Perjamuan Terakhir - The Last Supper
Matius 26:17-29
26:17
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan
berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan
Paskah bagi-Mu?" 26:18 Jawab
Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru:
waktu-Ku hampir tiba; di dalam
rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."
26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada
mereka dan mempersiapkan Paskah. 26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan
bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 26:21 Dan ketika mereka sedang
makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara
kamu akan menyerahkan Aku. " 26:22
Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang
kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 26:23 Ia menjawab: "Dia yang
bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang
akan menyerahkan Aku. 26:24 Anak Manusia
memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya
Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia
tidak dilahirkan." 26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya
Rabi? " Kata Yesus kepadanya:
"Engkau telah mengatakannya."
26:26
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat,
memecah-mecahkannya lalu memberikannya
kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah
tubuh-Ku." 26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada
mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 26:28 Sebab inilah
darah-Ku, darah perjanjian yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa 26:29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai
dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari
Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."
RUANG
PERJAMUAN
Di manakah kutipan Injil di
atas terjadi? Banyak penafsiran tempat terjadinya peristiwa tersebut. Dari
sekin banyak perkiraan diambil lokasi yang paling mendeketai fakta dalam Al
Kitab. Maka berdasarkan penelitian, ruangan tersebut merujuk ker Ruangan Atas Cenacle yang terletak di kawasan Gunung Sion, Yerusalem. Di Cenacle ini tempat dua peristiwa besar
dalam jemaat Kristen mula-mula diperingati: Perjamuan Makan Malam Terakhir dan
turunnya Roh Kudus atas para rasul.
Perjamuan makan malam terakhir adalah
ketika Yesus makan bersama dengan para rasul-Nya pada malam sebelum Dia
meninggal. Bagi Gereja Katolik, saat perjamuan makan malam itu, Dia (Yesus) mengadakan
Ekaristi pertama. Peringatan peristiwa tersebut sudah dilakukan, terus
dilakukan, dan akan terus dilakukan oleh umat Allah yang mengimani-Nya.
Cenacle
terletak
di lantai atas sebuah bangunan tingkat dua dekat Gereja Dormition, sebelah selatan Pintu
Gerbang Sion di tembok Kota Kuno Yerusalem. Di atasnya, terdapat menara sebuah
masjid Muslim; tepat di bawahnya adalah tempat suci kaum Yahudi yang
dihormati/dipandang sebagai makam Raja Daud (meskipun dia tidak
dikuburkan di sana).
Dalam Injil Markus (Mar
14:14-15) jelas kata ruangan atas sebagai
latar tempat disebutkan : dan katakanlah kepada pemilik rumah yang
dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan
Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu
sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan
tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk
kita!"
Penelitian arkeologis menunjukkan
bahwa reruntuhan ruangan itu (ruang atas tempat Perjamuan Terakhir) telah dibangun.
Lokasinya ditemukan di atas sebuah sinagoge-gereja
yang dibangun oleh komunitas Kristen-Yahudi Yerusalem pada abad pertama.
Potongan-potongan plester/gips yang ditemukan memiliki coretan-coretan dalam
bahasa Yunani, yang salah satunya diterjemahkan mencantumkan nama Yesus. Ini
diperkirakan adalah gereja Kristen mula-mula.
Lokasi lain yang dianggap mendekati
sebagai lokasi tandingan adalah Syrian
Orthodox Church of St. Mark (juga terdapat di Gunung Sion), yang juga
mengakui memiliki “ruangan atas”.
Di mana pun lokasinya, tempat asli
Perjamuan Makan Malam Terakhir merupakan sebuah ruangan makan malam sederhana
–- agak berbeda dengan yang digambarkan dalam lukisan-lukisan Leonardo da Vinci
dan seniman-seniman lainnya.
Ruang atas yang kami kunjungi keberadaannya
merupakan restorasi kapel Crusader (jaman
Perang Salib) yang dibangun pada abad ke-12 sebagai bagian dari Church of Our Lady di Gunung Sion. Cenacle
yang bergaya Gotik ini bentuknya diperthanakan sesuai aslinya.
Saat kami mengunjungi cenacle ini
tampak di antara rincian arsitektural
pada masa Crusader, terdapat sebuah
tiang pualam tipis yang menyangga kanopi batu di pojokan barat daya. Diukir
dengan sangat indah di atas tiang, dua burung undan muda memakan/menghisap
darah ibu mereka yang diambil dari dadanya. Lukisan ini melambangkan Kristus
yang mencurahkan darah-Nya untuk keselamatan umat manusia.
Pada abad ke-16, setelah Turki
merebut Yerusalem, ruangan itu diubah menjadi masjid untuk mengenang Nabi Daud.
Mihrabnya atau kiblat (relung yang menunjukkan arah Mekah) dan jendela-jendela
kaca berwarna dengan tulisan-tulisan Arab dibiarkan tetap ada di rangan itu.
Menurut salah satu tradisi Kristen awal,
“ruangan atas” adalah rumah Maria, ibu Yohanes Markus. Dia adalah penulis Kitab
Injil Markus (dan juga diduga adalah seorang muda yang melarikan diri dengan
telanjang, melepaskan kain linennya, melarikan diri dari penguasa yang hendak
menangkapnya ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, sebuah peristiwa yang
dia catat dalam Markus 14:51. Ada seorang
muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup
badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya,
Rumah ini terletak di dalam tembok
kota Yerusalem (Old City), di sebuah
bagian yang menjadi tempat tinggal sebagian besar penduduk Kota Yerusalem.
Rumah ini juga konon katanya adalah rumah yang didatangi Petrus setelah
malaikat Tuhan membebaskannya dari penjara. Kisah Para Rasul 12:12-16 : Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia (Petrus)
ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa. 12:13 Dan ketika ia mengetuk pintu gerbang,
datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk mengetahui siapa yang
mengetuk itu. 12:14 Ia terus mengenal
suara Petrus, tetapi karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera
masuk ke dalam untuk memberitahukan, bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang.
12:15 Kata mereka kepada perempuan itu: "Engkau mengigau." Akan
tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar demikian. Kata mereka: "Itu
malaikatnya. " 12:16 Tetapi Petrus
terus-menerus mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka
tercengang-cengang.
Berkaitan dengan peristiwa Perjamuan
terakhir ini, Injil Markus (yang bersumber dari kesaksian Petrus) dan Lukas
mencatat lebih detail bahwa Yesus menyuruh 2 orang murid-Nya, Petrus dan
Yohanes, dengan pesan: "Pergilah ke
kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air.
Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru:
di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama
dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas
yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus
mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" Maka berangkatlah kedua murid
itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus
kepada mereka.
HIDANGAN PASKAH YAHUDI
Perjamuan Paskah merupakan
upacara makan bersama yang secara rutin dilakukan oleh bangsa Israel sejak Musa
menetapkan tata cara makan saat Paskah. Perjamuan Paskah Yahudi untuk
memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Sebagaimana masyarakat pada
umumnya menyiapkan hidangan
Lebaran/Natal/Imlek, demikian pula bangsa Yahudi menyiapkan perjamuan Paskah.
Menurut sebuah sumber yang
dinamakan mempersiapkan Paskah adalah menyiapkan hidangan Paskah. Sebagaimana
Yoh 19:14, disebutkan adanya hari persiapan Paskah. Maka pada saat itu seluruh
bangsa Yahudi sedang semarak menyiapkan hidangan Paskah. Hari persiapan Paskah
adalah hari libur. Di Israel pada masa itu, hanya beberapa orang yang diizinkan
bekerja, yaitu penjahit dan pembuat sepatu (untuk menyelesaikan pesanan pakaian
baru Paskah), pemangkas rambut, pencuci baju (laundry) dan – ini yang menarik –
perusahaan katering. Sumber-sumber kuno menjelaskan bahwa sejak dulu bisnis
katering untuk menyiapkan hidangan Paskah sudah ada.
Seperti apakah hidangan/menu
Paskah pada masa itu? Setiap jamuan Paskah disiapkan beberapa makanan utama: roti
tidak beragi, sayur pahit, anggur, sedikit daging domba, dan beberapa makanan
penyerta lainnya (seperti sup, buah-buahan, kacang-kacangan dll.).
Tradisi Hari Raya Paskah
Yahudi ternyata ada tata cara sbb.:
Diawali dengan ‘memberkati
anggur’, akan disiapkan 4 cawan anggur yang melambangkan tindakan Tuhan (Yahwe)
atas bangsa Israel dalam Kel 6:6-7, yaitu membebaskan,
melepaskan, menebus, dan mengangkat. Saat itu kisah pembebasan bangsa
Israel dari Mesir dibacakan dengan antusiasme dari para hadirin, khususnya
anak-anak. Mereka selalu diajarkan untuk bertanya pertanyaan yang sama setiap
merayakan Paskah: “ Apa yang membedakan
malam ini dengan malam lainnya? “
Setelah minum cawan anggur
yang pertama, sayuran dihidangkan. Sayuran yang disajikan adalah sayur pahit
sebagaimana di dalam Kel 12:8 Dagingnya
harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan
dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. Sayur pahit melambangkan
perbudakan. Sayur yang biasa disajikan adalah mallow, chicory dan lobak.
Mallow dan chicory adalah tanaman perdu yang ada di Israel.
Setelah itu, pemimpin
upacara akan mengambil roti tidak beragi, memegangnya dan berkata dalam bahasa
Aram:
“Inilah roti penderitaan.
Biarlah yang lapar datang dan makan.” Perkataan inilah yang dikutip Yesus saat
perjamuan terakhir, yang secara khusus menjelaskan tentang penderitaan-Nya.
Roti tidak beragi menjadi menu Paskah karena sejarahnya pada saat mau
meninggalkan Mesir, bangsa Israel terburu-buru sehingga tidak sempat mengolah
adonan dengan ragi (Kel 12:39).
Terkadang roti itu
dicelupkan ke dalam pinggan (Mar 14:20). Tidak dijelaskan apa isi pinggan itu,
apakah sup daging, kacang merah atau sayuran.
Di akhir jamuan, rombongan
pemazmur yang disebut Hallel (Maz 113-118) akan menyanyikan mazmur sebagaimana
disebutkan dalam Mat 26:30 dan Mark 14:26. Begitulah upacara Malam Paskah
tradisi Israel.
MALAM
PERJAMUAN TERAKHIR
Pada hari itu (13 Nisan
siang hari) murid-murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata: "Di mana
Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?". Kisahnya
seperti yang kita baca di atas tentang
Ruang Atas.
Setelah hari malam (14 Nisan
malam), datanglah Yesus bersama-sama dengan kedua belas murid ke dalam ruangan
yang sudah dipersiapkan itu.
Catatan tentang tanggal 14
Nisan: Hari itu merupakan hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi (Matius
26:17, Markus 14:12, Lukas 22:7), tanggal 14 Nisan (atau 14 Abib) dalam
kalender Yahudi, sesuai peraturan hukum Taurat dalam Keluaran 12:18:
"Dalam bulan pertama, pada hari yang ke-14 bulan itu pada waktu petang
(=malam), kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang ke-21
bulan itu, pada waktu petang." Hari itu juga disebut "hari
persiapan".
Perhitungan hari orang
Yahudi dimulai dari matahari terbenam,
jadi malam dulu baru berakhir pada sore hari berikutnya. Jadi sore hari tanggal
14 Nisan berarti besok sorenya untuk penanggalan Masehi, dan tanggal 15 Nisan
malam dimulai beberapa jam kemudian setelah matahari terbenam pada hari yang
sama menurut penanggalan Masehi.
Pada sore hari tanggal 14
Nisan, maka orang harus menyembelih domba Paskah (Lukas 22:7), untuk dimakan
pada malam hari tanggal 15 Nisan, yaitu hari Paskah Yahudi (Yohanes 13:1),
sesuai peraturan hukum Taurat dalam Keluaran 12:6,8: "Lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya (domba
itu) pada waktu senja... Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga;
yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur
pahit."
Ketika mereka sedang makan,
bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan
mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah
basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang
terikat pada pinggang-Nya itu. Semua murid dibasuh kakinya, termasuk Yudas
Iskariot, yang mengkhianatiNya.
Maka sampailah Ia kepada
Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh
kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak
tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya:
"Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab
Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian
dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku
saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa
telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena
ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata:
"Tidak semua kamu bersih."
Sesudah Yesus membasuh kaki
mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Selanjutnya Ia
menjelaskan makna pembasuhan kaki tersebut.
Matius dan Markus mencatat:
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat,
memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata:
"Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil
cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata:
"Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah
perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan
tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi
hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru,
bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”
Pada Perjamuan Malam
Terakhir inilah, Yesus menetapkan Sakramen Perjamuan Kudus atau disebut juga
"institusi", yang hingga saat ini menjadi bagian sentral dalam banyak
liturgi gereja-gereja Kristen. Kata-kata institusi didasarkan pada 1 Korintus
11:23-26, Lukas 22:15-20, Markus 14:22-25, Matius 26:26-29.
Pada sore hari tanggal 14
Nisan, bersamaan dengan penyembelihan domba Paskah, Yesus Kristus menyerahkan
nyawa-Nya di atas kayu salib, sebagai Domba Allah, bagi tebusan dosa seluruh
umat manusia.
Dengan demikian bila dilihat
dari urutan penanggalan Yahudi, sepintas dari ketiga Injil Sinoptik memberi
kesan bahwa Perjamuan Terakhir itu sama dengan Perjamuan Paskah, yang lazimnya
dilaksanakan pada tanggal 15 Nisan malam. Jika ini benar, maka berarti Yesus
mati pada tanggal 15 Nisan sore, padahal domba Paskah disembelih pada tanggal
14 Nisan sore. Pembacaan lebih teliti dan perbandingkan dengan catatan Injil
Yohanes menunjukkan bahwa Perjamuan Terakhir ini bukan Perjamuan Paskah yang
resmi, karena tidak ditulis dalam
ketiga Injil Sinoptik bahwa domba Paskah telah disembelih atau dipanggang untuk
perjamuan tersebut. Lagi pula Injil Yohanes menyebutkan bahwa perjamuan
perpisahan ini terjadi sebelum penyembelihan domba Paskah (Yohanes
13:1).[22][23][24]
Pada kesempatan itu pula
Yesusu memberikan pesan kepada murid-Nya : "Aku memberikan perintah baru
kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua
orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi."
Setelah makan Perjamuan
Malam Tuhan, Yesus berkata kepada para rasulnya supaya mereka tetap berani dan
kuat dalam iman. Akhirnya, mereka menyanyikan pujian kepada Allah dan kemudian
pergi. Waktu itu sudah sangat larut malam, barangkali lewat tengah malam. Mari
kita lihat ke mana mereka pergi. Mereka pergi ke Taman Zaitun atau taman
Getsemani.
LUKISAN
THE LAST SUPPER
Inspirasi dari kisah Injil
tentang Perjamuan Terakhir Tuhan Yesus menginspirasi banyak seniman. Salah satunya
adalah si Jenius : Leonardo da Vinci.
Perjamuan Terakhir (bahasa
Italia: Il Cenacolo dibaca : [il tʃeˈnaːkolo]
adalah sebuah lukisan mural abad ke-15
akhir oleh Leonardo da Vinci pada dinding di dalam gereja Santa Maria delle
Grazie, Milan, Italia. Lukisan ini merupakan salah satu lukisan paling terkenal
di dunia.
Lukisan ini menimbulkan
penafsiran baik yang posotif (religious) maupun yang negatif (rumor dan gossip).
Berdasarkan lukisan ini pula lahir karya-karya Dan Brown yang mengguncang
dengan judul The Da Vinci Code. Novel ini mengeksplorasi suatu alternatif
sejarah religious.
Lukisan The Last Supper diduga telah dimulai sekitar tahun 1495-1496 dan
dipesankan sebagai bagian dari rencana renovasi gereja dan bangunan konvennya
oleh penyokong dana Leonardo, yaitu Ludovico
Sforza, Adipati Milan. Lukisan ini menggambarkan suasana Perjamuan Terakhir
Yesus dengan para rasulnya, seperti yang diceritakan dalam Injil Yohanes,
13:21.[2] Leonardo telah melukiskan kekhawatiran yang terjadi di antara Dua
Belas Murid ketika Yesus mengumumkan bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianatinya.
Lukisan ini dibuat oleh Davinci
secara langsung. Lain halnya dengan
lukisan-lukisan yang di lukis di atas kain atau kertas, di mana pigmen
yang dicampur dengan plester basah, dan tentunya belum teruji dengan baik.
Sebelum lukisan ini selesai banyak masalah yang timbul seperti cat yang
mengelupas dari dinding, Leonardo pun harus memperbaikinya berulang-ulang.
Lukisan ini dibuat Leonardo
tidak langsung jadi. Diperlukan waktu 7 tahun untuk menyelesaikannya. Konon
kisahnya, gambar keduabelas rasul serta Yesus sendiri yang sedang
mengadakan perjamuan terakhir ini dilukis berdasarkan model orang-orang yang
hidup.
Mural yang telah digandakan
begitu banyaknya dan dicetak di berbagai media ini memiliki ukuran asli 460 cm
× 880 cm, sang pelukis ingin menggambarkan respon yang berbeda-beda dari keduabelas
murid mulai dari terkejut, marah dan tidak percaya bahwa hal itu akan terjadi
bahwa ada yang menghianati Sang Guru. Figur dan respon setiap murid awalnya
tidak diketahui, yang bisa diketahui dengan jelas hanya figur Yesus, Petrus,
Yohanes dan Yudas, baru pada abad ke 19, berkat penemuan manuscript yang isinya
merupakan catatan harian Leonardo da Vinci, nama-nama atau sosok dari lukisan
tersebut dapat diketahui dengan pasti.
Meskipun banyak penafsiran
ganda yang dimanfaatkan orang tertentu untuk yang sifatnya duniawi seperti mencari
sensasi, popularitas, dan tentunya ujung-ujungnya duit, The Last Supper adalah karya yang luar biasa. Selama bertahun-tahun
lukisan ini telah mengalami banyak kehancuran misalnya dibom saat peperangan.
Namun, pada akhirnya bisa dipulihkan.
Lukisan
The Last Supper merupakan kejeniusan dan salah satu bentuk ekspresi sang
maestro, yang memang pada jaman itu terkenal dengan seniman-seniman dengan ratusan
karya kekristenanya. Di balik itu semua, adalah Iman yang benar dari pelukisnya yang ditempa melalui fakta kebenaran dengan
landasan Firman Tuhan dan bukan untuk mencari keduniawian. Ketika pada akhirnya
lukisan mural ini menjadi terkenal karena memang ada ruh sang seniman yang
dilandasi keimannanya pada satu SOSOK yang dilukisnya. Bila sekarang banyak interpertasi mural tersebut menjadi melenceng,
itu adalah tanggung jawab pribadi tiap orang yang menginterpretasikannya.
(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima
kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan
semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau
kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk
menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani, kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan
seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar