Sabtu, 16 November 2019

JEJAK LANGKAH 22



MENGAPUNG DI LAUT MATI
Kawasan Turis di Laut Mati


Laut Mati  disebut sebagai tempat terendah di dunia, karena berada 429 meter di bawah permukaan laut. Pantas saja, saat kami menuju arah Yerusalem dari Laut Mati, kami melewati jalan yang terus naik. Menurut hasil penelitian, karena posisinya yang jauh di bawah permukaan laut, radiasi sinar ultraviolet, kadar bakteri dan virus di udara pun lebih rendah. Itu saja sudah memberikan manfaat kesehatan bagi manusia.Karena memang tidak ada kehidupan di dalamnya.

Berada di tempat terendah di bumi, lebih dari 400 meter di bawah permukaan laut, Laut Mati menawarkan lebih banyak dari yang diharapkan oleh para wisatawan. Lumpur hitam yang berlendir adalah obat untuk gangguan kulit, keasinannya menghasilkan semacam tonik untuk gangguan kronis dari asma hingga penyakit kulit.juga yang tak kalah penting adalah keindahannya. 
 Endapan garam di pantai Laut Mati

Dead Sea juga mengandung lumpur yang diyakini memiliki khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh. Oleh karena begitu tingginya kepercayaan terhadap manfaat lumpur Laut Mati, lumpur tersebut diproduksi dan dikemas untuk keperluan kesehatan dan kecantikan kulit. Sehingga tak heran bila para pemilik modal berani menanam modalnya untuk bisnis kecantikan dan farmasi dari lumpur Laut mati. 
dan kami pun mengapung
Karena itu, tak heran bila kita memasuki kawasan Laut Mati, termasuk Qumran, saat tiba dilokasi Laut Mati maka kosmetik dan produk perawatan tubuh yang terbuat dari lumpur Laut Mati ini bisa kita beli di toko souvenir yang terletak di berbagai gerai di toko juga di hotel. Toko-toko sekitar kawasan tempat kami menginap  lumayan banyak seperti deretan ruko-ruko juga kafe-kafe untuk duduk-duduk dan minum-minum. Di situ banyak sekali jenis kosmetik dan produk-produk perawatan tubuh yang dijual, sampai bingung harus membeli yang mana. Produk-produk itu di antaranya terdapat produk sabun, masker, lulur, pembersih wajah, hand & body lotion, dan sebagainya. Harganya pun sangat bervariasi, mulai dari yang paling murah hingga jutaan rupiah juga ada. Toko tersebut   bisa  menerima pembayaran dengan mata uang USD (Dolar Amerika). 
Berbicara tentang kesehatan dan kecantikan kulit, Kulit kita akan terasa  menjadi semakin halus karena garam Dead Sea juga bisa melunakkan kulit mati yang mengeras. Kelembaban kulitpun terjaga karena garam Laut Mati juga membuat kulit terhidrasi dan meningkatkan fungsinya pada kulit.





Mengandung kadar garam sepuluh kali lipat lebih banyak daripada laut lainnya, Dead Sea mengandung Kristal garam yang merupakan sumber dari berbagai macam mineral. Di antaranya adalah magnesium, kalium, natrium, belerang, seng,  klorida, iodide, kalsium, zink, iodin, chlorine, chloride, sulfur, sodium, bitumen, bromide, dan potassium, dan bromide yang memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Selain untuk kesehatan kulit, fungsi yang lainnya adalah dapat menurunkan tingkat stress dan memperlancar sirkulasi darah.


Ketika mineral Dead Sea yang berupa garam dilarutkan ke dalam air hangat dengan konsentrasi tinggi, maka sirkulasi darah akan meningkat dan mendorong proses detoksifikasi racun yang ada di dalam tubuhmu. Berdasarkan penelusuran yang saya lakukan, masih ada nih manfaat lainnya, yaitu mengurangi dan menyembuhkan insomnia melalui magnesium yang masuk ke dalam kulit. Selain itu magnesium bisa juga membuat tidur menjadi semakin lelap dan berkualitas.



 
Laut Mati dari teras King David Hotel
Selain kandungan di dalamnya, pemandangan Laut Mati juga mempesona sehingga memberikan kontribusi besar bagi industri pariwisata. Karena itulah, Laut Mati merupakan sumber pemasukan yang penting bagi ketiga negara. Israel menghasilkan pemasukan $ 3 Milyar Dollar per tahun dari penjualan mineral saja. Yordania menghasilkan $ 1,2 Milyar per tahun. Palestina pun kebagian, yakni $ 918 juta per tahun.
King David Hotel
Laut Mati (Dead Sea) berlokasi di tiga negara, yakni Israel, Yordania, dan Palestina. Laut Mati sebenarnya merupakan sebuah danau yang pasokannya airnya berasal dari aliran Sungai Yordan. Mengapa dinamakan Laut Mati? Jawabannya: Tidak ada hewan maupun tumbuhan air yang sanggup bertahan hidup di air yang kadar garamnya tertinggi di dunia, 9-10 kali lebih asin daripada air laut biasa. Karena keasinannya itu, manusia dapat mengapung, tanpa perlu kuatir akan tenggelam. Yang gak bisa berenang, tidak perlu kuatir tenggelam. Kadar garam air Laut Mati sekitar 30 % lebih tinggi daripada kadar garam air laut biasanya yang sekitar 3,5 %. Artinya, di Laut Mati sekitar 10 kali lebih asin dibandingkan dengan air laut biasa. Sedangkan kadar garam tubuh kita hanya 1 - 2 %. Tidak heran, kita akan terapung ketika berenang di Laut Mati. Karena kadar natrium (garam) yang sangat tinggi membuat air di laut mati lebih asin daripada air laut pada umumnya. Bahkan saking asinnya terasa pahit. Jika air laut biasa sudah cukup perih saat mengenai mata, bisa dibayangkan bagaimana perihnya air dari laut mati bila kena mata? Jadi pastikan jangan menyelam dan memercikan air saat berenang di sana.
 
Biru Laut-Mu, Biru Langit-Mu
Laut Mati (atau Laut Asin) adalah danau yang membujur di daerah antara Israel, Palestina dan Yordania. Di 417,5 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi. Laut Mati terletak pada perbatasan antara Yordania dan bagian barat Palestina, Laut Mati memiliki titik terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.
salah satu sudut di Laut Mati
Laut Mati adalah daratan terendah di muka Bumi, oleh karenanya, air Laut Mati tidak bisa mengalir ke mana-mana. Ingat sifat air kan, yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Karena posisinya tersebut, setiap harinya sekitar tujuh juta ton air di Laut Mati menguap, menyebabkan tiap hari air laut ini bertambah asin. Daerah sekitar Laut Mati merupakan wilayah gurun yang kering dan tandus. Curah hujan sangat rendah, yakni hanya 2-4 kali dalam setahun. Kita bisa menyaksikan alam gurun yang eksotis dengan kegersangannya dan keperkasaannya yang menawan. 
 
Dengan berbagai keunggulan dan keunikan Laut Mati, tak bisa dipungkiri bahwa itu menjadi daya Tarik tersendiri. Dengan begitu daya Tarik ini terhubung dengan komoditas wisata yang bisa dijual menghasilkan cuan! Karena itulah, Laut Mati merupakan sumber pemasukan yang penting bagi ketiga negara. 
Seperti yang kita ketahui bahwa Laut Mati hanya mengandalkan pasokan air dari Sungai Yordan. Sayangnya, populasi manusia yang terus bertambah dan intensifnya pembangunan menyebabkan aliran air tersebut semakin berkurang. Permukaan Laut Mati pun semakin menurun dengan cepat. Dikhawatirkan, Laut Mati akan hilang bertahun-tahun kemudian. Besarnya potensi ekonomi, tentu membuat keberadaan Laut Mati harus dilestarikan. Ketiga Negara mempunyai kewajiban untuk memelihara dan melestarikannya.
 
Menyongsong Sang Surya di Laut Mati

Ada suatu solusi yang dilakukan untuk melestarikan Laut Mati.  Yordania lah yang berinisiatif menawarkan solusi. (Lha Iyalah, soalnya Israel dan Palestina kan musuhan).  Solusi itu adalah mengekstrak dan menyuling 300 juta m/kubik air Laut Merah (wilayah Yordania) setiap tahun. Air murninya akan digunakan untuk air minum, sisanya dialirkan ke Laut Mati melalui saluran pipa. Proyek ini dinamakan Red Sea-Dead Sea Project.
Akhirnya, barulah pada tahun 2013, 3 negara ( yang bermusuhan seperti kucing dan anjing ini), Israel, Palestina, dan Yordania akhirnya sepakat untuk membangun jaringan pipa air yang menghubungkan Laut Mati dengan Laut Merah. Pengerjaan pipa tersebut membutuhkan waktu lima tahun. Proyek tersebut berpacu dengan waktu karena permukaan air Laut Mati terus menurun dengan cepatnya.
 
Laut Mati kala pagi

Danau ini dinamakan laut mati karena seperti telah disebutkan bahwa  tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini. Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia. Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian. Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit. Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantu kesehatan. Hal ini sudah lama diketahui oleh Raja Salomo, Cleopatra dan Herodes Agung sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.
Legenda
Menurut sisi lain, ada legenda yang mengiringi ketenaran Laut Mati. Demikian legendanya: 
Dalam kisah Perjanjian Lama ada dikisahkan pada zaman Abraham. Abraham mempunyai keponakan yang bernama Luth (Lot). Luth memilih  tinggal di tepi sungai agar ternaknya mendapat makanan dan air. Luth tinggal di dekat sebuah kota pada masa itu bernama Sodom dan Gomora. Di kota itu ditinggali orang-orang yang tidak mengenal kbenaran. Mereka hidup dengan perilaku penyimpangan orientasi sexual. Menurut Perjanjian Lama, tempat tinggal kaum berperilaku menyimpang ini adalah kota Sodom. 
Saat Tuhan akan menghancurkan kedua kota itu, Malaikat Tuhan memberi peringatan kepada Luth dan keluarganya. Mereka diminta mengungsi. Ada pesan dari Malaikat, bahwa ketika mereka pergi dari rumah meninggalkan kota dan menuju ke temat pengungsian dilarang menengok ke belakang. Namun, istri Luth, Rebeca menengok ke belakang. Maka jadilah perempuan itu tiang garam!

Temuan purbakala hasil penggalian mengungkapkan, kota tersebut dibangun dekat Laut Mati, di sepanjang perbatasan Israel dan Yordania. Para arkeolog yang bekerja di wilayah tersebut menemukan bukti telah tejadinya bencana mengerikan. Kerusakan parah pada rangka manusia yang berhasil digali menandakan telah terjadinya gempa bumi dahsyat ribuan tahun silam. 
 
Mentari di Laut Mati
Garam Laut Mati bila dihubungkan dengan peristiwa Kitab Suci : Garam Laut Mati pernah dipakai Yesus dalam perumpamaannya, bahwa murid-murid-Nya adalah garam bagi dunia. Garam pada jaman Tuhan Yesus adalah berbentuk sebuah batu asin yang diambil dari Laut Mati. Untuk mengasinkan masakan batu garam itu dicelupkan kedalam masakan. Kandungan garam dalam batu dapat habis jika dipakai berulang-ulang untuk memasak sehingga batu itu tidak dapat dipakai dan harus dibuang. Di dalam Matius 5:13 dikatakan, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
 
King David Hotel

Dalam bahasa Ibrani, Laut Mati adalah "Yam ha-Melaḥ", berarti "laut garam" atau "Laut Asin". Istilah ini pula yang paling banyak digunakan dalam bagian Perjanjian Lama di Alkitab  dalam bahasa Indonesia, sejak kitab pertama dalam Taurat yaitu Kitab Kejadian (Kejadian 14:3), kemudian Kitab Bilangan (Bilangan 34:3, 12), Kitab Ulangan (Ulangan 3:17), Kitab Yosua (Yosua 3:16; 12:3; 15:2, 5; 18:19), Kitab 2 Tawarikh (2 Tawarikh 20:2), sampai zaman Pembuangan ke Babel (abad ke-6 SM), yaitu Kitab Yehezkiel (Yehezkiel 47:8).
Bagi saya pribadi, Laut Mati adalah keindahan yang tiada matinya. Ada banyak makna bila dihubungkan dengan tempat yang luar biasa ini. Setiap orang yang mendengarnya, melihatnya, berenang di airnya, dan merenungkannya pasti memiliki kesan masing-masing. Biar setiap kesan itu menjadi milik pribdi di dalam hati kita yang terdalam.
(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga Besar Santa Ursula BSD.)




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar