GEREJA
MAKAM KUDUS DAN PERISTIWA
KEBNGKITAN YESUS
KEBNGKITAN YESUS
“Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta
Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Dan
pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah
mereka ke kubur. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan
menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?" Tetapi ketika mereka
melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah
terguling. Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda
yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut,
tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari
Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu? Ia telah bangkit. Ia tidak ada
di sini.”
Peristiwa saat kebangkitan Yesus tak
ada yang menyaksikannya. Namun, para perempuan dan juga para murid hanya
menyaksikan tanda-tanda bahwa Yesus telah bangkit. Tanda-tanda itu adalah: batu
penutup kubur sudah terbuka (… mereka
melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah
terguling.)
Nampaknya yang sangat mengetahui
tentang peristiwa live (langsung) kebangkitan Yesus adalah Malaikat yang
mengambil rupa seorang pemuda berjubah putih. Ia duduk di sebelah kanan pintu
kubur Yesus yang telah terbuka.
Nampaknya bagi orang Indonesia tidak
mudah untuk membayangkan kubur Yesus. Bagi orang-orang yang sudah pergi ke
Israel gambaran kubur batu sudah dapat dibayangkan. Sekedar sebuah gambaran
tentang makam Yesus adalah:
Makam
tersebut terdapat di dalam sebuah gua batu. Dalam gua batu tersebut ada 2 ruangan.
Setelah pintu masuk ada ruangan pertama semacam ruang perantara untuk menuju ke
dalam makam tempat jenazah dibaringkan di atas batu. Di ruang pertama ini ada 2 patung malaikat
yang berdiri di sebelah kiri dan kanan pintu menuju ruang pemakaman utama. Akan
ada seorang biarawan biasanya mereka dari Gereja Ortodok Yunani, Armenia, atau
Katolik Roma. Biasanya biarawan tersebut berjubah coklat tua atau hitam. Saya
menduga mereka punya jadwal untuk setiap harinya menjaga di makam tersebut. Tugas dari biarawan ini
adalah untuk mengatur para peziarah yang masuk bertiga-tiga ke dalam raung
makam uatma. Setelah ruangan pertama baru kita masuk di ruang pemakaman utama
tempat batu jenazah berada. Di raung ini kita akan menemukan sebuah batu granit
berlapis kaca. Ada kain kafan yang tergulung sebagi asesori dan pengingat
peristiwa kebangkitan Yesus yang tertulis dalam Injil. Para pezirah akan
berlutut dan berdoa atau mencium batu granit tersebut. Tidak boleh berlama-lama
berada di situ karena yang mengantri panjang sekali.
EDICULE
(rumah kecil) menutupi tempat di mana Yesus pernah dimakamkan setelah peristiwa
penyaliban tersebut.
Dan Yusuf (dari Arimatea) pun mengambil mayat
itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di
dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah
menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia." (Matius
27:59-60)
Bagian pertama dari makam ialah sebuah batu pipih yang besar,
seperti batu penggilingan. Batu itu digulingkan di alur yang dibuat di kaki
dinding tambang. Itulah pintu yang menutup jalan masuk ke makam. Batu Yerusalem
berwarna coklat keemasan. Bagian makam selanjutnya ialah sebuah kapel atau
ruang doa kecil.
Ada bangku-bangku di sepanjang dinding batu yang digunakan
oleh kaum keluarga atau tamu-tamu yang datang untuk berdoa. Kemungkinan besar
para malaikat menampakkan diri kepada para wanita di ruangan ini. Tidaklah
mungkin menaksir berapa tepatnya luas ruangan, karena telah hancur. Sebuah
pintu yang rendah membawa kita masuk ke dalam ruang kubur. Di sebelah kanan
terdapat sebuah ceruk untuk meletakkan jenasah. Kemungkinan ruangan ini
memiliki penyangga atas untuk menahan berat batu yang berada diatasnya. Makam
seperti itu dalam bahasa Ibrani disebut Kochim
atau dalam bahasa Latin disebut Arcosolia
(lekuk di dinding).
Menurut tradisi Yahudi pemakaman dilaksanakan dalam dua
tahap. Tahap pertama jenazah ditempatkan di penyangga dari batu. Gaharu dan
rempah-rempah lain ditaburkan di sekeliling jenasah untuk mengawetkannya
sementara waktu serta untuk menutupi bau jenasah yang membusuk. Setahun
kemudian tulang-belulang akan diambil dan dimasukkan ke dalam kotak kecil yang
terbuat dari tanah liat. Kotak ini disebut ossuary
atau “kotak tulang”. Kemudian kotak tulang ditempatkan di sebuah relung
kecil di dinding sebagai pemakamannya yang terakhir. Jenasah Yesus tidak pernah sampai pada tahap ini karena Ia telah
bangkit sebelum tubuh-Nya membusuk.
“Allah telah membangkitkan Dia [Yesus] dari antara orang mati
dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh
Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus
yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. Sebab itu Ia
mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu
melihat kebinasaan. Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia
mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan
kepada kebinasaan. Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian.”
Banyak tanda lain
Setelah kematian dan kebangkitan-Nya dari kematian, Yesus
berulang-ulang menampakan diri kepada para murid dan banyak orang. Bahkan dalam
ayat-yat Injil dicatat, masih banyak tanda lain yang dibuat
Yesus setelah kebangkitan-Nya. Melalui kebangkitan-Nya, Yesus membuktikan bahwa
IA adalah Tuhan yang hidup. Ini berarti iman percaya kita kepada Yesus adalah
iman yang hidup. Oleh iman itu kita
memperoleh hidup dalam nama-Nya
Ada sebuah pola yang terus menerus disampaikan setelah
peristiwa kebangkitan Yesus, yang pada akhirnya pola ini menjadi salah satu
ciri dari pertumbuhan dan kebangunan rohani orang-orang percaya / Gereja
Tuhan. Pola yang dimaksud adalah
bagaimana orang-orang percaya berani bersaksi tentang kebangkitan Yesus. Markus
16:8b mencatat murid-murid memberitakan kebangkitan Yesus itu sebagai berita
yang kudus dan tak terbinasakan.
Kisah Para Rasul 4:31 dan 5:12 mencatat dampak yang terjadi
dari kesaksian para murid dan orang-orang percaya pada waktu itu, terjadi
kebangunan rohani yang besar, mereka dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, banyak
tanda dan mujizat yang terjadi, bahkan jumlah orang percaya juga semakin
bertambah. Kisah Para Rasul 2:36-41 mencatat bahwa dengan kuasa kebangkitan
itu, Petrus berani berkhotbah dan bersaksi tentang Yesus yang disalibkan dan
yang telah bangkit dari kematian. Petrus menyerukan agar semua orang bertobat
dan percaya kepada Yesus. Akibatnya, tiga ribu orang menjadi percaya dan
memberi diri mereka dibaptis; dan kemudian mereka bertekun dalam pengajaran dan
persekutuan yang kuat.
Berdasarkan kenyataan ini, kita dapat memahami bahwa Gereja
yang hidup adalah Gereja yang berulang-ulang dan terus menerus bersaksi tentang
kuasa kebangkitan Yesus. Jika kita berani bersaksi tentang Yesus yang hidup,
percayalah kita juga akan bergerak dalam kebangunan rohani yang besar.
Kebangunan rohani yang dimaksud bukan saja terjadi secara persekutuan melalui Gereja
lokal, tetapi juga terjadi secara pribadi dalam hidup orang percaya.
Kebangkitan-Nya adalah sebuah fakta yang memiliki bukan
sedikit, tetapi ratusan saksi mata. Lebih jauh lagi, kebangkitan Yesus bukan
hanya merupakan realitas sejarah, efek-efeknya pun terus berlanjut sampai
sekarang, sama kuatnya seperti ketika peristiwa itu terjadi. Seperti yang telah
kita mengerti, setelah percaya kepada kebangkitan Yesus dan mengakui Dia
sebagai Tuhan (Roma 10:9), kita: dilahirkan kembali, kita dibenarkan, dan Roh
Kudus dikaruniakan kepada kita sebagai anugerah, plus kita dibangkitkan bersama-sama
dengan Dia dan kita duduk bersama-sama dengan Dia di sorga. Semua ini adalah
fakta, realitas, dan semua ini sampai sekarang tetap merupakan realitas karena
Yesus sudah dibangkitkan dari antara orang mati.
( Sumber : sekitar
makam Yesus. http://yesaya.indocell.net/id530.htm
Romo Richard
Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
https://sains.kompas.com/read/2016/10/28/19542491/lapisan.tersembunyi.di.makam.yesus.kini.terungkap)
(Ch.
Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr.
Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra
Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan,
kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan
Mas Engki yang tak lelah melayani, kepada seluruh tour guide, crew
di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar