MENGAPUNG DI LAUT MATI
Kawasan Turis di Laut Mati
Laut Mati disebut
sebagai tempat terendah di dunia, karena berada 429 meter di bawah permukaan
laut. Pantas saja, saat kami menuju arah Yerusalem dari Laut Mati, kami melewati
jalan yang terus naik. Menurut hasil penelitian, karena posisinya yang jauh di
bawah permukaan laut, radiasi sinar ultraviolet, kadar bakteri dan virus di
udara pun lebih rendah. Itu saja sudah memberikan manfaat kesehatan bagi
manusia.Karena memang tidak ada kehidupan di dalamnya.
Berada di tempat terendah di bumi, lebih dari 400 meter di
bawah permukaan laut, Laut Mati menawarkan lebih banyak dari yang diharapkan
oleh para wisatawan. Lumpur hitam yang berlendir adalah obat untuk gangguan
kulit, keasinannya menghasilkan semacam tonik untuk gangguan kronis dari asma
hingga penyakit kulit.juga yang tak kalah penting adalah keindahannya.
Endapan garam di pantai Laut Mati
Dead Sea juga mengandung lumpur yang diyakini memiliki
khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh. Oleh karena begitu tingginya
kepercayaan terhadap manfaat lumpur Laut Mati, lumpur tersebut diproduksi dan
dikemas untuk keperluan kesehatan dan kecantikan kulit. Sehingga tak heran bila
para pemilik modal berani menanam modalnya untuk bisnis kecantikan dan farmasi
dari lumpur Laut mati.
dan kami pun mengapung
Karena itu, tak heran bila kita memasuki kawasan Laut Mati,
termasuk Qumran, saat tiba dilokasi Laut Mati maka kosmetik dan produk
perawatan tubuh yang terbuat dari lumpur Laut Mati ini bisa kita beli di toko
souvenir yang terletak di berbagai gerai di toko juga di hotel. Toko-toko
sekitar kawasan tempat kami menginap lumayan
banyak seperti deretan ruko-ruko juga kafe-kafe untuk duduk-duduk dan
minum-minum. Di situ banyak sekali jenis kosmetik dan produk-produk perawatan
tubuh yang dijual, sampai bingung harus membeli yang mana. Produk-produk itu di
antaranya terdapat produk sabun, masker, lulur, pembersih wajah, hand &
body lotion, dan sebagainya. Harganya pun sangat bervariasi, mulai dari yang
paling murah hingga jutaan rupiah juga ada. Toko tersebut bisa menerima pembayaran dengan mata uang USD
(Dolar Amerika).
Berbicara tentang kesehatan dan kecantikan kulit, Kulit kita
akan terasa menjadi semakin halus karena
garam Dead Sea juga bisa melunakkan kulit mati yang mengeras. Kelembaban
kulitpun terjaga karena garam Laut Mati juga membuat kulit terhidrasi dan
meningkatkan fungsinya pada kulit.
Mengandung kadar garam sepuluh kali lipat lebih banyak
daripada laut lainnya, Dead Sea mengandung Kristal garam yang merupakan sumber
dari berbagai macam mineral. Di antaranya adalah magnesium, kalium, natrium,
belerang, seng, klorida, iodide, kalsium,
zink, iodin, chlorine, chloride, sulfur, sodium, bitumen, bromide, dan
potassium, dan bromide yang memiliki banyak manfaat untuk
tubuh. Selain untuk kesehatan kulit, fungsi yang lainnya adalah dapat
menurunkan tingkat stress dan memperlancar sirkulasi darah.
Ketika mineral Dead Sea yang berupa garam dilarutkan ke dalam
air hangat dengan konsentrasi tinggi, maka sirkulasi darah akan meningkat dan
mendorong proses detoksifikasi racun yang ada di dalam tubuhmu. Berdasarkan
penelusuran yang saya lakukan, masih ada nih manfaat lainnya, yaitu mengurangi
dan menyembuhkan insomnia melalui magnesium yang masuk ke dalam kulit. Selain
itu magnesium bisa juga membuat tidur menjadi semakin lelap dan berkualitas.
Laut Mati dari teras King David Hotel
Selain kandungan di dalamnya, pemandangan Laut Mati juga
mempesona sehingga memberikan kontribusi besar bagi industri pariwisata. Karena
itulah, Laut Mati merupakan sumber pemasukan yang penting bagi ketiga negara.
Israel menghasilkan pemasukan $ 3 Milyar Dollar per tahun dari penjualan
mineral saja. Yordania menghasilkan $ 1,2 Milyar per tahun. Palestina pun
kebagian, yakni $ 918 juta per tahun.
King David Hotel
Laut Mati (Dead Sea) berlokasi di tiga negara, yakni Israel,
Yordania, dan Palestina. Laut Mati sebenarnya merupakan sebuah danau yang
pasokannya airnya berasal dari aliran Sungai Yordan. Mengapa dinamakan Laut Mati? Jawabannya: Tidak ada
hewan maupun tumbuhan air yang sanggup bertahan hidup di air yang kadar
garamnya tertinggi di dunia, 9-10 kali lebih asin daripada air laut biasa.
Karena keasinannya itu, manusia dapat mengapung, tanpa perlu kuatir akan
tenggelam. Yang gak bisa berenang, tidak perlu kuatir tenggelam. Kadar garam
air Laut Mati sekitar 30 % lebih tinggi daripada kadar garam air laut biasanya
yang sekitar 3,5 %. Artinya, di Laut Mati sekitar 10 kali lebih asin
dibandingkan dengan air laut biasa. Sedangkan kadar garam tubuh kita hanya 1 - 2
%. Tidak heran, kita akan terapung ketika berenang di Laut Mati. Karena kadar
natrium (garam) yang sangat tinggi membuat air di laut mati lebih asin daripada
air laut pada umumnya. Bahkan saking asinnya terasa pahit. Jika air laut biasa sudah cukup perih saat mengenai
mata, bisa dibayangkan bagaimana perihnya air dari laut mati bila kena mata?
Jadi pastikan jangan menyelam dan memercikan air saat berenang di sana.
Biru Laut-Mu, Biru Langit-Mu
Laut Mati (atau Laut Asin) adalah danau yang membujur di
daerah antara Israel, Palestina dan Yordania. Di 417,5 m di bawah permukaan
laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi. Laut Mati terletak pada
perbatasan antara Yordania dan bagian barat Palestina, Laut Mati memiliki titik
terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.
salah satu sudut di Laut Mati
Laut Mati adalah daratan terendah di muka Bumi, oleh
karenanya, air Laut Mati tidak bisa mengalir ke mana-mana. Ingat sifat air kan,
yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Karena posisinya tersebut,
setiap harinya sekitar tujuh juta ton air di Laut Mati menguap, menyebabkan tiap
hari air laut ini bertambah asin. Daerah sekitar Laut Mati merupakan wilayah
gurun yang kering dan tandus. Curah hujan sangat rendah, yakni hanya 2-4 kali
dalam setahun. Kita bisa menyaksikan alam gurun yang eksotis dengan
kegersangannya dan keperkasaannya yang menawan.
Dengan berbagai keunggulan dan keunikan Laut
Mati, tak bisa dipungkiri bahwa itu menjadi daya Tarik tersendiri. Dengan
begitu daya Tarik ini terhubung dengan komoditas wisata yang bisa dijual
menghasilkan cuan! Karena itulah, Laut Mati merupakan sumber pemasukan yang
penting bagi ketiga negara.
Seperti yang kita ketahui bahwa Laut Mati hanya mengandalkan
pasokan air dari Sungai Yordan. Sayangnya, populasi manusia yang terus
bertambah dan intensifnya pembangunan menyebabkan aliran air tersebut semakin
berkurang. Permukaan Laut Mati pun semakin menurun dengan cepat. Dikhawatirkan,
Laut Mati akan hilang bertahun-tahun kemudian. Besarnya potensi ekonomi, tentu
membuat keberadaan Laut Mati harus dilestarikan. Ketiga Negara mempunyai
kewajiban untuk memelihara dan melestarikannya.
Menyongsong Sang Surya di Laut Mati
Ada suatu solusi yang dilakukan untuk melestarikan Laut
Mati. Yordania lah yang berinisiatif
menawarkan solusi. (Lha Iyalah, soalnya Israel dan Palestina kan musuhan). Solusi itu adalah mengekstrak dan menyuling
300 juta m/kubik air Laut Merah (wilayah Yordania) setiap tahun. Air murninya
akan digunakan untuk air minum, sisanya dialirkan ke Laut Mati melalui saluran
pipa. Proyek ini dinamakan Red Sea-Dead
Sea Project.
Akhirnya, barulah pada tahun 2013, 3 negara ( yang
bermusuhan seperti kucing dan anjing ini), Israel, Palestina, dan Yordania
akhirnya sepakat untuk membangun jaringan pipa air yang menghubungkan Laut Mati
dengan Laut Merah. Pengerjaan pipa tersebut membutuhkan waktu lima tahun.
Proyek tersebut berpacu dengan waktu karena permukaan air Laut Mati terus menurun dengan cepatnya.
Laut Mati kala pagi
Danau ini dinamakan laut mati karena seperti telah disebutkan
bahwa tidak ada bentuk kehidupan yang
dapat bertahan dalam air garam ini. Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi
dari seluruh laut di dunia. Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap
kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian. Sejak dulu
material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk
mempercantik kulit. Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang
terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi
darah dan dapat membantu kesehatan. Hal ini sudah lama diketahui oleh Raja
Salomo, Cleopatra dan Herodes Agung sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk
memperoleh efek tersebut.
Legenda
Menurut sisi lain, ada legenda yang mengiringi ketenaran Laut
Mati. Demikian legendanya:
Dalam kisah Perjanjian Lama ada dikisahkan pada zaman
Abraham. Abraham mempunyai keponakan yang bernama Luth (Lot). Luth memilih tinggal di tepi sungai agar ternaknya
mendapat makanan dan air. Luth tinggal di dekat sebuah kota pada masa itu
bernama Sodom dan Gomora. Di kota itu ditinggali orang-orang yang tidak
mengenal kbenaran. Mereka hidup dengan perilaku penyimpangan orientasi sexual. Menurut
Perjanjian Lama, tempat tinggal kaum berperilaku menyimpang ini adalah kota
Sodom.
Saat Tuhan akan menghancurkan kedua kota itu, Malaikat Tuhan
memberi peringatan kepada Luth dan keluarganya. Mereka diminta mengungsi. Ada
pesan dari Malaikat, bahwa ketika mereka pergi dari rumah meninggalkan kota dan
menuju ke temat pengungsian dilarang menengok ke belakang. Namun, istri Luth,
Rebeca menengok ke belakang. Maka jadilah perempuan itu tiang garam!
Temuan purbakala hasil penggalian mengungkapkan, kota
tersebut dibangun dekat Laut Mati, di sepanjang perbatasan Israel dan Yordania.
Para arkeolog yang bekerja di wilayah tersebut menemukan bukti telah tejadinya
bencana mengerikan. Kerusakan parah pada rangka manusia yang berhasil digali
menandakan telah terjadinya gempa bumi dahsyat ribuan tahun silam.
Mentari di Laut Mati
Garam Laut Mati bila dihubungkan dengan peristiwa Kitab Suci
: Garam Laut Mati pernah dipakai Yesus dalam perumpamaannya, bahwa
murid-murid-Nya adalah garam bagi dunia. Garam pada jaman Tuhan Yesus adalah
berbentuk sebuah batu asin yang diambil dari Laut Mati. Untuk mengasinkan
masakan batu garam itu dicelupkan kedalam masakan. Kandungan garam dalam batu
dapat habis jika dipakai berulang-ulang untuk memasak sehingga batu itu tidak
dapat dipakai dan harus dibuang. Di dalam Matius 5:13 dikatakan, “Kamu adalah
garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak
ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
King David Hotel
Dalam bahasa Ibrani, Laut Mati adalah "Yam ha-Melaḥ",
berarti "laut garam" atau "Laut Asin". Istilah ini pula
yang paling banyak digunakan dalam bagian Perjanjian Lama di Alkitab dalam bahasa Indonesia, sejak kitab pertama dalam Taurat yaitu Kitab Kejadian
(Kejadian 14:3), kemudian Kitab Bilangan (Bilangan 34:3, 12), Kitab Ulangan
(Ulangan 3:17), Kitab Yosua (Yosua 3:16; 12:3; 15:2, 5; 18:19), Kitab 2
Tawarikh (2 Tawarikh 20:2), sampai zaman Pembuangan ke Babel (abad ke-6 SM),
yaitu Kitab Yehezkiel (Yehezkiel 47:8).
Bagi saya pribadi, Laut Mati adalah keindahan yang tiada
matinya. Ada banyak makna bila dihubungkan dengan tempat yang luar biasa ini.
Setiap orang yang mendengarnya, melihatnya, berenang di airnya, dan
merenungkannya pasti memiliki kesan masing-masing. Biar setiap kesan itu
menjadi milik pribdi di dalam hati kita yang terdalam.
(Ch. Enung Martina:
Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU
yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani
yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang
mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani, kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan
seluruh peserta ziarah dari Keluarga Besar Santa Ursula BSD.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar