 1961 ditemukan bak-bak
mandi di sebelah Timur kedua kolam itu. Bak-bak mandi itu dipahat pada
tanah-tanah padas. Air dimasukkan ke dalamnya lewat saluran-saluran kecil.
Sejak sebelum zaman Tuhan Yesus melayani di bumi, kompleks kolam Betesda itu
sudah mempunyai sifat sakral dan disakralkan.
Dalam catatan Yohanes, kolam Betesda adalah tempat bagi kumpulan
orang sakit berbaring begitu banyak di situ.Suatu hari Yesus datang ke tempat
itu lalu bertanya kepada salah satu dari mereka, “Maukah engkau sembuh?”Jelas
orang itu ada berbaring di tepi kolam Betesda dengan satu tujuan yaitu karna ia ingin sembuh. Namun, sebelum menyembuhkan orang itu, Yesus
memberikan pertanyaan ini baginya: maukah engkau sungguh-sungguh disembuhkan?
Pertanyaan ini penting: apakah engkau sungguh-sungguh mau
disembuhkan? Apakah engkau
sungguh-sungguh mau diubahkan?
Hidupnya membutuhkan satu transformasi total.Itulah artinya
pertanyaan Yesus. Kalau engkau sungguh-sungguh mau sembuh maka engkau tidak
lagi menjalani hidupmu yang lama dan lifestyle
baru dalam hidupmu akan berubah total. Maukah? Alkitab berkata, di dalam
Kristus engkau adalah ciptaan baru.Yang lama sudah berlalu, jangan hidup
seperti yang dulu lagi. Artinya ketika orang lumpuh sudah sembuh ia harus
seperti orang sehat dengan segala hak dan kewajbannya. Ada konsekwensi saat ia
menjadi orang sehat. Ada beberapa hal kewajiban yang dia penuhi sebagai pribadi
di keluarga juga sebagai bagian dari masyarakat dan juga tentunya agamanya
(Yahudi).
Yesus menyapa orang sakit itu. Yesus
bertanya kepadanya “maukah engkau sembuh?” Dari jawaban si sakit, dia mengakui
akan ketidak berdayaannya. Turun ke kolam senantiasa didahului orang lain. Di samping
itu tidak ada orang yang membantu dan menolongnya. Ketika semua usahanya telah
sia - sia dan tidak ada harapan, dia diajak untuk memfokuskan dirinya kepada
Yesus yang ada di hadapannya. Satu - satu harapannya tinggal pada Yesus yang ada
di depannya. Ketika Tuhan Yesus mengatakan kepadaNya: Bangunlah, angkat tempat
tidurmu dan berjalanlah, ia seperti tersengat oleh kekuatan Ilahi. Ia bangun,
mengangkat tempat tidur dan berjalan. Ajaib sekali. Tiga puluh delapan tahun
tidak pernah berjalan, kini ada kekuatan Ilahi yang menyembuhkan dan memberi
kekuatan untuk berjalan. JIka kolam Betesda tidak bisa memberikan dia anugerah,
tetapi Yesus telah memberikan dia anugerah yang sejati. Kesembuhan dan
sekaligus keselamatan.
Kelumpuhan itu bukan saja
melumpuhkan tubuhnya tetapi akhirnya juga melumpuhkan hasrat hidupnya,
melumpuhkan keinginan dan cita-citanya, melumpuhkan keluarganya. Waktunya hanya
dihabiskan untuk meratapi keadaannya dan terus hanya berpikir bagaimana untuk
sembuh, tanpa berpikir bahwa di dalam sakit kita pun, Tuhan bisa memberi kita
anugerah untuk menjalani hidup dan menjadi berkat.orang lain. Dalam cerita Al
Kitab sudah lumpuh selama 38 tahun, sebetulnya bagi orang ini sembuh tidak
sembuh bukan lagi menjadi persoalan besar, tetapi bagaimana bisa mempunyai
hidup yang lebih berkualitas dan lebih menjadi berkat.
Arti Betesda yaitu rumah anugerah. Namun tidak semua orang
mendapat anugerah di kolam itu. Ada juga yang mendapat anugrah termasuk orang yang sudah tiga puluh delapan
sakit itu. Anugrah yang didapatnya bukan karena terlebih dahulu masuk kolam. Namun, anugrah itu hadir karena perjumpaan
dengan Tuhan. Sampai pada suatu saat dia
berjumpa dengan Yesus yang mampu memberikan dia anugerah yang sejati. Ketika
itu, Yesus singgah di kolam Betesda dan berjumpa dengan orang itu.
Pada jaman Kristus kolam ini masih
berada di luar kota, di luar tembok utara, dekat Gerbang Domba yang merupakan
pintu masuk ke dalam Bait Allah dari arah utara. Pada waktu itu kolam ini
merupakan tempat berkumpul orang sakit, orang timpang dan orang cacat yang
percaya, bahwa air kolam itu mempunyai daya penyembuhan. Kolam ini sekarang merupakan
tempat yang suci bagi orang Kristen, karena disinilah Yesus pernah membuat
mukjizat, yaitu menyembuhkan seorang yang menderita kelumpuhan selama tiga
puluh delapan tahun. Kolam yang telah tertutup reruntuhan selama berabad-abad
ini sebagian besar telah digali kembali oleh para Imam Putih.
Mereka menemukan bahwa kolam ini
bersegi empat dengan panjang 120 meter, lebar 70 meter, dan dalam 8 meter.
Kolam ini dikelilingi oleh serambi pada empat sisinya dan dibagi dua oleh
serambi kelima di tengahnya. Hal ini membenarkan catatan yang diberikan oleh
Injil Yohanes, yaitu bahwa kolam itu mempunyai lima serambi (Yoh 5:2).
Di situ ditemukan lima serambi
(Serambi adalah: teras/ beranda atau selasar yang agak panjang, bersambung
dengan induk rumah). Salah satu serambi itu membelah kolam menjadi dua yang
tidak sama luasnya. Keempat serambi lainnya mengelilingi kolam tersebut.
Sehingga tiang-tiang membentuk lima serambi seperti yang dijelaskan Injil
Yohanes.
Kolam Betesda rupanya juga sudah
disebut dalam Perjanjian Lama. Kolam Betesda disebut dalam Perjanjian Lama
sebagai Kolam Atas, atau dalam bahasa Inggrisnya adalah Upper Pool yang dianggap mengacu pada Kolam Betesda disebut dalam Kitab
2 Raja-raja 18 yang mencatat kejadian dalam zaman pemerintahan Raja Hiskia.
Catatan ini juga terdapat dalam Kitab Yesaya 36.
Yesaya 7:3 juga mencatat nama Kolam
Atas ini, "Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: Baiklah engkau keluar menemui
Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas,
ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu." Sementara dalam Perjanjian Baru,
nama Betesda hanya muncul sekali, yaitu pada Injil Yohanes 5:2-3.
Sejarah mencatat bahwa pada abad
pertama masehi, Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam yang dalam
bahasa Ibrani di sebut Betesda itu ada lima serambinya. Namun ternyata, sampai
abad ke 19 tidak ada bukti diluar Injil Yohanes bahwa kolam ini sungguh ada.
Maka banyak orang mengira bahwa deskripsi Yohanes mengenai kolam itu tidak
dapat diandalkan secara historis.
Di abad 19 akhirnya reruntuhan Kolam
Betesda dibersihkan dan kolam ini terbukti ada. Kini kedua kolam yang
disebutkan dalam Injil Yohanes, yaitu Kolam Betesda dalam Yohanes 5:2 dan Kolam
Siloam dalam Yohanes 9:7 sudah berhasil diidentifikasi. Dalam penggalian,
mereka menemukan bahwa kolam ini berbentu segi empat dengan panjang 120 m,
lebar 70 m dan dalam 8 m. Kolam ini dikelilingi oleh serambi pada empat sisinya
dan dibagi dua oleh serambi kelima di tengahnya. Kolam Betesda ternyata memang
memiliki lima serambi yang tidak tersusun dalam bentuk pentagon. Kolam ini
terdiri dari empat serambi yang tengahnya dipisahkan oleh satu serambi sehingga
membentuk lima serambi.
Demikianlah apa yang tercatat dalam
Al Kitab ternyata bisa dibuktikan secara historis dan juga lokatif.
Menjadi catatan untuk kita bahwa:
dalam Injil Yohanes taka da catatan tentang reaksi orang lumpuh yang
disembuhkan tersebut. Tidak ada respons berterima kasih, tidak ada respons
bersyukur, tidak ada respons dia memuliakan Allah. Orang-orang Farisi menegur
dia kenapa pada hari Sabat dia membawa tilamnya, Orang ini menjawab, “Aku
disuruh mengangkat tilam ini oleh orang yang menyembuhkan aku.”Siapa orang
itu?Tidak tahu.Aku tidak kenal. Baru kemudian di Bait Allah ia mengenal Yesus
yang telah menyembuhkannya. Yesus pula mengingatkan dia: “Engkau telah sembuh,
jangan berbuat dosa lagi supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”
(Yohanes 5:14).Yesus mengingatkan dia, jangan sampai hidupnya nanti lebih buruk
daripada sebelumnya.
Menjadi refleksi untuk diri saya, yang
dilakukan oleh orang lumpuh itu terkadang juga kita lakukan: respons yang tidak
sesuai atas anugrah hidup yang kita terima. Seolah hidup yang kita terima
memang harus demikian adanya. Sesuatu yang sudah selayaknya dan seharusnya. Karena
itu, respon kita terhadap kehidupan adala; kurang bersyukur, tidak menyadari
apa yang terjadi.
Sumber:
www.sarapanpagi.org/kolam-kesembuhan-paganisme-helenistik-betesda-vt10326.html(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani, kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga Besar Santa Ursula BSD.)