GEREJA ST. ANNA, YERUSALEM LAMA
Gereja St.Anna dan Kolam
Bethesda, dua situs ini terletak di
Muslim Kuarter kota tua Yerusalem. Tak seberapa jauh selepas Pintu Gerbang
Domba di sebelah kanan kita akan menjumpai pintu masuk dari kompleks gereja
ini. Memasuki kompleks gereja ini kita seperti dibawa ke dalam sebuah lingkungan
kompleks biara, sebuah halaman luas dengan taman yang indah dan di bagian ujung
utara kompleks gereja ini, segera akan kita jumpai reruntuhan Kolam Bethesda
yang disebut dalam Alkitab. Namun, untuk tulisan ini kita fokus pada Gereja
Santa Anna saja.
Rombongan St. Ursula BSD di G. St Anna
Gereja Santa Anna (Ibrani: כנסיית
סנטה אנה; Bahasa Latin: Ecclesia S. Anna) adalah sebuah gereja Katolik Roma,
yang terletak di awal Via Dolorosa, dekat gerbang Domba atau Gerbang Singa, Lions Gate di kawasan Muslim kota lama
Yerusalem.
Sebuah Basilika Bizantium
dibangun di atas reruntuhan bangunan gereja lama pada abad ke-5. Dihancurkan sebagian oleh orang Persia pada 614. Kemudian dibangun kembali pada masa pemerintahan Baudouin I. Lalu pada masa Perang Salib dibangunlah gereja kecil, yang disebut Moustier. Gereja ini kemudian dibangun di atas perpanjangan dari
kolam Bethesda bagian utara.
Selama pemerintahan Kerajaan
Islam, pada tahun 1192 gereja ini
sempat dijadikan sekolah Islam (Madrasah). Akhirnya
komplek itu diperbarui, tetapi
peziarah Kristen hanya diijinkan masuk sampai bagian depan saja setelah
membayar biaya. Pada 1856, atas dukungan Perancis, Sultan Utsmaniyah Abdülmecid
I memberikannya kepada Napoleon III. Lalu
bangunan itu dipugar dan direnovasi dengan
mempertahankan keasliannya.
Dibangun kembali antara 1131
hingga 1138 untuk menggantikan gereja
Bizantium sebelumnya dan tak lama kemudian diperbesar beberapa meter. Gereja merupakan
salah satu bangunan lama dengan arsitektur Romawi. Basilika tiga lorong ini
menggabungkan langit-langit dan pilar
lintas kubah, garis yang jernih, dan interior yang sederhana. Nave atau bagian
tengan ruang gereja dipisahkan dari lorong lateral yang lebih rendah dengan
arcade (lorong beratap) melengkung.
Altar dibuat tinggi, dirancang oleh
pemahat Perancis Philippe Kaeppelin yang menggabungkan banyak adegan atau
peristiwa Kitab Suci yang berbeda. Di depan altar digambarkan kelahiran Yesus
(kiri), Yesus diturunkan dari salib (tengah), dan pemberitaan (kanan). Di
lorong selatan adalah tangga menuju ke ruang bawah tanah, di sana ada sebuah gua yang diyakini oleh tentara salib menjadi
tempat kelahiran Maria. Sebuah altar yang didedikasikan untuk Maria terletak juga
di sana. Basilika Bizantium sebagian membentang di atas dua cekungan air,
secara kolektif dikenal sebagai kolam Bethesda, dan dibangun di atas
serangkaian dermaga, salah satunya masih berdiri utuh sampai saat ini.
Gereja Santa Anna merupakan
situs peninggalan era perang salib yang dibangun pada tahun 1142. Bagian
bawahnya ada kapel yang dimanfaatkan sebagai tempat memperingati peristiwa
lahirnya Bunda Maria. Interior bangunan gereja St. Anna terbuat dari batu yang
keras dan akustik yang luar biasa bagusnya . Bangunan ini menjadi contoh yang
baik dari arsitektur abad pertengahan.
Karena gereja tersebut
dirancang dengan akustik yang baik, maka di dalam gereja Santa Anna, para
peserta tour biasanya bernyanyi bersama. Kualitas tata suara dalam gereja ini
tiada duanya. Para peserta ziarah pasti penasaran untuk membuktikannya. Maka
kami, rombongan besar St. Ursula BSD pun menyanyikan lagu ‘Ya Namamu Maria’
denagn kompak di altar gereja itu.
Gereja ini panjangnya 34 m
dan lebarnya 19.50 m. Pada tahun 1954, Para Imam Putih (White Fathers): The Society of the Missionaries of Africa
(White Fathers) was born in Algeria, founded in 1868
by Cardinal Charles
Lavigerie, Archbishop of Algiers, berhasil merenovasi gereja
ini dan mengembalikan bentuk aslinya. Di
bagian bawah gereja terdapat kapel untuk memperingati kelahiran Bunda Maria.
Menurut sebuah kitab apokrip yang dikenal dengan nama Proto-Injil St. Yakobus,
St. Perawan Maria konon dilahirkan di dekat Bait Suci di Yerusalem. Nah, tempat
yang dimaksud merujuk ke tempat ini. Karena temapt ini juga dekat dengan Bait
Suci.
Siapa
St. Anna?
St.Anna dan St.Yoakim adalah
orangtua Santa Perawan Maria. Mereka hidup rukun, taat beribadah kepada Tuhan
dan melakukan banyak perbuatan baik. Namun demikian, ada satu hal yang membuat
mereka sedih; Tuhan belum memberi mereka seorang anak pun.
Selama bertahun-tahun, Anna
memohon kepada Tuhan untuk memberinya anak. Ia berjanji untuk mempersembahkan
anaknya itu kelak kepada Tuhan. Ketika sudah lanjut umurnya, Tuhan menjawab doa
Anna dengan cara yang amat luar biasa, yang bahkan tidak pernah terbayangkan
olehnya.
Anak yang lahir bagi St.
Yoakim dan St. Anna adalah Santa Perawan Maria Immaculata (=yang Dikandung
Tanpa Dosa). Perempuan yang paling kudus di antara semua perempuan ini akan
menjadi Bunda Allah. Anna merawat Maria kecil dengan penuh kasih sayang selama
beberapa tahun. Kemudian dipersembahkannya puterinya itu kepada Tuhan, seperti
yang telah dijanjikannya. Maria tinggal di Bait Allah di Yerusalem.
Yoakim dan Anna melanjutkan
kehidupan mereka dengan berdoa hingga tiba saatnya Tuhan memanggil mereka
pulang ke rumah Bapa di surga. Umat Kristiani senantiasa menghormati St.Anna
secara istimewa. Banyak gereja indah dibangun untuk menghormatinya.
Menggali
Spritualitas St. Anna dan St. Yoakim, Ibu dan Ayah Bunda Maria
Banyak ibu dan nenek dapat
mengidentifikasi diri mereka dengan Santa Anna, ibunda St. Maria dan nenek dari
Yesus. Menurut tradisi, istri dari Santo Yoakim ini, menjembatani Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru. Anna berasal
dari keluarga Daud dan hidup di Betlehem.
St Yoakim dalam bahasa
Inggris ditulis Joachim, Ibrani : יְהוֹיָקִים Yəhôyāqîm, Yunani Ἰωακείμ
Iōākeím, bermakna "dia yang telah mendirikan YHWH" atau diartikan
“persiapan bagi sang Juruselamat” . St
Yoakim digambarkan sebagai seorang pria kaya dan saleh, yang secara teratur
memberikan kepada orang miskin dan kepada
sinagoga di Sepforis, adalah kota
yang terletak di bagian tengah kawasan Galilea, sekitar 6 kilometer di sebelah
utara Nazaret, di wilayah Israel modern.
Anna adalah nama versi Yunani dan Latin dari nama Ibrani חַנָּה (Channah) yang
berarti "mendukung" atau "rahmat" atau “Berkat” . St. Anna dalam bahasa Inggris di tulis Saint
Anne (juga dikenal sebagai Ann atau Anna, dari bahasa Ibrani Hannah חַנָּה,
yang berarti "mendukung" atau "kasih karunia/ rahmat").
Anna mandul sebelum diberitahukan oleh malaikat bahwa satu-satunya anak
perempuan akan dilahirkan olehnya di usianya yang sudah tua. Anak itu harus
dikuduskan bagi TUHAN, tinggal dalam kanisah, dan pada akhirnya akan membawa
Putera Allah, sang Juruselamat – lewat rahimnya. Anna ( Arab : Hannah) juga
dihormati di Islam , diakui sebagai seorang wanita yang sangat spiritual dan
sebagai ibu dari Siti Mariam .
Kehidupan St. Anna saat muda
tak jauh beda dengan gadis Israel dari kalanagn rakyat biasa pada masanya. Gaya
hidup Anna mencakup juga kerja keras. Rumah keluarga mereka sederhana, dengan
atap datar, dan batu karang dari bebukitan menjadi tembok belakang rumah
mereka. Ia juga mempelajari Hukum (Taurat) dan kitab para nabi serta doa harian
merupakan bagian dari tradisi keluarga mereka. Seperti banyak perempuan muda
lainnya, Anna tentu mempunyai harapan untuk menikah, melahirkan anak, dan juga
merindukan kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan Israel.
Tradisi mengatakan bahwa
orang tua dari Santa Perawan Maria, yang, tampaknya, pertama kali tinggal di
Galilea, datang kemudian untuk menetap di Yerusalem. Imam menolak Yoakim dan
pengorbanannya, karena istrinya mandul. Keadaan
tanpa anak pada zaman itu ditafsirkan sebagai tanda ketidaksenangan ilahi, taka
da berkat Allah pada orang tersebut. Akibatnya Yoakim pergi ke padang pasir dan
ia berpuasa dan melakukan silih selama empat puluh hari. Malaikat kemudian
muncul untuk Yoakim dan Anna menjanjikan kepada mereka seorang anak.
Yoakim kemudian kembali ke
Yerusalem dan memeluk Anna di pintu gerbang kota. Ada kepercayaan kuno bahwa
seorang anak yang lahir dari seorang ibu tua yang telah memberikan harapan
untuk memiliki keturunan ditakdirkan untuk hal-hal besar. Perbandingan ini terjadi dalam Perjanjian Lama dalam kasus
Hannah , ibu dari Samuel. Siklus legenda tentang Joachim dan Anne termasuk
dalam Legenda Emas dan tetap populer di seni Kristen sampai Konsili Trente
membatasi penggambaran peristiwa apokrif.
“Protoevangelium
Yakobus,” (tulisan apokrif : meliputi sejumlah tambahan atas
kitab-kitab pada Alkitab, Protoevangelium menandakan periode sebelum
yang dicakup dalam Injil) mencatat: Namun, ternyata pasangan itu akan lebih
diberkati daripada Abraham dan Sarah, seperti yang diungkapkan Malaikat kepada
Anna ketika dia menampakkan diri kepadanya dan menubuatkan bahwa semua generasi
akan menghormati anak mereka: “Tuhan telah mendengar doamu , dan Engkau akan
mengandung, dan akan melahirkan, dan anak yang dikandungmu itu akan dibicarakan
di seluruh dunia.”
Dalam Protoevangelium
digambarkan bagaimana orang tua Maria, bersama dengan para imam bait suci
memutuskan bahwa dia akan dipersembahkan kepada Allah sebagai Perawan yang
dikuduskan selama sisa hidupnya, dan memasuki pernikahan kudus dengan tukang
kayu Yoseph.
Ada orang yang berpikir
bahwa Maria dilahirkan di Yerusalem, tetapi tinggal di Nazaret juga. Mungkin
saja Anna dan Yoakim mempunyai dua tempat tinggal. Sumber yang dapat dipercaya
(Butler’s Lives of the Saints, Vol. III, hal. 205) memperkirakan bahwa Santa
Anna mempersembahkan Maria dalam kanisah ketika masih kecil dan meninggalkannya
di tempat itu untuk dididik. Seperti sekolah berasrama pada zaman sekarang. Namun hal ini tidak berarti bahwa sang ibu
tidak mendidik Maria di rumah pada waktu-waktu tertentu. Seturut adat-kebiasaan
pada masa itu, Maria akan kembali ke rumahnya di Nazaret ketika dia mencapai
usia siap-nikah, yaitu 14 tahun.
Santo Agustinus dari Hippo menggambarkan kelahiran Santa Perawan Maria
sebagai peristiwa penting kosmik dan bersejarah, dan pendahuluan yang tepat
untuk kelahiran Yesus Kristus. “Dia adalah bunga dari ladang yang menumbuhkan
bunga lili yang berharga di lembah itu,” katanya.
Ada kisah yang mengatakan
bahwa Anna menjadi seorang janda tidak lama setelah kelahiran cucunya. Kita
dapat membayangkan sukacita yang dialami Anna pada waktu “keluarga kudus”
pulang ke Nazaret dari pengungsian di Mesir. Pikirannya juga tentunya dipenuhi
dengan hal-hal indah berkaitan dengan cucunya ini. Walaupun kita tidak
mengetahui kapan tepatnya Anna meninggal dunia. Dalam lukisan religius, ia digambarkan berbaring di tempat
tidur kematiannya sambil dikelilingi oleh Maria, Yesus yang masih anak-anak,
dan anggota keluarga yang lain.
Lukisan-lukisan dan patung-patung
Santa Anna, dan gereja-gereja yang didedikasikan kepadanya dapat ditemukan di
banyak tempat di seluruh dunia. Tradisi mengatakan bahwa selama hidupnya di
dunia, Anna melayani orang sakit dan banyak terjadi mukjizat penyembuhan lewat doa
syafaatnya. Doa dengan perantaraan St Anna banyak didaraskan orang, khususnya di St. Anne De Beaupré dekat Quebec, Kanada, dan juga di gereja-gereja
ritus Timur. Santa Ana adalah orang kudus pelindung para ibu rumah tangga.
Santa Anna juga memberikan
sebuah “model” dari kehidupan sebagai janda yang kudus. Kematian seorang suami
bukanlah akhir dari segalanya. Banyak perempuan yang keberadaannya sebagai
janda justru melihat terbukanya pintu bagi berbagai karya pelayanan yang
sebelumnya tertutup bagi mereka karena memang tidak ada waktu yang tersedia
untuk itu.
Kenyataan bahwa Tuhan Yesus
mempunyai seorang nenek dan kakek menggarisbawahi pentingnya aspek historis
dalam agama Kristiani. Yesus adalah seorang pribadi yang memiliki suatu garis
keturunan yang historis.
Dari kisah Santa Anna ini dan
menjelang tanggal 8 Desember peringatan Bunda Maria Dikandung Tak Bernoda (Maria Immaculata) sebagai anak dari
Santa Yoakim dan Anna, secara khusus kita berdoa memohon berkat Allah
untuk semua orangtua agar mereka terbuka bagi rahmat Allah yang menganugrahkan kehidupan keluarga yang benar di Mata-Nya. Dan
juga memohon rahmat Allah agar memberikan kepada kita rahmat untuk
mempersiapkan dan menjalankan peranan
apa pun yang Allah tentukan bagi kita masing-masing dalam hidup kita. Amin.
Sumber :
( https://id.wikipedia.org/wiki/
(Ch.
Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr.
Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra
Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan,
kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan
Mas Engki yang tak lelah melayani,
kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari
Keluarga Besar Santa Ursula BSD.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar