TITIK NOL
Suatu Senja di Sabtu Vigili 2020
Malam Senin dari Minggu 19
April 2020 menuju ke 20 April, saya bermimpi yang menurut saya sangat bermakna
bila dilihat dari kata yang muncul dan situasi yang sedang kita alami sekarang.
Mimpinya adalah : Saya sedang berada di Rusia. Waktu itu saya berada di pusat
kota yang ramai. Lalu saya menghindari kebisingan tersebut dengan mencari tempat yang agak sepi untuk cari arah ke mana saya
harus pergi. Saya mencari public
transportation, kendaraan umum di sekitar situ. Saya akan bertanya kepada orang
yang lewat dalam bahasa Inggris. Ada seorang pemuda usia sekitar 30 tahunan
melintas di depan saya. Ketika saya bertanya harus ke mana arah saya mencari
penginapan, pemuda tersebut menjawab dalam
bahasa Indonesia. Kemudian dia menunjuk
arah bis kota. Saya masih bingung.
Lantas saya bertanya untuk memastikan. Lewatlah ibu-ibu berwajah Asia (China) dengan 2 orang anak. Perempuan itu menjawab : you have to go to zero point!
Setelah itu saya terbangun.
Duduk cukup lama untuk sedikit mengumpulkan informasi di otak saya tentang zero point. Yang teringat oleh saya
adalah kilometer nol atau titik nol. Terus yang terbayang adalah markah jalan
yang sering terlihat di pinggir jalan yang menunjukkan sudah berada di
kilometer berapa kita berjalan. Yang terbayang malah Tol Cipularang dengan
markah jalan kilometer 88. Mungkin itu yang tersimpan di otak saya karena di
sana ada rest area 88 yang sering saya singgahi dalam perjalanan ke Bandung.
Karena kesibukan saya work
from home (WFH) mimpi saya tidak terpikirkan meskipun terlintas juga. Bahkan,
kala acara rutin saya yaitu jalan pagi
keliling blok perumahan saya, zero point itu menjadi permikiran saya. Nah,
akhirnya tanggal 23 April saya mempunyai waktu yang agak luang untuk mengingatnya
dan mencari informasi tentang hal ini serta menghubungkannya dengan situasi
diri saya.
Lantas saya mulai mencari
makna kata. Itu biasanya kalau saya menjelaskan makna mimpi yang menurut saya
berarti. Saya mulai dengan kata titik dan nol.
Maka saya dapat menemukan seperti ini.
Kata
titik1/ti·tik/ n noktah (pada huruf, tanda, tanda baca,
dan sebagainya): setiap kalimat berita diakhiri dengan tanda --;
--
akhir tempat berakhirnya
pertandingan (lari, balap mobil), pekerjaan, dan sebagainya;
--
api Fis pusat pertemuan sinar yang
dibalikkan di kaca yang cekung atau yang sudah dipecah oleh lensa (suryakanta):
matahari terletak pada salah satu -- api elips lintasan bumi; --
--
awal tempat dimulainya pertandingan
(lari, balap mobil), pekerjaan, dan sebagainya: setelah ada aba-aba, kami
meninggalkan -- awal;
--
balik titik di dalam suatu kurva hasil
yang menjadi batas kenaikan hasil
mulai berbalik menurun;
--
beku derajat suhu yang menunjukkan suatu barang cair membeku (menjadi padat);
--
didih batas derajat suhu yang
menunjukkan suatu barang cair mulai mendidih: -- didih air ialah pada suhu 100o
C;
Menurut KBBI, nol memiliki makna sebagai berikut:
- bilangan yang
dilambangkan dengan 0;
- kelas persiapan sebelum
memasuki tingkat pertama dalam urutan kelas;
- tidak ada kenyataan, omong
kosong; dan
- tidak ada hasil.
Dari penjelasan makna kata
secara leksikal (berdasarkan kamus) kita sudah boleh menerka kira-kira apa itu
makna dari 2 kata tersebut. Namun, untuk mencari makna sebuah mimpi kita harus
menghubungkan juga dengan berbagai hal yang mendukungnya seperti: perasaan si pemimpi
saat bermimpi, visual warna yang dominan dalam mimpi, keadaan kehidupan
sehari-hari si pemimpi, dan juga perasaan yang ditimbukan setelah bermimpi.
Berdasarkan hal-hal yang
menjadi pertimbangan dalam menguraikan makna mimpi maka saya melihat pergi ke
titik nol bagi saya sebagai berikut.
Saya harus memulai langkah
saya dari awal. Kembali kepada titik pertama untuk menuju titik akhir saya.
Saya merasa tiiitik pertama dan titik terakhir hidup saya ada pada satu pusat. Pusat
itu adalah diri saya. Saya harus kembali pada diri saya. Pada kedalaman diri
saya. Pada kemurnian hidup saya. Pada tujuan awal dalam kehidupan saya dan
tujuan akhir dari hidup saya. Saya sangat tahu bahwa hidup saya tidak hanya
tiba-tiba ada begitu saja. Saya dipersiapkan dan dirancang untuk saya bisa ada
pada keberadaan saya kini. Saya hadir sekarang dan di sini bukan begitu saja. Seringkali
saya tidak menyadari itu semua. Saya melakoni hidup begitu saja mengalir tanpa
kesadaran. Bekerja, bersosial, bermain, berrelasi, berbicara, bercinta, dan
semua aktivitas lain berlalu begitu saja. Semua menjadi sebuah hal yang bisa,
wajar, dan memang begitu biasanya terjadi.
Mimpi ini bertepatan dengan
hadirnya covid 19 di bumi ini. Saya merasakan dampak dari covid 19 terhadap
seluruh sendi kehidupan saya. Ada beberapa yang berubah. Ada beberapa yang
hilang. Namun, ada beberapa hal baru yang saya temukan.
Maka saya memaknai mimpi
saya dalam situasi ini saya harus melihat kembali dan memperbaharui kembali
tujuan awal dan tujuan akhir hidup saya. Saya tidak usah terlalu cemas dengan
hal-hal perhitungan yang tampak di mata manusia. Saya diminta untuk melihat
berbagai hal dari kaca mata lain, bukan hanya dari apa yang dilihat mata lahir.
Saya diajarkan untuk lebih iklas untuk mejalani hal dalam hidup saya. Saya diminta
kembali untuk memurnikan segala sesuatu dengan tidak gegabah. Saya diminta
untuk menghargai kehidupan dengan segala sendi, bidang, dan atributnya dengan
jujur. saya diminta untuk lebih sabar dan sadar dalam menghadapi sesuatu. Saya diminta
untuk tidak menyerah untuk apa yang diperjuangkan dan didoakan. Saya diminta
untuk mempercayai kehidupan dengan segala berkatnya. Saya diminta untuk
mempercayai Sang Alfa dan Omega, Sang Awal dan Sang Akhir dengan segenap raga,
jiwa, dan ruh saya. Saya diminta untuk memperbaharui iman saya. Saya diminta
untuk menghargai iman orang lain. Karena semua yang berada di Semesta ini
bermula dari Sang Awal. Semua yang ada di Semesta ini akan kembali pada Sang
Akhir. Semuanya, tanpa kecuali, mempunyai harga di depan Sang Awal dan Sang
Akhir. Mengakui atau pun tidak semua itu tak bisa terbantahkan di hadapan Sang
awal dan sang Akhir, maka akan jadi baru seluruh muka Bumi.
Titik nol bagi saya terasa
sangat menguatkan dan memberi harapan. Saya merasa betapa semua yang terjadi di
jagat raya ini tak perlu saya kuatirkan. Karena siapakah saya ini? Saya hanya
titik debu dan noktah kecil yang tak berarti namun berharga di hadapan Sang
awal dan sang Akhir.
Selamat melanjutkan
aktivitas di rumah : WFH, belajar mandiri, membuat karya, menanam, merawat, melamun,
main game, makan, tidur, apa pun itu. Tetap sehat dan bergembira. Tuhan
memberkati semuanya!!!. (Ch. Enung
Martina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar