Minggu, 07 Juni 2015

SPIRITUALITAS DALAM KITAB KAMASUTRA

Bila kita mendengar kata kamasutra, pikiran orang langsung tertuju pada sebuah buku atau kitab  yang berisi tentang sex. Pendapat umum kamasutra  merujuk hampir semua buku yang mengutas tentang aturan-aturan bercinta. Memang secara harfiah, pengertian kamasutra adalah ajaran atau aturan mengenai gairah. Tentu gairah yang dimaksud disini adalah gairah seksual. Merujuk pada istilah kamasutra umum ini, ada banyak kamasutra lain yang tersebar di wilayah Asia. Seperti, kamasutra India, kamasutra Arab, kamasutra Cina, hingga kamasutra Jawa.

Pada tulisan ini, saya akan mengetengahkan The Book of Love yang berasal dari India. Kamasutra India   sebenarnya merujuk pada sebuah kitab Kamasutra yang ditulis oleh Vatsyayana sekira 1800 tahun silam. Kama adalah keinginan,sedangkan sutra adalah suatu metode/formula. Jadi Kamasutra sendiri dapat diartikan sebagai metode/formula bagaimana memaknai kehidupan sebagai sebuah seni dalam menyalurkan keinginan manusia dari yang terbawah (seks) menuju pada kemuliaan (cinta) dan mengapai keillahiaannya (kasih).
Kamasutra India ditujukan untuk keharmonisan dan keserasian pasangan dalam hubungan seks. Pembahasan seks dalam Kamasutra yg ditemukan kembali oleh Resi Vyasa ini hanya mengulas satu bab saja tentang berbagai postur-postur sanggama. Jadi seks dalam kamasutra bukan hal yg diutamakan,namun sangat penting. Postur-postur dalam kamasutra bertujuan utk menjadikan pasangan suami istri tidak mengalami kebosanan,serta dapat melakukan eksplorasi mengeluarkan segala " keliarannya" dng cara yg beradab.
           Kamasutra bicara secara holistik. Di dalam Kamasutra diajarkan bagaimana mencapai kepuasan lewat persatuan lelaki dan perempuan. Namun kepuasan tersebut tidak hanya kepuasan fisik semata tapi juga utk mencapai kepuasan dari 5 lapisan kesadaran dr manusia. Lima lapisan kesadaran manusia mulai dari fisik,energi,mental,intelegentia dan spiritual.
Seks adalah seni. Jika tidak dipahami secara tepat,maka perbuatan seks seorang dua anak manusia tidak lebih baik dari hewan.Karena manusia merupakan mahluk yang dianugerahi dengan potensi untuk terus dikembangkan.
           Kamasutra berbicara tentang kebebasan,yang tidak bisa dibakukan. Dibutuhkan pengetahuan yang benar dan tepat tentang seks dan kesehatan. Pendidikan yang benar dan relevan tentang seks. Di Indonesia sejak zaman dahulu pendidikan seks ini telah di ajarkan oleh para resi-resi kerajaan. Candi Cetho dan Sukuh merupakan candi tempat  untuk belajar  Kamasutra, tentang bagaimana   menjalin  hubungan yang sehat dan 'nonviolence' (berkualitas).
            Pengetahuan serta pendidikan seks dibutuhkan sehingga tidak terjadi salah arah,mengartikan kebebasan seks sebagai sebuah kebebasan yg tanpa norma aturan/menggunakan aturan agama sbg dalih pembenaran. Kebebasan yg tidak bertanggung-jawab ini akan membawa manusia turun ke bawah dalam tataran sebagai manusia yg utuh dan mulia. Pengetahuan yg menyeluruh dalam seni kehidupan kamasutra akan membawa manusia menjadi pribadi yg dewasa. Seks dipahami bukan sekedar pelepasan nafsu semata,namun juga dihayati dan dirasakan sebagai penyatuan jiwa. Ada entitas yg lebih tinggi daripada sebuah kenikmatan yg sekejab.
           Puncak tertinggi dari sebuah pertemuan atau ikatan manusia dalam perkawinan adalah bagaimana mengembangkan tiap pribadi sesuai dengan potensinya. Saling mendukung,saling mensupport dalam kebaikan,kebaikan yang tetap membuat setiap individu tetap dengan keunikannya yang khas. Inilah persahabatan yang sungguh indah. Demikianlah dari anak tangga seks, manusia dilembutkan dengan cinta antara dua hati dalam geraknya mencapai keilahian yang tak terbatas.
(disarikan dari berbagai sumber- Ch. Enung Martina)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar