DALAM SOLITUDE KUTEMUKAN JAWABAN
pic by Bob Martopranoto
Kata solitude bila
diterjemahkan secara sederhana artinya adalah keadaaan menyendiri/sendirian,
tapi tidak merasa kesepian/sendirian malahan justru menghantarkan kita kepada
kesadaran diri/mawas diri. Bahkan menemukan
pencerahan.
Solitude is a state of being alone without being lonely and it can lead
to self-awareness (sumber: psychology today).
pic by Bob Martopranoto
Solitude bukan loneliness. Solitude adalah positive
state karena kita memilih untuk tenang dan mengisi waktu di ruang batin
kita dengan nilai-nilai yang positif yang memulihkan jiwa dan tubuh kita. Bahkan
mungkin hal yang spiritual. Sedangkan loneliness
adalah negative state, kita merasa
nelangsa, sepi dan kosong. Pada akhirnya kekosongan itu merusak jiwa dan tubuh
kita. Walaupun, cenderungnya orang yang berdiam diri di tengah keramaian akan
merasakan kesepian. Namun, ada juga yang tidak. Justru kebalikannya karena dia sepenuhnya menyadari yang terjadi di sekeliling.
Nah, orang yang sedang dalam
posisi solitude tidaklah demikian. Sejatinya yang harus terjadi ketika kita
berdiam diri (solitude) bukanlah kesepian namun menyadari tentang dua hal.
Pertama, mendengar suara kita sendiri dan kedua mendengar ada suara lain, ada
orang lain, suara semesta, dan menyadari ada pribadi lain yang selalu memperhatikan
yaitu Sang Pencipta kita.
pic by Bob Martopranoto
Dalam situasi dunia yang
terpapar pandemic virus corona, semua orang dipaksa untuk berada di rumah
masing-masing. Pada situasi ini diharamkan untuk berkelompok, berserikat,
bersekutu, atau berada dekat bersama-sama. Semua kembali ada dirinya
amsing-masing. Jauh-jauh dengan orang lain dulu untuk beberapa waktu yang tak
tentu hingga keadaan terpantau aman dan sehat.
Banyak orang merasa
terganggu dengan situasi ini. Orang merasa keepian, bosan, dan takut karena sendiri.
Ya, kesendirian memang menyebalkan. Tapi kesendirian juga adalah sepenggal bagian dari proses
pendewasaan. Tak perlu merasa gundah gulana. Situasi ini memang berat, tapi ada
banyak hikmah yang didapat jika kita mampu bersikap dengan tepat. Kesendirianmu
bukanlah akhir dari segalanya. Dunia masih berputar dan mataharipun terbit
membawa harapan. Nikmatilah saat-saat sendiri dan terisolasi yang seperti ini.
pic by Bob Martopranoto
Kesendirian adalah keintiman
dalam sepi. Inilah momentum yang tepat bagi diri kita untuk lebih produktif dan
kreatif dalam berkarya untuk mengerjakan apa yang selama ini tertunda. Misalnya
menyiangi bunga di pot-pot, membereskan halaman, merapikan rumah, membereskan
lemari dan memilah isinya, merapikan file di laptop, membuang sampah di HP,
belajar memasak, belajar memasukkan benang ke jarum, membaca buku yang sudah
dibeli tapi masih tersimpan manis di rak, membaca Al Kitab, belajar ngaji. Dan
banyak lagi kegiatan positif dan membangun yang bisa dilakukan.
pic by Bob Martopranoto
Apapun itu. Jangan dulu kita
jatuh dalam keluhan dan marah-marah, ngomel panjang pendek karena bete. Pandang
momen ini sebagai kesempatan yang baik bagi dirimu untuk melakukan eksplorasi
personal secara mendalam.
Ya memang ini berat. Apalagi
bagi orang yang terbiara dengan keramaian, kesibukan, dan relasi sosial. Kita
seolah-olah ditelan waktu yang kian melambat dan melumat diri. Taklukanlah!
Buatlah ini sebagai satu titik balik untuk melakukan refleksi dan evaluasi atas
hidup yang telah, sedang, dan akan kita lalaui. Percayalah, ketika berhasil
menjinakkan ruh negatif dalam diri, kita akan menjadi pribadi yang menanggapi
berbagai tantangan dan keadaan dengan
lebih bijak.
Bersyukurlah atas
kesendirian ini sebab tidak setiap saat kita berdaulat atas waktu di dunia. Kita
saat ini menerima salah satu anugerah
paling mewah, yakni waktu. Sebab, kesendirian membuat kita merasa bahwa waktu
begitu melimpah. Tidak usah terburu-buru bangun dan mencari kendaraan ke tempat
kerja atau ke sekolah. Kita bekerja dan belajar dari rumah. Jangan sampai keadaan
ini berubah menjadi kekecewaan ketika kita tak dapat memanfaatkan anugerah
waktu yang telah diberikan.
pic by Bob Martopranoto
Sadarilah, keadaan ini bisa
membawa kita pada keberadaan kita yang SOLITUDE.
Meski kita bekerja dan belajar dalam
kesendirian tak akan membuat kita kehilangan relasi bersama dunia luar. Kita bisa masih tetap memelihara pertemanan kita, yang paling utama
dari itu kita juga mempunyai waktu yang lebih lama bersama keluarga kita. Biasanya
setiap anggota keluarga mempunyai urusan dan acaranya masing-masing. Urusan
kantor, sekolah, kuliah, pergaulan, menggereja, dan aneka acara yang sepertinya
tak pernah selesai. Nah, sekarang kita selo. Waktunya untuk menikmat rumah.
Sambil mengerjakan tugas sekolah dan tugas kantor atau berbisnis dari rumah,
kita juga menikmati setiap sudut rumah kita.
pic by Bob Martopranoto
Selain waktu yang melimpah,
kepekaanmu dan kesadaran terhadap
sekeliling akan meningkat. Kita baru menyadari bahwa hal yang remeh temeh dan
kecil-kecil itu ternyata penting dan membuat kita aman serta seimbang. Misalnya
suara tetangga yang selama ini tak pernah kita simak. Mungkin selama ini
terdengar, tetapi kita tidak mendengarkan. Karena kita belajar dan bekerja di
rumah, anak tetangga yang nangis dan berceloteh ternyata lucu ya. Atau ternyata
di halaman rumah kita ada tumbuh kerokot dan tumbuhan lain yang tak kita kenal.
Dengan adanya virus corona
yang mengancam banyak orang ini, kita mulai menyadari detail-detial kehidupan yang
selama ini dianggap hanya membuat rumit, sebaliknya, kita menyadari bahwa detail-detail kecil kehidupan itu sangat
berharga. Anugerah ini membuat hidup kita berjalan sesuai iramanya. Bila salah
satunya terhenti, maka akan mengganggu ritual kehidupan ini. Misalnya yang selama ini terabaikan adalah
detail kecil pencernaan dalam tubuh kita, suhu tubuh, helaan nafas, detak
jantung, denyut nadi, dan aneka ritme tubuh kita.
pic by Bob Martopranoto
Kesendirian membawa kita
juga pada permenungan tentang kenapa semua hal ini terjadi dalam hidup kita?
Pengalaman suka-dulka yang teralami silih berganti muncul. Yang jelas bahwa
dalam situasi yang dianggap sangat buruk pada saat itu, ternyata bisa terlewati
juga. Kita sadari bahwa jalan keluar berasal
dari langkah-langkah terdekat dan detail kecil yang tepat. Atau justru dari
sederetan langkah yang muncul melalui kekuatan hati dan pikiran dengan suatu
bimbingan yang kita tak tahu sumbernya. Sebagian kita menyadari bahwa itu
bimbingan Ruh atau Tuhan atau Semesta atau apa pun orang menyebutnya. Jika
sudah demikian, bukankah kita telah
mengetahui dan menyadari akan harapan di
masa mendatang? Sebab, kita menjadi terbiasa memperhitungkan dan memperhatikan yang selama ini luput tak diperhatikan oleh
orang lain juga diri kita. Untuk itu, tak perlulah merasa bosan, cemas, takut
dengan situasi dan dalam proses semua ini.
pic by Bob Martopranoto
Sekali lagi, ini adalah
kesempatan untuk berada dekat dengan diri sendiri juga keluarga. Kehidupanmu adalah berkah yang paling istimewa
dan hakiki. Kita semua pasti akan memperjuangkannya.
Satu yang paling penting :
melalui peristiwa dan keadaan ini, kita belajar
bagaimana menghargai kesendirian (solitude) seutuh mungkin. Kehidupanmu akan
penuh dan tak pernah lagi ragu untuk saling menghargai. Kita selalu menempatkan penemuan dan pertemuan
kita dalam kehidupan dengan selalu melihat sisi baik dari setiap
individu dan juga peristiwa. Selanjutnya, kita banyak menyadari dan diteguhkan tentang
betapa manusia tidak dilihat adari
aagamnya, jabatannya, hartanya, atau juga rasnya. Muncul sebuah keyakinan bahwa
sifat yang peka, menghargai, dan menghormati, dan peduli satu sama lain
merupakan bagian dari kehidupan yang tak bisa lagi ditawar.
pic by Bob Martopranoto
Ya, dalam kesendirian yang
solitude kita menemukan jawaban bahwa semesta sedang menyeimbangkan dirinya. Akan
ada perubahan yang terjadi setelah semua ini berlalu. Perubahan akan pandangan hidup,
value, juga termasuk pandangan tentang ritual kepercayaan, serta hakikat
manusia sebagai ciptaan yang merupakan bagian dari semesta yang terhubung.
Mari tetap saling mendoakan
dan memberi semangat untuk selalu bersyukur dalam merayakan kehidupan. (Ch. Enung Martina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar